Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
612.3 UNI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Arief Wicaksana
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk mengembangkan proses torch brazing dengan mentransmisikan tekanan pada sampel yang akan dilakukan proses brazing. Alat didesain dengan software Inventor 2013 yang kemudian disimulasi dengan software Ansys 14. Simulasi dilakukan dengan metode static-thermal simulation. Percobaan dilakukan dengan memberikan variasi tekanan mekanik pada sampel, dan menganalisis hasil dari sampel. Tekanan mekanik yang diberikan sebesar 0, 0,7, 1,2, dan 1,7 MPa. Stress diperoleh melalui dua metode analisis, yakni perhitungan analitik dan perhitungan numerik. Tegangan termal sebesar 2,1 GPa dengan metode perhitungan analitik, dan 1,57 GPa dengan simulasi numerik. Hasil menunjukan semakin besar tekanan mekanik yang diberikan maka semakin besar pula displacement. Ketika filler meleleh, tekanan mekanik menyebabkan sampel saling dorong dan menyebabkan berkurangnya ketebalan filler. Semakin tinggi tekanan statik yang diberikan maka semakin kecil ketebalan filler. Sehingga apabila dipanaskan akan membuat stainless steel mengalami pemuaian panjang dan mengakibatkan thermal stress. Semakin tipis ketebalan filler akibat tekanan mekanik akan mengakibatkan jarak interaksi semakin kecil, dan dengan muai panjang yang sama akan mengakibatkan thermal stress semakin besar seiring bertambahnya tekanan mekanik. Sehingga displacement akan semakin besar seiring dengan semakin besarnya tekanan mekanik yang diberikan. ...... This study is to develop the process of torch brazing to transmit the pressure on the sample to be brazed. The device is designed by Autodesk Inventor 2013 then simulated with ANSYS 14. Simulations performed with a static-thermal stress method. The experiments were performed by providing mechanical pressure variations in the sample, and analyze the results of the sample. Mechanical stress is given by 0, 0.7, 1.2 and 1.7 MPa. Thermal stress obtained through the two methods of analysis, the analytical calculations and numerical calculations. Thermal stress of 2.1 GPa is obtained with analytic calculation method, and 1.57 GPa with numerical simulations. The results showed that the greater the mechanical stress is given, the greater the displacement. When the filler melts, causing mechanical pressure push each sample and cause a reduction in the thickness of the filler. The higher the static pressure given the smaller thickness of the filler. Therefore, when the sample is heated to make stainless steel undergo expansion and resulting thermal stress. The thinner the thickness of the filler due to mechanical pressure will result in the interaction distance is getting smaller, and with the same length expansion will result in greater thermal stress with increasing mechanical pressure. Therefore the displacement will increase along with the amount of mechanical stress is given.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Cahyoabdi
Abstrak :
Torch brazing adalah salah satu metode brazing berdasarkan sumber panas. Metode ini dalam proses penyambungan logam tergolong liquid-solid state thermochemical dan pada umumnya digunakan dalam penyambungan pipa. Proses brazing ini memanaskan logam pengisi hingga mencapai titik leleh tanpa melampaui titik leleh logam dasar yang akan disambung. Logam pengisi akan memberikan sambungan yang kuat pada logam dasar setelah mengalami pendinginan. Pemberian tekanan dan panjang lap joint pada proses brazing akan berpengaruh pada kualitas sambungan. Pada penelitian ini akan diketahui pengaruh tekanan dan panjang lap joint terhadap kekuatan sambungan pipa baja rendah karbon bundy dan tembaga C1100T. Konfigurasi yang paling optimal pada panjang lap joint akan diketahui dari hasil beban tarik. Beban tarik dan jarak antar sambungan adalah faktor yang mempengaruhi kekuatan dari sambungan brazing. Hasil penelitian menunjukkan tekanan memiliki pengaruh lebih besar daripada panjaang lap joint terhadap logam tak sejenis menggunakan torch brazing. ......Torch brazing is one method of brazing based on the heat source. This method as the process of joining metals in classified as liquid-solid state thermochemical and generally used in the joining pipe. This process heats the brazing filler metal until it reaches the melting point without exceeding the melting point of the base metals to be joined. The filler metal will give strong joining to the base metal after cooling. Giving pressure and length of lap joint in the brazing process will affect the quality of the joining. This research will investigate the effect of pressure and length of lap joint to joint strength of low carbon steel bundy tube and C1100T copper. The most optimal configuration between length of lap joint will be known from the result of shear load, which are the factors that affect joint strength of brazing. The result shows that the pressure have effect bigger than length of lap joint for dissimilar metal using torch brazing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Jonathan Fernando
Abstrak :
Latar belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker dengan prevalensi tertinggi di dunia. Pengobatan kanker yang berdasarkan pembedahan dan kemoterapi masih memberikan prognosis yang kurang baik bagi kebanyakan pasien. Tatalaksana dan zat antikanker yang tersedia dan teruji klinis juga masih memberikan efikasi yang kurang baik ditandai dengan angka mortalitas yang masih tinggi. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa bunga kecombrang mengandung berbagai metabolit aktif yang berpotensi menjadi zat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil fitokimia, sifat antioksidan dan sifat sitotoksik ekstrak etil asetat bunga kecombrang terhadap sel kanker kolon HT-29.  Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental in vitro menggunakan galur sel kanker kolon HT-29. Sebanyak 45 sampel sel HT-29 yang dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol positif akan diletakkan kedalam well plate dan diberikan konsentrasi secara serial. Analisis kandungan metabolit ekstrak dilakukan menggunakan skrining uji fitokimia dan uji KLT. Pengukuran sifat antioksidan akan dilakukan menggunakan metode uji dengan reagen DPPH dan untuk sifat sitotoksisitas menggunakan metode MTT assay. Nilai absorbansi dan persen inhibisi dari kedua metode ini kemudian akan dibandingkan antara kelompok ekstrak dan kelompok kontrol positif menggunakan analisis regresi linear multipel.  Hasil: Berdasarkan uji fitokimia dan uji KLT, ekstrak etil asetat bunga kecombrang mengandung 4 golongan metabolit sekunder aktif seperti saponin, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid. Ekstrak etil asetat bunga kecombrang tidak menunjukkan adanya sifat antioksidan ditandai dengan nilai IC50 pada uji DPPH sebesar1282 ppm dan menunjukkan sifat sitotoksitas moderat ditandai dengan nilai IC50 pada uji MTT assay sebesar 71 ppm. Hasil uji regresi linear multipel juga menunjukkan bahwa sifat antioksidan vitamin C dan sifat sitotoksisitas doksorubisin sebagai kontrol positif masih lebih unggul dibandingkan dengan ekstrak etil asetat bunga kecombrang.   Kesimpulan: Ekstrak etil asetat bunga kecombrang tidak memiliki sifat antioksidan dan memiliki sifat sitotoksik moderat. Kekuatan antioksidan dan sitotoksisitas ekstrak juga tidak sepadan bila dibandingkan dengan agen antioksidan dan sitotoksik konvensional seperti vitamin C dan doksorubisin. Oleh karena itu, diperlukan studi lanjutan dengan tingkat yang lebih tinggi dan jumlah sampel yang lebih besar lagi.  ......Introduction: Colorectal cancer is one of the most prevalent cancers in the world. Current anticancer treatments, which are based on surgery and chemotherapy still provide poor prognosis for most of the colorectal patients. Many studies have been conducted to learn about the extract from torch ginger flower as a potential candidate for anticancer agent. The goal of this study is to gather knowledge about the phytochemistry profile, antioxidant activity, and cytotoxic activity from ethyl acetate extract against HT-29 colon cancer cells. Method: This was an in-vitro experimental study using HT-29 colorectal cancer cell line. 45 samples of HT-29 cells were divided into 2 groups which were the positive control group and the extract group. We used phytochemical screening test and thin plate chromatography to analyse the metabolite content from the extract sample. The antioxidant, the extract’s cytotoxic activity, and the positive control group were analysed using the DPPH method and the MTT assay respectively. We then compared the absorbance value and the inhibition percentage from the extract group to the positive control group using multiple linear regression.  Result: Based on phytochemical screening and thin plate chromatography, ethyl acetate extract from torch ginger flower contained 4 groups of active metabolites such as  saponin, flavonoid, triterpenoid, and alkaloid. The extract group did not have antioxidant activity with IC50 1282 ppm and showed moderate cytotoxic activity with IC50 71 ppm. From multiple linear regressions, there was a significance difference between the extract and the positive control group for both antioxidant and cytotoxic activity. This study showed that the positive control group which was vitamin C for antioxidant and doxorubicin for cytotoxic, had better activity than the extract group. 

Conclusion: Ethyl acetate extract did not have any antioxidant activity and had moderate cytotoxic activity. However, the cytotoxic activity was also disproportionate when compared to the conventional positive control group. Therefore, further studies with a higher rate and a larger number of samples are needed.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Piter
Abstrak :
ABSTRAK
lndustri logam indonesia terutama industri kecil dan menengahnya saat ini telah sulit bersaing dengan industri dari luar. Kesulitan yang terotama adalah mutu produk yang dihasilkan masih rendah. Produk sederhana logam seperti pisau potong yang dihasilkan industri kecil Indonesia kualitasnya masih kurang karena kekerasannya yang rendah. Penelitian kinerja dari prototipe a/at flame hardening ini bermaksud untuk mengetahui kinerja alal dalam mnengeraskan pisau potong agar alat ini dapat digunakan industri !cecil Indonesia untu meningkatkan daya saing industri Indonesia.

Penelitian ini mengambil dua variabel umum yaitu pengaruh sudut antara benda kerja dan torch pada pemakaian satu torch dan dua torch. Pemilihan sudut yang dilakukan adalah 30°, 45°, dan 60° untuk satu torch dan sudut 45° yang dipasangkan dengan sudut 30°, 45° dan 60 untuk dua torch. Sementara variabel kecepatan, jarak antara henda-torch, jarak henda-quencher dan jarak dua torch tetap.

Untuk menghasilkan kekerasan dengan variabel sudut ini maka falttor penting adalah besarnya titik api dan distribusi panasny_a untuk menghasilkan laju pemanasan terbaik dan efektifitas panas terbaik. Titik api yang terlalu kecil maka distrihusi panasnya akan berkurang sehingga laju pemansan berkurang akibatnya waktu pemanasan berang sehingga kekerasan optimum y,ang diinginkan tidak tercapai. Titik api yang terlalu besar intensitas panas dan efektifitas panas berkurang sehingga laju pemanasan juga berkurang.

Dari hasil pengujian yang dilakukan ternyata untuk pemakaian suatu torch sudut 45° menghasilkan kekerasan tertinggi yaitu 707 VHN 960HRC) dengan kedalaman efektif pisau 3696 μm (3,7 mm/0,14 in) sedangkan untuk pemakaian dua torch kekerasan tertinggi dihasilkan oleh sudut 45°-60° yaitu 770 VHN (63 HRC) dengan kedalaman efektif dapat mencapai 6307 μm atau sekitar 6 mm atau sekitar ¼ inchi.

Dari hasil pengujian ini untuk proses pengerasan material pisau potong maka pemakaian dua torch disarankan karena akan lebih efektif dari segi kekerasan dan kedalaman pengerasannya dan lebih efisien dari waktu karena proses yang digunakan hanya satu kali pass sehingga peningkatan daya saing industry kecil Indonesia melalui peningkatan kualitas produk dapat tercapai.
2001
S41519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noverta Rezeki
Abstrak :
ABSTRAK
Pada industri manufaktur logam, barang impor tidak hanya berupa bahan dasar saja, akan tetapi juga banyak dalam bentuk barang jadi, sehingga bangsa Indonesia hanya sebagai konsumen saja. Hal ini sangat merugikan karena mengakibatkan ketergantungan terhadap barang impor. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan industri kecil sebagai usaha menghidupkan perekonomian kerakyatan. Salah satunya dengan peralatan panas dengan metode progressive flame hardening dengan menggunakan dua torch. Sehingga pada penelitian ini berusaha meneliti kinerja dari alat progressive flame hardening dengan variabe! Kecepatan translasi benda kerja serta jarak antara dua torch terhadap kekerasan permukaan pisau potong.

Pada penelitian ini kecepatan translasi benda kerja yang digunakan yaitu 7 mm/s, 8 dan 9 mm/s' dengan jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan untuk variabel jarak antara dua torch menggunakan jarak 3,5 cm; 5 cm; dan 7,5 cm dengan kecepatan translasi 8 mm/s. Kedua variabel diatas menggunakan posisi pemanas dari samping karena terbukti dengan pemanasan dari samping benda uji tidak mengalami peleburan pada saat pemanasan. Selain itu proses yang digunakan adalah Single pass, karena diharapkan dengan penggunaan dua torch maka masukan panas akan lebih besar sehingga temperatur pengerasan yang diinginkan dapat tercapai.

Pada kecepatan translasi benda kerja, temperatur pengerasan maksimum yang dapat dicapai pada kedalaman 7 mm adalah 597 ?C pada kecepatan translasi 8 mm/s dengan nilai kekerasan mencapai 523 VHN ( 51 HRC) dan total kedalaman pengerasan 2135206 pm (2,l mm). Demikian halnya dengan variabel jarak antara dua torch, temperatur maksimum yang dapat dicapai yaitu sebesar 597C pada jarak antara dua torch 5 cm. Sedangkan nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada jarak antara torch 7,5 cm sebesar 566 VHN (52 HRC) dengan total kedalaman pengerasan sebesar 2575,39 pm (2,6 mm).
2001
S41471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Ayu Wibowo
Abstrak :
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu metode pengelasan yang cukup popular dan sering digunakan dalam industri manufaktur. Dalam Upaya meningkatkan efisiensi dari pengelasan TIG ini, metode Wire Arc Additive Manufacturing (WAAM) pun telah diperkenalkan. Metode WAAM merupakan metode pengelasan yang menggunakan busur listrik (arc welding) dengan menggunakan pengumpan kawat tambahan atau biasa dikenal dengan wire feeder. Mesin TIG-WAAM terdiri dari komponen-komponen berupa sumber daya TIG, welding torch, kawat pengumpan atau wire feeder, dan sistem pengendali untuk mengontrol parameter pengelasan. Oleh karena itu, welding torch merupakan komponen yang penting dalam pengelasan penelitian ini dilakukan. Perancangan desain pada penelitian ini kemudian akan dilanjutkan pada perhitungan analitik dan simulasi menggunakan software Autodesk Inventor 2021 untuk memastikan apakah konstruksi mesin las TIG dapat menahan beban welding torch yang didesain. Penelitian ini akan lebih berfokus pada kekuatan mesin konstruksi mesin las TIG menahan beban sebelum dan setelah welding torch dirancang yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil perhitungan simulasi menggunakan software Inventor. Hasil tegangan von miss yang didapatkan melalui perhitungan analitik pada konstruksi mesin sebelum welding torch sebesar 1,49 MPa dan pada simulasi sebesar 0,24 MPa, sedangkan perhitungan analitik setelah welding torch diberikan sebesar 0,167 MPa dan pada simulasi sebesar 0,27 MPa. ......Tungsten Inert Gas (TIG) welding is a popular and widely used welding method in the manufacturing industry. To improve the efficiency of TIG welding, the Wire Arc Additive Manufacturing (WAAM) method has been introduced. WAAM is a welding method that utilizes an electric arc welding process with the use of an additional wire feeder. A TIG-WAAM machine consists of components such as a TIG power source, welding torch, wire feeder, and control system to regulate welding parameters. Therefore, the welding torch is an important component in this research on welding.

The designed which has been designed in this research, will then be analyzed through analytical calculations and simulations using Autodesk Inventor 2021 software to verify the construction of the TIG welding machine can withstand the load of the designed welding torch. This research will primarily focus on the strength of the TIG welding machine's construction to withstand the load after the welding torch is designed, and then compare the results with the simulation calculations using Inventor software. Analytical load calculations are essential to ensure the safety and strength of the equipment in performing its function. The results of the von mises stress through analytical and simulation before welding torch are 1,49 MPa and 0,24 MPa. Meanwhile the analytical and simulation after welding torch are 0,167 MPa and 0,27 MPa.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Sunar Baskoro
Abstrak :
Torch brazing is one method of brazing based on using a heat source for joining metals. This method is classified as a liquid-solid state thermochemical process and is generally used in joining pipes. This process heats the brazing filler metal until it reaches the melting point without exceeding the melting point of the base metals to be joined. After cooling, the filler metal grants a strong joining capacity to the base metal. Depending on the amount of pressure and the length of lap joint in the brazing process the quality of the joint will be affected. This research will investigate the effect of pressure and the length of the lap joint on the material strength properties of BJ DD2 steel and C12000 copper. An optimal configuration between pressure and the length of lap joint will be determined from the result of shear load and joint clearance, which are the factors that affect joint strength and the process of brazing. The greater the shear load and the smaller the joint clearance, the higher the joint strength will be. The result shows that the pressure has a larger effect than the length of the lap joint for dissimilar metal joining using torch brazing.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:4 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library