Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kambey, Barry Immanuel
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Pemasangan kateter vena sentral (CVC) merupakan suatu tindakan yang cukup rutin dilakukan dalam lingkungan perawatan intensif maupun peri-operatif. Diperlukan suatu metode atau rumus sederhana dan akurat untuk memperkirakan kedalaman kateter CVC yang tepat. Tujuan : Mengevaluasi posisi dan kedalaman kateter vena sentral dengan menggunakan rumus Peres ([tinggi badan/10]-2) dan pengukuran topografi anatomi, serta menilai insiden malposisi pada pemasangan CVC. Metode : Penelitian ini merupakan studi observasional analitik. Lima puluh pasien yang menjalani pemasangan kateter vena sentral (CVC) dengan pendekatan vena subklavia kanan dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok Rumus Peres ([tinggi badan/10]-2) dan kelompok Pengukuran Topografi Anatomi. Hasil perhitungan prediksi dipakai untuk menentukan batas fiksasi kulit. Kedalaman CVC dievaluasi dengan mengukur jarak antara ujung distal kateter CVC dengan karina pada radiografi dada. Hasil pengukuran tersebut dianalisis dengan uji statistik Bland Altman. Hasil : Karakteristik pada kedua kelompok adalah sama. Dari uji statistik didapatkan pada kelompok Rumus Peres rerata jarak antara karina dengan ujung distal kateter CVC adalah sebesar 1,5 cm dibawah karina (IC 95% 1,2 sampai 1,9 cm) limit agreement 0,0 sampai 3,0 cm, sedangkan rerata jarak pada kelompok pengukuran topografi anatomi sebesar 0,85 cm (IC 95% 0,5 sampai 1,1 cm) limit of agreement -0,5 sampai 2,2 cm. Pada penelitian ini insiden malposisi ditemukan sama pada kedua kelompok (masing-masing 3 insiden). Simpulan : Rumus Peres dan Pengukuran Topografi Anatomi tidak tepat dalam memprediksi kedalaman kateter CVC pada orang Indonesia. Kata kunci. Kateter vena sentral (CVC), subklavia kanan, metode prediksi, rumus Peres, topografi anatomi.
ABSTRACT
Background: The central venous catheter (CVC) insertion is a routine in either intensive care or perioperatively circumstances. Simple and accuracy method or rule are needed to predict the optimum depth of Aim : Evaluating the position and depth of central venous catheters by using the formula Peres ([height / 10] -2) and Landmark measurement, as well as assessing the incidence of malposition of the installation of CVC Method: This research is an analytic observational study. Fifty patients undergoing central venous catheter (CVC) with the right subclavian vein approach is divided into two groups: Formula Peres ([height / 10] -2) and Anatomy Topography Measurement group. The results of the calculations used to determine the boundary prediction skin fixation. CVC depth was evaluated by measuring the distance between the distal end of the catheter CVC with karina on chest radiographs. The measurement results were analyzed by statistical tests Bland Altman. Result: The patients characteristic are equal in both groups. In Peres Group we found that the mean of the distal CVC is 1,5 (0,82) cm under carina (IC 95% 1,2 to 1,9 cm), with the limit of agreement 0,0 cm to 3,0 cm, and the means of landmark groups is 0,85 (0,73) cm (IC 95% 0,5 to 1,1 cm) with limit of agreement - 0.5 cm to 2,2 cm. The incidence of malposition was found similar in both groups. Conclusion: The result shows that both prediction methods are not accurate to predict the depth of CVC insertion in Indonesian people. Keywords: Central venous catheter (CVC), right subclavian, prediction methods, Pere?s formula, landmarks.
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marvin Frisnandi Firza
Abstrak :
Latar belakang: Kanulasi vena femoralis menjadi pilihan ideal pada kondisi gawat darurat untuk resusitasi, pemberian cairan secara cepat dan masif serta obat-obatan pekat ataupun saat akses perifer sulit. Kanulasi dilakukan menggunakan ultrasonografi atau topografi anatomi. Penggunaan USG kurang praktis karena bergantung ketersediaan alat dan pengalaman operator. Teknik topografi anatomi bergantung pada terabanya pulsasi arteri femoralis. Penelitian ini bertujuan membandingkan keberhasilan kanulasi vena femoralis antara teknik V sebagai topografi anatomi baru yang tidak bergantung pada pulsasi arteri, dibandingkan dengan perabaan pulsasi arteri, sehingga dapat menjadi alternatif teknik kanulasi vena femoralis. Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak tidak tersamar. Subjek penelitian sebanyak 100 pasien yang membutuhkan kanulasi vena femoralis sesuai kriteria eligibilitas. Dilakukan randomisasi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama dilakukan kanulasi vena femoralis dengan teknik V, kelompok kedua dengan teknik perabaan pulsasi arteri. Data yang dinilai berupa keberhasilan kanulasi, keberhasilan percobaan pertama, jumlah percobaan dan komplikasi. Hasil: Dari 50 subjek pada tiap kelompok, keberhasilan kanulasi vena femoralis dengan teknik V sebanyak 92%, dengan teknik perabaan pulsasi sebanyak 88% (p=0,739). Keberhasilan pada percobaan pertama dengan teknik V sebanyak 84,8%, dengan teknik perabaan pulsasi sebanyak 70,5% (p=0,167). Komplikasi pungsi arteri terjadi pada kelompok teknik V sebanyak 8%, tidak terdapat kejadian hematoma pada kelompok ini. Pada kelompok perabaan pulsasi arteri 12% subjek mengalami pungsi arteri dan 8% subjek terjadi hematoma saat kanulasi. Simpulan: Keberhasilan kanulasi vena femoralis dengan teknik V tidak lebih tinggi dibandingkan dengan teknik perabaan pulsasi arteri femoralis. ......Background: Femoral vein cannulation is an ideal choice in emergency situations for resuscitation, rapid-massive rehidration, or difficult intravenous access. Cannulation is performed using ultrasound-guided or anatomical landmark. Ultrasound-guide technique is less practice because it depends on the availability of tools and operator experience. Anatomical landmark technique depends on femoral artery pulsation. This study aims to compare success rate of femoral vein cannulation between V technique as a new landmark that does not depend on arterial pulsations compared to arterial palpation technique, we hoped it can become an alternative technique. Methods: This study was randomized clinical trial. The subjects were 100 patients who required femoral vein cannulation according to the eligibility criteria. Patients were randomized into two groups. The first group, femoral vein cannulation was using V technique, and the second was using arterial palpation. Outcome measures include success rate, first attempt success rate, number of attempts and complications. Results: 50 subjects in each group, the success rate using V technique was 92%, by arterial palpation technique was 88% (p=0.739). First attempt success rate using V technique was 84.8%, by arterial palpation technique was 70.5%, (p=0.167). The complications rate, arterial puncture in the V technique group was 8%, no hematoma incidents in this group. Meanwhile, in arterial palpation technique group was 12% experienced arterial puncture, and 8% experienced hematoma. Conclusion: The success rate of femoral vein cannulation using V technique is not higher than using arterial palpation technique.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library