Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Kade Sukesa
"Penelitian tentang hubungan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan ekonomi telah menarik perhatian banyak peneliti di Indonesia. Namun, beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung pendekatan yang digunakan, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
Berkenaan dengan itu, penelitian ini sekaligus menggunakan dua pendekatan yaitu pertama dengan menggunakan data time-series dan kedua menggunakan data panel. Dengan menggunakan pendekatan pertama, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan searah dari pertumbuhan ekonomi ke pertumbuhan infrastruktur jalan, dan tidak sebaliknya. Sementara, hubungan pertumbuhan ekonomi dengan transportasi udara dan laut tidak signifikan. Hasil yang serupa juga ditemukan dengan menggunakan pendekatan kedua dengan menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Pertumbuhan dari ketiga moda transportasi itu tidak memiliki efek yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Namun, dampak dari level transportasi udara signifikan dan negative pada pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, berbeda dengan efek dari infrastruktur transportasi, efek dari pertumbuman modal tetap bruto, sebagai proxy dari investasi infrastruktur, positif dan signifikan di semua model yang menggunakan fixed effect model dengan robust standard errors. Ini menunjukkan bahwa investasi modal memiliki peran penting pada ekonomi Indonesia, dan sepertinya ini menkonfimasi bahwa pertumbuhan investasi infrastruktur meningkatkan permintaan pada intermediate goods dan buruh, yang dapat menstimulasi terjadinya multiplier effect di dalam ekonomi.

The relationship between transport infrastructure and economic growth has attracted many researchers, including in Indonesia. However, all of these studies show quite mixed results depending on the approach used, the study's location, and the time studied.
This study uses both time-series data analysis and panel data analysis to investigate the relationship between economic growth and three transport infrastructure types. By using time-series data analysis, by employing VAR/VECM, this study concludes that there is a unidirectional relationship from economic growth to the growth in road infrastructure, not vice versa, while the relationships of per capita economic growth with the growth in air and sea transport infrastructure are not significant. A similar result also has been found using panel FEM with robust standard errors. All the growths in three types of infrastructure have no significant effect on per capita economic growth. Similarly, the effects of the level of both road transportation infrastructure and sea transportation infrastructure on economic growth are also not significant. However, the effect of the level of air transportation infrastructure is significant and negative.
Furthermore, in contrast with the effect of the growth rate of transport infrastructure on economic growth, the effect of growth in gross capital formation per capita, as a proxy of infrastructure investment, is positive and significant in all equations using FEM with robust standard errors. This shows that capital investment plays an essential role in Indonesias economy and might confirm that the growth in infrastructure investment increases the demand for intermediate goods and labours, which can stimulate a multiplier effect in the economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Putra Pratama
"Jabodetabek merupakan kawasan metropolitan area terbesar di Indonesia dengan penduduk 28 juta orang atau setara dengan 11 7 dari penduduk nasional Selama dua dekade terakhir Jabodetabek mengalami kecepatan pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi di daerah sub urban dibanding pada daerah urban atau biasa dikenal dengan suburbanisasi Keberadaan suburbanisasi tersebut dipengaruhi oleh salah satunya keberadaan infrastruktur transportasi Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan suburbanisasi penduduk di kawasan Jabodetabek serta kaitannya dengan keberadaan infrastruktur transportasi dalam hal ini jalan bebas hambatan dan kereta rel listrik dengan melihat perubahan kepadatan penduduk pada setiap desa dan kelurahan Dengan memanfaatkan data sensus penduduk tahun 2000 2010 penelitian ini mengestimasi keberadaan suburbanisasi melalui regresi ordinary least squares OLS Penelitian ini menemukan bahwa dalam kurun waktu 2000 2010 Jabodetabek mengalami suburbanisasi dan infrastruktur transportasi secara signifikan mempengaruhi perubahan kepadatan penduduk yang terjadi Untuk daerah sub urban keberadaan jalan bebas hambatan serta stasiun kereta rel listrik memiliki korelasi negatif dengan kepadatan penduduk Pada daerah urban jalan bebas hambatan juga berkorelasi negatif sementara keberadaan stasiun kereta api menghasilkan korelasi yang positif terhadap kepadatan penduduk.

As the largest metropolitan area in Indonesia the Jakarta Metropolitan Area Jabodetabek consists of 28 million of people which represents 11 7 of the national population During last two decades the Jabodetabek perhaps has experienced with more rapid population growth in sub urban areas relative to the Jakarta core area or suburbanization partly because of vast development of transport infrastructure Hence this paper aims to verify the presence of population suburbanization in the Jabodetabek and examines the dynamics of suburbanization by calculating the impact of access to highways and railway stations on changes in population density in the Jabodetabek We measure the access to transport infrastructures as the shortest distance of respective villages to nearest highways network and rail stations We use the data from Indonesia population census 1980 to 2010 at village level to sharpen the analysis We rely on ordinary least squares OLS regression to determine the results Our expected results are First it is confirmed that access to highways and rail stations have a significant role in shaping urban form Results show that the closer distance to highways and rail stations is the stronger its impact on changes in sub urban population density at village level in the Jabodetabek Although in urban areas distance to highways had a negative impact meanwhile distance to rail stations had a positive correlationKey words."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Trimono
"ABSTRAK
Transportasi sebagai aspek vital bagi kehidupan di Provinsi Lampung adalah permintaan yang terus meningkat. Adanya pola pergerakan kendaraan yang terbentuk dari faktor-faktor bangkitan dan tarikan perjalanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan menjadi fenomena yang penting untuk diteliti baik bagi dunia akademik maupun perencanaan wilayah. Mengetahui pola pergerakan kendaraan yang diukur dari indikator jumlah penduduk, sekolah, pasar, industri, hotel, dan kerapatan jaringan jalan di Provinsi Lampung serta hubungannya dengan topografi, jarak ke pusat administrasi, dan dominansi kegiatan ekonomi bukan pertanian adalah tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan analisis keruangan dengan menggunakan metode overlay yang dilanjutkan dengan metode multinominal logistic regression, diperoleh hasil bahwa sebaran luas wilayah tingkat pergerakan kendaraan di Provinsi Lampung yaitu 33% rendah, 55% sedang, dan 12% tinggi. Pola pergerakan kendaraan berbentuk multiradial menuju pusat-pusat kegiatan yang tersebar mengikuti jaringan jalan primer. Pergerakan sedang hingga tinggi sebagian besar terjadi di wilayah yang relatif dekat dengan ibukota provinsi, dan dominannya sektor industri. Sedangkan faktor lereng tidak mempengaruhi pergerakan, kecuali dengan melibatkan fungsi wilayah. Wilayah pergerakan tinggi berlereng terjal berada pada daerah ibukota kabupaten atau kawasan industri. Adapun wilayah pergerakan rendah berlereng terjal umumnya berada pada kawasan hutan lindung atau taman nasional.

ABSTRACT
Tranportation, as life’s vital aspect in Lampung Province, is a demand which keep increasing. Movement pattern of transportation formed from factors of trip attraction and trip generation in the process for fulfilling needs is important to be investigated either for academic purposes or regional planning. Understanding the movement pattern measured from indicators of population number, schools, markets, industries, hotels, and road networks density in Lampung Province and its correlation with topography, distance to administration’s center, and dominance of non agriculture economic activity is the objective of this research. Based on spatial analysis using overlay technique added with multinominal logistic regression method, results showed that the distribution area of vehicles movements in Lampung Province are 33% low, 55% moderate, and 12% high. This transport movement formed multiradial pattern over activity centers which spread following the primary road networks. Moderate to high movements mostly occur in regions which are relatively close with the provincial capital and dominated by industrial sector. While slope factor does not affect movement, except by involving the functional aspects of region. Regions with high movement but steep slope are located in the capital city of regencies or industrial area. As for regions with low movement and steep slope commonly occur in conservation area or national protected forests.
"
2015
S61074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library