Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faiz Amir Aththufail
Abstrak :
Tingkat mortalitas merupakan salah satu indikator dalam kemajuan bidang kesehatan dan untuk membantu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang diutamakan menerima program kesehatan serta pembangunan khusus. Tingkat mortalitas juga dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu negara. Selain itu tingkat mortalitas juga berperan dalam penetapan harga premi (pricing) dan perhitungan cadangan manfaat (valuation) untuk polis asuransi, produk anuitas, serta berperan dalam manajemen risiko aktuaria dan program pensiun. Mengingat tingkat mortalitas merupakan variabel acak yang berubah dari waktu ke waktu dan nilainya berada pada interval (0,1), maka diperlukan suatu model untuk dapat meramalkan tingkat mortalitas di masa depan. Salah satu model yang memiliki potensi untuk dapat memodelkan dan meramalkan tingkat mortalitas adalah model Beta Autoregressive Moving Average (βARMA). Model βARMA merupakan pengembangan dari regresi beta di mana error modelnya mengikuti proses Autoregressive Moving Average (ARMA). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai implementasi model βARMA dalam memodelkan dan juga meramalkan tingkat mortalitas. Data yang digunakan adalah data tingkat mortalitas tahunan Indonesia dari tahun 1960 hingga 2020 dengan trend menurun dan data tingkat mortalitas bulanan akibat kecelakaan kerja di Rio Grande do Sul dari Januari 2000 hingga Desember 2017 yang bersifat stasioner. Model βARMA terbaik untuk kedua data dipilih berdasarkan nilai Akaike’s Information Criterion (AIC) terkecil kemudian dilakukan peramalan untuk enam periode selanjutnya. Keakuratan peramalan diukur berdasarkan Root Mean Square Error (RMSE). Pada data tingkat mortalitas tahunan Indonesia, diperoleh nilai RMSE sebesar 0.0001, sementara pada data tingkat mortalitas bulanan akibat kecelakaan kerja di Rio Grande do Sul, diperoleh nilai RMSE sebesar 0.0226. ......The mortality rate is one of the indicators of progress in the health sector and to help identify groups of people who are prioritized to receive special health and development programs. The mortality rate can also be used to indicate the level of welfare and quality of life of a country. In addition, the mortality rate also plays a role in pricing premiums and calculating the benefit reserve (valuation) for insurance policies and annuity products, as well as playing a role in actuarial risk management and pension programs. Considering that the mortality rate is a random variable that changes from time to time and the value is in the interval (0,1), a model is needed to be able to forecast the mortality rate in the future. One model that has the potential to be able to model and forecast mortality rates is the Beta Autoregressive Moving Average (βARMA) model. The βARMA model is a development of beta regression where the error model follows the Autoregressive Moving Average (ARMA) process. In this study, we will discuss the implementation of the βARMA model in modeling and forecasting mortality rates. The data used are Indonesia's annual mortality rate data from 1960 to 2020 with a decreasing trend and the monthly mortality rate data due to work accidents in Rio Grande do Sul from January 2000 to December 2017 which is stationary. The best βARMA model for both data is selected based on the smallest Akaike's Information Criterion (AIC) value then a forecast is made for the next six periods. Forecasting accuracy is measured based on Root Mean Square Error (RMSE). In Indonesia's annual mortality rate data, the RMSE value is 0.0001, while in the monthly mortality rate data due to work accidents in Rio Grande do Sul, the RMSE value is 0.0226.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chiyoda-ku : International Development Research Institute , 2001
895 TRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jamal
Abstrak :
Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi perikanan yang sangat besar, baik perikanan laut maupun perikanan darat. Perkembangan ekspor komoditas perikanan Indonesia berfluktuasi. Volume ekspor tahun 1996 sebesar 291.514 ton menjadi 324.978 ton tahun 1997 atau naik sebesar 11,48% . Nilai ekspor terjadi penurunan yaitu dari $ 762.625.000; tahun 1996 menjadi $. 743. 376.000 pada tahun 1997 atau turun sebesar 2,50%. Permasalahannya : (1) Bagaimana trend ekspor komoditi industri hasil perikanan Indonesia, (2), Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan ekspor, (3), Bagaimana pengaruh harga, produksi, kurs rupiah/dollar AS, kurs importir, pendapatan negara importir, trend waktu dan kuantitas ekspor satu tahun sebelumnya terhadap ekspor komoditas industri basil perikanan Indonesia. Diduga, kuantitas ekspor ini dipengaruhi oleh harga, kurs importir, pendapatan riil negara importir, kurs domestik, produksi dalam negeri, kuantitas ekspor satu tahun sebelumnya dan trend waktu.Penelitian dilakukan di tiga negara tujuan ekspor yaitu AS, Jepang dan Singapura. Analisis dilakukan secara agregat dan parsial terhadap masing-masing negara. Faktor harga ekspor, harga dalam negeri, nilai kurs importir, pendapatan riil (GNI) negara importir, nilai kurs domestik, produksi dalam negeri, total kuantitas ekspor satu tahun sebelumnya dan trend waktu sebagai variabel independen, total ekspor sebagai variabel dependen. Data yang dianalisis tahun 19774997 (n = 21), dengan model matematika fungsi logaritma, menggunakan program SPSS serta uji statistik (uji-F dan uji-t) serta nilai koetiisien determinasi (R2) sebagai pembuktian hipotesis. Hasil analisis secara agregat maupun parsial menunjukkan, permintaan ekspor udang dan tuna beku Indonesia di tiga negara tersebut dipengaruhi oleh ; harga (P), nilai kurs importir (E2), Pendapatan riil (GNI) importir, trend waktu (T) dan kuantitas permintaan satu tahun sebelumnya (Qd t.1). Secara parsial komoditi, faktor harga, nilai kurs dan pendapatan riil mempunyal pengaruh yang konsisten terhadap permintaan ekspor udang dan tuna Indonesia. Dari sisi penawaran, ekspor perikanan di tiga negara dipengaruhi oleh harga (P), nilai kurs domestik (E1), produksi dalam negeri (Q), trend waktu (T) dan kuantitas penawaran satu lalu (Qs t.1). Secara parsial, faktor harga, nilai kurs domestik dan produksi dalam negeri berpengaruh secara konsisten terhadap penawaran ekspor. Terkecuali secara parsial penawaran tuna di AS dan Singapura, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, baik dilihat dari nilai F - hitung, t - hitung maupun koefisien determinasi (R2).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Heber P.
Abstrak :
For investor, stock return is very important. They only interested in stocks that has promised positive returns. Trend analysis, moving average method, seasonal method, and error factor are factors that are greatly affected cycles. This conclusion is backed up by calculation using methods, formulas, regression technique quantitative approach and descriptive methods. In a short period of time, constant trend in moving average itself caused the stock cycle. For LQ-45 stocks, two years period of cycles are affected by seasonal factors. Stock return greatly affected stock price?s ups and downs. However, these techniques only provide prediction, not an exact result.
Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Delta Gusta
Abstrak :
Kejahatan adalah masalah yang tidak ada hentinya, kejahatan tidak akan bisa dihapuskan, namun kejahatan hanya bisa dikurangi. Salah satu upaya untuk mengsikapinya adalah dengan melakukan pencegahan dengan skala prioritas terhadap kejahatan yang trend-nya meningkat, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi aparat terkait dalam menfokuskan perhatian pada kejahatan yang menonjol tersebut. Untuk mengetahui bentuk kejahatan mana yang menonjol, tidak terlepas dari peran statistik kriminal, khususnya statistik kriminal yang dibuat oleh kepolisian. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana trend kejahatan dalam statistik kriminal yang dibuat oleh polisi dengan memperhatikan faktor demografi (trend fluktuasi penduduk) dan crime clearance (trend fluktuasi penyelesaian kejahatan) oleh kepolisian. Penelitian ini menggunakan metode studi dokumen, hal ini karena data yang akan diteliti adalah berupa dokumen-dokumen tentang statistik kriminal resmi polisi yang ada di Polies Metro Depok. Pendekatan dalam pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui meningkatnya trend kejahatan dengan memperhatikan faktor demografi (penduduk), dan crime clearance. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi fluktuasi trend kejahatan yaitu: (1). Faktor jumlah pertumbuhan penduduk, (2). crime clearance. Dari kedua faktortersebut, tidak semuanya memperlihatkan trend yang sejalan. Seperti faktor penduduk, dari hasil penelitian tidak memperlihatkan adanya trend yang sejajar. Sedangkan pada faktor crime clearance memperlihatkan trend yang tidak sejalan dengan trend kejahatan, kecuali pada kasus penyalahgunaan narkotika yang trendnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk serta crime clearance.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Meiandayati
Abstrak :
Pendahuluan:Wasting merupakan salah satu permasalahan status gizi serius yang dapatmeningkatkan kematian bayi dan balita. Indonesia merupakan negara kontributor wastingke 4 tertinggi di dunia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend wasting1993-2014 dan hubungan berat lahir dengan wasting pada anak usia 0-24 bulan tahun 2014. Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian ini pada IndonesiaFamily Life Survey 1FLS yaitu anak yang berusia 0-24 bulan tahun 2014 sebesar 1476orang. Data dianalisis dengan regresi logistik. Hasil: Trend wasting 1993-2014memperlihatkan sedikit penurunan dari 11,3 1993 menjadi 11,0 2014 dan tidakbermakna secara statistik P value : 0,480. Hubungan berat lahir dengan wasting pada anakusia 0-24 bulan berbeda menurut kepemilikan buku KIA. Setelah dikontrol oleh pemberianASI eksklusif, waktu pemberian MP ASI pertama kali, usia anak, pekerjaan ibu dan statuskemiskinan, anak yang memiliki berat lahir. ...... Introduction Wasting is one of serious nutritional problems that can increase the infantand toddler mortality. Indonesia ranks the 17th country with the highest wasting prevalence 12.1 and the 4th highest contributor in the world. Objectives This study aims to findout the wasting trend in 1993 2014 and the relation between birth weight and wasting inchildren aged 0 24 months. Methods The study design was cross sectional. This studytook samples on Indonesia Family Life Survey 1FLS that were 1476 children aged 0 24months in 2014. Data analysis applied logistic regression. Results The wasting trendrespectively decreased in 2014 to 11,0 from 11,3 in 1993 and the results of statisticalhad not changed significantly Pvalue 0,480 . The relation between birth weight andwasting in children aged 0 24 months was different according to the ownership of motherand child card. After controlled by the provision of exclusive breastfeeding, the first periodof complementary feeding, the child rsquo s age, maternal employment and poverty status, thechildren who had birth weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Qhiffari Pradana
Abstrak :
Trend bimbel merupakan fenomena yang terjadi di kalangan peserta didik di Kota Yogyakarta. Tidak mengikuti kegiatan bimbel adalah hal yang tidak benar menurut peserta didik di Kota Yogyakarta. Kegiatan bimbel yang dianggap perlu diikuti adalah persiapan ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN) seperti ujian mandiri dan UTBK. Jumlah demand yang tinggi menyebabkan pelaku ekonomi di bidang pendidikan mendirikan bimbel di berbagai wilayah termasuk Kota Yogyakarta. Variasi lokasi bimbel di Kota Yogyakarta dapat dilihat dari faktor geografis dan non-geografis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik lokasi terhadap kesuksesan bimbel di Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah keruangan dan uji korelasi. Metode keruangan digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik lokasi bimbel. Karakteristik lokasi bimbel diidentifikasi dengan site and situation. Sementara itu, uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Variabel yang diuji korelasinya adalah karakteristik lokasi dan kesuksesan peserta bimbel. Kesuksesan peserta bimbel diukur dengan persentase kelulusan setiap lokasi bimbel dan rasio peserta bimbel yang masuk PTN unggulan. Data primer penelitian ini berupa aspek site and situation, faktor yang memengaruhi kesuksesan bimbel (geografis dan nongeografis), dan persebaran lokasi bimbel di Kota Yogyakarta. Sementara itu, data sekunder yang digunakan adalah peta administrasi, jaringan jalan, persebaran SMA/SMK, dan persentase kelulusan bimbel. Hasil dari penelitian ini adalah 6 karakteristik lokasi bimbel di Kota Yogyakarta memiliki nilai korelasi spearman sebesar 0,331 terhadap kesuksesan bimbel. Artinya terdapat korelasi yang cukup antara karakteristik lokasi dan kesuksesan bimbel di Kota Yogyakarta. ......The tutoring trend is a phenomenon that occurs among students in the city of Yogyakarta. Not participating in tutoring activities is not true according to students in the City of Yogyakarta. The tutoring activity that is considered necessary to be followed is preparation for the state university entrance exam such as UTBK and mandiri exam. The high number of demands has caused economic actors in the field of eduacion to establish tutoring in various areas, including the city of Yogyakarta. Variations in the location of tutoring in the city of Yogyakarta can be seen from geographical and non-geographical factors. This study aims to see the effect of location characteristics on the success of tutoring in the city of Yogyakarta. The method used is spatial and correlation test. The spatial method is used to identify the characteristics of the location of the tutoring. The characteristics of the tutoring location are identified by site and situation aspect. Meanwhile, the correlation test used is the spearman correlation test. The variables tested for correlation are the characteristics of the location and the success of the tutoring participants. The success of tutoring participants is measured by the percentage of graduation from each tutoring location and the ratio of tutoring participants entering top state universities. The primary data of this research are site and situation aspects, factors that influence the success of tutoring (geograhical and non-geographical), and the distribution of tutoring location in the city of Yogyakarta. Meanwhile, secondary data used are administrative maps, road network, distribution of high school, and percentage of tutoring graduations. The result of this research is the 6 characteristics of tutoring locations in the city of Yogyakarta have a spearman correlation value of 0,331 to the success of tutoring. This means that there is a sufficient correlation between the characteristics of the location and the success of tutoring in the city of Yogyakarta.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2013
307.9 TAK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
May, James R
Abstrak :
Reflecting a global trend, scores of countries have affirmed that their citizens are entitled to healthy air, water and land, and that their constitution should guarantee certain environmental rights. This book examines the increasing recognition that the environment is a proper subject for protection in constitutional texts and for vindication by constitutional courts. This phenomenon, which the authors call environmental constitutionalism, represents the confluence of constitutional law, international law, human rights and environmental law. National apex and constitutional courts are exhibiting a growing interest in environmental rights, and as courts become more aware of what their peers are doing, this momentum is likely to increase. This book explains why such provisions came into being, how they are expressed, and the extent to which they have been, and might be, enforced judicially. It is a singular resource for evaluating the content of and hope for constitutional environmental rights.
United Kingdom: Cambridge University Press, 2014
e20528731
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>