Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Giap, Tan Khee
New Jersey: World Scientific, 2017
338.959 GIA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aunurrofik
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pentingnya transportasi udara terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara berkembang. Menggunakan dataset cross section pada level kabupaten/kota dana analisis regresi berganda, transportasi udara melalui variabel jumlah penerbangan per kapita, dan jumlah kargo per kapita memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan regional per kapita. Jumlah kagro per kapita memberikan pengaruh paling besar dibandingkan dua variabel lainnya, yang berarti bandara akan memberikan pengaruh lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi regional apabila bandara digunakan untuk aktifitas perdagangan dan bisnis. Motivasi dari kabupaten/kota untuk memiliki bandara di daerahnya adalah apabila kabupaten/kota tersebut merupakan pulau tersendiri, adanya industri manufaktur dengan perkerja berkemampuan tinggi dan menengah, serta adanya sektor pariwisata di daerah tersebut.
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 7:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arnadi Gunawan
Abstrak :
Situasi politik dan perekonomian di Indonesia yang tidak menentu sejak pertengahan tahun 1998 memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada industri pariwisata dan perhotelan. Hal ini disebabkan dengan menurunnya jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia yang berpengaruh pada tngkat hunian kamar hotel berbintang. Sementara itu jumlah hotel berbintang terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menyebabkan tingkat persaingan untuk meraih pengunjung menjadi sangat ketat diantara hotel-hotel berbintang. Hotel Ambhara tidak luput dari kondisi persaingan yang ketat. Tingkat hunian hotel sempat mengalami penurunan sejak tahun 1998. Kondisi persaingan yang ketat di antara hotel-hotel berbintang menyebabkan banyak hotel termasuk Hotel Ambhara melakukan perang tarif melalui pemberian diskon yang besar kepada para pelanggan. Bertolak dari fakta terjadinya penurunan tingkat hunian, timbul sejumlah pertanyaan yang kemudian menjadi bahan penelitian ini mengenal strategi pemasaran yang digunakan Hotel Ambhara, apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan bagaimana forrnulasi strategi pemasaran yang kompetitif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara terhadap responden terpilih untuk memperoleh data primer. Sebagian besar responden adalah para pengambil keputusan di lingkungan manajemen Hotel Ambhara maupun di PT Aldina Wisata Nusakarya sebagai perusahaan induk, dan para karyawan di bidang pemasaran. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Adapun sorotan utama penelitian adalah strategi pemasaran Hotel Ambhara dalam kurun waktu antara 1998-2000. Berdasarkan analisis data tingkat hunian turun yang ditandai dengan menurunnya pendapatan hotel pada tahun 1999. Setelah dilakukan perbaikan yang mengarah pada kualitas pelayanan, pendapatan hotel kembali meningkat pada tahun 2000. Selanjutnya ditemukan bahwa bauran pemasaran dari 4 elemen yang diterapkan Hotel Ambhara dalam strategi pemasaran tidak cukup dan perlu mendapat tambahan 3 elemen lainnya, yaitu people, process dan provision of customer. Perumusan yang tepat ke 7 elemen bauran pemasaran merupakan kunci kekuatan utama daiam kompetisi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi Yusuf
Abstrak :
Dalam rangka menilai kinerja BUMD yang dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta cukup banyak, maka dipilih salah satu, yaitu PD Wisata Niaga Jaya yang berusaha dalam kelompok usaha industri pariwisata, dimana "Core Business" utamanya adalah penyediaan dan pengelolaan sarana perhotelan. Salah satu hotel yang mempunyai potensi besar untuk meningkatkan pendapatan PD Wisata Niaga Jaya adalah Hotel Bintang 4 Cempaka Jakarta. Penilaian kinerja Badan Usaha Milik Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Khusus lbukota Jakarta hanya berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 849 Tahun 1994 tanggal 23 Juni 1994 yang hanya memperhatikan indikator-indikator rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas yang berarti hanya memperhatikan aspek keuangan saja. Penilaian kinerja yang sejalan dengan manajemen strategik yang baru yaitu: BALANCE SCORECARD (Kaplan dan Norton, 1996) akan diterapkan, dimana konsep Balance scorecard adalah alat untuk menilai kemampuan perusahaan dengan mem-balance 4 (empat) aspek sekaligus yaitu: aspek keuangan, pelanggan, bisnis internal dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan organisasi. Balance scorecard adalah media terjemahan visi dan strategi menjadi sasaran dan ukuran mulai dari rencana, implementasi sampai dengan hasil. Penelitian terhadap kinerja Hotel Cempaka Jakarta bersifat deskriptif analitis dengan memandang kondisi keuangan perusahaan merupakan resultan dari organisasi belajar, proses bisnis internal dan tingkat kepuasan pelanggan yang terjadi dalam perusahaan. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif untuk mengetahui gambaran setiap variabel yang ditanyakan dalam kuesioner terhadap pelayanan pelanggan, bisnis internal perusahaan dan pembelajaran organisasi Hotel Cempaka Jakarta. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diperoleh penilaian kinerja perusahaan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam peningkatan daya saing perusahaan daerah Pemerintah Daerah DKI Jakarta adalah sebagai berikut : 1. bahwa penerapan pembelajaran yang dilakukan pada aspek dinamika belajar, pembaharuan organisasi dan pemberdayaan individu sudah diterapkan pada sebagian besar organisasi, sedangkan aspek pengelolaan pengetahuan dan penerapan teknologi baru diterapkan pada sebagian kecil organisasi 2. Pada proses bisnis internal, pemahaman atas tugas pelayanan jasa hotel sudah cukup baik dan alat-alat penunjang sudah sesuai dengan standar hotel. Kedua hal tersebut diatas menyebabkan tingkat loyalitas pelanggan Hotel Cempaka masuk dalam kategori 4 yaitu "puas". Mengingat bahwa Hotel Cempaka baru beroperasi pada bulan September 1996, kondisi keuangan hotel masih dalam tahap berkembang (growth) dengan cash flow negatif. Memperhatikan 3 hal tersebut diatas Hotel Cempaka masih memiliki potensi untuk dapat berkembang.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T10390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Metti Utami
Abstrak :
Pantai Kuta Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata di Indonesia yang amat terkenal di seluruh dunia. Pariwisata adalah salah satu industri yang merupakan penyumbang pajak terbesar (51,6%) kepada Pendapatan Asli Daerah Propinsi Bali. Semakin dikenalnya Kuta membuat perkembangan pembangunan di daerah ini melaju dengan sangat pesatnya. Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnu) ke Kuta, semakin meningkat pula pembangunan sarana penunjang kebutuhan, wisatawan seperti hotel. restoran, transportasi, hiburan, serta sarana-sarana lainnya yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata. Pariwisata adalah industri yang kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan (Soemarwoto, 2001). Industri ini sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya pencemaran sumber air baku oleh limbah domestik, serta pencemaran tanah oleh sampah yang dihasilkan dari industri pariwisata tersebut. Semakin pesatnya pertumbuhan industri pariwisata menghasilkan limbah yang semakin meningkat pula. Begitu juga kebutuhan akan sumber daya air baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sarana pariwisata seperti hotel dan restoran membutuhkan air yang sangat banyak. Keterbatasan cakupan layanan air bersih oleh PDAM menimbulkan alternatif lain yang dipilih oleh masyarakat/pelaku industri pariwisata untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya yaitu dengan mengambil air tanah. Bila pengambilan air tanah tidak sesuai dengan daya dukungnya, akan mengakibatkan terjadinya penurunan muka air tanah, intrusi air laut. Penurunan kualitas air tanah akan terjadi akibat pencemaran limbah cair hasil dari industri pariwisata yang dibuang di lingkungan tanpa melalui pengelolaan yang semestinya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pertanyaan penelitian yang muncul adalah: 1) Bagaimanakah kualitas air tanah saat ini di Kuta, Bali? 2) Apakah ada pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kondisi kualitas air tanah di Kuta, Bali. 2) Menganalisis pengaruh limbah cair yang dihasilkan dari industri pariwisata terhadap kualitas air tanah di Kuta, Bali. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata mempengaruhi kualitas air tanah di Kuta Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian adalah ex post facto dan survey. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata (hotel dan restoran), dan variabel terikatnya adalah kualitas air tanah. Analisis data dilakukan untuk: 1) Menghitung Indeks Mutu Kualitas Air Tanah dengan metode NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index), serta membandingkan hasil pemeriksaan sampel air tanah dengan PP No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk Mutu Air berdasarkan kelas I; dan 2) Menguji hipotesis dengan uji korelasi dan regresi linier sederhana, untuk melihat hubungan dan pengaruh volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata terhadap kualitas air tanah. Volume limbah cair yang dihasilkan oleh industri pariwisata didapatkan dari jumlah konsumsi air bersih untuk hotel, yaitu 1000 liter/kamar/hari dan untuk restoran 5 liter/tempat duduk/hari (Bappeda Propinsi Bali,2000). jumlah konsumsi air bersih tersebut 70% akan terbuang dalam bentuk limbah (Metcal&Eddy, 1979). Konsumsi air bersih sangat tergantung pada jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan yang menginap, sehingga diketahui jumlah kamar yang terpakai dalam setahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Kualitas air tanah pada tahun 2004 yang digunakan sebagai sumber air oleh industri pariwisata di Kuta sebagian telah tercemar bakteri coli, dan beberapa parameter melebihi Baku Mutu (BOD, COD, Fosfat). Keadaan ini terutama ditemukan pada lokasi pemantauan yang sarana sanitasinya tidak baik antara lain jarak sumber air (sumur) dengan resapan/septic tank kurang dari syarat sanitasi yang dianjurkan. Perhitungan Indeks Mutu Kualitas Air Tanah pada Tahun 2004 didapatkan hasil pada lima lokasi menunjukkan IMKA Tanah kategori sedang. Hal ini karena sarana pengolahan limbahnya hanya menggunakan septic tank dan jaraknya dengan sumber air kurang dari 15 meter. Lima lokasi pemantauan lainnya IMKA Tanah kategori baik, karena sarana pengolah limbahnya menggunakan IPAL dan resapan, serla jaraknya dengan sumber air lebih dan 15 meter. Hasil pemantauan selama 5 tahun dari tahun 1999 sampai tahun 2003, IMKA Tanah di Kuta Bali cenderung meningkat meskipun pada tahun 2000 sempat menurun. 2) Hasil pemantauan kualitas limbah cair yang dibuang di lingkungan pada tahun 2004 dari 10 titik pemantauan di semua lokasi menunjukkan hasil 6 dari 7 parameter yang dipantau berada di atas Baku Mutu (BOD, COD, TSS, NO3, PO4 dan conform). 3) Terdapat hubungan yang sangat .kuat antara volume limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas industri pariwisata (hotel dan restoran) dengan kualitas air tanah. Hubungan yang sangat kuat ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (r = -0,937). Volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan memberikan kontribusi sebesar 87,8% terhadap kualitas air tanah (r2 = 0,878). Semakin bertambahnya volume limbah cair yang dibuang ke lingkungan akan mengakibatkan menurunnya kualitas air tanah. Hal ini sesuai dengan persamaan regresi linier sederhana yang dihasilkan yaitu, Y = 86,39 - 0,000016 X. Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1) Pemda Kabupaten Badung agar secara aktif melakukan penyuluhan terhadap masyarakat dan pengusaha industri pariwisata, sehingga secara sadar mereka dapat menjaga fungsi kelestarian lingkungan terutama dalam perilaku membuang limbah ke lingkungan; 2) Menyediakan sarana pengolahan limbah terpadu (sistem duster atau komunal) untuk pengelolaan limbah cair hotel dan restoran di Kuta. Pemda ataupun pihak swasta dapat memfasilitasi dan mengelola sarana ini; 3) Melakukan pengawasan secara terpadu antar instansi terkait yang berwenang melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah sehingga pemantauan kualitas limbah cair yang dihasilkan dapat diperketat; 4) Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih oleh PDAM, dan menetapkan tarif air tanah melalui mekanisme disinsentif sehingga pelaku industri pariwisata tidak mengeksploitasi air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya; 5) Setiap pelaku industri pariwisata melakukan upaya minimisasi limbah dengan pembinaan dari instansi teknik terkait antara lain dengan cara penghematan konsumsi air sehingga volume limbah yang dihasilkan dapat ditekan pula; dan 6) Anjuran pembuatan sumur resapan terutama bagi industri pariwisata dan permukiman penduduk di wilayah Kuta.
Kuta Beach, Bali, is one of tourism destination in Indonesia which very famous in the world. Tourism is one of industry representing biggest tax contributor (51,6%) to original earnings of Bali Province. Progressively recognizing of Kuta makes development growth in this area is fast. Along with the increasing of foreign tourist and domestic tourist visit to Kuta, the requirement of tourist supporting medium (like hotels, restaurants, transportation, entertainment amusement; and the other medium related to tourism activities) development increases. Tourism is industry, which is the continuity of its life, is very determined by environmental quality (Soemarwoto, 2001). This industry is very sensitive to environmental damage, for example permanent water source contamination by domestic waste, and also the ground contamination by garbage yielded from the tourism industries. Fast progressively its industrial growth of tourism yield waste that progressively mounts also. So also the water resource requirement will be good from facet amount of and also quality. Tourism medium like restaurants and hotels require a lot of clean water service. Coverage limitation by PDAM generate alternative of other selected by tourism industrial society to fulfill the clean amount of water required is taken from ground water. When the usage of ground water is above carrying capacity, will result the happening of lowering ground water level, intrusion sea. Degradation of quality of ground water will be happened by effect of contamination of liquid waste of result of from industry of tourism, which is thrown in environment without treatment. Based on the background, the research questions are: 1) What will be quality of ground water in present time in Kuta, Bali? 2) Whether there is influence of liquid waste yielded from industry of tourism to quality of ground water in Kuta, Bali? Objectives of this research are: 1) to analyses condition of quality of ground water in Kuta, Bali; 2) to analyses influence of liquid waste yielded from industry of tourism to the ground water quality in Kuta, Bali. The research hypothesis is: volume of liquid waste yielded by tourism industry influences quality of ground water in Kuta Bali, with assumption of burden of waste yielded by is of equal, because representing domestic wastes having same characteristic. This research is descriptive with quantitative approach. The research method is ex post facto and survey. Independent variable in this research is volume of liquid waste yielded by tourism industry (hotel and restaurant), and the dependent variable is ground water quality. Data analyses conducted to: 1) calculating Index of Quality of Quality of Ground Water with NSF-WQI (National Sanitation Foundation's Water Quality Index) method, and compare result of inspection of sample of ground water with PP No. 82 of Year 2001 about Management of Water Quality and the Control on Water Contamination on Water quality of pursuant to class 1; 2) testing hypothesis with linear correlation and simple regression technique, to see relation and influence of volume of liquid waste yielded by industry of tourism to ground water quality. Volume of liquid waste yielded by tourism industry got from amount consumes clean water for the hotels, that is 1000 liters/room/day and for restaurants S liters/seat/day (Bappeda of Bali Province, 2000). 70 percents of clean water consumption castaway will in the form of waste (Metcal & Eddy, 1979). Clean water consumption very depended from tourist visits amount lodging and length of stays, is so that is known by the use rooms amount per year. Based on research result, the conclusions are: 1) Quality of ground water in the year 2004 which is used as by a source disposal by tourism industries in Kuta of some of have been contaminated bacterium coli, and some parameters exceed standard of quality (BOD, COD, phosphate). This circumstance is especially found at monitoring location which bad sanitation medium for example distance between (well) and septic tank less than suggested sanitation condition. Calculation of quality index of ground water in the year 2004 got by result of at five locations show medium quality index of ground water category. This matter because its waste processing medium only use its septic tank distance and with source irrigate less than 15 meters. Five other monitoring locations of good quality index of ground water category, because its waste processor medium use IPAL diffusion and its distance with source irrigate more than 15 meters. Result of monitoring of during 5 year from year 1999 until year 2003, quality index of ground water in Kuta, Bali tend to increase though decrease in the year 2000; 2) Result of monitoring quality of liquid waste which thrown in environment in the year 2004 from 10 monitoring points in all location show result that 6 from 7 parameters watched reside in for standard of quality (BOD, COD, TSS, NO3, PO4, and conform; 3) There are very strong relation between volume of liquid waste yielded from tourism industrial activity (restaurants and hotels) with ground water quality. This very strong relation shown by correlation coefficient (r = - 0.937). Volume of liquid waste which thrown to environment give contribution of equal to 87.8°Io to ground water quality (r2=0.878). Progressively increase it volume of liquid waste which thrown to environment will result downhill it the ground water quality. This matter as according to linear simple regression yielded by that is: Y=86.39-0.000016.X. Recommendations raised in this research are: 1) Local government of Badung Regency actively conducts counseling to tourism industrial entrepreneur and society, so that consciously is they can take care of environmental conservation function especially in behavior throw away waste to environment; 2) Providing integrated waste processing medium (system cluster or communal) for management of liquid waste of restaurants and hotels in Kuta. Local government and private sectors can facilitate and manage this medium; 3) Doing integrated control between related institutions in charge conduct control to waste management so that the monitoring quality of liquid waste yielded by tight earn; 4) Improving clean water service coverage by PDAM, and cost determination of ground water should be through disincentive mechanism, so that the tourism industrial agents do not exploit ground water to fulfill the clean amount of water required it; 5) Every tourism industrial agents conduct effort to minimize waste with construction from related technique institution for example by saving consume water so that the waste volume yielded can be depressed; and 6) Recommendation for tourism industry (hotel and restaurant) and human settlement at Kuta area are making a recharging well.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Murwati
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang Industri Pariwisata Turki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis mengetahui bahwa besarnya devisa yang diberikan oleh industri pariwisata pada perekonomian Turki merupakan bukti bahwa sektor nonmigas ini memiliki potensi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi GDP dan GNP dari sektor industri pariwisata tersebut. Di samping itu, faktor alam, kebudayaan dan sejarah memiliki peran strategis dalam industri pariwisata dan perekonomian di Turki.Hal ini didukung dengan adanya motivasi perjalanan atau wisata berupa keinginan untuk mengetahui kebudayaan lain di luar wilayah wisatawan. Keadaan ini dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi peningkatan ekonomi di Turki khususnya. Dengan demikian hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa potensi alam, peninggalan sejarah, dan budaya mendukung perkembangan industri pariwisata dan memberikan pengaruh yang signifikan dalam bidang perekonomian Turki.
This study is to discuss about Tourism Industry in Turkey. The research is qualitative with analytical discriptive design. By this kind of research, the author knows that mount of capical given by Tourism Industry at economy in Turkey is proof that, this non-oil-gas has good potency. It can be seen from GDP & GNP significance from such tourism have strategic role in tourism industry and economy in Turkey. It is supported by motivation to move or tour such as to know other cultures outside tourist region. This condition can give benefit for economic enhancement particularly in Turkey. Thus, result of research concludes that nature potency, historical sides, and culture support the development of tourism industry and give significant influence in economy in Turkey.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Di Ajeng Merdika Wati
Abstrak :
Prancis merupakan salah satu negara destinasi favorit dengan jumlah wisatawan terbanyak, hal ini menjadikan pariwisata memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan negara. Namun, kondisi industri pariwisata Prancis memiliki beberapa tantangan. Misalnya, sejak delapan negara Eropa Timur masuk menjadi anggota Uni Eropa, Prancis kalah dalam bersaing karena harga wisata Eropa Barat lebih mahal dibanding harga yang ditawarkan Eropa Timur. Kemudian pada tahun 2015 angka kedatangan wisatawan semakin menurun karena aksi terorisme akibat terbitan majalah satire, Charlie Hebdo yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kondisi industri pariwisata Prancis yang dirugikan oleh peristiwa terorisme tahun 2015 serta menunjukkan dampak aksi terorisme Prancis tahun 2015 terhadap kondisi industri pariwisata Prancis, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Prancis dalam mengatasinya. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan konsep turisme dari Fennell (1999). Penelitian ini membuktikan bahwa peristiwa terorisme tahun 2015 merugikan industri pariwisata Prancis yang di antaranya adalah sektor transportasi, sektor akomodasi, dan agen perjalanan pariwisata, sehingga berpengaruh pada ekonomi pariwisata, serta dampaknya terhadap angka kedatangan wisatawan yang menurun sebanyak 8,1% dari tahun 2015 ke tahun 2016. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Prancis menerapkan fungsi efektif dari badan promosi Atout France, sehingga kondisi industri pariwisata Prancis dapat membaik seperti semula setelah menurun di tahun 2016.
France is one of the favorite destination countries with the largest number of tourists, makes tourism sector a vital key in increasing state income. However, the condition of the French tourism industry has to face several challenges. For example, since eight Eastern European countries joined the European Union, France tourism is less competitive because the price of Western European tours is higher than the prices offered by Eastern European countries. Then in 2015 the number of tourist arrivals decreased due to acts of terrorism following the publication of the satirical magazine Charlie Hebdo which insulted the Prophet Muhammad. This article aims to describe the condition of the tourism industry In France adversely affected by the terrorism incident in 2015 and to show the impact of the terrorist attacks in this country in 2015 on the condition of the French tourism industry, and the efforts made by the French government in overcoming this issue. This research was conducted using qualitative method with the concept of tourism from Fennell (1999). This research proves that the terrorism incident in 2015 is detrimental to the French tourism industry, which includes the transportation, accommodation sector as well as tourism travel agents affecting the tourism economy marked by the decrease of the number of tourist arrivaal of 8.1% from 2015 to 2016. To overcome this problem, the French government implemented the effective function of the promotion agency Atout France aiming to restore the tourism industry to its previous conditions after 2016 decline
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Woodside, Arch G.
Abstrak :
Storytelling-Case Archetype Decoding and Assignment Manual reviews tourism and hospitality applications of Jung's work on archetypes in shaping behavior and unconscious/conscious thought. This book provides tools for confirming relevancy and falsifying incorrect archetype assignments of stories consumers and brands tell.
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469267
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Oxford Business Group, [date of publication not identified]
330.598 REP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vela Alhena
Abstrak :
Krisis moneter yang meianda Indonesia muiai pertengahan iahun 19S7 menyebabkan berbagai aktivitas usaha mengaiami kesulitan, termasuk sektor pariwisata. Sektor pariwisata sangat berganiung kepada perubahan kondisi sosiai poiitik dan kearuanan daiaffi negen, ha! rnt yang menyebabkan pada tahun - tahun 1397 - 1936, perusahaan - perusahaan yang bergerak pada sektor pyriwisata mengaiami penurunan unjuk kerja keuangan. Kondisi perekonomian iahun 2000 menunjukkan perubahan yang rnenggembirakan, diiambah dengan usaha pernenntah untuk rneiTiulihkan sektor panwisaia dengan rnencanangkan visi bahwa Fariwisata dan Kesenian rnenjadi saiah satu andaian pembangunan, membuat harapan baru uniuk mulai stabiinya aktivitas usaha pada sektor ini. Perusahaan yang diamati pada sektor ini adaiah PT. Sona Topas Tourism industry, Tbk. Hasii pengamatan iahun - tahun yang ialu, termasuk pada masa krisis, unjuk kerja keuangan PT. Sona Topas Tourism industry, Tbk menunjukkan kecenderungan semakin menurun. Hasil proyeksi unjuk kerja keuangan perusahaan untuk tahun 2000 - 2005 menunjukkan perbaikan dan unjuk kerja keuangan tersebui dengan tetap rnempernatikan kebijakan ? kebijakan perusahaan serta pengalarnn dari iahun - tahun yang iaiu, seningga sesuai dengan karakieristik internal perusahaan. Kewajiban perusahaan menurun ierus sesuai dengan program restrukturisasi hutangnya dan perusahaan tidak rnengalarfii kesulitan keuangan daiarn pembayarannya.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>