Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handsfield, H. Hunter
New York: McGraw-Hill, 2011
616.951 HAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Solikhah Solikhah
Abstrak :
Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu daerah endemis malaria di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Lonjakan jumlah kasus malaria terjadi hampir dua kali lipat sejak tahun 2010 hingga bulan Agustus 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis Plasmodium pada penyakit malaria. Penelitian eksplorasi ini menggunakan desain studi cross sectional. Diagnosis kasus malaria diperiksa menggunakan pemeriksaan darah tebal secara mikroskopis dan untuk mengetahui faktor sosio- demografi dilakukan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi studi adalah penduduk di wilayah Kabupaten Kulonprogo yang diambil secara proporsional pada bulan Januari sampai bulan Juni 2012. Data dianalisis secara univariat dalam bentuk grafik dan tabulasi. Hasil penelitian ini adalah 1,3% terinfeksi Plasmodium campuran. Ada 82,1% yang ditemukan Plasmodium dalam bentuk ring, dan 0,6% ditemukan dalam bentuk gamet dan 5,8% dalam bentuk Plasmodium campuran yaitu ring dan gamet. Pada tahun 2012, kasus malaria di Kabupaten Kulonprogo berjumlah 156 kasus dengan rincian 97,4% adalah kasus baru dan 2,6% kasus impor, penye- baran terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Kulonprogo.

Kulonprogo District is one of area endemic malaria in Yogyakarta and central Java. Malaria cases raised sharply two times from August 2010 to 2011. This aimed of study to know type in the malaria Plasmodium. This research was exploratory research with a cross sectional design approach. Diagnostic of malaria used a microscopic examination of blood thick and conducted interviews with questionnaire to determined factors sosio- demografi. The population was resident in the district in proportion Kulonprogo taken in January to in June 2012. Analyze data used graphs and univariate data tabulation. The results in this study was parasite of Plasmodium found 1.3% was mixed Plasmodium infection. The parasite found 82,1% was ring Plasmodium, and 0.6% was in the form of gametes and 5.8% was in the form of a mixture of the ring and Plasmodium gametes. In 2012, Malaria Cases in Kulonprogo District was 156 cases. The percen- tage of detail cases were 97,4% new cases and 2,6% import cases. Malaria disease spread in Kulonprogo District.
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nandipinta
Abstrak :
Keberhasilan penanggulangan penyakit menular seksual (PMS) tidak hanya tergantung pada mutu pelayanan, tetapi juga tergantung pada faktor manusianya terutama perilaku pencegahan dan perilaku pencarian pengobatan. Salah satu faktor yang panting diperhatikan adalah perilaku pencarian pengobatan, karena kegiatan penanggulangan PMS terutama adalah penemuan penderita secara dini dan segera diobati. Hal ini disebabkan karena PMS dapat bersifat merusak kesehatan dan dapat berakibat fatal serta komplikasi. Selain itu PMS mempermudah penularan virus HIV dari seorang ke orang lain. Sebaliknya infeksi HIV menyebabkan seseorang lebih mudah` terserang PMS dan lebih sukar diobati. Dari beberapa hasil survei menunjukkan bahwa banyak penderita PMS yang tidak mencari pengobatan sehingga meinungkinkan terjadinya penularan kepada orang lain atau kepada pasangan mereka. Selain itu penderita yang tidak berobat memungkinkan terjadinya peningkatan kasus HIV. Penderita PMS yang mencari pengobatan sendiri memungkinkan terjadinya resistensi penyakit tersebut terhadap obat antibiotik yang digunakan secara tidak teratur, atau obat yang digunakan hanya antiseptik dan jamu diragukan kesembuhannya. Tujuan penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan pada penderita PMS di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan jenis desain potong lintang (cross sectional), dengan sampel adalah sebagian dari pria/klien yang menderita penyakit menular seksual dalam 1 (sate) tahun. terakhir yang berkunjung ke lokalisasi/tempat prostitusi yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu. Dari basil penelitian diperoleh bahwa dari 384 responden yang pernah mengalami PMS dalam 1 (satu) tabu' terakhir sewaktu dilaksanakan penelitian, sebanyak 22 responden (5,7%) tidak mencari pengobatan dan 362 responden (94,3%) mencari pengobatan. Dari 362 responden tersebut pengobatan pertama yang dilakukannya adalah dengan melakukan pengobatan sendiri 121 responden (33,4%) dan yang ke pelayanan kesehatan 241 responden (66,6%). Faktor-faktor yang berhubungan bermakna antara yang tidak mencari pengobatan dan yang mencari pengobatan adalah variabel persepsi sakit (OR 14,40; 95%CI 3,77-55,01) dan biaya pengobatan (OR 19,71; 95% CI 6,17-62,95). Faktor-faktor yang berhubungan bermakna antara yang mengobati sendiri dan yang ke pelayananan kesehatan adalah variabel-variabel status perkawinan (OR 2,27; 95 CI 1,11-4,64), persepsi sakit (OR 6,24; 95% CI 3,30 - 11,79), dan anjuran berobat (OR 2,11 ; 95% CI 1,30 -3,41). Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan penderita PMS dengan memberikan penyuluhan, terutama dalam meningkatkan pemahaman bahwa pengobatan dengan antiseptik dan jamu bukanlah obat yang tepat untuk pengobatan PMS. Selain itu perlu ditingkatkan penyuluhan tentang bahaya PMS dan upaya-upaya pencegahan yang mungkin dilakukan untuk mengurangi risiko penularan PMS. Melalui upaya pencegahan seperti menggunakan kondom, diharapkan dapat mengurangi biaya pengobatan. ...... Related Factors to Health Seeking Behavior on Sexual Transmitted Disease Clients That Visited to Prostitution Area in Indramayu District in Year 2000The successful prevention of sexual transmitted disease (STD) does not only depend on quality of services but also depends an human factors in particular health seeking behavior and prevention. One of the most important factors is health seeking behavior, because the most important STD prevention activity is to find patients and to cure them immediately. This is because STD could damage person health and could be fatal and complicated. Beside that, STD facilitate HIV including complication and fatal outcome. In contrary, HIV infection easily contracted to infected STD but difficult to cure. Several surveys, show that many STD patients do not seek for treatment, and will infect to other person including their spouses. Beside that, untreated STD patients will increase the number of HIV cases. Patients who is seek self treatment will cause resistance STD drugs due to irregular intake. The patients only use antiseptic drugs and traditional medicine of which the efficacy is questionable. The objective of this research is to analysis related factors to health seeking behavior in STD patients in Indramayu District. This research is based on cross sectional design method of patients with sexual transmitted disease that visited existing prostitution area in Indramayu District during one year. In the study was found that 384 respondents has suffered from STD during the year 362 respondents (94.3%) did seek treatment and 22 did not (5.7%). 121 respondents (33.4%) preferred self-treatment initially and, 241 respondents (66.6%) went to health facilities. Factors that significantly influence health seeking behavior (treatment or non treatment) are disease perception variable (OR 14.40; 95%CI 3.77-55.01) and treatment cost (OR 19.81; 95%CI 6.17-62.95). Related factors influencing the choice between and seeking treatment at health facilities are marital status variables (OR 2.27; 95%CI 1.11-4.64), disease perception (OR 6.24; 95%CI 3.30-11.79), and advice by others to take treatment (OR 2.11; 95%CI 1.30-3.41). In conclusion, it is recommended to increase knowledge to STD patients by giving health education in particular to increase their understanding that antiseptic treatment and traditional medicine is not an appropriate method for STD treatment. Beside that it is necessary to increase knowledge on dangers of STD and intensify efforts to decrease the risk of STD infection (by condom use). These efforts will lower treatment costs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of this study is to analyze the correlation between the new prostitution act and the continous in crease in the numbers of sexually transmitted disease patients since their implementation in 2004 , in addition to examining the change in the population of prostitution traders and the trend toward new kinds of sex industries....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadhimulya Asmara
Abstrak :
Penelitian ini merupakan usaha untuk mengembangkan suatu metode baru dalam mendeteksi HIV. Teknik deteksi yang biasa digunakan adalah RT-PCR dari sampel berupa RNA, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan pengembangan metode amplifikasi DNA, LAMP (Loop-Mediated Isothermal Amplification), untuk menggantikan RT-PCR, karena metode LAMP ini dinilai lebih spesifik, sensitif, dan efisien. Reaksi LAMP telah dilakukan pada isolat RNA yang sebelumnya telah di-reverse transcription (RT) dan dikonfirmasi dengan PCR. Reaksi tersebut menggunakan enzim Bs/ DNA polimerase dan reaksinya berlangsung pada suhu 65°C. Hasil reaksi tersebut telah dikonfirmasi dengan elektroforesis dan menunjukkan ketiadaan pita hasil amplifikasi yang diharapkan. Argumentasi yang paling memungkinkan dari hasil reaksi ini antara lain, adalah kondisi kemurnian sampel, kondisi reaksi yang tidak optimal untuk reaksi LAMP, dan rancangan primer. Reaksi LAMP juga akan dilakukan pada bagian dari sekuens gen gag yang terletak pada nukleotida nomor 905-1081 dan telah diklon pada vektor pGEM-T serta telah dikonfirmasi dengan sekuensing DNA. Hasil sekuensing menunjukkan sekuens yang sama dengan data gene bank dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran target primer komersial, yaitu sebesar 155 pb dan akan digunakan sebagai template untuk reaksi LAMP. Kesimpulan penelitian ini adalah metode LAMP helum berhasil dikembangkan untuk deteksi HIV. Rancangan primer dan kondisi reaksi adalah hal-hal yang penting dalam metode LAMP dan harus ditingkatkan untuk keberhasilan reaksi ini.
This study was attempted to develop a new method for HIV detection. The technique that is usually used is RT-PCR for RNA detection. This research aims to apply the recently developed DNA amplification method, LAMP (Loop-Mediated Isothermal Amplification), instead of RT-PCR as this method is more specific, sensitive, and efficient. The LAMP reaction is done on RNA isolates that have been confirmed by PCR to contain HIV RNA. This reaction has been performed at 65°C using Bst DNA polymerase after doing reverse transcription. The result showed that LAMP on RNA isolates did not result in amplification as confirmed by electrophoresis. Most probable reasons for these results are the impurity of the sample, the conditions of the reactions that are not optimal for the LAMP reaction, and the design of the primer. LAMP was also performed on a part of a gag genes sequences on nucleotides number 905-1081 that has been cloned onto a pGEM-T vector and then sequenced for confirmation. The result of DNA sequence showed the same sequence as reported in Gene Bank data, with a size similar to a commercial primary target, i.e. 155 bp and will consequently be used as a template for the LAMP reaction. The conclusions of this study are the LAMP method has not developed yet for HIV detection. The design of the primer and the conditions of the reactions in the LAMP method are the important things for the successful of this reaction, need to be improved.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Rini Krisniati
Abstrak :
Trikomoniasis dan kandidiasis vulvovaginal keduanya memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Sebanyak 75% populasi wanita pernah mengalami kandidiasis vulvovaginal setidaknya sekali seumur hidupnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh gangguan flora normal pada vagina yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Di lain pihak, trikomoniasis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) ketiga terbanyak dengan prevalensinya pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Indonesia cukup tinggi yaitu sebanyak 15,1%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara trikomoniasis dan kandidiasis vulvovaginal, serta hubungan keduanya dengan usia, kontrasepsi dan tingkat pendidikan pada PSK di Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan di Puskesmas Kuningan, Jawa Barat. Berdasarkan uji chi-square didapatkan hubungan bermakna antara infeksi trikomoniasis dan kandidiasis vulvovaginal (p=0,009). Faktor usia ditemukan memiliki hubungan yang bermakna dengan trikomoniasis (p=0,000) tapi tidak memiliki hubungan dengan kandidiasis vulvovaginal (p=0.056). Faktor kontrasepsi berupa kondom tidak memiliki hubungan bermakna dengan trikomoniasis (p=0,18) dan kandidiasis vulvovaginal (p=0,173), begitu juga dengan (Intra Uterine Device) IUD tidak memiliki hubungan bemakna dengan trikomoniasis (p=0,3) dan kandidiasis vulvovaginal (p=0,537). Di lain pihak kontrasepsi hormonal memiliki hubungan bermakna dengan kandidiasis vulvovaginal (p=0,017), namun tidak dengan trikomoniasis (p=0,264). Tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan bermakna dengan trikomoniasis (p=0,3) maupun kandidiasis vaginalis (p=0,3).
Vulvovaginal candidiasis and Trichomonas vaginalis infection have a high prevalent among women. Nearly 75% women at least had experienced candidiasis once in their lifetime. As well as trichomoniasis which is globally ranked 3rd among all Sexual Transmitted Diseases. In FWS in Indonesia, the prevalent of STDs is about 64%, which 15,1% of it trichomoniasis . In the other hand, vulvovaginalc andidiasis is endogen infection caused by imbalance in normal vaginal flora. This study aimed to understand the association between trichomoniasis and vulvovaginal candidiasis in FSW also its association with age, education, and contraception method. This study used cross-sectional design with secondary entry about STD among FSW collected in Puskesmas Kuningan, Jawa Barat. The chi-square test showed that there was a significant association between trichomoniasis and vulvovaginal candidiasis (p=0,009). Age factor also had significant association with trichomoniasis (p=0,000) but not with vulvovaginal candidiasis. Contraceptions such as condoms shows no significant association with vulvovaginal candidiasis (p=0,173) nor trichomoniasis(p=0,18), also Intra Uterine Device (IUD) shows no significant association with vulvovaginal candidiasis (p=0,537) nor trichomoniasis (p=0,3). Hormonal contraception shows a significant association with vulvovaginal candidiasis (p=0,017) but not with trichomoniasis (p=0,264). Education level doesn’t have significant association with vulvovaginal candidiasis (p=0,3) and trichomoniasis (p=0,3).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustin Candra Devi
Abstrak :
IMS (Infeksi Menular Seksual) merupakan kelompok penyakit pada genital yang ditularkan melalui hubungan seksual. Salah satu jenis IMS yang paling sering adalah trikomoniasis vaginalis dan sifilis setelah gonore dan kandidiasis.Infeksi ini dapat terjadi sebagai infeksi tunggal maupun bersamaan dengan IMS lain pada seorang individu. IMS dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pekerjaan, pendidikan, dan jenis kontrasepsi. Di Indonesia, prostitusi merupakan salah satu jalur penyebaran IMS yang paling dominan dimana 67% PSK (Pekerja Seks Komersial) tercatat terinfeksi IMS. PSK sebagai salah satu komponen didalamnya, memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terinfeksi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara trikomoniasis vaginalis dan sifilis pada PSK serta hubungannya dengan faktor usia, tingkat pendidikan, dan jenis kontrasepsi yang digunakan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan data sekunder mengenai IMS pada PSK yang dikumpulkan di Puskesmas Kuningan, Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini menunjukkan bahwa 50% subjek yang positif trikomoniasis vaginalis juga sifilis. Berdasarkan uji chi-square tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antara infeksi trikomoniasis vaginalis dan sifilis (p>0,001). Selain itu, faktor usia ditemukan memiliki hubungan yang bermakna dengan trikomoniasis vaginalis juga sifilis (p<0,001) sedangkan faktor tingkat pendidikan (p=0,484) dan jenis kontrasepsi (p=0,084) tidak memiliki hubungan yang bermakna. Berdasarkan hasil tersebut, wanita usia reproduktif pada berbagai tingkat pendidikan dan jenis kontrasepsi yang digunakan, dapat mengalami trikomoniasis vaginalis dan koinfeksi sifilis.
STD (Sexual Transmitted Disease)is a group of genital disease which is distributed by sexual course. Trichomoniasis vaginalis (15,1%) and siphylis (8,7%) are the most common kind of STD after gonore and candidiasis. This infection can be manifestated as single infection or combination with another kind of STD in one person. IMS can be influenced by many factors such as age, education, and contraception. In Indonesia, prostitution is the most common way of STD distribution where 67% of FSW (Female Sex Workers) are infected. FSW as an important component of prostitution have high risk to be infected. Therefore, this study aimed to understand the association between trichomoniasis and siphylis in FSW also its association with age, education, and contraception used. This study used cross-sectional design with secondary entry about STD among FSW collected in Puskesmas Kuningan, Jawa Barat. The result showed 50% FSW were positif trichomoniasis vaginalis and siphylis. The chi-square test claimed there was nosignificant association between trichomoniasis and siphylis infection (p>0,001). Beside that, age factor had significant association with trichomoniasis also siphylis coinfection but education and contraception didn't have any significant association. Due to results of this study, woman in reproductive age with different education and contraception used, could have trichomoniasis vaginalis and coinfected with siphylis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library