Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irvan Prawira Satyaputa
Abstrak :
Pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi Indonesia yang sangat pesat, telah berdampak langsung terhadap perkembangan kota-kotanya. Selain manfaat positif yang didapatkan, terjadi pula dampak negatif yaitu terjadinya proses perkembangan kota yang kurang baik, dari segi bentuk fisik maupun kelancaran lalu lintas sebagai sarana bagi berlangsungnya mobilitas dan kegiatan perikehidupan rnasyarakat. Hal ini terjadi sebagai akibat dari belum Iengkapnya peraturan, ketidakcukupan aparat dan kekurangan keahlian di bidang penataan bangunan dan lingkungan.. Sejak perubahan status Depok menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II yang dikukuhkan oleh Undang-Undang No.15 tahun 1999, maka perkembangan Kota Depok berlangsung sangat pesat bahkan diperkirakan akan Iebih pesat lagi pada masarnasa yang akan datang. Padahal sebelum Depok berstatus sebagai kota otonom pun, kota ini telah banyak mengalami pergeseran-pergeseran peruntukan maupun fungsi lahan, terutama di kawasan koridor Margonda sebagai pusat kota utamanya. Pergeseran dan perubahan fungsi lahan di kawasan Jalan Margonda Raya tersebut banyak dialami oleh bangunanbangunan rumah yang berubah fungsi menjadi kegiatan komersial berupa toko, restoran, apotik dan kegiatan perdagangan lainnya. Sedangkan areal-areal permukiman Baru yang berada di daerah belakang dari blok kavling sepanjang Jalan Margonda Raya ini semakin lama semakin banyak. Hal ini mengakibatkan menjamumya gerbang-gerbang dari masingmasing kawasan permukiman tersebut secara individual dan mengakibatkan ketidakjelasan karakter koridor Margonda sebagal kawasan pusat kota utama Kota Depok. Pola perkembangan dan perubahan kota Depok ini, tidak terlepas dari tekanan-tekanan akibat kedekatannya secara geografis dengan Kota Jakarta sebagal ibukota negara Indonesia dan pengembangan sistem megapolitan Jabodetabek. Sejalan dengan tekanan-tekanan perkembangan kota berikut perubahanperubahan yang mengikutinya tersebut, maka hal ini akan berpengaruh terhadap pola tata bangunan dan lingkungan di kawasan Jalan Margonda Raya. Apabila permasalahan tersebut dibiarkan tanpa antisipasi melalui suatu perangkat acuan atau pedoman tertentu, maka secara umum yang akan terjadi adalah pola perkembangan kota yang tidak terkendali dan lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas kota, baik secara fungsional, visual maupun lingkungan. Indikasi penurunan kualitas kota dapat dilihat pada pola aktivitas kegiatan yang semrawut , kemacetan lain lintas, buruknya kualitas visual lingkungan kota dan hilangnya kenyamanan bagi masyarakat untuk beraktivitas di kawasan tersebut. Untuk mengantisipasi munculnya permasalahan yang Iebih kompleks, maka perlu diadakan usaha-usaha untuk menanggulanginya. Kondisi tata ruang di kawasan Jalan Margonda Raya yang demikian itu masih pula diperparah dengan sistem transportasi dan infrastruktur jaian yang ada di Kota Depok, mengingat bahwa infrastruktur dan sistem tranportasi di kota Depok keberadaannya belum sebanding dengan tingkat kebutuhan di Depok sebagai kawasan penyangga Ibu kota Jakarta. Pergerakan masyarakat Kota Depok yang begitu dinamis dengan mobilitas yang tinggi belum ditunjang oleh infrastruktur yang memadai sehingga berbagai ancaman dan permasalahan lalu lintas tidak terhindarkan. Dan masalah kemacetan di Jalan Margonda Raya kini menjadi fenomena yang tak terelakkan dan menjadi masalah serius yang merugikan semua pihak balk secara ekonomis maupun sosial, terutama masyarakat pengguna jalan yang melintasi kawasan ini.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Faridz Gita Pandoyo
Abstrak :
ABSTRACT
Berkembangnya peradaban membuat masyarakat memiliki mobilitas yang semakin tinggi. Mobilitas tersebut harus didukung oleh sektor transportasi dalam hal ini transportasi darat yang lancar agar aktivitas yang dijalankan tetap sesuai jadwal dan berjalan lancar. Kemacetan merupakan suatu masalah yang melanda transportasi darat terutama di wilayah DKI Jakarta. Dengan ruas jalan yang hanya bertambah sedikit serta meningkatnya jumlah kendaraan pribadi tiap tahun sebesar 8-10 maka kemacetan juga akan semakin parah. Untuk sampai ke tempat tujuan lebih cepat, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan motor karena selain harganya jauh lebih murah dibanding mobil, dapat juga melewati jalan sempit yang banyak terdapat di wilayah DKI Jakarta sehingga dapat terhindar dari kemacetan di jalan utama serta dapat melalui jalan pintas yang tidak bisa dilalui mobil. Permasalahannya banyak pengendara motor yang belum mendapat akses terhadap sistem navigasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, yakni sistem navigasi yang dapat menunjukkan jalan pintas yang tidak dapat dilalui mobil. Pada skripsi ini dirancang suatu sistem navigasi yang dapat digunakan untuk platform IoT guna memenuhi kebutuhan pengendara motor di jalanan DKI Jakarta. Sistem ini memanfaatkan database PostgreSQL serta menggunakan mekanisme routing yang tersedia di pgrouting setelah dilakukan modifikasi terhadap metode KSP yang ada di pgrouting. Rancangan akhirnya adalah sistem navigasi di smartphone Android yang menggunakan metode EBkSP untuk digunakan bagi pengendara motor di wilayah DKI Jakarta. Performa jarak tempuh EBkSP konfigurasi motor pada rute yang minim jalan utama lebih pendek 5 hingga 7 dibandingkan Google Maps konfigurasi motor serta lebih pendek 20 hingga 44 dibandingkan EBkSP konfigurasi mobil.
ABSTRACT
The development of civilization makes people have a higher mobility. The mobility must be supported by the transportation sector in this case the ground transportation must effective so the peoples activities run on schedule and effective too. Traffic jam is a problem that struck land transportation especially in the area of DKI Jakarta. With only slightly increased roads and the increasing number of private vehicles each year by 8 10 then the congestion will also get worse. To get to the destination faster, many people prefer to use the motorcycle because in addition to the price is much cheaper than the car, also can pass a narrow street that many in the area of Jakarta so as to avoid congestion on the main road and can through a shortcut that is not can be passed by car. The problem is that many bikers have not got access to a navigation system that suits their needs, ie a navigation system that can show shortcuts that the car can not pass. In this thesis is designed a navigation system that can be used for IoT platform to meet the needs of motorists on the streets of Jakarta. The system utilizes PostgreSQL databases and uses the routing mechanisms available in the pgrouting after modifications to the existing KSP methods. The final design is a navigation system on Android smartphones that use EBkSP method to be used for motorcyclists in the DKI Jakarta area. Mileage performance of EBkSP motorcycle configuration on route that lack of main roads is 5 to 7 shorter than Google Maps motorcyle configuration and 20 to 44 shorter than EBkSP car configuration.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kadir Al Asirie
Abstrak :
ABSTRAK
Angkutan umum yang merupakan salah satu sarana vital yang digunakan oleh masyarakat kota. Khusus untuk masyarakat Kotamadya Ujung Pandang yang sarana angkutan umumnya masih dilayani oleh mikrolet (pete-pete) yang daya angkutnya antara 10-12 penumpang sudah tidak sesuai lagi untuk saat ini digunakan pada koridor jalan utama.

Untuk maksud tersebut maka tujuan utama dari karya tulis ini adalah untuk mencari solusi pemecahannya dengan jalan mencari suatu metode untuk menentukan rute pada koridor jalan utama dengan angkutan umum massal.

Metode yang digunakan dalam menentukan rute angkutan umum adalah dengan menggunakan program EM/VI /2 untuk menghitung traffic assignment.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Meilayanti
Abstrak :
Penelitian ini menguji metode Deterministic Queuing dan metode Shock Wave untuk menganalisa kemacetan lalu lintas rutin akibat bottleneck pada ruas jalan dengan hambatan (non freeway) berdasarkan prinsip dinamika lalu lintas. Dinamika lalu lintas menggambarkan bahwa arus lalu lintas berubah secara konstan berdasarkan ruang dan waktu sebagai hasil interaksi antara pengemudi, kendaraan, dan jalan. Prinsip konservasi kendaraan akan digunakan dalam menganalisa mekanisme dinamik arus lalu lintas pada kondisi macet. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi mengenai penggunaan metode yang tepat dalam menganalisa kemacetan lalu lintas rutin akibat bottleneck pada jalan dengan hambatan, shock wave method ataukah deterministic queuing method. Selain itu juga untuk mengetahui apakah hasil analisa dengan Shock Wave Method over estimate dibandingkan dengan hasil analisa dengan Deterministic Queuing Method, seperti halnya pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya pada freeway. Lokasi bottleneck yang diambil adalah di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan dan di Jalan Laksamana Yos Sudarso, Jakarta Utara. Survey lapangan dilakukan pada lokasi sebelum memasuki ruas bottleneck dan pada ruas bottleneck itu sendiri. Data primer hasil survey adalah waktu tempuh kendaraan dan volume lalu lintas. Kemudian data tersebut diolah untuk mendapatkan data hasil olahan untuk digunakan dalam analisa kemacetan dengan kedua metode tersebut. Perbandingan hasil penggunaan kedua metode tersebut dapat dilihat secara grafis maupun analitis. Secara grafis dihasilkan time-space diagram, Queuing Diagram, dan physical discharging rate diagram. Dimana masing-masing merupakan hasil superimposisi dari beberapa grafik. Sedangkan perbandingan secara analitis didapatkan dari membandingkan beberapa hasil estimasi dengan menngunakan kedua metode tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Faroby Falatehan
Abstrak :
Kota Bogor dikenal sebagai "Kota Sejuta Angkutan Kota", ini terjadi karena banyaknya angkutan kota yang memadati jalan-jalan di Kota Bogor dan selalu menimbulkan kemacetan. Kapasitas jalan yang ada di Kota Bogor telah mendekati batas ambang sehingga tidak memadai lagi. Seperti batas ambang pada ruas-ruas jalan (VCR) di daerah Jalan Raya Pajajaran dengan nilai VCR berkisar antara 0,40 hingga 0,74. Sedangkan batas ambang yang laik dibawah 0,5. Pada tahun anggaran 2004 penataan transportasi menyerap biaya sebesar Rp 19.294.947.000,00 yang bersumber dari APBD Kota Bogor sebesar Rp 10.166.947.000,00 yang terdiri dari belanja operasional Rp 4.916.335.000,00 dan belanja modal Rp 5.250.612.000,00 dan dari APBD provinsi sebesar Rp6.730.000.000,00 serta dari APBN sebesar Rp 2.398.000.000,00. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari penyebab kemacetan lalu lintas di Kota Bogor dan menemukan kebijakan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bogor Pada penelitian ini, pengolahan data menggunakan AHP (Analitic Hierarchy Process), sehingga respondennya adalah mereka yang dikatakan ahli dalam mengkaji kebijakan mengatasi kemacetan lalu lintas di Kota Bogor. Narasumber berasal dari BAPEDA, Dinas Lalu Lintas dan ]alas Raya, DPRD, LSM, polisi, masyarakat, supir dan Ahli Pengembangan Wilayah dan Transportasi di Kota Bogor. Masing-masing satu orang. Berdasarkan referensi dan hasil wawancara, maka struktur hirarki diawali dengan tujuan umum, kemudian sumber kemacetan, pelaku penyebab kemacetan, kendalanya dan alternatif kebijakan. Sumber kemacetan lalu lintas adalah keterbatasan prasarana lalu lintas, jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas, tingginya perkembangan dan aktivitas penduduk. Para pelaku penyebab kemacetan di Kota Bogor adalah pemerintah Kota Bogor, pengusaha, pedagang kaki lima, supir angkutan kota, petugas lalu lintas dan pengguna jalan. Dengan kendala: koordinasi antara Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor, tataruang, keuangan dan penegakkan hukum. Sedangkan alternatif kebijakannya adalah kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, penataan kawasan penting, meningkatkan prasarana lalu lintas, pengaturan trayek, penegakkan disiplin, dan mengurangi angkutan kota atau/dan penggantian moda. Hasil penggalian opini ahli, kemudian diolah menggunakan Expert Choice 2000 menyimpulkan bahwa sumber utama dari kemacetan di Kota Bogor adalah jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas. Hal ini dapat terjadi karena dari tahun ke tahun jumlah kendaraan di Kota Bogor selalu meningkat, baik itu kendaraan roda dua, kendaraan umum maupun kendaraan penumpang umum. Pelaku penyebab kemacetan di Kota Bogor, adalah pemerintah. Hal ini dikarenakan kurang ketatnya Pemerintah Kota Bogor dalam penegakkan aturan, seperti membatasi perizinan jumlah kendaraan yang ada di Kota Bogor, karena setiap tahun jumlah kendaraan meningkat. Hal lainnya adalah pemberian izin untuk kawasan perdagangan, yaitu terpusatnya fasilitas perdagangan di tengah kota. Kendala utama kemacetan di Kota Bogor adalah penegakkan hukum. Hal ini dapat dilihat di jalanan, seperti pengemudi tidak disiplin menurunkan/menaikkan penumpang tidak pada tempatnya, berhenti di tempat terlarang, pengguna jalan tidak disiplin, naik/turun di tempat terlarang, pekerja informal/kaki lima yang tidak tertib, penyalahgunaan wewenang oleh petugas, konsistensi penegakkan hukum, tidak jelasnya sanksi bagi yang melanggar, kurangnya perangkat hukum, aturan yang ada tidak jelas mengatur sehingga perlu dipertegas dan petugas penegak hukum dilapangan kurang. Prioritas utama untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor adalah pengurangan angkutan kota dan/atau penggantian moda. Hal ini karena jumlah kendaraan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan Kebijakan berikutnya dengan nilai yang relatif dekat yaitu kebijakan pengaturan trayek, artinya kebijakan utama tersebut dapat dilaksanakan dengan di-back up kebijakan pengaturan trayek, jika tidak maka kebijakan utama tidak akan optimal. Karena ada beberapa daerah yang dilewati oleh lebih dari satu trayek. Kebijakan berikutnya adalah memperbaiki prasarana lalu lintas, kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, penegakkan disiplin dan penataan kawasan penting. Berdasarkan analisis sensitivitas dari jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas, urutan prioritas kebijakan tidak berubah, yaitu prioritas utama adalah pengurangan angkutan kota dan/atau penggantian moda.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trijon Aswin
Jakarta: Pensil324: Concem, 2006
343.093 TRI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manafe, Ryan Putera Pratama
Abstrak :
Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu masalah utama yang dialami oleh warga Jakarta. Salah satu penyebab utama kemacetan di Jakarta adalah persimpangan-persimpangan jalan. Penelitian ini ditujukan untuk menangani permasalahan-permasalahan lalu lintas yang terjadi di persimpangan jalan yang dilengkapi dengan flyover. Dengan memilih suatu persimpangan jalan yang dilengkapi dengan flyover sebagai sampel penelitian, penulis melakukan pendekatan traffic engineering untuk memperoleh suatu solusi berupa model persimpangan jalan dengan flyover yang bebas dari kemacetan. Aplikasi secara luas terhadap persimpangan-persimpangan jalan penting lain di Jakarta juga dilakukan dengan harapan solusi ini dapat mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi di Jakarta.
Traffic jam has always been a major problem faced by the citizens of Jakarta. One of its causes lays on the existence of junctions. This study is especially made toseek for the solutions of the traffic jam that happens at junctions equipped with flyover. By choosing one particular junction as the study sample, the writer is using a traffic engineering approach to reach a solution in the form of a junction model with flyover that is free from traffic jam. A wide application upon the other substantial junctions in Jakarta is also implemented in this study with an expection that this could handle the problem of traffic jam in Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1983
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Mirna Mirlanda
Abstrak :
ABSTRAK
Kemacetan merupakan masalah pelik yang terjadi di kota Jakarta. Kemacetan telah menimbulkan dampak buruk yang menyangkut pada segi ekonomi, khususnya kerugian ekonomi berupa pemborosan bahan bakar minyak (BBM), kerugian produktivitas waktu, dan kerugian distribusi barang. Kerugian ekonomi yang diakibatkan bisa mencapai angka triliunan rupiah per tahunnya. Segala kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah tidak membuahkan hasil yang berarti. Kerjasama pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tidak terlaksana mulus. Maka kerugian akibat kemacetan pun terus meningkat.

Penghimpunan bahan laporan ini sebagian besar dilakukan dengan metode Computer Assisted Reporting (CAR), yang mulai populer dipergunakan dalam jurnaslistik sejak akhir 1980-an. Sedangkan data lainnya didapatkan dengan cara wawancara, serta observasi ke lokasi kemacetan. Sifat laporan ini adalah interpretative reporting, dan disajikan dalam satu paket laporan mendalam yang terbagi dalam empat judul artikel.
Abstract
Traffic Jam is a constant and ever present problem in Jakarta. It has caused very bad effects regarding to the economic aspect, especially that of the fuel consumption, time productivity, and goods distributions. The economic loss that it causes may reach up to trillions of rupiahs annually. Many policies and regulations has been issued by the government, but in practice there has been a lack of synergy and co-operation between the government and the Jakarta city authorities. Therefore, the economic loss and amount of traffic jams keep on rising by time.

This in-depth report uses Computer Assisted Reporting (CAR) to collect data, which began to be used in journalism since the late 1980s. While other data obtained by interview and direct observation on the traffic jam area. The nature of this report is interpretative, and is presented in a in-depth report package that is divided into four article.
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Sylvia
Abstrak :
Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap kebijakan penanggulangan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta Perkembangan kota-kota besar di negara berkembang tidak terlepas dari kemacetan lalu lintas dari tahun-ketahun semakin mengesalkan pengguna jalan raya terutama pengguna angkutan umum. Analisis kebijakan penanggulangan kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta, diangkat 4 hal pokok yaitu (1) Bagaimana mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta, (2) Prioritas kebijakan apa yang harus diterapkan didalam mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta, (3) Transportasi yang bagaimana di harapkan dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta dan (4) Bagaimana koordinasi antar Departemen dan pihak swasta yang terkait di dalam mengatasi kemacetan lain lintas di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menemukan (1) Pihak yang paling berkepentingan untuk menanggulangi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta adalah pihak pemerintahan daerah bekerjasama dengan beberapa stakeholder lainnya, (2) Sasaran memperlancar arus lalu lintas di DKI Jakarta adalala kebijakan peningkatan jalan untuk dapat menampung luapan kendaraan yang terus bertambah setiap saat, (3) Prioritas mencapai beberapa sasaran yang ada yang perlu mendapatkan prioritas dalam rangka mencapai tujuan dari hasil penelitian ini adalah kebijakan penambahan jumlah armada bus dan pengembangan busway, (4) Lancarnya arus lalu lintas di DKI Jakarta akan mendorong terciptanya kondisi keamanan masyarakat pengguna jalan secara khusus dan stabilitas nasional secara umum.
This research is an evaluation on the policy to deal with the traffic jam in DKI Jakarta. The development of capital cities in the developing countries is inseparable from the traffic jam which is becoming more annoying from year to year specially for the public transport user. There are 4 (four) main issues in the analysis of the policy to deal with the traffic jam in DKI Jakarta, which are (1) How to deal with the traffic jam in DKI Jakarta, (2), The priority of policy that should be implemented in dealing with the traffic jam in DKI Jakarta, (3) The type of transportation that is expected in dealing with the traffic jam in DKI Jakarta, and (4) The coordination between the Government Departments and related private sectors in dealing with the traffic jam in DKI Jakarta. This research found that (1) The regional government, working together with the other stakeholder, has the most interest in dealing with the traffic jam in DKI Jakarta, (2) the objective to smoothen the traffic in DKI Jakarta is the policy to improve roads to accommodate the overflow of vehicles, (3) The policy to meet some of the objectives that has to be priorities to achieve the goal from the result of this research is the policy to increase the number of busses and the development of busway, (4) smooth traffic flow in DKI Jakarta will create a safe condition for the mad user in particular and the national stability in general.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library