Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Itsar Hartadi
"Kebutuhan LNG domestik untuk PLTGU PLN terus meningkat, berdasarkan RUPTL PLN 2021 LNG yang diperlukan pada tahun 2023 mencapai 550,2 BBtuD. Nilai tersebut setara dengan 67 standard kargo dengan pembagian 54 kargo dari Lapangan X dan 13 kargo dari Lapangan Y. Berdasarkan regulasi, untuk mengangkut LNG di perairan Indonesia, kapal harus memenuhi persyaratan cabotage dimana dibutuhkan 1 kapal LNG berbendera Indonesia untuk menyerahkan kewajiban kontraktualnya dari Lapangan Y dan 4 kapal LNG diperlukan dari Lapangan X. Setiap operator KKKS harus menyewa kapal LNG berbendera Indonesia masing-masing (separated). Dengan metode ini, setiap operator KKKS tidak akan mencapai utilisasi pengiriman yang optimal dan akhirnya menimbulkan biaya transportasi LNG yang tinggi. Untuk meminimalkan biaya transportasi LNG di Indonesia, peneliti mengembangkan model untuk mengintegrasikan pengiriman LNG dari beberapa operator dalam satu running plan yang bertujuan meningkatkan utilisasi kapal dan meminimalkan biaya transportasi LNG di Indonesia. Model integrasi dikembangkan untuk menjalankan jadwal berdasarkan kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas PLN yang dibawa menggunakan kapal LNG 137,136 M3. Model integrasi ini akan menominasikan kapal terdekat yang tersedia ke tanggal jadwal pemuatan terdekat berikutnya. Dari simulasi, rata-rata utilisasi pengiriman meningkat dari 44% pada model separated menjadi 63% pada running plan terintegrasi. Selain itu, integrasi tersebut mengurangi total kebutuhan kapal LNG dari total 5 kapal menjadi 4 kapal untuk pengapalan LNG domestik. Dengan asumsi tarif sewa LNG 65K/hari untuk jangka waktu 1 tahun sesuai laporan Braemer, harga LNG 6 USD/MMBTU sesuai Permen ESDM dan harga Bahan Bakar pada 1000 USD/MT, total potensi penghematan dari sewa kapal, konsumsi bahan bakar dan environment cost adalah sekitar USD 39,5 juta/tahun atau 0,20 USD/MMBTU.

Domestic LNG demand for PLN's PLTGU continues to increase, based on the 2021 PLN RUPTL, the LNG required in 2023 will reach 550.2 BBtuD. This value is equivalent to 67 standard cargoes with the distribution of 54 cargos from X Field and 13 cargoes from Y Field. Based on regulations, to transport LNG in Indonesian waters, ships must meet cabotage requirements where 1 Indonesian-flagged LNG ship is required to deliver its contractual obligations from the Y field and 4 LNG ships are required from the X field. Each KKKS operator must charter LNG vessels with their respective Indonesian flags (). With this method, each PSC operator will not achieve optimal shipping utilization and will eventually result in high LNG transportation costs. To minimize the cost of LNG transportation in Indonesia, the researcher developed a model to integrate LNG shipments from several operators in one which aims to increase ship utilization and minimize LNG transportation costs in Indonesia. The integration model was developed to run a schedule based on the needs of the PLN Gas Power Plant which was carried on a 137,136 M3 LNG ship. This integration model will nominate the closest available vessel to the next closest scheduled loading date. From the simulation, the average delivery utilization increased from 44% in the model to 63% in the . In addition, the integration reduces the total need for LNG vessels from a total of 5 vessels to 4 vessels for domestic LNG shipments. Assuming an LNG rental rate of 65K/day for a period of 1 year according to Braemer's report, an LNG price of 6 USD/MMBTU according to the MEMR Regulation and a fuel price of 1000 USD/MT, the total potential savings from rent and fuel consumption is around USD 39, 5 million/year or 0.20 USD/MMBTU."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Maria MK
"ABSTRAK
Ketersediaan gas di Indonesia yang berkisar empat setengah kali lipat jumlah
cadangan minyak terutama dimanfaatkan di Indonesia dalam bentuk gas sumur
(wellhead) maupun Liquified Natural Gas (LNG). Harga minyak yang turun drastis
pada pertengahan tahun 2014 dan diperkirakan akan bernilai rendah hingga dua tahun
mendatang ini dapat mempengaruhi kelayakan bisnis pengangkutan gas, sehingga
harga gas distribusi mengalami kendala dalam berkompetisi dengan harga diesel
untuk industri. Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang erat antara harga
LNG dan harga diesel dengan harga minyak, tetapi harga gas sumur relatif tidak
dipengaruhi oleh harga minyak dan cenderung lebih terikat pada regulasi
pemerintahan setempat. Pada Mei 2016, ketika harga minyak (ICP) berkisar US$
44,68/barel, harga gas distribusi relatif kompetitif terhadap harga diesel jika sumber
gas terdiri dari 100% gas sumur atau kombinasi maksimal 50% LNG dan 50% gas
sumur. Dengan membuat variasi pada harga minyak (ICP) antara US$ 20-70/barel,
untuk sumber gas 100% LNG, harga gas distribusi relatif tidak kompetitif terhadap
harga diesel pada keseluruhan variasi harga minyak. Pada penggunaan 100% gas
sumur, harga minyak minimum agar harga gas distribusi masih relatif kompetitif
terhadap harga diesel adalah US$ 20/barel. Sementara itu, untuk sumber gas 50%
LNG dan 50% gas sumur, harga minyak minimum agar harga gas distribusi masih
relatif kompetitif terhadap harga diesel adalah US$ 50/barel. Artinya, penggunaan di
atas 50% LNG saat ICP di bawah US$ 50/barel akan menyebabkan menurunnya
keuntungan pada bisnis pengangkutan gas bahkan dapat menimbulkan terjadinya
penggantian penggunaan energi dari gas ke diesel.

ABSTRACT
The amount of Indonesian gas reserve which is about four-and-a-half times
bigger than the amount of oil reserve is mostly used in Indonesia in the form of
wellhead gas as well as Liquified Natural Gas (LNG). The oil price which rapidly
declined in the midst of 2014 and is predicted to stay low until the next two years can
influence the reasonable value of gas transportation business, that the distributed gas
price will have difficulty in competing with the industrial diesel price. This research
shows certain correlations between LNG and diesel price with oil price. Meanwhile,
the wellhead gas price is relatively not influenced by oil price but is prone to be
regulated by local government. In May 2016, at ICP about US$ 44,68/barrel, the
distributed gas price is relatively competitive to diesel price for gas sources starting
from 100% wellhead gas to a combination of maximum 50% LNG and 50% wellhead
gas. By making variations of ICP between US$ 20-70/barrel, using 100% LNG
source, the distributed gas price will not be relatively competitive to diesel price in all
ICP variations. Using 100% wellhead gas source, the minimum oil price causing the
distributed gas price to become relatively competitive to diesel price is US$ 20/barrel.
Meanwhile, using 50% LNG and 50% wellhead gas source, the minimum oil price
causing the distributed gas price to become relatively competitive to diesel price is
US$ 50/barrel. This means that the use of more than 50% LNG at ICP below US$
50/barrel will lead to the decline of profit in gas transportation business and can even
result in energy utilization switch from gas to diesel."
Lengkap +
2016
T45617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Ratna Uli
"ABSTRAK
Nama : Martina Ratna UliProgram Studi : Magister ManajemenJudul : Analisis Perbaikan Proses Bisnis Penagihan Biaya Transportasi Studi Kasus : PT X Pembimbing : RR. Ratih Dyah Kusumastuti M.T., Ph.D. Untuk menjadi perusahaan yang memiliki nilai kompetitif, perusahaan harus memastikan bahwa proses bisnis yang dilakukan sudah berjalan secara efisien. Demikian juga halnya dengan yang dilakukan oleh PT X sebagai salah satu perusahaan air mineral dan minuman isotonic di Indonesia. Proses bisnis yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah proses-proses pendukung dalam penagihan biaya transportasi ke PT X, dimana proses ini kerap kali membutuhkan waktu proses yang cukup panjang. Waktu yang panjang ini disebabkan karena dibutuhkannya proses administrasi yang dilakukan secara manual dan kerap kali terjadinya kekeliruan dalam melakukan proses administrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi proses yang berlangsung saat ini, akar permasalahan yang ada dan juga usulan perbaikan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep dari usulan perbaikan ini menerapkan konsep eliminate, simplify, integration dan automation. Sistem yang terintegrasi dan proses yang sudah otomatis akan mengurangi waktu proses bisnis yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan dan juga meningkatkan kepuasan pelanggan maupun transporter. Kata kunci:Business Process Improvement, Supply Chain Management, Proses Penagihan Biaya Transportasi

ABSTRACT
Name Martina Ratna UliStudi Program Magister ManajemenTitle Analysis Business Process Improvement for Transportation Cost Invoices Study Case PT X Consuler RR. Ratih Dyah Kusumastuti M.T., Ph.D.To become competitive, every company has to ensure their business processes are done efficiently. PT X, as one of the mineral water and isotonic drink company in Indonesia, also has ambition to do their business processes efficiently. Unfortunately, there rsquo re some prosesess especially for transportation cost invoices that can rsquo t conduct efficiently. Administrative processes are done manually and back and forth between related parties will be resulted in longer waiting time process. The objectives of this research are to identify current business processes, define root cause of unefficient business process and also to propose a business processes improvement. This research use the Business Process Improvement that consist of eliminate, simplify, integration and automation. An integrated system and an automated process will reduce business process time that will ultimately increase the company 39 s competitive value and also increase customers and transporters satisfaction. Keyword Business Process Improvement, Supply Chain Management, Transportation Cost Invoices "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Siti Amaris
"Pengembangan pariwisata internasional adalah salah satu sektor dunia yang paling dinamis dengan pertumbuhan signifikan, dimana sektor tersebut sangat penting dalam perkembangan ekonomi. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengkaji pasar permintaan pariwisata internasional di Indonesia yang berfokus pada tiga negara Eropa yang memepunyai distribusi besar sebagai wisatawan di Indonesia yang kemudian di relasikan kepada dampak dari pandemic COVID-19. Penelitian ini menggunakan dua jenis metodologi, yaitu, regresi OLS dan panel data untuk menganalisa adanya signidikasi determinasi peremintaan pariwisata internasional berdasarkan panel data. Kemudian, data dalam penilitian ini diambil dari Perancis, Jerman, dan Belanda dari tahun 2000 hingga 2021, dimana data tersebut diambil berdasarkan data tahunan pariwisata baik untuk  variable tangible dan intangible. Dalam penilitian ini menunjukan bahwa turis dengan pendapatan tinggi mempunyai kemungkinan lebih besar dalam melakukan kegiatan pariwisata, namun biaya transportasi yang lebih tinggi memberikan efek sebaliknya, turis asing akan mengurangi kemungkinan berpergian ke luar negeri.

The development of international tourism is one of the world's most dynamic and fastest-growing sectors, crucial to promote economic prosperity. This study aims to examine the demand for international tourism in Indonesia from three European tourists travelling to Indonesia and investigate how the COVID-19 pandemic impacted the tourism sector. The study implements two types of methodology were used in this study, OLS and panel data regression, in order to analyze the significance of the determinants of international tourism demand based on the panel data. The research consist data from France, Germany, and Netherland from year 2000 to 2021, using annual datasets for both dependent variable and independent variable. The result indicated that a tourist with higher income will mostly likely travel but a higher cost of transportation will discourage these foreigners from traveling abroad. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Surury
"Transportasi merupakan salah satu bagian penting dari sistem logistik, tetapi sektor transportasi juga merupakan salah satu konsumen bahan bakar terbesar dan penyumbang sebagian besar polutan di dunia. Berdasarkan studi ketiga dari IMO pertumbuhan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berpotensi meningkat secara signifikan di tahun 2050 yang utamanya dikarenakan pertumbuhan perdagangan maritim dunia. Lebih dari 80% kegiatan pendistribusian produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam rantai bisnis PT. Pertamina (Persero) didukung melalui transportasi maritim, khususnya kawasan Indonesia bagian timur yang terdiri dari banyak kepulauan. Pengendalian emisi GRK dalam tranportasi maritim dapat dilakukan salah satunya melalui pengelolaan rute distribusi logistik.
Dalam penelitian ini dilakukan optimasi biaya transportasi dan emisi GRK pada sistem depot majemuk dengan armada transportasi kapal yang heterogen untuk diaplikasikan pada kasus distribusi logistik produk Premium, Kerosene dan Solar di Wilayah Distribusi Niaga III dimana sumber pasokan berasal dari kilang Pertamina yang berlokasi di Balikpapan dan Kasim (RU V dan VII). Komputasi penyelesaian model optimasi menggunakan piranti lunak AIMMS versi 4.74 dengan solver CPLEX versi 12.9 untuk mendapatkan rute distribusi logistik terbaik dengan meminimalkan biaya transportasi dan emisi GRK yang dihasilkan oleh infrastruktur transportasi.
Hasil optimasi skenario Z1, Z2 dan MOO untuk biaya transportasi secara berurutan diperoleh sebesar 0,05, 0,078 dan 0,062 USD/kL-km dan intensitas emisi CO2 sebesar 9,16, 4,48 dan 4,62 gr-CO2/kL-km. Hasil dari optimasi multi tujuan dapat memberikan rute distribusi logistik yang optimal dengan meminimumkan biaya transportasi dan emisi CO2 secara bersamaan.

Transportation is an important part of the logistics system, but the transportation sector is also one of the largest fuel consumers and contributors to the majority of pollutants in the world. Based on the third study of IMO, Green House Gas (GHG) emission growth has the potential to increase significantly in 2050 mainly due to the growth of world maritime trade. More than 80% of the distribution activities of fuel products in the business chain of PT. Pertamina (Persero) is supported through maritime transportation, especially the Eastern Indonesia Region which consists of many islands. One of the ways to control GHG emissions in maritime transportation is by managing logistics distribution routes.
This research carried out an optimization of transportation costs and GHG emissions on a multi-depot system with a heterogeneous ship transportation fleet to be applied to the logistics distribution of Gasoline, Kerosene and Diesel products in the Commercial Distribution Region III where the source of supply comes from the Pertamina Refinery located in Balikpapan and Sorong (RU V and VII). The computational model solution used in this study uses AIMMS version 4.74 software with the CPLEX solver version 12.9 to get the best logistics distribution route by minimizing transportation costs and GHG emissions generated by transportation infrastructure. Z1, Z2 and MOO scenario optimization results for transportation costs are respectively obtained by 0.05, 0.078 and 0.062 USD/kL-km and CO2 emission intensities of 9.16, 4.48 and 4.62 gr-CO2/kL-km.
The results of multi-purpose optimization can provide optimal logistics distribution routes by minimizing transportation costs and CO2 emissions simultaneously.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library