Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Indah Suciarti
"Trastuzumab adalah produk bioteknologi terbaru dalam pengobatan kanker payudara. Antibodi monoklonal ini bekerja langsung pada targetnya yaitu reseptor HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor-2). Harga obat ini sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola pengobatan 61 data rekam medis pasien kanker payudara yang memiliki HER2+ di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta selama periode September 2003 hingga Maret 2006. Hasil dari uji chi-square menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa ada hubungan antara penjamin biaya pengobatan terhadap jenis pengobatan (p< 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan jenis pengobatan (p>0,05). Hasil survei deskriptif menunjukkan bahwa kelompok usia 40 - 49 tahun memiliki persentase kanker payudara yang memiliki HER2+ terbesar (36,1 %), stadium yang tertinggi persentasenya adalah stadium IV (19,7 %), serta pasien yang mempunyai riwayat kanker keluarga adalah sebanyak 10 dari 17 pasien (58,82 %), sedangkan 44 pasien tidak diketahui datanya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32455
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ida Yus Sriyani
"
ABSTRAKPemeriksaan mutasi gen PIK3CA penting dilakukan karena mutasi pada gen tersebut menyebabkan penderita kanker payudara dengan subtipe HER 2 mengalami resistensi terhadap terapi trastuzumab. Kit komersial pendeteksi mutasi gen PIK3CA yang beredar di pasaran dibuat berdasarkan genotipe kaukasia/Amerika. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui profil mutasi gen PIK3CA ekson 20 dari penderita kanker payudara di Sumatera Barat. Hasil sekuensing menunjukkan mutasi gen PIK3CA ditemukan 5 dari 68 sampel uji (7,35%) dan paling sering terjadi pada subtipe luminal. Mutasi tersebut berupa silent mutation T1025T (4,41%) dan missense mutation H1047R (2,94%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi gen PIK3CA Ekson 20 tidak berasosiasi dengan keberadaan reseptor ER, PR, dan HER 2. Mutasi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pembuatan kit deteksi mutasi gen PIK3CA meskipun tidak berasosiasi dengan parameter patologiklinik.
ABSTRACTExamination of PIK3CA mutations in breast cancer patients is important because contributed to trastuzumab resistance problem in breast cancer subtype HER 2. Since commercial kit to detect PIK3CA mutation which now widely used were made based on caucasia/America genotype, not based on genotype Indonesia. The research has been conducted to determine the profile of the PIK3CA exon 20 mutations of the breast cancer patients in West Sumatra. Sequencing result showed that 5 out of 68 samples PIK3CA (7.35 %) had PIK3CA mutations and mostly occur in the luminal subtype. Mutations found were silent mutation T1025T (4.41 %) and missense mutation H1047R (2.94%). Meanwhile, this research results that PIK3CA mutation in exon 20 does not associated with the presence of ER, PR, and HER 2 reseptors respectively. However, mutations found in this research was expected to use as a reference in devloping detection kit of PIK3CA mutation regardless the negative association with clinical pathology parameters;"
2016
S64743
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sandra Hermanto
"Penggunaan radioimunokonjugat berbasis antibodi trastuzumab sebagai agen teranostik kanker payudara positif HER2 masih kurang ideal karena ukuran molekul yang relatif besar sehingga laju biodistribusi dan laju clearance relatif lambat dan mengakibatkan akumulasi dalam jaringan normal hati/ginjal dan darah. Berdasarkan fakta ini, fragmentasi trastuzumab menjadi F ab 39; 2 dan penandaan fragmen oleh radionuklida Lutetium-177 pemancar partikel ? dan ? telah dilakukan. Penyiapan fragmen F ab rsquo; 2 dilakukan melalui fragmentasi enzimatik oleh pepsin dan fraksinasi dengan kolom PD-10 Sephadex G-25 ., Fragmen F ab rsquo; 2 yang dihasilkan dikonjugasi dengan 2- 4-isothiocyanatobenzene -1,4,7,10-tetraazacyclododecane-1,4,7,10-tetraacetic acid p-SCN-Bn-DOTA dan radiolabeling dengan 177Lu. Fluktualitas dan afinitas F ab rsquo; 2 dalam pengikatannya dengan reseptor HER2 diamati melalui pendekatan simulasi dinamika molekuler dan penambatan molekul molecular docking . Hasil fragmentasi menunjukkan semua trastuzumab terkonversi menjadi Fragmen F ab 39; 2 dengan waktu hidrolisis optimum 18 jam. Purifikasi fragmen F ab 39; 2 dengan kolom kromatografi gel filtrasi menghasilkan 98 F ab rsquo; 2 murni dengan bobot molekul F ab 39; 2 98,35 kDa. Jumlah rasio mol pSCN-Bn-DOTA per fragmen antibodi 5.03 1.5 dengan perbandingan mol DOTA:F ab rsquo; 2 20:1. Stabilitas termodinamik radioimunokonjugat 177Lu-DOTA-F ab rsquo; 2 trastuzumab cukup tinggi dalam serum HSA pada suhu 37°C setelah masa penyimpanan selama 4 hari dengan kemurnian radiokimia yang masih dapat dipertahankan sebesar 91.96 0.26. Hasil simulasi dinamika molekuler menunjukkan bahwa fragmentasi Fc pada molekul trastuzumab relatif tidak merusak struktur dan konformasi F ab rsquo; 2 secara keseluruhan khususnya pada daerah CDR sehingga tidak menurunkan afinitas pengikatannya terhadap reseptor HER2. Hasil analisis SASA pada residu lisin F ab rsquo; 2 menunjukkan bahwa reaksi pembentukan konjugat DOTA-F ab rsquo; 2 diduga terjadi di luar daerah CDR sehingga tidak mengganggu afinitas pengikatannya terhadap reseptor HER2. Simulasi Lu-DOTA-Fab-HER2 dalam fase air menghasilkan ?Gbinding yang relatif lebih besar 15.5066 kkal/mol jika dibandingkan dengan kompleks HER2-Fab -45.1446 kkal/mol.
The use of trastuzumab as intact IgG labeling radionuclide for HER2 breast cancer theranostic agent is not ideal because it is slowly eliminated from the blood and normal tissues yielding low tumor blood T B and tumor normal tissue T NT ratios. Based on this fact, fragmentation of trastuzumab F ab 2 and radiolabeled of fragment by and particle of Lutetium 177 has been developed. Preparation of F ab 2 trastuzumab fragment were prepared by digestion of intact IgG with pepsin and fractionated in PD 10 column, through conjugated with 2 4 isothiocyanatobenzyl 1,4,7,10 tetraazacyclododecane 1,4,7,10 tetraacetic acid p SCN Bn DOTA and radiolabeled with 177Lu. The results of this preliminary work were the optimum time for completely digest of trastuzumab to form F ab 2 fragment was 18 hrs, where all trastuzumab converted to F ab 2 fragment. The purity of F ab 2 fragment from size exclusion chromatography was carried out of 98 and a molecular weight of F ab 2 was 98.35 kDa respectively. The average number of pSCN Bn DOTA chelates per antibody fragmen were 5.03 1.5 and the optimum conjugation reactions were performed at molar ratio 20 1 for pSCN Bn DOTA to trastuzumab. The stability test of radioimmunoconjugate in HSA serum in 37°C show the high stability of aliquot with radiochemical purity was 91.96 0.26 after 96h storage. Molecular dynamic simulation of F ab 2 fragment show that fragmentation of trastuzumab did not distrupt the whole structure and conformation of F ab 2 expecially in CDR region. The solvent accesibility surface area of lysine residue show that conjugation of pSCN Bn DOTA to F ab 2 occurred in lys residue outside of CDR region so it s not influenced the binding affinity of radioimunoconjugate. The docking of Lu DOTA F ab 2 with HER2 receptor in aquous system generated Gbinding more highly 15.5066 kkal mol than positive control HER2 Fab 45.1446 kkal mol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
D1700
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library