Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rahmatullah
Abstrak :
Jaringan GSM indoor diperlukan untuk menyalurkan sinyal GSM pada gedunggedung bertingkat. Jaringan GSM indoor ini membutuhkan antena untuk memancarkan sinyal ke setiap lantai gedung. Penelitian yang telah dilakukan pada antena mikrostrip yang bekerja pada frekuensi GSM digunakan pada outdoor base station dan mobile station. Pada penelitian ini akan dirancang bangun antena mikrostrip untuk jaringan indoor GSM. Jaringan GSM beroperasi pada dua band frekuensi yaitu 890 MHz - 960 MHz (GSM 900) dan 1710 MHz - 1880 MHz (GSM 1800). Antena mikrostrip dirancang menggunakan patch berbentuk segitiga samasisi dengan pencatuan saluran mikrostrip untuk membangkitkan band frekuensi pertama GSM 1800. Band frekuensi yang kedua GSM 900 dibangkitkan dengan menggunakan monopole yang menempel pada saluran pencatu yang sama. Hasil pengukuran antena mikrostrip yang telah dirancang telah sesuai dengan frekuensi kerja GSM 900 dan 1800. Bandwith yang diperoleh pada band 900 sebesar 272 MHz dengan gain rata-rata 1 dB. Pada band 1800 didapatkan bandwith sebesar 380,31 dengan gain rata-rata 4 dB. ......Indoor GSM network is needed to distribute GSM signal into high buildings. The network needs antenna to transmit signal into each levels in the building. Research in microstrip antenna which operate in GSM band are used for outdoor base station and mobile station application. This research objective is to design and develop microstrip antenna for indoor GSM network. GSM network operates in both frequency band 890 MHz - 960 MHz (GSM 900) and 1710 MHz - 1880 MHz (GSM 1800). Microstrip antenna is designed with equilateral triangular patch and fed by microstrip line is designed to produce the first frequency band GSM 900. The second frequency band is produced by adding monopole at the feed line. The measurement shows the designed microstrip antenna works at GSM 900 and 1900 frequency band. The impedance bandwidth in 900 band is 272 MHz with gain approximately 1 dB. For the 1800 band, the impedance bandwidth is 380,31 MHz and gain is approximately 4 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Rahmadyanto
Abstrak :
Pada jurnal ini, desain elemen atau patch yang digunakan adalah desain patch antena berdasarkan hasil riset grup AMRG UI. Elemen atau patch yang digunakan berbentuk segitiga dan parameter desainnya disesuaikan agar memiliki karakteristik polarisasi melingkar dengan axial ratio bandwidth dan impedance bandwidth sebesar 10 MHz pada rentang frekuensi 1,265 - 1,275 GHz dengan frekuensi tengah 1,27 GHz. Gain sebesar 14,32 dBiC diperoleh dengan menggunakan teknik susun (array). Desain kemudian disimulasikan dengan perangkat lunak Computer Simulation Technology (CST). Setelah dilakukan fabrikasi, antena array yang didesain dapat beresonansi di frekuensi 1,27 GHz dengan impedance bandwidth sebesar 33 MHz pada rentang frekuensi 1,2605 ? 1,2935 GHz, karakteristik polarisasi melingkar (axial ratio) ≤ 3 dB pada rentang frekuensi 1,263 ? 1,277 GHz dan memiliki gain sebesar 11,42 dBi. ...... In this journal, patch design is based on the results of the previous research of AMRG UI research group. Triangular patch are used and the design parameters are adjusted to have the characteristics of the circular polarization with axial ratio bandwidth and impedance bandwidth of 10 MHz in the frequency range from 1.265 to 1.275 GHz with center frequency of 1.27 GHz. Gain of 14.32 dBiC is obtained by using the array technique. Design then simulated with Computer Simulation Technology (CST) software. The result is, the simulation results gives impedance bandwidth is about 22,5 MHz and its frequency range between 1,2625 ? 1,285 GHz, circular polarization characteristics ≤ 3 dB with its frequency range between 1,265 ? 1,276 GHz and its gain is 11,42 dBi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Surjati
Abstrak :
Makalah ini melaporkan penelitian pada antena mikrostrip segitiga sama sisi dengan menggunakan pengumpan saluran mikrostrip untuk dapat membangkitkan frekuensi ganda dengan menambahkan sepasang celah pada alas segitiga itu. Pengumpanan semacam ini disebut pengumpanan sambatan elektromagnetik.. Antena mikrostrip ini bekerja pada buah frekuensi yang beroperasi di dalam jangkau frekuensi antara 2 GHz dan 4 GHz (daerah frekuensi S band). Dari hasil simulasi terlihat bahwa frekuensi ganda antena mikrostrip segitiga sama sisi ini dapat dibangkitkan dengan lebar celah yang dibuat tetap sebesar 1 mm, sedangkan tinggi celah dapat diubah-ubah dari 10 mm sampai 14 mm dan jarak antar celah dapat diatur, mula-mula 3 mm kemudian 5 mm dan selanjutnya menjadi 7 mm.
Design of Generating Dual Frequency Operation for Triangular Microstrip Antenna Using Electromagnetic Coupling. A new design is proposed in this paper by applying a pair of slits using a microstrip feed line. Therefore the microstrip line feeding system is electromagnetically coupled to the patch. The antenna works at two different frequencies in the range from 2 GHz to 4 GHz (S band frequency). The results of the simulation shows that the dual frequency operation can be created when the slit width is 1 mm and the height of the slits ranges from 10 mm to 14 mm with inter slit distance of 3 mm, 5 mm and 7 mm as well.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hejra Dorojatun
Abstrak :
Semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan cepatnya perubahaan kondisi yang harus segera diantisipasi oleh perusahaan. Produk yang dihasilkan semakin singkat life cycle-nya karena dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dapat diproduksi produk yang sejenis dengan kualitas yang lebih baik atau dengan harga yang lebih murah. Disamping itu, terdapat pesaing-pesaing baru dari luar negeri yang sebelumnya tidak terfikirkan oleh para manajer. Sekarang akses informasi dengan mudah didapatkan dan transaksi dapat dilakukan tanpa harus dilakukan dengan tatap muka. Salah satu strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghadapi kondisi tersebut adalah melakukan reorganisasi perusahaan. Reorganisasi perusahaan bertujuan agar perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mejalankan usahanya. Jadi dengan melakukan reorganisasi perusahaan diharapkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Salah satu tipe reorganisasi perusahaan adalah melaksanakan penggabungan usaha (merger). Penggabungan usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu perusahaan yang melakukan transaksi tersebut tetap melangsungkan usahanya sedangkan perusahaan lainnya menggabungkan diri dengan perusahaan tersebut. Pengabungan usaha terdiri dari beberapa tipe, salah satu tipe penggabungan usaha adalah triangular merger. Dalam triangular merger, terdapat tiga pihak yang terlibat. Pihak yang terlibat yaitu induk perusahaan (parent company), perusahaan cabang dari induk perusahaan (subsidiary company) dan perusahaan yang akan diambil-alih (target company). Triangular merger dilakukan dengan cara perusahaan cabang digabungkan dengan perusahaan target. Pemegang saham perusahaan target memperoleh saham perusahaan induk sebagai ganti saham yang dimilikinya pada perusahaan target. PSAK No. 22 mengatur perlakuan akuntansi atas penggabungan usaha. Penggabungan usaha dibagi menjadi dua jenis yaitu akuisisi dan penyatuan kepemilikan. Oleh karena itu, metode akuntansi yang berbeda pun digunakan. Akuisisi menggunakan metode pembelian sedangkan penyatuan kepemilikan menggunakan metode pooling of interest. Ketentuan perpajakan di Indonesia yang menjelaskan paling lengkap tentang penggabungan usaha adalah tahun 1999 dimana diterbitkan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-23/PJ.42/1999 tanggal 27 Mei 1999. Ketentuan tersebut berisi penjelasan jenis reorganisasi perusahaan, ketentuan bahwa boleh menggunakan nilai buku. Ketentuan lainnya adalah Keputusan Menteri Keuangan No. 211/KMK.03/2003 tanggal 14 Mei 2003. tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. Perusahaan dapat melakukan penilaian kembali aktiva, secara sukarela maupun terpaksa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Penilaian kembali aktiva diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No 486/KMK.03/2002 tanggal 28 November 2002 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan. Dengan bolehnya melakukan pemilihan dari alternatif yang ada yaitu menggunakan nilai pasar atau nilai buku, melakukan penilaian kembali aktiva tetap atau tidak merupakan dasar bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan perpajakan. Penggunaan nilai buku dan dibolehkannya melakukan penilaian kembali aktiva tetap dapat meningkatkan kesejahteraan perusahaan. Peningkatan kesejahteraan perusahaan melalui penghematan pajak atas transaksi penggabungan usaha. Perencanaan perpajakan atas triangular merger dibahas lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui studi literatur yaitu dengan mengumpulkan, memilih, dan mempelajari bahan bacaan seperti buku-buku literatur, dan sumber-sumber lain, termasuk sumber di internet yang berhubungan pokok bahasan penulisan ini untuk mendapatkan suatu landasan teori dan praktik yang lazim dilakukan perusahaan. Hasil dari studi literatur tersebut selanjutnya dianalisis berdasarkan teori-teori yang terkait dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari hasil analisis, definisi triangular merger belum diatur dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Ketentuan dibawah undang-undang belum mengikuti ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut ketika undang-undang mengalami perubahan. Kelemahan studi dalam karya tulis ini adalah dikarenakan belum ditemukannya transaksi triangular merger di Indonesia. Namun demikian, dengan banyaknya perusahaan dalam satu grup tidak menutup kemungkinan transaksi triangular merger terjadi di Indonesia. Tingginya tingkat persaingan antara perusahaan baik di dalam negeri maupun di luar negeri telah mendorong perusahaan untuk dapat bertahan dan mengembangkan usahanya. Banyaknya peluang dan tantangan tidak hanya berasal dari dalam melainkan juga datang dari luar perusahaan. Untuk itulah banyak perusahaan berusaha mencari upaya mengembangkan usaha dengan memanfaatkan berbagai kesempatan yang ada untuk hasil maksimal. Pengembangan usaha diikuti dengan suatu restrukturisasi (perubahan struktur perusahaan makin membesar) misalnya dalam bentuk akuisisi (pembelian perusahaan lain, aset maupun saham), penggabungan (merger), peleburan (consolidation), pemekaran unit/cabang (spin off) atau pemecahan usaha (split off). Penggabungan usaha sebagai salah satu restrukturisasi usaha bisa dilakukan baik secara horisontal maupun vertikal. Dengan melakukan penggabungan usaha diharapkan perusahaan lebih efisien dalam mengelola usahanya sehingga dapat tetap kompetitif dalam persaingan usaha. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan membeli harta perusahaan atau membeli saham perusahaan. Untuk penggabungan usaha dengan cara pembelian saham terdapat dua cara yaitu dengan penggabungan usaha secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan membeli saham perusahaan secara langsung baik dibayar dengan uang atau dalam bentuk lainnya saat penggabungan usaha. Cara tidak langsung dengan menggunakan anak perusahaan (subsidiary) saat melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan target. Dalam triangular merger transaksi yang dilakukan adalah membeli saham perusahaan target dengan memberikan saham perusahaan induk kepada pemegang saham perusahaan target. Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi bisnis. Strategi tersebut dapat berimplikasi pada aspek perpajakannya. Perpajakan yang terkait adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Saat melakukan penggabungan usaha terdapat objek pajak antara lain keuntungan pengalihan harta, penghapusan hutang dan pembagian dividen. Disamping itu dibolehkannya untuk dilakukan revaluasi aktiva tetap dan pengalihan kerugian dari perusahaan yang diakuisisi atau dilebur juga aspek yang perlu dicermati. Bagi perusahaan, aspek perpajakan penggabungan usaha perlu dipertimbangkan disamping aspek-aspek lainnya. Secara umum ketentuan penggabungan usaha telah diatur yaitu dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-23/PJ.42/1999 tanggal 27 Mei 1999 perihal buku panduan tentang perlakuan perpajakan atas restrukturisasi perusahaan. Triangular merger belum diatur secara khusus dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Perusahaan mempunyai pilihan dalam melakukan restrukturisasi perusahaan diantaranya dengan transaksi triangular merger. Dengan semakin banyaknya alternatif pilihan maka perusahaan dapat menyelaraskan aturan perpajakan dengan strategi bisnis yang akan diambil. Strategi yag diambil digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan diantaranya untuk memaksimalkan laba. Dalam menyusun tesis ini, kesulitan yang dihadapi adalah kurangnya referensi berkaitan dengan triangular merger. Hal ini terjadi karena di Indonesia hal ini belum lazim digunakan dalam transaksi merger. Untuk penelitian lebih lanjut, dengan terus berkembangnya transaksi merger maka perlu dilakukan analisis transaksi merger yang dilakukan antar negara (cross border merger) yang belum diatur dalam ketentuan perpajakan di Indonesia.
The severe challenges among corporations both in domestic or abroad have encouraged the corporations to sustain and to develop their business. So many chances and challenges do not emanate from inside the company, but also from outside. That is why such companies seek to find the ways to develop their business using so much of chances available to attain maximum results. Business developments followed by business restructuring (the change of structure which is growing bigger) such as in the form of aquitition (purchase of other business, assets or stocks), Merger, Consolidation, Spin ?ff or splitup. Merger as a business restructuring can be executed both horizontally or vertically. By so doing, the such company expects to run the business more efficiently in running the business so that the company can always be competitive in business competition. Merger can be performed through purchasing the assets or the shares of the acquired company. In the merger where the acquiring company purchases shares of the acquired, there are two ways, namely direct merger and indirect merger. Direct merger is a merger where the acquiring company gives cash or other forms of payment in the merger. Indirect merger is a merger where the acquiring company utilizes the subsidiary to merge with the other company. In case of triangular merger, the acquiring company purchases the acquired company through exchanging the shares of the acquired with the shares of parent company. Merger is one of the busuiness strategy. Such strategy has an implication on tax aspects. Tax aspects that bears on the merger are Income tax , Value Added Tax, and BPHTB. When the merger takes form, there are tax objects, among others: Gain on sales of property, debt forgiveness, and dividend distribution. On the other side, the approval of fixed asset revaluation and transfer of loss from the acquired company or consolidation, is also the aspect to be scrutinized. For company, tax aspects of merger need to be deeply considered, without setting aside other important aspects. In general, provision of merger has been regulated in Indonesia, namely with circular letter numbering SE-23/PJ.42/1999 dated 27 May 1999 concerning Manual Book of tax treatment for business restructuring. Nevertheless, triangular merger has not been clearly stipulated in Indonesia. Company has options in restructuring the business, inter alias, with triangular merger. Having so many alternative options, company can harmonize provisions of tax with business strategy to be taken. The assumed strategy is used to meet the purpose of the company, inter alias, to maximize profit. In preparing the thesis, the difficulties found is the lack of reference relating triangular merger. This is it because, in Indonesia, triangular merger is not so commonplace in performing the transaction of merger. For more research, with the increasing interest of merger transactions, it is needed to conduct analyses of merger transaction which is consummated across nations, of which the stipulations have not been regulated.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Gemala
Abstrak :
Masa dewasa muda ditandai dengan tugas perkembangan intimacy vs isolation, yaitu individu membuat komitmen yang mendalam dcngan orang lain agar mereka tidak terisolasi (Enikson, dalam Papalia et al., 2001). Menurut Erikson, mengembangkan hubungan intim merupakan tugas yang krusial pada masa ini. Bagi sebagian besar manusia, pernikahan merupakan ekspresi utama/ultimate expression dalam suatu hubungan intim ( Brehm, 1992). Pria dan wanita biasanya menikah atas dasar cinta dan memiliki anak adalah ekspresi dari cinta mereka kepada satu sama lainnya (Duvall & Miller, 1985). Cinta adalah kombinasi atau gabungan dari emosi atau perasaan, kognisi, dan perilaku yang terdapat dalam hubungan intim (Baron & Bymc, 2000). Stcrnberg mendefinisikan cinta terdiri dari tiga komponen, yaitu intimacy, commitment, dan passion (Stemberg & Barnes, 1988). Intimacy, yang merupakan komponen emosional, adalah perasaan dekat, terikat yang dirasakan seseorang dalam hubungan cinta. Passion, yang merupakan komponen motivasional, adalah dorongan-dorongan yang mengarah pada percintaan, ketertarikan iisik, dan seksual. Komponen yang terakhir yaitu commiirnenl yang merupakan komponen kognitif, adalah keputusan untuk mencintai seseorang (jangka pendek) dan komitmen untuk mempertahankan cinta tersebut (iangka panjang). Dalam suatu hubungan, tidak selalu terdapat keseimbangan dalam ketiga komponen cinta sebagaimana yang diketemukakan oieh Stemberg. Geometri pada segitiga cinta tergantung pada intensitas dan keseimbangan dari cinta (Stemberg &. Bames, 1988). lntensitas cinta dalam suatu hubungan dapat dilihat dari area atau ukuran dari segitiga cinta, yakni semakin besar intensitas cinta yang dirasakan seseorang terhadap orang lain maka scgitiga cintanya pun akan semakin besar. Sedangkan keseimbangan cinta dalam suam hubungan dapat dilihat dari bentuk segitiga cinta. Hubungan yang seimbang (dalam ketiga komponen cinta) akan dipresentasikan dalam segidga yang seirnbang. Sedangkan hubungan yang tidak seimbang direpresentasikan dalam bentuk segitiga yang tidak sama sisi, yang didalamnya terdapat salah satu komponen yang paling besar atau dominan. Dalarn suatu hubungan, tidak hanya terdapat segitiga yang menggambarkan cinta terhadap orang lain (bentuk nyata), namun juga merepresentasikan bcntuk yang ideal dalam hubungan terscbut (bentuk ideal). Semakin besar perbedaan pada ukuran maupun bentuk dari segitiga cenderung diasosiasikan dengan rendah atau berkurangnya tingkat kepuasan dalam suatu hubungan (Stemberg & Bames, 1988). Dalam rangka membantu pasangan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam hubungan mereka terkait dengan komponen-komponen cinta, maka Stemberg mcngembangl-can suatu skala yang disebut The Triangular Love Scale (Stemberg, 1988). Skala ini ditujukan untuk mengukur masing-masing komponen dari cinta, namun juga memiliki dua aplikasi praktis. Pertama, dengan adanya skaia ini, dapat membantn pasangan mendapatkan basil yang lebih baik dalam hubungan mereka. Kedua, skala ini juga merumuskan perbedaan-perbedaan di antara pasangan sehingga dapat disarankan perubahan-perubahan apa yang mungkin diperlukan untuk membuat hubungan menjadi Iebih berhasil Pasangan juga dapat mcnjadi lebih dekat atau setidaknya mereka dapat memahami dan menghargai perbedaan yang ada di antara mercka satu sama lain. Melihat kedua fungsi dari Stemberg's Triangular Love Scale. maka dirasakan sangat bermanfaat bila skaia ini diaplikasikan dalam penelitian mengenai gambaran cinta terkait dengan keseimbangan ketiga komponen cinta Stemberg. Dengan mengetahui gambaran dan keseimbangan dari komponen cinta Sternberg, maka dapat juga diiihat bagaimana kepuasan yang dirasakan oleh individu tersebut akan hubungan yang rnereka jalani dengan pasangan. Karena keterbatasan waktu, penelitian dilakukan sebagai pengembangan alat tes psikologi, yaitu dengan melakukan validasi alat tes hanya pada individu dewasa muda. Validasi yang dilakukan adalah dengan meiihat validitas dan reliabilitas dari Slemberg’s Triangular Love Scale. Selain validasi alat tes, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat gambaran cinta pada individu dewasa muda yang menikah, dengan memberikan skala pada sampel yang cukup bcsar, yaitu 100 subjek yang terdiri dari 50 pria dan 50 wanita. Sebagai ilustrasi akan dilakukan wawancara dengan sepasang suami istri dewasa muda untuk mengetahui apakah ada kesesuaian antara segitiga cinta mereka dengan kepuasan dalam hubungan mereka. Hasil uji validitas per item menunjukkan bahwa hampir semua item memiliki korelasi yang tinggi dengan skor total dimensinya, kccuali pada item no.2 dan 5 pada dimensi intimacy, yang memiliki tingkat korelasi lebih tinggi dengan komponen passion (item no.2) dan komponcn commilmem (item 1105). Kedua item ini tidak valid karena saling tumpang tindih antara dimensi yang satu dengan dimensi yang lain, dan hal ini dapat dilihat dari tingkat korelasi yang signifikan antar dimensi.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan konvergensi elemen pelat lentur triangular yaitu MITC3, DKMT, DST-BL, dan DST-BK. Keempat elemen tersebut sama-sama memiliki 9-derajat kebebasan namun dengan formulasi regangan lentur dan regangan geser yang berbeda. Masing-masing elemen akan diuji pada beberapa kasus homogen isotrop, yaitu kasus pelat bujursangkar, pelat melingkar, pelat Razzaque, dan pelat Morley, dengan berbagai variasi ketebalan dan mesh. Keluaran uji numerik pelat homogen isotrop yang dibandingkan berupa perpindahan, momen arah-x dan momen arah-y, serta energi. Selain kasus homogen isotrop, masing-masing elemen diuji pada kasus komposit, yaitu berupa uji dari Srinivas. Dari keempat elemen yang diuji, elemen MITC3 memiliki tingkat konvergensi yang lebih lambat dibandingkan dengan elemen lainnya. Dari segi waktu komputasi, elemen MITC3 dan DKMT memiliki waktu komputasi yang lebih singkat dibandingkan dengan elemen DST-BL dan DST-BK.
ABSTRACT
This research compare the convergence of triangular plate bending element MITC3, DKMT, DST BL, and DST BK. These elements has 9 degrees of freedom with different formulation for bending strain and shear strain interpolation. Each element is tested for several benchmark problem of isotropic condition square plate problem, circular plate problem, Razzaque skew plate, and Morley plate. The output of homogen isotropic problem is vertical displacement, moment in x direction, moment in y direction, and energy. For composite condition, numerical test is conducted for Srinivas test. In most benchmark test, MITC3 has slower convergence compared with the other elements. But on the other side, MITC3 and DKMT elements have relatively short computational time compared with DST BL and DST BK.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wulandari
Abstrak :
Teori elemen cangkang s T3γ 18merupakan elemen triangular 3-nodal dengan 18 derajat kebebasan yang dikembangkan dari teori elemen pelat dan cangkang Reissner-Mindlin. Pengembangan teori elemen s T3γ 18 dilakukan pada struktur komposit yang memperhitungkan deformasi geser transversal dan energi pengaruh membran-lentur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan elemen s T3γ 18 pada struktur cangkang komposit dan membandingkan terhadap solusi referensi dan elemen DKMT, DKMQ, maupun MITC4. Beberapa kasus uji numerik untuk pelat isotrop antara lain pelat persegi, pelat Morley, pelat Razzaque, pelat melingkar, curved beam. Pada kasus cangkang isotrop yaitu kasus twisted beam, Scordelis-Lo roof, kasus Hook, pinched cylindrical shell, hyperbolic paraboloid shell, hemisphere shell, dan hyperboloid shell. Sedangkan pada kasus komposit uji numerik yang dilakukan adalah kasus pelat persegi dan cylindrical shell. ......The shell element theory is a 3-node triangular element with 18 degrees of freedom developed based on Reissner-Mindlin theory of plate and shell elements. The development of element theory is carried out on composite structures that determine transverse shear deformation and membrane-bending energy effects. The purpose of this study was to develop elements in the composite shell structure and compare the reference solutions and elements of DKMT, DKMQ, and MITC4. The numerical tests for isotropic plates and shell are square plate, Morley plate, Razzaque plate, circular plate, and curved beam, Scordelis-Lo roof, Hook problem, pinched cylindrical shell, hyperbolic parabolic shell, hemisphere shell, and hyperboloid shell. And the numerical test for composite are square plate and cylindrical shell.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Anggita Nurcahyani
Abstrak :

Penelitian ini membahas diplomasi yang digunakan oleh Jepang dalam menghadapi kebangkitan dan dominasi kekuatan ekonomi Tiongkok di kawasan Asia Tenggara, khususnya di negara Myanmar. Penelitian ini difokuskan pada periode tahun 2012 hingga 2017; pada saat Myanmar mengalami proses reformasi dan Shinzo Abe naik menjadi perdana menteri Jepang. Konsep diplomasi publik dan triangular diplomacy digunakan untuk mengidentifikasi strategi dan diplomasi yang digunakan Jepang di Myanmar dengan menganalisa hubungan antara pemerintah dengan pemerintah, pemerintah dengan perusahaan, dan perusahaan dengan perusahaan. Penelitian ini juga membahas pergerakan Tiongkok dan Jepang di Myanmar sebelum dan sesudah reformasi politik dan ekonomi Myanmar. Myanmar yang sebelumnya merupakan salah satu negara kurang berkembang di kawasan Asia Tenggara, dan bahkan di dunia, perlahan menanjak naik dan menjadi negara yang cukup potensial. Peningkatan yang dialami oleh Myanmar ini diawali oleh reformasi politik dan ekonomi di tubuh Myanmar. Tiongkok dan Jepang kemudian menggunakan Myanmar sebagai batu loncatan bagi mereka untuk menguasai kawasan Asia Tenggara. Namun Tiongkok yang sudah mendapatkan handicap awal di Myanmar, menjadikan Jepang harus bekerja ekstra dengan berbagai diplomasi dalam menempatkan pengaruhnya di Myanmar. Penelitian ini berargumen bahwa diplomasi yang digunakan Jepang belum mampu menghadapi dan menekan dominasi ekonomi Tiongkok di Myanmar.

 


This research explains Japan’s diplomacy in facing China’s economic rise and domination in the Southeast Asia region, especially in Myanmar. This research is focused on the 2012-2017 time period; when Myanmar was undergoing a reformation process and Shinzo Abe was made as the new Japan prime minister. The public diplomacy and triangular diplomacy concept is used to identify Japan’s strategy and diplomacy in Myanmar by analyzing the relations between government to government, government to corporate, and corporate to corporate. This research also explains China and Japan movements in Myanmar before and after the political and economic reformation. Myanmar which was one of the least developed countries in the Southeast Asia region, and even in the world, is slowly rising up and becomes quite a potential country. Myanmar’s improvement was started by the political and economic reformation in Myanmar’s body. China and Japan then use Myanmar as their stepping stone to conquer the Southeast Asia region. However, China has already had an early handicap in Myanmar, and this makes Japan works twice harder with various diplomacies in placing its influence in Myanmar. This research argues that Japan’s diplomacy has not yet able to face and contain China’s economic domination in Myanmar.

 

 

2019
T53088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>