Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.M. Emmanuel Santosa R.
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang simulasi pemilihan mode pada profil intensitas 2D dari keluaran tunable VCSEL canrifever dengan menggunakan simulasi VISTAS pada perangkat lunak Matlab versi 6.5 dengan pengembangan yang Spesifik terhadap VCSEL cantilever. Pengubahan struktur dari cantilever VCSEL dilalcukan dengan menggunakan prinsip gaya elektromagnetik antara cantilever dan lapisan cermin atas VCSEL. Simulasi dilakukan dengan melakukan perhitungan perubahan kedudukan cantilever yang akan mengubah dimensi panjang dari cavity laser. Parameter-parameter yang berhubungan dengan perubahan dimensi tersebut kemudian dikalkulasikan untuk menghasilkan parameter VCSEL tala cantilever. Simulasi menghasilkan data-data perubahan struktur VCSEL beserta daya keluarannya. Dari kalkulasi yang dilakukan tersebut dibentuk profil-profil mode transversal orcle dasar. Hasil pemilihan mode transversal yang muncul dari laser dapat dipergunakan untuk menentukan pemilihan material, panjang gelombang dan tegangan yang harus dipakai untuk melakukan penalaan yang tepat. Simulasi menggunakan divais dengan panjang gelombang normal sekitar 1,55 pm sebagai panjang gelombang pedoman yang memang merupakan panjang gelombang yang digunakan pada teknologi telekomunikasi dan informasi optik saat ini., sehingga secara tidak langsung dapat dipergunakan dalam perancangan sebuah sistem telekomunikasi dan informasi optik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willie Setiawan
Abstrak :
Dengan adanya tulangan transversal pada spun pile dapat meningkatkan nilai kekuatan, daktilitas, serta mencegah terjadinya tekuk. Penelitian ini akan mengamati efek dari rasio volumetrik tulangan transversal terhadap kekuatan, daktilitas, jenis kegagalan yang terjadi, dan pengaruhnya ke tegangan. Analisa pada penelitian ini dibuat melalui pengamatan dari hasil uji parametrik, yang meliputi efek beban aksial dan rasio volumetrik tulangan transversal. Penulis menggunakan software ABAQUS untuk mendapatkan hasil dari uji parametrik. Diketahui dari hasil penelitian ini bahwa dengan diberi beban aksial yang semakin besar, kekuatan akan semakin besar juga namun nilai daktilitas akan menurun. Kemudian, untuk rasio volumetrik tulangan transversal berbanding lurus dengan kekuatan dan daktilitas benda uji. Selain itu, penulis juga mengamati diagram interaksi P-M menggunakan software SAP 2000 untuk mengetahui kapasitas momen yang dapat ditanggung benda uji. Diketahui dari diagram interaksi P-M benda uji khususnya dengan beban aksial rendah mengalami kegagalan akibat daktail. Penulis mengakhiri penelitian ini dengan kesimpulan bahwa rasio volumetrik minimal yang layak digunakan ketika memenuhi 30% dari syarat minimum tulangan transversal berdasarkan SNI 2847:2019. ...... The presence of transverse reinforcement in the spun pile can increase strength, ductility, and prevent from buckling. This study will examine the effect of the volumetric ratio of transverse reinforcement on strength, ductility, type of failure that occurs, and its effect on stress. The analysis in this study was made by observing the results of parametric tests, which included the effects of axial loads and volumetric ratios of spiral reinforcement. The author uses the ABAQUS software to get the results of the parametric test. It is known from the results of this study that given a larger axial load, the strength will also be greater but the ductility value will decrease. Then, for the volumetric ratio of spiral reinforcement is directly proportional to the strength and ductility of the specimen. In addition, the authors also observe the P-M interaction diagram using SAP 2000 software to determine the moment capacity that can be borne by the test object. It is known from the P-M interaction diagram that the test specimens, especially those with low axial loads, will experienced ductile failure by moment forces. The author ends this research with the conclusion that the minimum volumetric ratio that is feasible to use when it meets 30% of the minimum requirements for transverse reinforcement based on SNI 2847:2019.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Natalia Wibowo
Abstrak :
Peran dari tulangan transversal terhadap spun pile adalah untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas beton, serta untuk mencegah tulangan menekuk (buckling) dan kegagalan geser pada tiang. Penelitian ini akan mengamati efek rasio volumetrik tulangan transversal terhadap kekuatan, daktilitas, dan jenis kegagalan yang terjadi melalui uji parametrik menggunakan aplikasi ABAQUS. Variasi yang dilakukan adalah keberadaan beton pengisi, beban aksial, rasio panjang bentang terhadap diameter tiang (L/D), serta rasio volumetrik tulangan transversal. Didapatkan bahwa adanya beton pengisi meningkatkan daktilitas dan kekuatan tiang. Kemudian, nilai rasio volumetrik tulangan berbanding lurus dengan kekuatan dan daktilitas tiang, namun efek ini tidak berpengaruh besar. Kekuatan dan daktilitas sangat bergantung pada beban aksial dan rasio L/D. Benda uji dengan rasio L/D rendah mengalami keruntuhan secara tiba-tiba sehingga kegagalan tersebut perlu diidentifikasi. Penulis mengamati kegagalan benda uji melalui diagram interaksi P-M dari aplikasi SAP 2000 dan diagram interaksi V-M dari aplikasi Response 2000. Untuk benda uji dengan rasio L/D yang tinggi, terjadi kegagalan akibat beban momen yang bersifat daktail. Benda uji dengan rasio L/D rendah yang rasio volumetrik memenuhi di bawah 25% persyaratan oleh SNI/ACI mengalami kegagalan akibat geser dan momen. Benda uji dengan rasio volumetrik yang memenuhi lebih dari 25% persyaratan SNI/ACI mengalami kegagalan akibat bending. Berdasarkan persamaan oleh Fanous, minimum rasio volumetrik yang diperoleh sebesar dimulai dari 34%. Untuk benda uji yang digunakan pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa rasio volumetrik minimal yang dapat digunakan sebesar 3% atau memenuhi 50% dari persyaratan oleh SNI/ACI. ......The role of transverse reinforcement in spun pile is to increase the strength and ductility of the pile. Additionally, adequate transverse reinforcement prevents buckling of the longitudinal reinforcements and shear failure. The purpose of this study is to observe the transverse reinforcement’s volumetric ratio and its effect to the pile’s strength, ductility, and failure mode through parametric testing by running models created in ABAQUS. Variation of the models include the presence of concrete infill, axial loads, ratio of the pile’s depth to diameter (L/D), and transverse reinforcement’s volumetric ratio. It is found that the presence of infill concrete increases the pile’s strength and ductility. Furthermore, the transverse reinforcement’s volumetric ratio is proportional to the pile’s strength and ductility though the effects are minimal. The pile’s strength and ductility is much more impacted by the axial load and L/D ratio. Models with low L/D ratio underwent sudden failure which the failure mode will be further investigated. The failure modes are observed through P-M interaction diagram using SAP 2000 and V-M interaction diagram using Response 2000. Models with higher L/D ratio experienced ductile failure by moment forces. Models with lower L/D ratio and satisfy 25% or lower of the SNI/ACI standard experienced shear and moment failure, whereas models that fulfill 25% and above of the SNI/ACI standard experienced moment failure. According to Fanous’ formula, 34% is the minimum volumetric ratio. For the model used in this study, it is found that the minimum transverse reinforcement’s volumetric ratio is 3% which fulfills 50% of SNI/ACI standard.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Puspitasari Izaak
Abstrak :
Telah dipelajari dan dikembangkan sebuah model sederhana untuk reaksi fotoproduksi η pada nukleon yaitu model isobar dengan menggunakan formalisme amplitudo transversal pada kerangka pusat massa. Fotoproduksi dianalisis pada energi foton Lab. antara 0.8-1.2 GeV. Reaksi fotoproduksinya adalah γ N → η N. Amplitudo yang ditinjau melibatkan kanal-s, kanal-t dan kanal-u pada suku Born dan resonan. Perhitungan observable yang ditinjau adalah penampang lintang differensial, penampang lintang total, dan polarisasi foton. Hasil penelitian ini menunjukkan seberapa besar kontribusi dari amplitudo transisi pada kanal-s, kanal-t dan kanal-u dari suku Born dan resonan pada proses perhitungan data observable. ...... A simple model for h photoproduction have been studied and developed in this research named isobaric model using transversal amplitudes formalism in the center of mass system. Photoproduction is analyzed in foton Lab. energy 0.8-1.2 GeV. The considered reaction is γN → ηN. Amplitudes consist of s channel, t channel and u channel in Born term and resonance term. Observable that we consider are differential cross section, total cross section and photon polarization. The result of this research is to show how large the contribution of transition amplitudes in channel-s, t-channel and channel-u from Born term and resonance term in the calculation of the observable data.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivienne Wahab
Abstrak :

ABSTRAK
Topik yang dibahas pada tugas akhir ini adalah mengenai analisa statik maupun dinamik terhadap tiga elemen balok geser transversal, yaitu elemen Discrete Kirchhoff Mindlin for Beams (DSB); Poutre Mixed Linear (MLB) dan Poutre Mixed Quadrilateral (MQB). Elemen ini digunakan pada kasus portal bidang (2 nodal 6 dof) dan pada kasus portal ruang (2 nodal 12 dot). Ketiga elemen ini diuji ketangguhannya baik pada analisa statik maupun dinamik.

Dari ketiga elemen diatas, elemen MQB merupakan elemen yang mempunyai perfonnance yang paling baik baik untuk balok tipis maupun balok tabal. Keunggulan elemen ini dikarenakan adanya faktor pengaruh geser φ yang merupakan rasio antara tinggi balok dan panjang elemen, dan juga dikarenakan oleh formulasi model hibrida pada elemen ini.

Pada karya tulis ini, juga diturunkan perumusan gaya nodal ekivalen untuk berbagai macam pembebanan, yang setelah diujikan kebenarannya memberikan hasil yang baik.

Untuk analisa dinamik problem getaran bebas, selain formulasi matriks kekakuan untuk setiap elemen yang merupakan standart untuk problem statik, ditambahkan formulasi matriks massa elemen yang menggunakan metode matriks massa terkumpul (Lump mass). Sedang untuk solusi nilai eigermya digunakan metode subspace ileralion.

Pengujian elemen untuk problem statik dilakukan dengan melakukan test-test standart untuk statik seperti test nilai eigen, patch test dan lain-lain. Sedang untuk analisa dinamik, dipergunakan standart NAFEMS dengan memperhatikan konvergensi nilai-nilai frekuensi naturalnya Selain itu digunakan pula elemen balok dari program SAP90 sebagai pembandingnya.
1997
S34680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryasa Pradeni
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi perlakuan pada struktur gelegar boks terhadap beban awal retaknya. Variasi perlakuan yang diteliti adalah tebal pelat, jarak pembebanan, bidang kontak pembebanan, jarak perletakan, mutu beton, dan keberadaan tendon prategang transversal. Analisis dilakukan dengan memodelkan struktur secara finite element menggunakan elemen solid 3 dimensi, dengan pembebanan secara bertahap untuk mendapatkan besar beban pada saat mulai retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban awal retak akan lebih tinggi pada struktur gelegar boks dengan tebal pelat lebih besar, jarak beban lebih jauh, bidang kontak lebih luas, dan yang menggunakan tendon prategang. ......This study aims to observe the effect of various treatments given to a box girder structure against its initial cracking load. The treatments varied in this study include slab thickness, loading position, loading area, support position, concrete strength, and usage of transversely post-tensioned tendons. The analysis is done by modeling  the structure with finite element method using 3 dimensional solid elements. Incremental loading is used to acquire the magnitude of the load at initial cracking condition. The result shows that the initial cracking load is higher in the box girder structure with thicker slab, farther loading distance, bigger loading area, and prestressed box girder structure.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nashrul Ihsan
Abstrak :
ABSTRAK Tujuan Untuk mengetahui perbadingan efektivitas dan keamanan antara fakoemulsifikasi torsional dan transversal menggunakan parameter phaco time dan perubahan sel endotel dan ketebalan kornea sentral Metode Penelitian prospektif menggunakan katarak senilis NO 3 4 LOCS III yang dilakukan randomisasi menjadi dua kelompok torsional Ozil IP dan transversal Ellips FX Keluaran primer berupa phaco time sel endotel kornea ketebalan kornea sentral tajam penglihatan terkoreksi pada hari pertama ketujuh dan ke 30 pasca operasi Hasil Penelitian ini menggunakan 61 pasient Karakteristik dasar setara dan dapat dibandingkan Phaco time torsional CDE memiliki nilai kecil hingga hanya 1 3 phaco time transversal EFX Penurunan ECD kelompok torsional 7 9 dan kelompok transversal 8 9 Tidak ada perbedaan bermakna pada perubahan ECD dan CCT antara fakoemulsifikasi torsional dan transversal Simpulan Efektivitas dan keamanan kedua mesin fakoemulsifikasi torsional dan transversal tidak berbeda signifikan.
ABSTRACT Purpose To compare the effectivity and safety between torsional and transversal phacoemulsification using intraoperative parameter phaco time and postoperative parameter endothelial cells and central corneal thickness changesMethods This prospective study with senile cataract eyes NO 3 4 LOCS III which randomized to have phacoemulsification using torsional Ozil IP or transversal Ellips FX Primary outcomes were phaco time endothelial cell density ECD central corneal thickness CCT corrected distance visual acuity with 1 7 and 30 days after phacoemulsificationResults The study included 61 patients Baseline characteristic were comparable The phaco time torsional CDE only one third of phaco time transversal EFX The results of the percentage of ECD loss were 7 9 in torsional and 8 9 in transversal No difference in ECD and CCT changes between torsional and transversal statistically Conclusions The effectivity and safety of torsional and transversal phacoemulsification did not differ significantly.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, [2016;2016, 2016]
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Everest Susanto
Abstrak :
Spun pile yang terdapat di Indonesia masih menggunakan tulangan transversal dengan rasio volumetrik yang jauh dibawah persyaratan SNI. Penggunaan steel jacket pada spun pile selain sebagai perkuatan untuk spun pile juga untuk memenuhi kebutuhan tulangan transversal pada spun pile tersebut. Penelitian ini akan mengamati pengaruh penggunaan steel jacket terhadap perilaku spun pile dalam menahan beban aksial dan lateral melalui pemodelan menggunakan perangkat lunak ABAQUS. Uji parametrik untuk mengetahui pengaruh steel jacket dan perilaku spun pile dilakukan dengan memberikan variasi beban aksial, material dan tebal steel jacket, serta lekatan antara steel jacket dengan spun pile. Analisis hasil uji parametrik diperoleh melalui pengamatan kapasitas dan daktilitas melalui kurva , rasio volumetrik tulangan transversal, tegangan, dan regangan. Penggunaan steel jacket baja mutu tinggi dan baja normal diketahui dapat meningkatkan kapasitas lentur spun pile, namun juga mengurangi daktilitas dari spun pile tersebut. Lekatan steel jacket pada spun pile yang lebih lemah menyebabkan steel jacket mengalami slip sehingga dapat mengurangi kapasitas lentur spun pile. Steel jacket mampu memenuhi kebutuhan tulangan transversal pada spun pile karena mampu meningkatkan rasio volumetrik tulangan transversal pada spun pile secara signifikan dan mampu mengurangi tegangan dan regangan maksimum yang bekerja pada tulangan spiral. ......Spun pile available in Indonesia still uses transverse reinforcement with volumetric ratio that is much lower that SNI requirement. Steel jacket usage on spun pile besides as spun pile strengthening is also to fulfill the requirements of transverse reinforcement. The purpose of this study is to observe the effects of steel jacket to spun pile behaviour to withstand axial and lateral loads by modeling with ABAQUS software. Parametric studies used to observe the effects was done by varying axial loads, steel jacket materials and thicknesses, and bonds between steel jacket and spun pile. Analysis for parametric studies was obtained from investigation of capacity and ductility from curve, transverse reinforcement volumetric ratio, stresses, and strains. It is known that high strength and normal strength steel jacket can increase bending capacity of the spun pile, but also decrease the spun pile’s ductility. Weaker bonds between steel jacket and spun pile can cause steel jacket to slip thereby reduces bending capacity of spun pile. Steel jacket can fulfill the requirements of spun pile transverse reinforcement for increasing transverse reinforcement volumetric ratio significantly and reducing maximum stresses and strains acting on the spiral reinforcement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmi Satarsyah
Abstrak :
ASBTRAK
Dalam tiga puluh tahun terakhir, terjadi peningkatan yang signifikan pada penggunaan kapal multihulls untuk berbagai aplikasi seperti feri, kapal penangkap ikan, kapal olahraga, dan kapal penelitian oseanografi. Kenaikan harga BBM telah menyebabkan bisnis armada operasional dan pengiriman berada dalam situasi yang krusial. Konsumsi bahan bakar kapal dipengaruhi oleh volume kapal atau luas permukaan tercelup yang berpengaruh terhadap peningkatan tahanan kapal dan ukuran mesin utama. Trimaran bentuk lambung atau kapal dengan tiga lambung yang menjadi perhatian karena dapat memberikan luas dek yang lebih besar dan ukuran draft yang kecil. Pada penelitian ini menggunakan beberapa konfigurasi untuk mendapat hasil hambatan yang optimal pada kapal trimaran asimetrik. Hambatan salah satu merupakan faktor penting ketika merancang kapal karena berhubungan dengan perhitungan daya mesin utama kapal, biaya operasional kapal dan konsumsi bahan bakar. Dalam tesis ini akan menjelaskan pengaruh nilai hambatan yang disebabkan oleh konfigurasi melintang (S / L) pada lambung kapal trimaran asimetrik. Metode eksperimen (uji fisik) dan numerik (HullSpeed-MaxsurfPro 11.12) dilakukan dalam penelitian penelitian dengan variasi kecepatan dalam bilangan Froude 0 -0,51.
ABSTRACT
In the last thirty years, there is significant increase on the use of multihulls vessels for various applications such as ferries, fishing vessels, sporting craft, and oceanographic research vessels. The increase of fuel price has caused fleet operational and shipping bussines to be in danger situation. The fuel consumption of a ship is influenced by ship volume or wetted area which contributes directly to the increase of ship resistance and the size of main engine. Trimaran hull form or vessel with three hulls has recieved considerable attention because it can provide even bigger deck area and shallower-draft. The core of the study involves determaining the total resistance for each model in the series in konjunction varying tranversal side-hull locations. Resistance is an important factor when designing a ship because it deals with the calculation of main engine power of vessels, vessel operating costs and fuel consumption. In this thesis would explain the decrease in resistance value caused by the transversal configuration (S / L) on out-trigger trimaran asymetrical vessel. Experimental method (physic test) and numerical (HullSpeed-MaxsurfPro 11.12) conducted the study with the velocity variations in the Froude number 0 -0,51.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42273
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
Abstrak :
Retakan transversal pada dek jetty berpola tertentu bisa mengidentifikasikan bahwa struktur tersebut mempunyai masalah direncana desain, rencana durabilitas ataupun pada proses konstruksi. Retakan pada beton merupakan hal yang normal terjadi. Namun, pada level tertentu retakan ini akan memberikan perasaan tidak aman dan nyaman kepada pengguna fasilitas yang ada. Laporan ini merupakan hasil dari laporan investigasi yang telah dilakukan pada proyek yang memiliki masalah retakan transversal pada dek nya. Pada investigasi tersebut dilakukan pada 3 bagian yang bisa berkontribusi terhadap retakan yang terjadi. 3 hal tersebut adalah standar kualitas yang berhubungan dengan material yang digunakan, metode konstruksi dan desain struktur. Hasil dari analisa yang telah dilakukan, tingkat absorpsi agregat kasar yang bisa menyebabkan shrinkage pada beton sedikit lebih tinggi tetapi menurut literatur bukan merupakan penyebab utama. Waktu pengecoran beton untuk dek trestle disarankan dilakukan teratur dengan mempertimbangkan suhu lingkungan pada saat itu. Efek perbedaan temperature pada struktur dan shrinkage sebaiknya diperhitungkan dan diameter dan pengaturan letak tulangan transversal perlu di-review kembali untuk menghindari pelemahan pada potongan transversal dek Jetty. ......Transverse cracking on trestle jetty deck with specific pattern can be some sign that the structures might be have some issued in the design pan, durability plan or in construction stages. Some crack in the concrete is normal to occurs but in the certain level, these cracks will make the user of the facilit feel unsafe and uncomfortable. These report os the results of investigation on the project that have transverse cracking issued on the deck. Based on the literature study, there are three things that might contribute usch as quality standards that related to materials and design mix of concrete, construction work’s method and structural design. Based on the analysis result, there some material quality such as absorption fine and coarse aggregate, concrete strength, cement content and the usage one design mix for all structures can make the deck likely to have transverse cracking. Construction method that related to the surrounding enviroment such as ambient temperature, concrete temperature, time of casting that affecting the cracks also. In the desain part, the analysis of loading from shrinkage and temperature gradient also can be the main issues if its not considered in the design.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>