Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Akram
Abstrak :
Imigrasi sebagai institusi pemerintah yang bertugas dalam hal ihwal keluar masuknya orang dan pengawasan orang asing di wilayah Republik Indonesia berkewajiban untuk membendung dampak negatif dari peningkatan lalu lintas orang antar negara akibat dari arus globalisasi, Seperti munculnya Trans Organized Crimes (TOC) dan imigran ilegal. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan mengoptimalkan fungsi penegakan hukum. Berdasarkan hal diatas, penulis melakukan penelitian tentang implementasi kebijakan pemberian sanksi pelanggaran hukum keimigrasian. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori George Edward III yang menyatakan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan publik dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu: Birokrasi, Sumberdaya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, data kuantitatif tidak dijadikan sebagai landasan pembenar namun hanya sebagai pendukung data kualitatif saja, penelitian ini melibatkan 9 (sembilan) pejabat imigrasi (pejim) sebagai informan yang bertugas dibagian pengawasan dan penindakan Divisi Keimigrasian Kanwil Departemen Hukum Dan HAM Jateng. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi pemberian sanksi pelanggaran hukum keimigrasian belum optimal karena belum adanya aturan pelaksanaan yang jelas tentang jenis pelanggaran yang harus diselesaikan melalui tindakan yudisial dan tindakan keimigrasian, belum adanya keinginan yang kuat dari pejabat imigrasi untuk menerapkan sanksi melalui tindakan yudisial, dan minimnya pelatihan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi dalam upaya penegakan hukum keimigrasian khususnya ketepatan pemberian sanksi terhadap pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing.
Immigration as commisioned governmental institution in the case of about exit entry of people and foreigner observation in region of Republic Of Indonesia is obliged to barricade the negative impact from make-up of traffic of inter-states people of effect globalization current, Like appearance of Trans Organized Crimes ( TOC) and immigrant ilegal. One of way of which can be gone through by that is optimal of function is straightening of law. Based on the condition, the writer doing the research about the implementation gift of Sanction of Immigration Transgression. The theory that is used in this research is from George Edwards III. He said that the succeed implementation of public polic is influenced by four factors, such as communication, resources, disposition, and bureaucracy structure. The research methods that the writer uses are qualitative method and quantitative method. The writer involves nine immigration officers as an informant. All of thoose immigration officers will be on duty in controlling and implementing section of Departement of Law and Human Right the Central of Java. Based on the research result, the implementation of immgration policy grant related to violation punishment is not optimizing yet. It happens because of there is no clear regulations abaut the kinds of violation that should be finished throught the judicial action and immigration action. There is no reaction or desire from immigration officer to apply the punishment throught the judicial action, and less training. The writer hopes that this research result will give new point of view to the Directorate General of Immigration about the effort of immigration law enforcement, especially for punishment grant related to the immigration trespassers that is done by foreigner.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25333
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kanigara Ubaszti Putra
Abstrak :
Limit merupakan area strategis dalam arsitektur. Keberadaannya merupakan sebuah upaya untuk memastikan posisi arsitektur dan menjadikan diskusi dalam kearsitekturan lebih tepat pada sasarannya. Untuk dapat membaca dan menentukan limit, dibutuhkan suatu variabel terukur. Keterkaitan yang kuat antara limit dan proses desain, dapat menjadi indikasi bahwa variabel yang dibutuhkan untuk membaca dan menentukan limit dapat ditemui pada proses desain. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari pembacaan dan penentuan limit melalui proses desain sebagai variabelnya.
Architecture is evolving; it is always changing. The concept of Limit in architecture appears to define architecture's position better. However, there is no variables and parameters that can be used to determine limit. This paper will discuss the readings of limits in architecture through design process. The study concluded that : (1) limit in architecture is an important concept in defining "new architecture" and (2) the design process can be used to read the limit in architecture . Moreover, the authors also found that changes in design process has encouraged a displacement of limit in architecture that provoke a new architecture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthanti Ayu Puspaningrum
Abstrak :
Dengan datangnya era VUCA-BANI dan kompetisi yang ketat akibat pemain yang semakin padat, kasus brand transgression seringkali dialami merek-merek dalam industri kecantikan. Nobi et al (2021) dalam penelitianya menyatakan bahwa hal ini dapat diatasi dengan mendorong brand forgiveness dan brand evangelism untuk dapat meningkatkan brand relationship quality pasca terjadinya kasus. Skripsi ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh brand transgression terhadap brand relationship quality melalui brand forgiveness dan brand evangelism sebagai variabel mediasi. Objek penelitian yang digunakan peneliti adalah kasus brand transgression yang dialami oleh merek kecantikan Carasun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei berdasarkan purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 105 responden yang didapatkan melalui online questionnaire. Dengan analisis menggunakan teknik analisis jalur dan pengujian hipotesis menggunakan sobel test, penelitian ini menemukan bahwa brand transgression berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand relationship quality dimediasi oleh brand forgiveness pada kasus merek Carasun. Selain itu, ditemukan juga bahwa hipotesis kedua ditolak yaitu brand transgression berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap brand relationship quality dimediasi oleh brand evangelism pada kasus merek Carasun. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan saran bagi perusahaan pra dan pasca terjadinya brand transgression. Dengan diterimanya hipotesis pertama, usaha Carasun dinilai efektif. Untuk itu, perusahaan dapat mencontoh upaya Carasun dalam mendorong brand forgiveness. Selain itu dengan diterimanya hipotesis kedua, maka perusahaan dapat fokus mendorong faktor lain yang mempengaruhi brand evangelism dikarenakan masih ditemukanya pengaruh positif dan signifikan kepada variabel brand relationship quality. ......With the arrival of the VUCA-BANI era and intense competition due to increasingly denser players, brand transgression cases are often experienced by brands in the beauty industry. Nobi et al (2021) in their research stated that this can be overcome by encouraging brand forgiveness and brand evangelism to be able to improve brand relationship quality after a case has occurred. This thesis aims to analyze how brand transgression influences brand relationship quality through brand forgiveness and brand evangelism as mediating variables. The research object used by researchers is the case of brand transgression experienced by the beauty brand Carasun. This study uses a quantitative approach through a survey method based on purposive sampling. The number of respondents in this study were 105 respondents who were obtained through an online questionnaire. By analyzing using path analysis techniques and testing hypotheses using the sobel test, this study found that brand transgression has a positive and significant effect on brand relationship quality mediated by brand forgiveness in the case of the Carasun brand. In addition, it was also found that the second hypothesis was rejected. This research is expected to provide recommendations and suggestions for companies before and after a brand transgression occurs. With the acceptance of the first hypothesis, Carasun's efforts are considered effective. For this reason, companies can emulate Carasun's efforts in encouraging brand forgiveness. Besides that, by accepting the second hypothesis, the company can focus on encouraging other factors that influence brand evangelism because there is still a positive and significant influence on the brand relationship quality variable.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakti Andriyono
Abstrak :
Tesis ini tentang Kajian ini mengenai organisasi keagamaan Front Pembela Islam. Perhatian utama tesis ini adalah kegiatan Front Pembela Islam dengan fokus aksi-aksi Front Pembela Islam dengan menggunakan cara-cara radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik. Dalam kajian tesis ini organisasi Front Pembela Islam dilihat dari kegiatan anti maksiat sehingga memperoleh dana (materi) untuk memenuhi kebutuhan individu anggota dan organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan tehnik pengumpulan data secara pengamatan, wawancara dengan pedoman dan pengamatan terlibat untuk eksistensi dan kegiatan Front Pembela Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksi-aksi Front Pembela Islam dengan menggunakan cara-cara radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik. Cara-cara radikal itu terkait dengan eksistensi dan kegiatan organisasi. Eksistensi dan kegiatan organisasi itu adalah: a) anggota FPI sebagian besar adalah golongan masyarakat yang tidak berkecukupan dan kurang terpelajar, b) FPI membentuk Laskar Pembela Islam yang dikerahkan untuk melakukan aksi-aksi radikal, c) Front Pembela Islam tergolong organisasi tradisional dan menggunakan manajemen pesantren. d) Kegiatan Front Pembela Islam dalam bentuk pelayanan keagamaan, pelayanan politik, bisnis organisasi dan aksi-aksi radikal sehingga menimbulkan kekerasan kolektif dan konflik, e) Dukungan dana (materi) dari anggota dan donatur luar kepada organisasi FPI dan dukungan dana (materi) dari donatur luar kepada anggota FPl. Implikasi kajian tesis ini adalah perlunya penguatan Pokes sebagai Kesatuan Operasional Dasar dalam mengantisipasi kegiatan Front Pembela Islam. Penguatan ini dilakukan melalui cara mencukupi peralatan material dan anggaran, menugaskan anggota Intelijen dan Babin kamtibmas Kelurahan untuk menggaiang pimpinan FPI dan mengawasi kegiatan dakwah FPI, melarang aksi lapangan FPI dan memberdayakan satuan kekuatan besar yang merupakan gabungan dari seluruh fungsi untuk yang melakukan upaya melakukan upaya pencegahan aksi lapangan dan penindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh FPI. Daftar Kepustakaan : 60 buku + 36 dokumen
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Indriani
Abstrak :
Metafora hubungan konsumen dengan merek telah mendominasi pemikiran pemasaran dan praktek. Meskipun demikian, masih ada keterbatasan penjelasan mengenai fenomena transgression dalam domain produk konsumsi, khususnya di tingkat merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand transgression terhadap hubungan konsumen dengan merek. Sebagai inspirasi, penelitian ini mengacu pada teori hubungan interpersonal, yang menekankan pada penilaian dari kesalahan dan keseriusan dampak dari brand transgression; serta teori keadilan distributif, yang mempertimbangkan prinsip keadilan dan keseimbangan antara manfaat dan biaya. Selain itu, efek dari kedekatan hubungan konsumen dengan merek juga sangat menarik untuk diteliti, karena potensinya dalam mempengaruhi brand behavioral intention. Penelitian ini dilakukan pada tiga studi eksperimen. Studi pertama meneliti dampak dari brand transgression, brand relationship closeness dan kategori product involvement terhadap brand behavioral intention. Studi kedua meneliti dampak dari brand transgression, brand relationship closeness dan upaya pemulihan apology terhadap brand behavioral intention. Studi ketiga meneliti dampak dari brand scandal, brand relationship closeness dan upaya pemulihan brand recall terhadap brand behavioral intention. Hasil pada semua studi menunjukkan bahwa brand transgression, brand relationship closeness, kategori product involvement dan upaya pemulihan merupakan kunci untuk memahami perbedaan perilaku konsumen pada saat peristiwa brand transgression. ......Although the consumer-brand relationships metaphor dominates contemporary marketing thought and practice, surprisingly little empirical work has been conducted on transgression phenomena in the consumer products domain, particularly at the level of the brand. The aim of this research was to investigate how brand transgression influence consumer relationships with the brand. For inspiration, this research draws on interpersonal relationship theory, which highlights judgments of culpability and seriousness of the brand transgression, and distributive justice theory, which considers the fairness and equity-balance of benefits and costs. Furthermore, the effects of brand relationship closeness also become especially interesting in this regard, due to their potential to influence brand behavioral intention. This research was conducted on three experiment studies. First study examines the impacts of brand transgression, brand relationship closeness and product involvement on brand behavioral intention. Second study examines the impacts of brand transgression, brand relationship closeness and apology on brand behavioral intention. Third study examines the impacts of brand scandal, brand relationship closeness and brand recall on brand behavioral intention. Across all of these studies, results show that brand transgression type, brand relationship closeness, product involvement and recovery effort are a key construct to understanding the differences in behaviors following brand transgression.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Hifzhulhaq Sulaiman
Abstrak :
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu pemimpin yang melakukan transgresi tetap didukung oleh pengikut dan proses tersebut dipengaruhi oleh prototipikalitas. Namun, penelitian sebelumnya masih membandingkan antara pemimpin transgresif, bukan antara pemimpin transgresif dan normatif, serta belum mengeksplorasi pengaruh perbedaan individu pengikut. Berdasarkan teori kepemimpinan identitas dan ketidakpastian diri, penelitian ini membandingkan pengesahan pemimpin transgresif vs. normatif yang dimoderasi prototipikalitas pemimpin. Penelitian ini juga menguji pengaruh ketidakpastian diri terhadap prototipikalitas dalam interaksi tiga arah. Eksperimen daring (N = 190), mengukur ketidakpastian diri partisipan dan menggunakan vignette dengan kondisi 2 (transgresif dan normatif) x 2 (prototipikal dan nonprototipikal), dilakukan untuk menguji hipotesis. Analisis regresi majemuk menunjukkan bahwa pemimpin transgresif mendapatkan pengesahan yang lebih rendah dibandingkan pemimpin normatif. Perbedaan tersebut lebih kecil ketika pemimpin prototipikal dan pengikut memiliki ketidakpastian diri tinggi. Namun, pengaruh moderasi prototipikalitas dan interaksi tiga arah dengan ketidakpastian diri tidak signifikan. Analisis eksploratori menunjukkan terdapat perbedaan antara pemimpin prototipikal dan nonprototipikal yang dimoderasi oleh transgresi pemimpin dan ketidakpastian diri pengikut. Beberapa saran perbaikan penelitian didiskusikan meliputi desain studi, teknik manipulasi, dan metode analisis. Secara keseluruhan, penelitian ini berhasil mengobservasi beberapa temuan yang sejalan dengan penelitian terdahulu. ......Previous studies have shown that in some situations leaders who transgress are still supported by their followers and leader prototypicality contributes to this process. However, previous studies primarily compared evaluations between transgressive leaders and not between normative and transgressive leaders; investigation on the influence of follower’s individual differences is also limited. Based on identity leadership theory and uncertainty identity theory, this study compared endorsement for transgressive vs. normative leader, moderated by prototypicality. This study also tested the role of followers’ self-uncertainty on prototypicality in a three way interaction. Online experiment (N = 190), measuring self-uncertainty and utilizing vignette with 2 (transgressive and normative) x 2 (prototypical and nonprototypical) between subject conditions, is conducted to test the hypotheses. Analysis using multiple regression showed transgressive leader received lower endorsement compared to normative leader. Aforementioned difference was attenuated when the leader was prototypical and follower’s self-uncertainty was high. However, those moderational effects were not significant. Exploratory analysis revealed differences in endorsement received based on leader prototypicality, which were moderated by leader transgression and follower self-uncertainty. Some suggestions for improving the study are discussed including suggestions on study design, manipulation, and analytical technique. Overall, this study observed several findings in line with previous study. 
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library