Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuwanita Karlina
"Adanya perilaku tidak menyenangkan seperti perlakuan diskriminatif, kepemimpinan yang otoriter dan pengelolaan organisasi yang sewenang-wenang, intimidasi dan ancaman, fitnah dan berita bohong, menjatuhkan rekan kerja dan meremehkan bawahan, dan mengadukan perbincangan atau perbuatan rekan kerja kepada pimpinan telah menyebabkan adanya toxic relationship di lingkungan kerja. Artikel ini fokus pada tiga hal, yang pertama adalah perilaku toxic yang dilakukan oleh toxic person pada pegawai, yang kedua adalah respon dan kesehatan mental pegawai akibat perilaku toxic tersebut, yang terakhir adalah lingkungan dan budaya organisasi di tempat kerja. Informan dipilih berdasarkan keragaman gender, status perkawinan, lama bekerja, dan perbedaan struktur di tempat kerja. Metode penelitian kualitatif dipilih untuk menggambarkan situasi dan kondisi di lapangan dengan lebih detil. Wawancara mendalam dengan life history, pengamatan terlibat, dan otoetnografi juga dilakukan agar mengetahui apa yang dialami dan dirasakan oleh informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya toxic relationship di lingkungan kerja mempengaruhi pegawai dalam bentuk turunnya produktivitas, adanya gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi, kondisi fisik yang buruk sehingga mengakibatkan kurangnya kehadiran di tempat kerja, dan buruknya hubungan dengan pasangan.

The existence of unpleasant behavior such as discriminatory treatment, authoritarian leadership and arbitrary organizational management, intimidation and threats, slander and fake news, putting down co-workers and belittling subordinates, and complaining about co-workers' conversations or actions to the head office has led to toxic relationships in the workplace. This article focuses on three things, the first is toxic behavior carried out by toxic people towards employees, the second is the response and mental health of employees because of this toxic behavior, and the last is the environment and organizational culture in the workplace. Informants were selected based on gender diversity, marital status, length of work, and differences in workplace structure. Qualitative research methods were chosen to describe the situation and conditions in the field in more detail. In-depth interviews with life history, involved observation, and autoethnography were also conducted to find out what the informants experienced and felt. The results show that the existence of a toxic relationship in the work environment affects employees in the form of decreased productivity, mental health disorders such as stress and depression, bad physical condition resulting in a lack of attendance at work, and poor relationships with partners."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Rizky Sumanto
"Cinta romantis adalah prinsip yang diperkenalkan dalam modernitas, menggambarkan hubungan intim antara dua individu yang bebas. Dalam pengertian masyarakat umum, cinta romantis dimaknai sebagai hubungan heteroseksual dengan nilai-nilai heteronormatif dan heteroseksis. Cinta romantis menimbulkan masalah baru, yakni toxic relationship (hubungan “beracun”). Toxic relationship seringkali berujung pada kekerasan, baik berupa kekerasan mental, emosional, maupun fisik. Artikel ini berpendapat konsep cinta autentik Simone de Beauvoir dapat menjadi jalan keluar untuk terlepas dari jeratan toxic relationship dan membangun cinta romantis yang ideal. Cinta autentik dibangun atas dasar adanya keinginan saling mengakui kebebasan kedua belah pihak. Cinta autentik mengharuskan keduanya mempertahankan individualitas mereka, dan secara bersamaan mengakui adanya perbedaan satu sama lain. Sedangkan cinta tidak autentik didasarkan pada ketidaksetaraan antara kedua jenis kelamin, serta adanya ketundukan dan dominasi. Bentuk cinta semacam ini membuat pihak yang menjalaninya tidak dapat mengalami kebebasan, persahabatan, dan kebahagiaan. Berdasarkan konsep cinta autentik, manusia dapat saling mendukung dalam menemukan, menjangkau dan melampaui diri mereka sendiri, dan bersama-sama memperkaya makna hidupnya. Untuk mencapai tujuan, penulis menggunakan metode distingtif konseptual dan analitis deskriptif guna memperlihatkan adanya perbedaan antara konsep cinta romantis yang dipahami oleh masyarakat di Indonesia dengan konsep cinta autentik de Beauvoir. Kebaruan yang ditawarkan adalah kajian terhadap teori de Beauvoir secara filosofis dapat diterapkan untuk membongkar praktik toxic relationship dan pengkonsepsian ulang cinta romantis di Indonesia.

Romantic love is a principle introduced in modernity, describing an intimate relationship between two free individuals. In the sense of society, romantic love is interpreted as a heterosexual relationship with heteronormative and heterosexist values. Romantic love raises new problems, namely toxic relationships. Toxic relationships often lead to violence, in the form of mental, emotional or physical violence. This article argues that Simone de Beauvoir's authentic love concept can be an escape route from toxic relationships and building an ideal romantic love. Authentic love is built on the basis of a mutual desire to recognize the freedom of both parties. Authentic love requires both to maintain their individuality, while simultaneously recognizing differences from one another. 2 On the contrary, inauthentic love is based on inequality between the sexes, as well as submission and dominance. This form of love prevents those who live it from experiencing freedom, friendship and happiness. Based on the concept of authentic love, humans can support each other in discovering, reaching and surpassing themselves, and together enriching the meaning of their lives. To achieve this goal, the writer uses descriptive conceptual and analytical descriptive methods to show the difference between the concept of romantic love that is understood by people in Indonesia and de Beauvoir's concept of authentic love. The novelty offered is a study of the de Beauvoir theory that can be applied philosophically to dismantle the practice of toxic relationships and the re-conception of romantic love in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library