Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arinto Muha Admojo
"ABSTRAK
Asuransi pertanian berbasis indeks iklim di Indonesia belum memiliki riwayat klaim kerugian akibat kekeringan karena defisit hujan saat tesis ini ditulis. Padahal, riwayat tersebut dalam industri, secara empiris digunakan untuk perkiraan cadangan. Sementara itu pengembangannya kedepan, kerugian terekspektasi perlu diestimasi. Data curah hujan harian, sejak 1990 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dianalisa untuk perkiraan kerugian hipotetikal, yang kejadiannya muncul kerena curah hujan kumulatifnya kurang dari nilai picu curah hujan defisit. Kerugian terekspektasi selama musim kemarau dan musim hujan di Kabupaten Majalengka adalah Rp 3.944.620,- dan Rp 4.667.250,- secara beruturan per kontrak polis bila pertanggungan berdasarkan modal produksi padi sebesar Rp 12.700.000,- per masa tanam per Ha tahun 2014 dengan nilai picu curah hujan 46,60 mm dan 361,37 mm secara berurutan.?

ABSTRACT
The records of claims losses due to drought or defisit rainfalls on the weather index based crop insurance in Indonesia have yet been available by the time this thesis is written. In fact, the records in the industry, are used empirically to estimate reserve. Meanwhile for the future development, the expected losses need to be estimated. The Daily rainfall data, from 1990 up to 2015 in Majalengka District, West Java, are analysed for estimating hypothetical losses, which events occur because the commulative rainfalls are less then the trigger of defisit rainfalls.The hypothetical expected losses during the dry season and wet season in Majalengka District are Rp 3,944,620, and Rp 4,667,250, in respectively per policy contract as the coverage basis is on the farming production cost in amount of Rp 12,700,000. per period of cultivation per Ha with the trigger of rainfalls are 46.60 mm dan 361.37 mm respectively. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Otto Rivai
"Strategi ketidaksantunan adalah bentuk komunikasi yang bersifat tidak sopan dan menyerang wajah dari mitra tutur yang menyebabkan mitra tutur merasa tidak nyaman dan menimbulkan gangguan antara hubungan penutur dengan mitra tutur. Film Ferry (2021) merupakan film bergenre aksi mengenai tangan kanan mafia narkoba sehingga dalam dialog percakapannya banyak ditemukan tuturan dengan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang terdapat dalam tuturan pemeran film Ferry (2021) dan menghitung penggunaan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang terdapat dalam dialog film. Penelitian kualitatif ini menganalisis strategi ketidaksantunan dan trigger yang digunakan pada dialog film Ferry (2021). Data tuturan dengan strategi ketidaksantunan beserta trigger ketidaksantunan dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis tersebut dihitung jumlah penggunaannya untuk mendapatkan frekuensi penggunaan strategi ketidaksantunan dan trigger ketidaksantunan yang paling sering digunakan. Hasil menunjukkan frekuensi strategi ketidaksantunan paling banyak digunakan adalah strategi ketidaksantunan bald-on-record impoliteness dan trigger ketidaksantunan yang sering muncul adalah trigger insult. Hasil penelitian ini menemukan bagaimana bentuk strategi ketidaksantunan, trigger ketidaksantunan, dan bentuk umpatan yang umum digunakan oleh orang Belanda kepada mitra tuturnya.

An impoliteness strategy is a form of communication that is impolite and attacks the face of the speech partner, which causes the speech partner to feel uncomfortable and creates a disturbance in the relationship between the speaker and the speech partner. Ferry (2021) is an action-genre movie about the confidant of the drug mafia in Amsterdam; therefore, there are many speeches with impoliteness strategies and impoliteness triggers in the dialogue. The purpose of this study is to identify the forms of impoliteness strategies and impoliteness triggers contained in the speech of the cast of Ferry (2021) and to calculate the use of impoliteness strategies and impoliteness triggers contained in the movie dialog. This qualitative research analyzes the impoliteness strategies and triggers used in the dialogue of Ferry (2021). The speech data with the impoliteness strategies and the impoliteness triggers are collected to be analyzed descriptively. The results of the analysis were counted to obtain the frequency of use of the most frequently used impoliteness strategies and impoliteness triggers. The results show that the most commonly used impoliteness strategy is the bald-on-record impoliteness strategy, and the most common trigger of impoliteness is the trigger insult. The results of this study found that the forms of impoliteness strategies, impoliteness triggers, and forms of swearing commonly used by Dutch people to their speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Sekar Andini
"Artikel ini mengamati konsumsi penonton terhadap video Mukbang dan bagaimana pengaruhnya. Mukbang berasal dari kata “Meogneun” dari bahasa Korea yang artinya makan, dan “Bangsong” yang artinya siaran. Oleh karena itu, Mukbang mengacu pada aktivitas makan yang disiarkan secara online atau di platform video online. Belakangan ini, konten jenis ini kerap menempati trending list di platform media sosial, seperti YouTube, Instagram, TikTok, seiring dengan semakin populernya Mukbang. Meski konten Mukbang diproduksi untuk hiburan bagi penonton, beberapa risiko mengintai dari kebiasaan menonton video Mukbang. Aktivitas online tersebut diyakini dapat memicu individu untuk membentuk perilaku yang identik dengan kecanduan pola makan. Dampak negatif lainnya juga tercermin dari kecenderungan gangguan makan akibat makan di luar kebiasaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penonton menggunakan video Mukbang untuk memenuhi kebutuhan mereka berdasarkan teori uses and gratification oleh Katz dan Blumler. Artikel ini juga ingin menganalisis dampak terpaan video Mukbang terhadap penontonnya. Juga, dengan menunjukkan peningkatan pesat obesitas di negara tertentu karena konsumsi Video Mukbang. Menggunakan Diagram Uses and Gratification untuk membantu menganalisis konsumsi Video Mukbang dan kebutuhan spesifik penontonnya. Menonton Mukbang, aktivitas terkait YouTube yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi subjek penelitian empiris, menyimpulkan bahwa YouTube memiliki potensi implikasi negatif bagi penonton yang menonton Video Mukbang menggunakan Youtube sebagai platform mereka.

This article highlights the audience's consumption of Mukbang videos and how they have an impact. Mukbang comes from the words "Meogneun" from Korea, which means eating, and "Bangsong", which means broadcast. Therefore, Mukbang refers to eating activities broadcast online or on online video platforms. In recent times, this type of content often occupies trending lists on social media platforms, such as YouTube, Instagram, TikTok, along with the increasing popularity of Mukbang. Although Mukbang content is produced for entertainment for the audience, some risks lurk from the habit of watching Mukbang videos. Such online activities are believed to trigger individuals to form behaviours identical to addiction patterns. Another negative impact is also reflected in the tendency of eating disorders due to eating habits outside the habit. This study aims to highlight how audiences use Mukbang videos to meet their needs based on the uses and gratification theory by Katz and Blumler. This article also wants to analyse the impact of exposure to Mukbang videos on the audience. Also, by showing the rapidly increasing obesity in a particular country because of the consumption of Mukbang Videos. Using the Uses and Gratification Diagram to help analyse the consumption of Mukbang Videos and its specific audience needs. Mukbang Watching, a YouTube-related activity that has increased in popularity in recent years, has been the subject of empirical research, concluding that YouTube has potential for negative implications for viewers who watch Mukbang Videos using Youtube as their platform.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Benarto
"ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKN) dan neonatal (AKN) di Indonesia
masih cukup tinggi walaupun sudah menunjukkan perbaikan,
demikian juga dengan angka morbiditasnya. Sebagian kematian
ibu dan neonatal adalah akibat pelayanan yang diberikan oleh RS,
dan ini disebut Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Sebagai
upaya untuk menurunkan AKI dan AKN, RS perlu belajar dari
kejadian kematian maupun morbiditas tersebut, terutama KTD
yang dapat dicegah. Untuk itu perlu metode untuk mengukur
tingkat insiden KTD maternal dan neonatal dengan lebih akurat,
mengingat sistem pelaporan wajib Insiden Keselamatan Pasien
yang ada cenderung underreporting.
Mengukur insiden KTD maternal ? perinatal, karakteristik dan
aspek preventabilitasnya, juga faktor-faktor yang berkontribusi
Desain deskriptif dengan cara telaah rekam medis menggunakan
Modifikasi IHI Perinatal Trigger Tool. Penentuan KTD
menggunakan algoritma khusus, level KTD mengikuti skala
keparahan yang dibuat oleh NCC MERP level E-I, dan penilaian
preventabilitas menggunakan skala likert 1-6.
Didapatkan 27 KTD yang terjadi pada 16 (13.33%) dari 120
pasang sampel (ibu dan bayi) atau 22.5 per 100 admisi. 23(85%)
KTD pada neonatus dan 4 (15%) pada ibu. Tingkat keparahan
mayoritas adalah level ringan yaitu E 15 (55.55%), F 10
(37.03%), dan hanya 2 dengan level H 2 (7.42%) yang keduanya
adalah kasus asfiksia neonatus, tidak ada kasus meninggal. 56%
KTD dinilai dapat dicegah yang kesemuanya merupakan act of
omission. Faktor kontributor adalah ketidaklengkapan alat dan
desain ruangan transit bayi baru lahir di kamar operasi, dan belum
adanya kebijakan dokter ahli obstetri dan anestesi on site duty 24
jam
Angka insiden perinatal adalah 22.5 KTD per 100 admisi,
mayoritas adalah level ringan, 56% nya dapat dicegah.

ABSTRACT
Indonesia has been making progress to decrease maternal
mortality and morbidity but the incidence remains considerably
high. Many of those could be categorized as adverse events
resulting from the care provided. There is need for a tool to
measure those incidents more accurately compare to the standard
mandatory reporting. Trigger tool is one method which has had
increasing attention globally.
To measure perinatal adverse events rate, it?s characteristics,
level of harm, and preventability
A descriptive study through medical record review using IHI
perinatal trigger tool that had been modified in terms of trigger
descriptions and preventability assessment.
27 AE (Adverse Events) were identified from 120 pair samples
(mother and baby), during 6 months period of observation, or 22.5
per 100 admissions. Majority of them were low level harm (level
E: 15 (55.55%), F :10 (37.03%) namely hypothermia,
hypoglycemia, transient hyperbilirubinemia. Only two AE were
level H harm namely asphyxia neonatal, and no maternal or
neonate death. 56% of AE were deemed to be preventable, and all
of them involving act of omissions. Contributory factors found
were lack of equipment and facilities for preventing hypothermia
and delay in treatment of dystocia.
AE in perinatal identified by trigger tool were 22.5 per 100
admissions, majority was low level harm, and 56% was
preventable."
2016
T47179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Marsaulina
"Golongan antrasiklin merupakan kemoterapi pilihan pertama untuk penanganan kanker payudara, khususnya pada pasien lanjut usia. Namun beberapa penelitian melaporkan terkait kejadian tidak diharapkan pada penggunaan antrasiklin. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian tidak diharapkan. Selain itu untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap kejadian tidak diharapkan pada penggunaan rejimen berbasis antrasiklin. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang penelitian potong lintang (cross-sectional).  Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif, pada pasien lanjut usia (≥60 tahun) di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Pengambilan data mulai Januari 2018-Desember 2020. Identifikasi kejadian tidak diharapkan dari penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin menggunakan metode trigger tool khusus untuk pasien kanker. Analisis statistik digunakan untuk memperoleh karakteristik variabel bebas, selain itu untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap kejadian tidak diharapkan. Pada 107 subjek, sebanyak 71% (n=76 pasien) teridentifikasi dengan trigger tool, seluruh subjek mengalami 122 trigger.rigger pemberian transfusi darah paling banyak ditemukan pada penelitian ini, yaitu pada 39% (n=30 pasien). Netropenia dan anemia merupakan KTD terbanyak yang teridentifikasi pada penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin. Seluruh KTD yang teridentifikasi merupakan kategori E sebanyak 251 kejadian. Pemberian transfusi darah merupakan variabel bebas yang mempunyai hubungan signifikan (p<0,05) dengan kejadian tidak diharapkan dari penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin pada pasien lanjut usia kanker payudara.

Anthracycline are the first choice chemotherapy for the treatment of breast cancer, particularly in elderly patients. However, several studies reported adverse events in the treatment of using anthracyclines. This study aims to identify adverse events. Furthermore, to find out more about how independent variables related to adverse event. An observational retrospective study of elderly patient (≥ 60 years) was conducted in a tertiary cancer hospital in Jakarta. Data were collected from January 2018 to December 2020. We used trigger tool specific for cancer patients to identify adverse event during anthracycline base regimen. Independent variables were evaluated in univariate analysis: age, weight loss, marital status, total cumulative dose, polypharmacy, types of anthracycline, metastatic status. Bivariate and multivariate analysis to find out relationship between independent variable and adverse event. In total, 107 subject records were collected and reviewed, there were 71% (n=76 patients) identified with trigger tool. Trigger were totally identified 122 times in 86 medical records. Neutropenia and anemia were the most common adverse events identified in our study. Adverse events with category E identified in all of the subject, as many as 251 events. Blood transfusion had significantly relationship (p<0,05) with adverse events in elderly breast cancer patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Benarto
"ABSTRAK
Latar belakang : Angka Kematian Ibu (AKN) dan neonatal (AKN) di Indonesia
masih cukup tinggi walaupun sudah menunjukkan perbaikan,
demikian juga dengan angka morbiditasnya. Sebagian kematian
ibu dan neonatal adalah akibat pelayanan yang diberikan oleh RS,
dan ini disebut Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Sebagai
upaya untuk menurunkan AKI dan AKN, RS perlu belajar dari
kejadian kematian maupun morbiditas tersebut, terutama KTD
yang dapat dicegah. Untuk itu perlu metode untuk mengukur
tingkat insiden KTD maternal dan neonatal dengan lebih akurat,
mengingat sistem pelaporan wajib Insiden Keselamatan Pasien
yang ada cenderung underreporting.
Tujuan : Mengukur insiden KTD maternal ? perinatal, karakteristik dan
aspek preventabilitasnya, juga faktor-faktor yang berkontribusi
Metode : Desain deskriptif dengan cara telaah rekam medis menggunakan
Modifikasi IHI Perinatal Trigger Tool. Penentuan KTD
menggunakan algoritma khusus, level KTD mengikuti skala
keparahan yang dibuat oleh NCC MERP level E-I, dan penilaian
preventabilitas menggunakan skala likert 1-6.
Hasil : Didapatkan 27 KTD yang terjadi pada 16 (13.33%) dari 120
pasang sampel (ibu dan bayi) atau 22.5 per 100 admisi. 23(85%)
KTD pada neonatus dan 4 (15%) pada ibu. Tingkat keparahan
mayoritas adalah level ringan yaitu E 15 (55.55%), F 10
(37.03%), dan hanya 2 dengan level H 2 (7.42%) yang keduanya
adalah kasus asfiksia neonatus, tidak ada kasus meninggal. 56%
KTD dinilai dapat dicegah yang kesemuanya merupakan act of
omission. Faktor kontributor adalah ketidaklengkapan alat dan
desain ruangan transit bayi baru lahir di kamar operasi, dan belum
adanya kebijakan dokter ahli obstetri dan anestesi on site duty 24
jam
Kesimpulan : Angka insiden perinatal adalah 22.5 KTD per 100 admisi,
mayoritas adalah level ringan, 56% nya dapat dicegah.

ABSTRACT
Background : Indonesia has been making progress to decrease maternal
mortality and morbidity but the incidence remains considerably
high. Many of those could be categorized as adverse events
resulting from the care provided. There is need for a tool to
measure those incidents more accurately compare to the standard
mandatory reporting. Trigger tool is one method which has had
increasing attention globally
Objectives : To measure perinatal adverse events rate, it?s characteristics,
level of harm, and preventability
Method : A descriptive study through medical record review using IHI
perinatal trigger tool that had been modified in terms of trigger
descriptions and preventability assessment.
Results : 27 AE (Adverse Events) were identified from 120 pair samples
(mother and baby), during 6 months period of observation, or 22.5
per 100 admissions. Majority of them were low level harm (level
E: 15 (55.55%), F :10 (37.03%) namely hypothermia,
hypoglycemia, transient hyperbilirubinemia. Only two AE were
level H harm namely asphyxia neonatal, and no maternal or
neonate death. 56% of AE were deemed to be preventable, and all
of them involving act of omissions. Contributory factors found
were lack of equipment and facilities for preventing hypothermia
and delay in treatment of dystocia.
Conclusion : AE in perinatal identified by trigger tool were 22.5 per 100
admissions, majority was low level harm, and 56% was
preventable"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkay Hadiwati
"Kejadian yang berhubungan dengan reaksi obat sangat sulit dikenali, karena seringkali tampak seperti penyakit lain dan banyak gejala reaksi obat yang muncul, terutama untuk paparan obat yang singkat. AKI adalah salah satu dari kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal, keadaan ini ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang menyebabkan nekrosis pada tubulus, pedoman Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) 2012. Di Indonesia, perawatan penyakit ginjal merupakan ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung. Tujuan penelitian ini mengetahui prevalensi kejadian D-AKI dan menentukan faktor risiko utama serta data obat-obatan yang dapat mempengaruhi peningkatan kadar kreatinin serum selama dirawat. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan observasional retrospektif dengan menggunakan desain cross sectional. Tempat pengambilan sampel berada dibagian Rekam Medis RSPAD Gatot Soebroto. Data pasien rawat inap yang diambil periode Januari – Desember 2021 dicatat berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 56 orang pasien yang diidentifikasi dengan menggunakan kriteria Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) dan menggunakan trigger tool, pengambilan sampel ditentukan dengan simple random sampling. Izin Ethical Approval diperoleh dari tim kaji etik RSPAD Gatot Soebroto dan informasi pasien dikumpulkan atas izin Kepala RSPAD Gatot Soebroto. Prevalensi angka kejadian D-AKI diruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto adalah 82,1%. Faktor-faktor terjadinya DAKI di ruang rawat inap adalah Interaksi obat nefrotoksik (OR = 8,926, 95% CI: 1,557-51,179 p value = 0,014) dan Lama penggunaan obat >=7 hari (OR = 5,303, 95% CI: 1,057-177,26,62) p value = 0,043. Secara umum obat nefrotoksik yang paling banyak digunakan adalah kombinasi obat nefrotoksik > 3 macam, obat diuretik, NSAID, Sefalosporin, ARB, ACEi dan obat kemoterapi. Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pemakaian obat nefrotoksik dengan faktor-faktor risiko yang dialami pasien di ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto, dengan nilai p value ≤ 0,05. Dimana faktor-faktor yang diketahui sangat mempengaruhi secara sifnifikan.

Events related to drug reactions are very difficult to identify, because they often look like other diseases and many symptoms of drug reactions occur, especially for short drug exposures. AKI is one of the conditions that affect the structure and function of the kidney, this condition is characterized by a sudden decrease in kidney function that causes necrosis of the tubules, the 2012 Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) guideline. In Indonesia, kidney disease treatment is ranked second the largest financing from BPJS health after heart disease. Analyzing the prevalence of D-AKI and determining the main risk factors and drug data that can affect the increase in serum creatinine levels during hospitalization. The research method used was retrospective observation using a cross sectional design. The sampling location is in the Medical Record section of the Gatot Soebroto Army Hospital. Inpatient data for the period January – December 2021, recorded based on inclusion and exclusion criteria. The number of samples is 56 patients who were identified using the criteria of Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) and using trigger tool, sampling with simple random sampling. Ethical approval permission was obtained from the ethics review team of Gatot Soebroto RSPAD and patient information was collected with the permission of the Head of Gatot Soebroto RSPAD. The prevalence of the incidence of D-AKI in the inpatient room of the Gatot Soebroto Hospital is 82,1%. The factors for the occurrence of DAKI in the inpatient ward were nephrotoxic drug interaction (OR = 8,926, 95% CI; 1,557-51,179) p Value =0,014 and duration of drug use > = 7 days (OR = 5,303, 95% CI: 1,057-177,26,62) p value = 0,043. In general, the most widely used nephrotoxic drugs are a combination of > 3 kinds of nephrotoxic drugs, diuretic drugs, NSAIDs, cephalosporins, ARBs, ACEi and chemotherapy drugs. In this study, there was a relationship between the use of nephrotoxic drugs and the risk factors experienced by patients in the inpatient room of the Gatot Soebroto Hospital, with a p value of 0.05. Where the factors that are known to have a significant influence. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avini Risda Khaerani
"Pasien pediatri merupakan kelompok yang rentan akan terjadinya Efek Samping Obat (ESO), dikarenakan perbedaan farmakokinetika, farmakodinamika, dan kematangan sistem tubuh yang berbeda dengan pasien dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ESO antimikroba yang terjadi pada pasien pediatri COVID-19 dengan menggunakan metode trigger tool dimodifikasi dan algoritma Naranjo dan mengetahui antimikroba penyebab ESO. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dideteksi dengan trigger tool yang dimodifikasi dan analisis kausalitas dianalisis dengan algoritma Naranjo. Studi cross-sectional ini dilakukan pada pasien pediatri yang dirujuk pada unit rawat inap RSUD Pasar Minggu dari Agustus 2020 hingga Juli 2021. Dari 120 pasien, didapatkan 119 pasien mengalami 389 kasus ESO dengan tingkat probabilitas sebesar 67,7% kasus possible dan 6,1% probable. ESO yang paling banyak ditemukan adalah ulser (84,2%), hipersensitivitas (39,2%), dan mual (27,5%). Obat yang diduga sebagai penyebabnya adalah seftriakson dan azitromisin. Kemampuan trigger tool dan naranjo untuk mendeteksi ESO ditunjukkan dengan Positive Predictive Value (PPV) berada pada rentang 0 hingga 1. Metode trigger tool yang dimodifikasi dan algoritma Naranjo dapat digunakan untuk mendeteksi ESO yang terjadi pada pasien pediatri. Seftriakson dan azitromisin adalah antimikroba dengan penyebab ESO tertinggi pada pasien pediatri COVID-19 dari hasil penelitian ini.

The pediatric population is vulnerable to ADRs due to the different pharmacokinetics, pharmacodynamics, and maturity of pediatric body systems compared to adults. The purposes of this study were to analyze antimicrobial ADRs in pediatric COVID-19 patients using a modified trigger tool and Naranjo algorithm and to determine the antimicrobials most associated with ADRs. Adverse Effects (AEs) were detected using a modified trigger tool, and causality assessment was analyzed using the Naranjo algorithm. This cross-sectional study was performed on pediatric patients with COVID-19 admitted to Pasar Minggu District Hospital from August 2020 until July 2021. A total of 120 patients, 119 patients were observed with 389 ADRs. According to the Naranjo scale, probable cases were 6,1%, and possible cases were 67,7%. The most common ADRs in pediatric patients are ulcer (84,2%), hypersensitivity (39,2%), and nausea (27,5%). The effectiveness of the modified trigger tool and Naranjo algorithms at detecting ADRs were calculated with Positive Predictive Value (PPV), ranging from 0 to 1. Modified trigger tool and Naranjo algorithm are applicable for ADRs detection in pediatric patients. Based on this study results, Ceftriaxone and azithromycin are the most common antibiotics associated with ADRs in pediatric COVID-19 patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Hanifianto
"Obligasi katastrofe adalah obligasi dengan pembayaran bunga dan nilai pokok bergantung pada suatu kondisi dari dampak katastrofe yang sebelumnya telah ditentukan suatu nilai ambang batas kerugian. Digunakan konsep Value at Risk (VaR) untuk menentukan suatu nilai ambang batas dampak katastrofe yang disebut sebagai trigger level sebagai acuan pembayaran nilai kupon ataupun nilai pokok. Dalam skripsi ini penentuan harga obligasi mempertimbangkan kerugian ekonomi dan korban jiwa sebagai dampak katastrofe, sehingga disebut multi-event. Skripsi ini menggunakan model copula dan Peaks Over Threshold (POT). Pada model ini jumlah kejadian katastrofe diasumsikan mengikuti Proses Poisson. Fungsi distribusi marginal masing-masing dampak digambarkan menggunakan POT, kemudian fungsi distribusi bersamanya digambarkan menggunakan copula. Parameter dari model POT dan copula diestimasi menggunakan metode maximum likelihood. Setelah dilakukan estimasi parameter model, dapat dilakukan penentuan harga obligasi katastrofe dengan cara membentuk formula harga obligasi katastrofe terlebih dahulu. Pembentukan formula tersebut melibatkan konsep probabilitas dibayarkannya kupon dan nilai pokok selama masa obligasi berlaku. Hasil akhir menunjukkan harga obligasi mempunyai korelasi negatif terhadap maturity dan korelasi positif terhadap trigger level dan tingkat kupon.

Catastrophe bonds are bonds with interest payments and principal values contingent on predefined thresholds of losses resulting from a catastrophe. The Value at Risk (VaR) concept is employed to determine a threshold value for the catastrophe impact, referred to as the trigger level, serving as a reference for the payment of coupon and principal values. In this thesis, bond pricing considers economic losses and casualties as the multievent impacts of a catastrophe. The study utilizes the copula model and Peaks Over Threshold (POT) approach, incorporating a Poisson distribution to model the number of catastrophe events. The marginal distribution functions for each impact are depicted using POT. Subsequently, the joint distribution function is illustrated using copula. The parameters of the POT model and copula are estimated through the maximum likelihood method. Following the parameter estimation, bond pricing is determined by formulating a catastrophe bond pricing formula. This formulation involves the probability concepts associated with coupon and principal payments over the bond's tenure. The ultimate findings indicate that bond prices exhibit a negative correlation with maturity and a positive correlation with trigger levels and coupon rates."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairil Adha
"Rendahnya gaji para pegawai dalam sebuah organisasi baik di kalangan pemerintahan maupun non pemerintahan mengakibatkan praktek korupsi. Korupsi menjadi senjata andalan untuk bertahan hidup (survive). keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini selain merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global, juga bukti dampak dari maraknya praktek korupsi. Memburuknya situasi perekonomian secara langsung tercermin dalam angka pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat. Dalam wacana hukum positif Indonesia, tindakan korupsi dianggap sebagai tindakan kriminal yang menimbulkan ancaman bagi orang yang melakukannya. Hukuman bagi yang melakukan korupsi telah tercantum dalam hukum pidana positif di beberapa pasal KUHP (dalam Moelyanto, 1994: 180) misalnya pasal 415 tentang penggelapan oleh pejabat, pasal 416 tentang pemalsuan bukti-bukti oleh pejabat, pasal 418 tentang suap menyuap dan sebagainya.
Tidak berbeda dengan hukum positif Indonesia, Islam sebagai agama, mempunyai prinsip tentang kemaslahatan ummat, menghindari kemafsadatan baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, tindak pidana korupsi dalam konsep hukum Islam maupun dalam konteks hukum pidana posistif Indonesia merupakan tindakan yang melanggar kejujuran, keadilan, amanah, moral, etika, serta merampas hak orang lain. Hukum positif Indonesia mengakui adanya pidana mati bagi koruptor kelas kakap. Hal ini mengingat dampak yang ditimbulkan tidak saja berbias pada ketidakstabilan struktur individual tetapi juga sosial kemasyarakatan. Adapun Islam tidak menyebutkan secara eksplisit adanya hukuman pidana mati bagi pelaku korupsi. Islam hanya menyatakan bahwa baik pemberi dan penerima suap mendapat laknat dari Allah."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>