Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emilius Sudirjo
Abstrak :
Perkembangan industri petrokimia yang sangat pesat dewasa ini selain membawa dampak positif bagi kehidupan manusia juga menimbulkan dampak negatif. Diantara dampak lingkungan yang di timbulkan dari industri jenis ini adalah kandungan senyawa BTX pada limbah keluarannya.Bertolak dari permasalahan inilah maka dalam penelitian ini penulis ingin melakukan pendekatan pengolahan limbah dengan menerapkan metode adsorpsi multikomponen dengan menggunakan adsorbent karbon aktif. Dalam penelitian yang merupakan bagian dari perancangan alat Bioregenerator ini larutan sampel yang akan di teliti adalah sistem benzena-toluena -air dengan konsentrasi masing-masing 500 ppm volume. Adsorpsi dilakukan dalam kolom unggun tetap dengan tinggi bed 20 cm dan diameter kolom 2 cm. Larutan sampel akan dialirkan ke dalam bed dari bagian bawah dengan menggunakan pompa peristaltik dengan laju alir 0.3 nl/detik sehingga akan terjadi penyerapan senyawaan benzena dan toluena oleh karbon aktif yang bersifat hidropobik. Larutan keluaran dari bed akan diambil dengan rentang waktu tertentu sebagai data penelitian. Keluaran ini akan dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri UV untuk mengetahui konsentrasi benzena dan toluena pada keluaran. Dari hasil yang diperoleh akan di buat kurva breakthrough antara waktu terhadap konsentrasi akhir dari penyerapan komponen sampel oleh adsorben. Dengan analisa grafik dari hasil penelitian ini di peroleh bahwa kuantitas adsorpsi pada karbon aktif granular bratachem untuk benzena turun sebesar 18% dari kuantitas teoritis 1600 mg dan untuk toluena turun sebesar 45% dari teoritis 2400 mg. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan model persamaan Freundlich, Langmuir dan Jain-Snoeyink. Namun pendekatan yang memuaskan diperoleh dari modifikasi persamaan Langmuir dengan faktor koreksi sebesar 1.5(l/n).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma
Abstrak :
Bioremediasi merupakan bagian dari bioteknologi lingjcungan yang memaufaatkan proses alami biodegradasi dengan menggunakan aktivitas mikroba yang dapat memulihkan lahan tanah, air, dan sedimen dad kontaminasi senyawa organik. Toluena merupakan salah satu hidrokarbon monoaromatik yang mencemari lingkungan,berSifatt0kSik dan sukar terdegradasi. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji proses biodegradasi dengan menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan oleh laboratoriurn bioproses Departemen Teknik Gas dan Petrokimia. Proses degradasi toluena dilakukan pada kondisi temperatur tetap (29°C) dan kecepatan pengocokan sebesar 20 rpm. Medium yang digunakan adalah medium cair Locklzead and Chase (LC) dengan volume dan komposisi tetap. Variabel yang divariasikan adalah konscntrasi awal toluena yaitu pada 50 ppm, |00 ppm, 200 ppm, 500 ppm, 1000 ppm. Proses degradasi dilakukan selama 216 jam. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada rentang konsentrasi toluena hingga 1000 ppm masih mampu didegradasi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Keta.ha.na.n terbaik bakteri Pseudomonas aeruginosa dalam rnendegradasi toluena pada kondisi tersebut adalah pada konsenlrasi 1000 ppm yang memiliki persentase degradasi lebih besar dari konsentrasi lainnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
Abstrak :
Xilena dapat disintesis melalui reaksi katalisis alkilasi toluena dengan metanol. Xilena berguna dalam sintesis asam terepthalat yaitu sebagai bahan dasar pembentuk polyester, dan dapat juga digunakan sebagai pelarut pada industri. Penelitian ini melakukan uji katalitik reaksi alkilasi toluena dengan metanol yang dicampurkan pada komposisi azeotrop yaitu pada fraksi toluena 0,134 dengan menggunakan 3 gr katalis zeolit H-ZSM-5 dan 1 gr ??-Al2O3-TiO2. Kombinasi kedua katalis ini berperan dalam reaksi alkilasi dimana katalis ??-Al2O3-TiO2 berfungsi untuk katalisis reaksi dehidrasi metanol menjadi dimetil eter (DME) sedangkan H-ZSM-5 berperan dalam proses alkilasi yang merupakan reaksi substitusi nukleofilik. Sintesis zeolit Na-ZSM-5 dilakukan pada kondisi hydrothermal pada suhu 200oC selama 120 jam dengan menggunakan TPA-Br sebagai zat pengarah, sedangkan sintesis katalis ??-Al2O3-TiO2 dilakukan dengan metode kopresipitasi dimana TiO2 dicampurkan dengan larutan Al2(SO4)3 sebelum terbentuk gel boehmite pada penambahan NH4OH. Hasil keduanya dikarakterisasi dengan difraksi sinar-X dan FTIR, selain itu dilakukan pula uji keasaman katalis dengan adsorpsi ammonia. Uji katalitik dilakukan dengan memvariasikan suhu katalisis ,yaitu pada 260°C, 280°C, dan 300°C, memakai reaktor berdiameter 1,5 cm, dan mencampurkan toluena dan metanol pada labu reaksi dengan suhu 65oC, kemudian hasil yang didapatkan ditampung dan dianalisis dengan kromatografi gas (GC) dan GCMS. Produk hasil reaksi pada tiap suhu katalis menghasilkan 2 fasa, yakni cairan yang tidak bercampur, kemudian dengan analisis GC dapat diketahui fasa bagian atas merupakan fasa non-polar (fraksi xilena), sedangkan fasa bagian bawah adalah campuran air dan metanol, hasil analisis lebih lanjut dengan GCMS dilakukan hanya pada fasa non polar (fraksi xilena). Hasil yang diperoleh pada uji katalitik mengandung berbagai macam senyawa organik diantaranya : xilena, 1,2,4,-trimetil benzene, 1,2,3,4,-tetrametil benzene, etilbenzen, sikloheksana, dll, dengan % konversi terbaik didapatkan pada suhu katalis 300oC yaitu, sebesar 51,95%. Produk xilena yang dihasilkan paling banyak adalah pada suhu katalis 300°C dengan % distribusi produk sebesar 21,62%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas
Abstrak :
[ABSTRAK
Pendahuluan: Di Indonesia toluena merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam bidang industri saat ini. Nilai Ambang Batas (NAB) menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-01/MEN/1997 untuk toluena adalah 50 ppm. Toluena dapat mempengaruhi seluruh organ baik secara akut maupun kronis termasuk proses spermatogenesis. Data pajanan toluena yang mempengaruhi spermatogenesis masih terbatas dan kontroversial. Metode: Disain penelitian menggunakan true experimental dengan mencari hubungan antara variabel bebas dosis pajanan (toluena) dengan variabel terikatnya yaitu kadar malondialdehyde (MDA) di dalam jaringan darah, testikel serta jumlah sel spermatogonia A tikus wistar jantan. Proses pajanan dibagi menjadi lima kelompok yang berbeda (12,5 part permillion [ppm], 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan kontrol dengan pemajanan dilakukan 4 jam tiap hari selama 14 hari. Penilaian MDA menggunakan metode periodic acid Schiff (PAS) dan perhitungan Jumlah Sel Spermatogonia A menggunakan rumus Abercrombie. Hasil: Pemajanan toluena secara statistik bermakna (p=0.005) menyebabkan penurunan terhadap Jumlah Sel Spermatogonia A. Jumlah Sel Spermatogonia A sudah mulai mengalami penurunan pada pajanan toluena 12,5 ppm. Pada uji korelasi Spearman didapatkan r=-0.683 dan p<0.001 antara tingkat pajanan toluena dengan Jumlah Sel Spermatogonia A. Kesimpulan: Pemajanan toluena selama 2 minggu sebesar 12,5 ppm sudah dapat menganggu sel Spermatogenia A.
ABSTRACT
Introduction: Currently in Indonesia, toluene is a chemical that is widely used in the industrial field. Threshold Limit Values (TLV) for toluene according to the Minister of Labour Circular Letter No. SE-01 /MEN/1997 is 50 ppm. Toluene can affect all organs of both acute and chronic, including the process of spermatogenesis. The availability of data regarding the toluene exposure which can affect the spermatogenesis is still limited and therefore it is also still controversial. Methods: This study is a true experimental research design aimed to find the correlation between the independent variable, which is the exposure dose (toluene) and the dependent variable, i.e. the of level of malondialdehyde (MDA) in the blood tissue and testicles, and the number of spermatogenia A cells of male Wistar rats. Exposure process is divided into five distinct groups (12.5 parts permillion [ppm], 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, and control, where the rats are exposed 4 hours per day for 14 days). MDA level is assessed by using the Thiobarbituric Acid Reactive Substances (TBARS) method. Testical staining is done by using the Periodic Acid Schiff (PAS) and numbers of the spermatogenia A cells are calculated by using the Abercrombie formula. Results: This study indicates that toluene exposure significantly led to a reduction of the number of spermatogenia A cells (p=0.005). Number of spermatogenia A cells has started to decline at 12.5 ppm of toluene exposure. Spearman correlation test between the toluene exposure levels and the number of spermatogenia A cells shows r=0.683 (p<0.001). Conclusion: Toluene exposure for 2 weeks at 12.5 ppm has appeared to be able to disrupt the number of spermatogenia A., Introduction: Currently in Indonesia, toluene is a chemical that is widely used in the industrial field. Threshold Limit Values (TLV) for toluene according to the Minister of Labour Circular Letter No. SE-01 /MEN/1997 is 50 ppm. Toluene can affect all organs of both acute and chronic, including the process of spermatogenesis. The availability of data regarding the toluene exposure which can affect the spermatogenesis is still limited and therefore it is also still controversial. Methods: This study is a true experimental research design aimed to find the correlation between the independent variable, which is the exposure dose (toluene) and the dependent variable, i.e. the of level of malondialdehyde (MDA) in the blood tissue and testicles, and the number of spermatogenia A cells of male Wistar rats. Exposure process is divided into five distinct groups (12.5 parts permillion [ppm], 25 ppm, 50 ppm, 100 ppm, and control, where the rats are exposed 4 hours per day for 14 days). MDA level is assessed by using the Thiobarbituric Acid Reactive Substances (TBARS) method. Testical staining is done by using the Periodic Acid Schiff (PAS) and numbers of the spermatogenia A cells are calculated by using the Abercrombie formula. Results: This study indicates that toluene exposure significantly led to a reduction of the number of spermatogenia A cells (p=0.005). Number of spermatogenia A cells has started to decline at 12.5 ppm of toluene exposure. Spearman correlation test between the toluene exposure levels and the number of spermatogenia A cells shows r=0.683 (p<0.001). Conclusion: Toluene exposure for 2 weeks at 12.5 ppm has appeared to be able to disrupt the number of spermatogenia A.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fea Firdani
Abstrak :
Toluena merupakan pelarut organik aromatik yang paling sering digunakan pada industri yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pekerja yang terpajan. Asam hipurat adalah biomarker penanda terjadinya pajanan toluena di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan toluena terhadap tingkat risiko RQ dan kadar asam hipurat urin pada pekerja industri alas kaki. Penelitian menggunakan desain cross sectional di tiga industri alas kaki yang berada di Ciomas Bogor. Jumlah sampel 40 pekerja dengan pemilihan sampel multistage random sampling. Sampel udara diambil sebanyak 9 titik untuk mengukur konsentrasi toluena di tempat kerja dan di analisis dengan Gas Chromatografi GC . Sampel urin diambil pada pekerja untuk mengukur kadar asam hipurat dengan menggunakan alat UPLC MS/MS. Tingkat risiko RQ dihitung dengan membandingkan nilai asupan intake dengan dosis acuan Reference Concentration . Data karakteristik individu diperoleh melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi toluena di udara p value 0,001 , umur p value 0,004 , lama kerja p value 0,004 , tugas kerja p value 0,013 dengan tingkat risiko RQ , namun berat badan, jenis kelamin, status merokok dan kebiasaan minum kopi tidak ada hubungan dengan tingkat risiko RQ . Tidak ada hubungan antara konsentrasi toluena di udara, umur, lama kerja, tugas kerja, berat badan, jenis kelamin, status merokok dan kebiasaan minum kopi dengan kadar asam hipurat urin pekerja. Analisis multivariat menunjukan bahwa tingkat risiko RQ dipengaruhi oleh konsentrasi toluena, lama kerja dan tugas kerja secara bersamaan setelah dikontrol dengan variabel lainnya dengan persamaan regresi linear : Tingkat risiko RQ = -3,335 0,913 Konsentrasi toluena 1,07 Lama kerja ndash; 0,345 Tugas kerja . Disarankan pekerja menggunakan alat pelindung diri, melakukan rotasi kerja dan pekerja pengeleman ditempatkan diruangan dengan ventilasi terbuka.
Toluene is organic solvents aromatic most often used in industry that can give a health risk to exposed workers. Toluene exposure can be determined by measuring the biomarker in the urine is hippuric acid. This research to analysis effect of toluene exposure to risk quotient RQ and urinary hippuric acid on informal footwear industries workers. This study used cross sectional design in three informal footwear industries which are located in Ciomas Bogor. Number of samples is 40 workers with sample selection of multistage random sampling. Air samples were collected at 9 points to measure toluene concentrations in the workplace and analyzed with Gas Chromatography GC . Urine samples were collected on the workers to measures levels of hippuric acid using UPLC MS MS. Estimation risk quotient RQ is compare the value of intake with Reference Concentration RfC . The results showed that there was significant correlation between toluene concentration p value 0,001 , age p value 0,004 , length of work p value 0,004 , work assignment p value 0,013 with risk quotient RQ , but there was no relation weight, sex, smoking and drinking coffee with risk quotient RQ . There was no relation between toluene consentration, age, length of work, work assignment, weight, sex, smoking and drinking coffee with urinary hippuric acid. Multivariate analysis showed that risk quotient RQ was influenced by toluene concentration, length of work and work assignment after controlled with other variables with a linear regression equation Risk Quotient RQ 3,335 0,913 toluene concentration 1,07 length of work ndash 0,345 work assignment. Workers should use personal protective equipment, doing work rotation and workers who work using glue are placed in the room with open ventilation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Setiawan
Abstrak :
Umumnya reaksi Friedel-Craft dilakukan antara alkil halida atau aikohol, yang dikatalisis oleh suatu Asam Lewis. Reaksinya teijadi pada keadaan tertentu, tergantung suhu, waktu, dan konsentrasi. Penelitian terdahulu yang mereaksikan n-butilldorida dengan toluena menggunakan katalis aluminium kionda membuktikan teijadinya penataan ulang Wagner-Meerwein pada n-butilldorida sehingga pada akhir reaksi diperoleh 4-sekbutiltoluena dan 4-iso-butiltoluena. Peneitian mi mencoba mereaksikan n-butanol dengan Toluena yang dikatalisis oleh suatu asam mineral yaitu asam sulfat untuk membuktikan teijadinya alkilasi dan penataan ulang Wagner-Meerwein yang dapat teijadi pada kondisi tertentu. Variabel yang divariasikan adalah suhu serta perbandingan komposisi reaktan dan katalis. Percobaan diawali dengan memvariasikan komposisi reaktan dan katalis pada suhu kamar. Setelah didapat komposisi ideal, dilakukan variasi suhu untuk memperoleh produk optimum. Hasil reaksi dipisahkan dengan menggunakan corong pisab, diambil fase organiknya lalu didestilasi dengan menggunakan alat destilasi fraksionasi. Destilatnya dikarakteiisasi dengan IR, UV-vis, NMR.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriah Rahmah
Abstrak :
Hasil pembakaran rokok mengandung berbagai senyawa berbahaya, salah satunya adalah toluena. Meskipun menurut IARC toluena belum dapat diklasifikasikan karsinogen terhadap manusia, seseorang yang terpapar toluena dapat mengalami kerusakan fungsi pada ginjal, hati, dan sistem syaraf pusat [ATSDR, 2000] dan adanya toluena dapat menjadi faktor meningkatnya risiko senyawa toksik lainnya [IPCS, 1985]. Oleh karena itu, diperlukan upaya biomonitoring terhadap paparan toluena tersebut agar dapat diketahui besarnya paparan yang terjadi. Pada penelitian ini, penentuan adanya paparan toluena pada perokok dilakukan dengan mendeteksi senyawa biomarker dari toluena dalam urin yaitu asam hippurat (AH). Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen KCKT-detektor UV dengan panjang gelombang 225 nm, pada kolom fasa terbalik C18 dengan komposisi fasa gerak buffer fosfat pH 3,5 : asetonitril (85 : 15) dan laju alir 0,7 mL/menit, terdeteksi asam hippurat pada menit ke-7. Rerata kadar AH pada perokok adalah 0,2336 ± 0,0307 g/g kreatinin, secara signifikan lebih tinggi dari sampel nonperokok yaitu sebesar 0,0524 ± 0,0152 g/g kreatinin. Disimpulkan, terdapat indikasi paparan toluena yang tinggi akibat aktivitas merokok, sehingga meningkatkan risiko kesehatan pada perokok.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dekrit Pakuannisa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian studi pembentukan DNA adduct 8-Hidroksi-2'-Deoksiguanosin (8-OHdG) sebagai biomarker kerusakan DNA akibat oksidatif stress. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan basa DNA 2'-deoksiguanosin 5'-monofosfat dengan TBHQ dan BHT. Profil pembentukan 8-OHdG dilakukan pada suhu 37°C dan 60°C, pH 7,4 dan pH 8,4, dengan waktu inkubasi 5 jam serta dengan penambahan FeSO4.Hasil adduct dianalisis menggunakan HPLC reversed phase dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Hasil analisis diperoleh bahwa 8-OHdG terbentuk akibat reaksi dari 2'-Deoksiguanosin 5'Monofosfat dengan Hidroksi radikal dari TBHQ, BHT dan Fe (II) . Adduct yang terbentuk terdapat pada variasi suhu dan pH yang lebih tinggi dan cenderung lebih stabil dalam setiap variasi kondisi. Sedangkan pada penambahan Hidrogen Peroksida hanya terjadi pembentukan di zat uji TBHQ. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi suhu dan pH yang lebih tinggi mempengaruhi pembentukan DNA Adduct.
ABSTRACT
This research of study DNA adduct formation of 8 - hydroxy -2' - Deoksiguanosin ( 8 - OHdG ) as a biomarker of DNA damage due to oxidative stress . This research was carried out by reacting the DNA bases deoksiguanosin 2' -5'-monophosphate with TBHQ and BHT. Profile formation of 8-OHdG carried out at a temperature of 37° C and 60° C, pH 7.4 and pH 8.4 , with 5 hours of incubation time and with the addition FeSO4. The results of adducts were analyzed using reversed phase HPLC with UV detector at a wavelength of 254 nm. Results of the analysis showed that 8-OHdG is formed from the reaction of 2'-hydroxy Deoksiguanosin 5'Monofosfat with radicals of TBHQ, BHT and Fe ( II). Adducts formed are on the variation of temperature and pH are higher and tend to be more stable in every variation of conditions. While the addition of hydrogen peroxide formation only occurs in the test substance TBHQ . The results showed that the conditions of temperature and higher pH affects the formation of DNA adducts.
2016
S67890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Syahidah
Abstrak :
Senyawa organik volatil (VOC, Volatile Organic Compounds) merupakan polutan yang dapat menurunkan kualitas udara di dalam ruangan serta menjadi penyebab utama gangguan pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Sick Building Syndrome (SBS), sehingga udara di dalam ruangan harus dibersihkan dengan cara mendegradasi VOC. Salah satu aplikasi plasma non-termal untuk mendegradasi VOC adalah plasma ion negatif atau Negative Air Ion (NAI) yaitu udara yang terionisasi menjadi bermuatan negatif. Superoksida merupakan salah satu NAI yang paling banyak dihasilkan dan dapat menjadi agen pendegradasi VOC di udara. Kemampuan plasma ion negatif dalam mendegradasi VOC diteliti lebih lanjut dengan menggunakan studi kasus berupa etanol 1500 ppm dan toluena 600 ppm. Penelitian dilakukan dengan menginjeksikan gas etanol dan toluena ke dalam prototipe yang di dalamnya telah dilengkapi dengan generator plasma ion negatif yang menghasilkan tegangan DC sebesar 5,6 kV. Densitas ion negatif yang terukur di dalam prototipe sebesar 8 x 106 – 1,2 x 107 ion/m3. Removal efficiency pada etanol mencapai 99,94% selama waktu kontak 4 jam dengan konsentrasi akhir 0,97 ppm, sedangkan pada toluena mencapai 99,77% selama waktu kontak 5 jam dengan konsentrasi akhir 1,33 ppm. Kecepatan hembusan kipas mampu meningkatkan kinerja plasma ion negatif, dimana kecepatan kipas 1600 RPM pada tegangan sebesar 12 VDC memberikan hasil yang terbaik pada penelitian ini. ......Volatile organic compounds (VOCs) are pollutants that can reduce indoor air quality and the main cause of respiratory disorders such as Acute Respiratory Infections (ARI) and Sick Building Syndrome (SBS). Because of that, the indoor air must be cleaned by degrading VOCs. One of the non-thermal plasma applications to degrade VOCs is negative ion plasma or Negative Air Ion (NAI), i.e., ionized air becomes negatively charged. Superoxide is one of the most widely produced NAI and can be a degrading agent for VOCs in the air. The ability of plasma negative ions in degrading VOCs was further investigated using case studies in 1500 ppm ethanol and 600 ppm toluene. The research was conducted by injecting ethanol and toluene gas into the prototype, equipped with a negative ion plasma generator that produces a DC voltage of 5.6 kV. The measured negative ion density in the prototype is 8 x 106 – 1.2 x 107 ion/m3. The Removal efficiency of ethanol reached 99.94% during a contact time of 4 hours with a final concentration of 0.97 ppm, while that of toluene reached 99.77% during a contact time of 5 hours with a final concentration of 1.33 ppm. Fan blowing speed can increase the performance of negative ion plasma, where the fan speed of 1600 RPM at a voltage of 12 VDC gives the best results in this study.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linna
Abstrak :
Benzena, Toluena, dan Xilena (BTX) merupakan komponen penting dalam industri petrokimia. Konversi aseton menjadi benzene, toluene, dan xilena sudah dapat dilakukan melalui reaksi perengkahan dan aromatisasi dengan menggunakan katalis HZSM-5. Produk gas yang terbentuk dari reaksi dianalisis dengan Gas Chromatography. Secara umum konversi dan yield produk benzena, toluena, dan xilena akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu reaksi. Konversi dan yield benzene, toluene, dan xilena juga akan meningkat seiring bertambahnya waktu kontak antara reaktan aseton dan katalis. Kondisi operasi optimum diperoleh pada suhu 425_C dan 1/WHSV 0,3 jam dengan konversi reaksi 38,5% dan yield produk benzene, toluene, dan xilena 84%. ......Benzene, Toluene, and Xylene (BTX) are very important in petrochemical industry. Conversion acetone to benzene, toluene, and xylene can be done by cracking and aromatization reaction using HZSM-5 Catalyst. Gases produce from the reaction are analize with Gas Chromatography. Generally, conversion and yield of benzene, toluene, and xylene will increase along with the increase of temperature. Conversion and yield of benzene, toluene, and xylene also increase along with the increase of contact time between acetone and catalyst. Optimum operating condition is in 425_C and 1/WHSV 0,3 hour that give conversion 38,5% and yield benzene, toluene, and xylene 84%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51930
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>