Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Silvia
Abstrak :
ABSTRACT
Sistem budidaya perikanan intensif menimbulkan masalah pada air yakni tingginya kadar sekresi amonia-nitrogen. Sponge-bed Trickling Filter sebagai salah satu teknologi RAS diharapkan mampu mengelola air hingga dapat menurunkan konsentrasi TAN sesuai dengan nilai ambang batas yang aman untuk ikan. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan reaktor trickling filter bermedia spons berukuran 13 13 28 cm3. Ketinggian trickling filter 40 cm dan kecepatan aliran 3L/menit. Influen yang digunakan merupakan air limbah sintetis dari kualitas air perikanan budidaya Osphronemus goramy dengan berat rata-rata 0,013 gr yang berasal dari penambahan larutan amonia dengan variasi beban 0,4, 0,6, dan 0,8 mg TAN/L. Selama 7 kali pengulangan pengamatan pada tiap beban, hasil menunjukkan bahwa pemberian beban sebesar 0,8 mg TAN/L menghasilkan efisiensi penyisihan yang relatif tinggi dan VTR yang stabil masing-masing sebesar 96,41 0,880 dan 0,01571132 0,001045214 g/m3-hari. Reaksi nitrifikasi berlangsung pada kinetika orde satu dengan nilai laju penyisihan paling besar terjadi pada beban 0,8 mg TAN/L sebesar 0,67 g/m2-hari. Kinetika orde satu bukan merupakan kondisi yang optimum untuk operasional sponge-bed trickling filter namun pemilihan beban 0,8 mg TAN/L dapat meminimalisir dampak dari kinetika orde satu karena menghasilkan persentase dan VTR yang relatif stabil.
ABSTRACT
Intensive aquaculture systems increase the water quality risks by its high level ammonia nitrogen secretion. Sponge bed Trickling Filter as one of the RAS technology is expected to be capable managing water quality until TAN concentration reaches its safe threshold for fish. The study was conducted on a laboratory scale using a 13 13 28 cm3 sponge media trickling filter. The trickling filter height was 40 cm and the flow rate was 3L min. The influent used was synthetic wastewater with similar water quality of Osphronemus goramy aquaculture with an average weight of 0.013 g derived from the addition of ammonia solution with load variation 0.4, 0.6, and 0.8 mg TAN L. During 7 repetitions of observations at each load, the results showed that the loading of 0.8 mg TAN L resulted in a relatively high removal efficiency and a stable VTR of 96.41 0.880 and 0.01571132 0.001045214 g m3 day. The nitrification reaction takes place on first order kinetics with the highest rate of removal occurring at 0.8 mg TAN L load of 0.67 g m2 day. First order kinetics is not an optimum condition for sponge bed trickling filter operations but the 0.8 mg TAN L load selection minimizes the impact of first order kinetics as it results in relatively stable percentages and VTRs.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolita Thesiana
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem resirkulasi atau Recirculating Aquaculture System RAS sudah mulai banyak diterapkan karena bersifat lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan budidaya sistem konvensional. Balitbang perikanan KKP telah mengembangkan sistem resirkulasi untuk budidaya lobster namun sistem tersebut masih memiliki kendala, yaitu kualitas air yang dihasilkan belum memenuhi standar budidaya. Pada penelitian ini dilakukan penyesuaian desain biofilter dan penambahan unit foam fractionation sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas air yang memenuhi standar budidaya lobster. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis desain spongebed trickling filter STF , membandingkan kinerja penyisihan TAN biofilter eksisting dan STF baru, menguji kinerja foam fractionation dalam menyisihkan suspended solid ss dan volatile suspended solid vss . Metode penelitian dilakukan secara eksperimental kemudian data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain STF yang sesuai untuk sistem RAS, bervolume media filter 0,1 m3; ketinggian media 24 cm, cross sectional area 0,21 m2; flow rate total 84 m3/hari dan menggunakan media filter bioblok. STF baru memiliki kinerja penyisihan TAN sebesar 12,87 atau dua kali lipat dari biofilter eksisting. Kinerja penyisihan ss dan vss oleh foam fractionation sebesar 19,42 dan 34,83 pada waktu pengamatan 4 jam. Rata-rata laju penyisihan TAN oleh biofilter baru adalah 46,12 ndash; 55,79 mg TAN L-1hari-1.
ABSTRACT
Recirculating Aquaculture System RAS has attract attention since its environmentally friendly when compared with conventional aquaculture. Research center for fisheries of Ministry of marine affairs and fisheries has developed recirculation system for marine lobster culture but their system is still having problems, water quality not meet the aquaculture standart. This research will make adjustments to biofilter design and addition of foam fractionation unit, few changes are made to comply water quality requirement for lobster cultivation. The purpose of this study are to analyze spongebed trickling filter design, comparing TAN removal performance between biofilter existing and new, to test foam fractionation performance on eliminates suspended solid ss and volatile suspended solid vss . The research method is done by experimental approach and the results analyzed descriptively and statistically with t test. The result showed that the appropriate biofilter dimensions for RAS were 0,1 m3 in volume, with media height 24 cm, cross sectional area 0,21 m2 and total flow rate 84 m3 day. TAN removal rate on new biofilter is 12,87 higher than existing biofilter. Ss and vss removal by foam fractionation are 19,42 are 34,83 at four hours observation. The range of TAN removal rate performance by new biofilter are 46,12 55,79 mg TAN L 1day 1.
2017
T47838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniena Divi
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut serta pada SDGs dimana salah satu sasarannya adalah peningkatan pelayanan air bersih dan sanitasi yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan PVC. Industri soda kostik / klor menghasilkan air limbah mengandung merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu kontak optimum penyisihan konsentrasi merkuri dengan bakteri Pseudomonas aeruginosa menggunakan Trickling Filter (TF) dengan nutrisi dari air limbah domestik. TF merupakan unit pengolahan biologis dengan biomassa terlekat. Kinerja TF diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem batch dengan waktu kontak 2, 4, 6, dan 8 jam. Air limbah yang digunakan merupakan buatan dengan konsentrasi merkuri 4,3 mg/L yang melebihi baku mutu PerMen LH No 5 Tahun 2014 sehingga perlu diolah. Sedangkan air limbah domestik pada penelitian memiliki konsentrasi COD berkisar 302 ? 375 mg/L, BOD 194,3 mg/L, N 89 mg/L, dan P 2,96 mg/L yang memenuhi rasio BOD/COD (≥ 0,5) dan nutrisi untuk bakteri (BOD:N:P = 60:30:1) sehingga berpotensi dijadikan nutrisi bakteri. Waktu kontak optimum agar memenuhi PerMen LH No 5 Tahun 2014 tidak didapatkan tetapi efisiensi penyisihan merkuri berkisar 96,4 ? 97,8 %. TF dirancang menjadi two-stage dengan waktu kontak 2 jam dan memiliki diameter 8 m dan tinggi 5 m.
ABSTRACT
Indonesia is one of the participant countries in the SDGs where aimed at improvement of clean water access and sanitation services which are accompanied with the increasing the need of PVC. Chlor-alkali industry produce wastewater containing mercury. This study aims to determine optimum contact time of mercury concentrations that wiil be used as a design criteria of Trickling Filter (TF) unit. TF is an attached biological treatment unit. TF?s performance was knowledge through experimental process using batch system with 2, 4, 6, and 8 hours contact time. The chlor-alkali industry wastewater is artificial with mercury concentrations 4.3 mg/L which exceeded the quality standard of PerMen LH No. 5 of 2014 so the wastewater needs to be treated. While municipal wastewater in the study had a COD concentration ranges from 302-375 mg / L, BOD 194.3 mg / L, N 89 mg / L, and P 2.96 mg / L which meets ratio BOD / COD (≥ 0.5) and nutrients for bacteria (BOD: N: P = 60: 30: 1) so the municipal wastewater potentially to be used as bacterial nutrients. The optimum contact time in order to meet the PerMen LH No. 5 of 2014 are not met but the mercury removal efficiency ranged from 96.4 to 97.8%. TF designed as a two-stage with a contact time of 2 hour and had a diameter of 8 m and height of 5 m.
2016
S64356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library