Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Ari Wibowo
"Kabupaten Gunungkidul mempunyai 46 pantai, jumlah terbanyak se-DIY. Namun, penelitian ini hanya mengambil 7 pantai yaitu Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal, Drini, Sundak dan Pulangsawal/Indrayanti. Tujuan penelitian ini untuk mengukur nilai kesejahteraan (welfare) yang diperoleh wisatawan pada kondisi lingkungan Tujuh Pantai Dalam Satu Kawasan (TPDSK) di Gunungkidul saat ini yang diukur dengan nilai consumer surplus serta perubahan nilai kesejahteraan jika terjadi perubahan kondisi lingkungan TPDSK yang diukur dengan nilai compensating surplus. Metode yang digunakan adalah Travel Cost Method serta Choice Modelling.
Kesimpulan penelitian adalah nilai consumer surplus pada kondisi lingkungan TPDSK saat ini sebesar Rp 303.236,00 per kunjungan. Perubahan welfare akibat perubahan kondisi lingkungan TPDSK yang menurun sebesar - Rp 279.687,50 per kunjungan. Sedangkan kondisi lingkungan TPDSK yang meningkat menyebabkan perubahan welfare sebesar Rp 273.437,50 per kunjungan. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh stake holder adalah 1) minimal mempertahankan kondisi saat ini/status quo, 2) melakukan prioritas program peningkatan kondisi lingkungan TPDSK yang terdiri atas jangka pendek berupa peningkatan kebersihan pantai, jangka menengah berupa peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas penunjang, jangka panjang berupa pengurangan abrasi pantai, 3) peningkatan harga tiket masuk dapat dipertimbangkan setelah dilakukan perbaikan kondisi lingkungan TPDSK.

Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province. However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal, Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value. This study used Travel Cost Method and Choice Modelling.
Conclusions of this study are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp 303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the improvement of TPDSK environmental conditions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilin Purwati
"Taman Margasatwa Ragunan merupakan salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia dan terbesar se-Asia Tenggara. Tidak hanya sebagai tempat rekreasi yang aman, dekat, serta biaya yang murah namun Taman Margasatwa Ragunan juga mengandung keanekaragaman hayati yang memiliki nilai konservasi tinggi. Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat nilai ekonomi Taman Margasatwa Ragunan berdasarkan pendekatan travel cost method dan choice modeling. Dalam metode travel cost dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Sqaure), variabel biaya perjalanan dan status pernikahan signifikan mempengaruhi jumlah kunjungan. Total nilai manfaat yang diperoleh sebesar Rp. 186.002.217.815,00 per periode atau sebesar Rp. 36.068,00 per kunjungan. Untuk choice modeling menggunakan atribut spesies hewan, toilet, kebersihan, dan tiket masuk. Analisa dengan menggunakan Conditional Logit menunjukkan total compensating surplus paling tinggi pada skenario tiga dengan total nilai manfaat Rp. 16.886,29 atau sebesar Rp. 87.080.925.787,00.

Ragunan Zoo is one of the largest zoos in Indonesia and the largest in Southeast Asia. Not only as a place of recreation that is safe, close and low cost, but Ragunan Zoo also contains high biodiversity value. Therefore, this study wants to estimate economic value Ragunan Zoo through travel cost method and choice modeling approach. In travel cost method using OLS (Ordinary Least Sqaure), cost of travel and marital status significantly affect the number of visits. The total value of the benefits gained is Rp. 186.002.217.815,00 per period or Rp. 36.068,00 per visit. Choice modeling?s attributes are animal species, toilets, cleanliness and cost. Conditional logit shows that respondents are willing to pay from Rp. 10,000 to Rp. 15,000 for improvement services for Ragunan Zoo. Using Conditional Logit, the results showed that the highest total compensating surplus on third scenario with total value of Rp. 16.886,29 or Rp. 87.080.925.787,00 per period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nur
"ABSTRAK
Taman Rekreasi Wiladatika (TRW) memiliki manfaat terukur (tangible)
dan manfaat tidak terukur (intangible). Manfaat tangible adalah nilai uang yang
dihasilkan oleh TRW sebagai salah satu sumber pendapatan pengelola TRW.
Sedangkan manfaat intangible adalah manfaat immaterial atau tidak dapat diraba
namun dapat dirasakan seperti pemandangan taman, udara yang bersih dan
kondisi lingkungan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi
nilai ekonomi TRW dan mengevaluasi tawaran dari konsorsium perusahaan
swasta nasional. Jumlah responden yang diobservasi berjumlah 200 orang.
Dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method) diperoleh nilai
willingness to pay (WTP) terhadap obyek wisata TRW sebesar Rp. 28.302,- per
individu per kunjungan. Nilai ekonomi TRW adalah Rp. 7.428.850.470,- yang
diperoleh dari hasil perkalian nilai WTP dengan jumlah wisatawan dalam satu
tahun. Nilai WTP individu tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk
menentukan harga tiket masuk. Namun keuntungannya harus dapat digunakan
untuk menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistem TRW. Dari perhitungan
pendapatan dan pengeluaran yang diterima oleh pengelola TRW, seharusnya
pengelola Taman Rekreasi Wiladatika mendapatkan pendapatan sewa lebih dari
Rp 6.274.670.000,- per tahun.

ABSTRACT
Wiladatika Recreation Park has measurable benefits (tangible) and
intangible benefits (intangible). Tangible benefit is worth the money generated by
Wiladatika Recreation Park as one of revenue source for the Wiladatika
Recreation Park management. While the intangible benefits are advantages in the
form of immaterial or can not be felt but could be perceived as unique, beautiful
park scenery, clean air and good environmental condition. The aims of this study
are to estimate the economic value and evaluate rents utilization of Wiladatika
Recreation Park. Using the travel cost method we obtained that the willingness to
pay (WTP) for tourist attractions in Wiladatika Recreation Park is IDR 28,302 -
per individual per visit. The economic value of Wiladatika Recreation Park is IDR
7.428.850.470. This value is resulted by multiplying WTP and the number of
tourists in a year. WTP value can be considered to raise the price of admission,
However profit obtained should be used to maintain and preserve the Wiladatika
Recreation Park ecosystems. Based on the calculation of income, the value of
investments, assets under management and estimated operating costs of the
company, the Wiladatika Recreation Park management possibly could obtain
income more than IDR 6.274.670.000 per year."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Annisa
"Sebagian besar pemanfaatan hiu dan pari di Indonesia masih bersifat ekstraktif. Hal tersebut meningkatkan ancaman terhadap keberadaanya yang ditunjukkan dengan penurunan populasinya. Padahal ada jenis pemanfaatan lain yaitu pemanfaatan nonekstraktif
berupa ekowisata hiu dan pari. Penelitian ini membandingkan nilai ekonomi kegiatan ekowisata hiu dan pari dengan nilai ekonomi yang diberikan oleh kegiatanperikananya, di lokasi target penangkapan yaitu di Meulaboh, Takalar dan Tanjung Luar.
Nilai ekonomi ekstraktif didapatkan dari nilai pasar dengan data Surat Rekomendasi KKP sedangkan non-ekstraktif diberikan dalam bentuk use value melalui metode TCM, dan
non-use value menggunakan CVM. Rasio antara nilai perikanan dengan estimasi nilai rekreasi yaitu 1:33, 1:28 dan 1:2,7 untuk masing-masing lokasi Meulaboh, Takalar, dan Tanjung Luar. Dengan demikian, ekowisata hiu dan pari jelas dapat menjadi alternatif
kegiatan penangkapan hiu dan pari di lokasi-lokasi yang menjadikan mereka sebagai
target penangkapan. Temuan lainnya yaitu estimasi rata-rata nilai konservasi dari
keberadaan hiu dan pari yang sebanyak Rp. 105.403/orang.

Most of the use of sharks and rays in Indonesia is still largely extractive. Those situation
increased the threat to their existence as indicated by the decline in their population. This
study compares the economic value of sharks and rays ecotourism with the economic
value from extractive use, in target fishing locations, Meulaboh, Takalar and Tanjung
Luar. The extractive economic value is obtained from the market value using KKP Surat
Rekomendai data, while non-extractive is given the use value through the TCM method,
and non-use value using CVM. The ratio between fishery value and recreation value
estimation is 1:33, 1:28 and 1:2,7 for Meulaboh, Takalar, and Tanjung Luar locations,
respectively. Thus, sharks and rays ecotourism can clearly be an alternative for sharks
and rays fishing activities in locations where they are targeted for capture. Another
finding is the estimated average conservation value of the presence of sharks and rays, is
Rp. 105.403/person.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Sulistyowati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai ekonomi Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk di kota Jakarta Utara dengan menggunakan metode biaya perjalanan dan untuk memperkirakan permintaan pengunjung dan kemauan untuk membayar (willingness to pay/WTP). Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan survei pada 100 sampel pengunjung. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi log-log. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya perjalanan dan pendapatan mempengaruhi total kunjungan individu dan menunjukkan bahwa rata-rata kesediaan pengunjung untuk membayar adalah Rp.276.921 per individu per tahun. Nilai ekonomi dari TWA Angke Kapuk yang berasal dari kesediaan untuk membayar pada Tahun 2014 diproyeksikan sebesar Rp.2,42 miliar. Saat ini, kebijakan untuk menaikan tarif masuk adalah solusi yang mungkin untuk membiayai konservasi.

ABSTRACT
This research aim to evaluate the economic value of Angke Kapuk natural tourism park (TWA Angke Kapuk) in North Jakarta by travel cost method and to estimate the demand for traveling and the willingness to pay. The data for this research were collected by conducting surveys on 100 sample visitors. The data were analyzed by using log-log regression model. The result of this research indicated that travel cost and income affected total individual visits and showed that visitors’ average willingness to pay was Rp.276.921 per head per year. The economic value of TWA Angke Kapuk in 2014 is projected to reach Rp.2.42 billion. At present, the policy to increase entrance fees is a possible solution to finance conservation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library