Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S6880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galib Mattola
Depok: Rajawali Press, 2022
297.4 MUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Nurul Mufidah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengamati hubungan antara konformitas dan perilaku prososial terhadap toleransi beragama remaja muslim di wilayah DKI Jakarta. Penelitian bersifat kuantitatif dengan metode pendekatan survei kuesioner yang dianalisis dengan menggunakan teknik Analisa Regresi. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner adaptasi Socio-Religious Tolerance, konstruk alat ukur Konformitas, dan kuesioner adaptasi Prosocial Tendencies Measure-Revised. Sampel penelitian adalah remaja muslim yang mengikuti kegiatan organisasi masyarakat yaitu Jama'ah Tabligh, FPI, dan Kelompok Tarbiyah. Pemilihan responden menggunakan teknik non probability dan convenience sampling dari tiga organisasi masyarakat di DKI Jakarta. Data primer yang diperoleh dari 300 responden (n=300) berusia 16-18 tahun. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2018. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yaitu konformitas dan perilaku prososial dengan uji F berpengaruh terhadap toleransi beragama. Hasil secara parsial dengan uji t menunjukkan bahwa, variabel konformitas dan perilaku prososial berpengaruh secara parsial terhadap toleransi beragama dengan tingkat signifikansi 10,23% dan 15,07%.
ABSTRACT
This research observing the relationship between conformity and behavior prososial against one form of religious tolerance muslim teens in jakarta area. Quantitative methods of research with a questionnaire that survey analyzed by using a technique regression analysis. The questionnaires used is the questionnaire adaptation socioreligious tolerance, construct a measuring instrument conformity, and questionnaires adaptation prosocial measure-revised tendencies. The research sample is muslim teens who follow community organizations Jama' ah Tabligh, FPI, and clusters of preacher. The selection of respondents had to use the technique of non probability and convenience of sampling of three community organization in Jakarta. Primary data obtained from 300 respondents ( n = 300 ) aged 16-18 years. The research was done in october to november 2018. The results of the study simultaneously shows that variables independent namely conformity and behavior prososial by test f impact on form of religious tolerance. The result in partial by test t shows that, variable conformity and behavior prososial influential in partial to form of religious tolerance with a significance 10,23 % and 15,07 %.
2019
T52513
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Nobel kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses sosialisasi nilai toleransi beragama siswa melalui peran kurikulum terselubung. Pendidikan toleransi dibutuhkan untuk menjawab persoalan radikalisme yang sedang berkembang di masyarakat dan lembaga pendidikan Indonesia. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif dengan mixed method dalam mengumpulkan data. Hasil studi menunjukkan bahwa persepsi siswa yang toleran dibentuk melalui kurikulum terselubung, melalui aspek formal dan informal. Toleransi masih menyisakan ruang bagi kekerasan simbolik. Pendidikan multikultural adalah sebuah proses yang inklusif. Selain struktur formal, agensi relasional melibatkan partisipasi individu untuk membangun komunitas multireligius sekolah yang inklusif.
ABSTRACT
This study describes the socialisation of religious tolerance through the hidden curriculum. Tolerance education is necessary to answer the spread of religious radicalism in the society and institution of education. This research applies the qualitative approach, strategised with mixed method. The result shows that students rsquo perspective on religious tolerance is socialised formally and informally by the hidden curriculum. Despite that, this study discovers that tolerance has reserved a vulnerable room for symbolic violence. Multicultural education is a continual process of inclusion. Besides the school rsquo s formal structure, relational agency can be exercised through the school rsquo s informal culture to build an inclusive multireligious community.
2017
S65587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dearni Thalia
Abstrak :
Mempraktikkan toleransi beragama masih menjadi masalah di Kota Depok. Toleransi beragama sendiri dapat dipahami sebagai perilaku menghormati atau menghargai individu lain yang memiliki kepercayaan berbeda, serta tidak menghalangi penganut kepercayaan lain dalam menjalankan agamanya. Penelitian terdahulu menemukan bahwa kerendahan hati intelektual sebagai suatu kebajikan berkaitan dengan toleransi beragama. Akan tetapi, belum mempertimbangkan keberagaman agama dalam penelitian yang dilakukan. Kerendahan hati intelektual tersebut dapat dipahami sebagai kesadaran individu bahwa dirinya bisa saja salah tanpa merasa terserang oleh pendapat-pendapat lain yang berbeda dengannya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerendahan hati intelektual dengan toleransi beragama pada emerging adult yang menjalani pendidikan di Kota Depok. Partisipan dalam penelitian ini adalah emerging adult berusia 18–25 tahun (M = 21.33 dan SD = 1.26) yang pernah atau sedang menjalani pendidikan di Kota Depok dengan lingkungan yang terdiri dari keberagaman agama (N = 146). Instrumen penelitian yang digunakan adalah Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) dan Religious Tolerance Measurement. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kerendahan hati intelektual dan toleransi beragama r(146) = 0.257, p < 0.01, one-tailed. Implikasi penelitian ini adalah institusi pendidikan diharapkan dapat lebih mempromosikan kerendahan hati intelektual dan toleransi beragama karena tidak hanya memungkinkan pelajar untuk dapat terbuka pada pengetahuan-pengetahuan baru, namun juga dapat menghindari konflik-konflik interpersonal dalam lingkungan yang terdiri dari keberagaman dan perbedaan. ...... Practicing religious tolerance still becomes an issue in Depok. Religious tolerance itself can be understood as respectful behaviours and attitudes toward individuals from different beliefs and does not interfere with their religious practices. Previous research found intellectual humility as a virtue related to religious tolerance. However, they have not considered religious diversity in their research. Intellectual humility can be understood as one's non-threatening awareness of their intellectual fallibility. This study aims to determine the relationship between intellectual humility and religious tolerance in emerging adults who have attended education in Depok. Participants in this study were emerging adults aged 18–25 years old (M = 21.33 and SD = 1.26) who had or are currently studying in Depok with an environment consisting of religious diversity (N = 146). The research instruments used were the Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) and the Religious Tolerance Measurement. The result shows that there is a positive and significant relationship between intellectual humility and religious tolerance r(146) = 0.257, p < 0.01, one-tailed.. This research implies that educational institutions are expected to promote intellectual humility because not only does it allow students to be open to new knowledge, but also to avoid interpersonal conflicts in an environment consisting of diversity and differences.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
oleransi sejak dahulu sudah mengakar dalam denyut nadi kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga Indonesia dikenal sebagai Zamrud Toleransi. Nilai toleransi yang menjadi warisan budaya bangsa termanifestasi dalam unsur budaya material seperti simbol, praktik sosial, adat istiadat, dan tokoh-tokoh historis yang bijak bestari, maupun non-material seperti nilai-nilai kearifan, filosofi, mitologi, hingga pandangan hidup masyarakat yang luhur dan adi luhung tentang pentingnya menjaga keharmonisan. Di tengah kita sedang dihadapkan pada problem sosial yang dapat menggerus kesatuan identitas kita sebagai bangsa, seperti sektarianisme, pengerasan identitas primordial, fundamentalitasme, konservatisme, sentimentalisme suku dan agama yang dapat berujung konflik dan disintegrasi sosial, seyogyanya kekuatan warisan budaya toleransi yang utama itu harus tetap kita kenali, jaga, lestarikan, dan berdayakan sebagai modal sosial kita dalam menghadapi tantangan zaman. Para penulis dalam buku ‘Harmoni dalam Keragaman’ ini mengajak pembaca untuk belajar dari pengelolaan keberagaman masyarakat di Bali, Bekasi, dan Manado. Ketiganya juga merupakan ikon daerah dengan kekayaan sejarah dan prestasi toleransi agama yang cukup mengagumkan. Kompleks Puja Mandala di Bali mengagumkan dengan harmoni tempat peribadatannya dan kehidupan umat yang bertenggang rasa. Kampung Sawah di Bekasi menuturkan kisah tentang toleransi sebagai warisan nenek moyangnya yang tetap lestari. Kehidupan masyarakat Kota Manado menyimpan cerita perjumpaan budaya yang sudah terjadi sekian lama, keterbukaan masyarakat hingga melahirkan harmoni dan identitas Bahasa Melayu Manado. Buku ini menyampaikan pesan bahwa sejak zaman dahulu bangsa Indonesia sudah memiliki pengalaman keberagaman, sehingga keberagamaan yang semakin tumbuh dan berkembang saat ini seharusnya tidaklah menjadi penghalang kesatuan selama masyarakat tetap menjaga harmoni dan solidaritas, dewasa dalam menerima perbedaan, dan toleransi antarsesama. Beragam tidak harus terbelah dan berdiri sendiri-sendiri, tetapi beragam akan bisa tetap hidup berdampingan selama budaya toleransi tetap dijaga. Pemajuan kebudayaan nasional pada saat yang sama harus memperhatikan pelestarian dan penguatan basis, sendi, nilai, dan asas budaya toleransi di masa lalu dan di masa yang akan datang. Buku yang menampilkan hasil penelitian eksploratif dan konstruktif ini sangat penting dan menarik untuk dibaca oleh para peneliti, akademisi, aktivis, pemerhati bidang etika, filsafat, agama, budaya, sejarah, sosiologi, politik, atau siapa pun yang memiliki komitmen terhadap arti penting toleransi dan mewujudkan harmoni dalam keberagaman.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2021
179.9 HAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
Abstrak :
Masyarakat Donggo merupakan sebuah etnis yang mendiami Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Etnis ini terdiri atas berbagai macam penganut agama monoteis seperti Islam, Khatolik dan Protestan. Dengan latar belakang masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai macam agama, masyarakat Donggo di Desa Mbawa dapat memelihara harmonisasi antaranggota masyarakat. Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana masyarakat Desa Mbawa yang terdiri atas berbagai macam penganut agama dapat menghindari konflik berbasis agama. Selain itu, strategi apa saja yang digunakan sebagai wahana mewujudkan keharmonisan masyarakat Desa Mbawa. Metode observasi digunakan sebagai tumpuan utama dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjaga kerukunan antarumat, masyarakat Desa Mbawa menggunakan kearifan lokal sebagai strategi budaya untuk menghindari terjadinya konflik antarumat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kearifan lokal yang hidup di Desa Mbasa mampu menjembatani anggota masyarakat yang berbeda keyakinan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Penelitian dan Pengembangan, 2016
370 JPK 1:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
komisi nasional hak asasi manusia dalam laporan akhir tahunnya mengenai hak sipil warga negara dalam beragama. laporan itu dikeluarkan 9 desember 2009, disana disebutkan bahwa persoalan utama yang dialami oleh pemeluk agama dan kepercayaan ialah perkawinan dan sekolah. sayangnya secara detail tidak dijelaskan persoalannya.secara umum komnas ham melihat bahwa kondisi hak asasi manusia selama 2009 masih belum jauh berbeda dengan tahun lalu. artinya masih belum mengalami kemajuan yang berarti
361 MAJEMUK 42:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Eka Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem pendidikan dan sekolah memiliki kontribusi besar untuk mendorong toleransi beragama siswa. Salah satu cara termudah untuk mendorong toleransi beragama adalah dengan memberikan pengetahuan yang cukup mengenai kepercayaan dan keragaman. Di Indonesia, nilai keragaman dan toleransi diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Idealnya, semakin baik nilai PKn seorang siswa, semakin baik pula probabilitas siswa menunjukkan toleransi beragama. Namun, ketika menyangkut sikap, pengaruh lingkungan dan nilai-nilai yang dianut subjek juga patut dipertimbangkan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bukti-bukti tentang bagaimana sikap yang ditanamkan di rumah dan sekolah berkontribusi pada sikap siswa. Penelitian terbaru juga menunjukkan pentingnya intellectual humility sebagai virtue untuk mendorong sikap positif seperti toleransi beragama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar peran nilai PKn, toleransi beragama orang tua, toleransi beragama guru, dan intellectual humility dalam memprediksi toleransi beragama siswa. Penelitian ini dilakukan pada 182 partisipan siswa SMA, 182 orang tua siswa, dan 62 guru. Penelitian ini menggunakan alat ukur Toleransi Beragama untuk mengukur variabel sikap toleransi beragama siswa, orang tua, dan guru, serta menggunakan alat ukur Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) untuk mengukur variabel IH. Pengambilan sampel pada penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan metode convenience sampling. Data dianalisis menggunakan multiple regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel secara bersama-sama dapat memprediksi toleransi beragama siswa SMA (F(4, 177) = 15,05, p < 0,000), R2 = 0,254. Namun, ketika dilakukan regresi parsial, hanya toleransi agama orang tua dan intellectual humility yang signifikan memprediksi toleransi beragama sampel. Ini menyiratkan bahwa sikap orang tua lebih berperan daripada kontribusi sekolah. Namun, fakta bahwa intellectual humility berkontribusi secara signifikan dapat dianggap sebagai peluang bagi sekolah atau institusi pendidikan lainnya untuk menerapkan virtue ini ke dalam sistem. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi sekolah atau lembaga pendidikan untuk mendorong siswa agar memiliki virtue dan sikap positif, terutama intellectual humility dan toleransi beragama. Keterbatasan yang ditemukan dari penelitian ini adalah adanya penolakan yang terjadi terkait pengukuran toleransi beragama yang disebabkan oleh karakteristik budaya partisipan.
ABSTRACT
The education and school system have a major contribution to encourage religious tolerance of students. One of the easiest ways to encourage religious tolerance is to provide sufficient information regarding beliefs and diversity. In Indonesia, the value of diversity and tolerance is well introduced in civic education. Ideally, the better the subject's performance score, the better the probability of students showing religious tolerance. However, in terms of attitudes, the influence of the community and the virtues of the subjects are also worth considering. Previous research has shown numerous evidence of how shared attitudes at home and school contributes to student attitudes. Recent research also shows the significance of intellectual humility as a virtue to promote positive attitudes such as religious tolerance. This study aims to see how much civic education performance, parents' religious tolerance, teachers' religious tolerance, and intellectual humility can predict students' religious tolerance. This research was conducted on 182 participants of high school students, 182 parents, and 62 teachers. This study uses the Religious Tolerance measurement to measure the variable of religious tolerance of students, parents, and teachers, wereas using the Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) to measure the IH variable. Sampling method used by this study was convenience sampling. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results of this study indicate that all variables together can predict the religious tolerance of high school students (F (4, 177) = 15.05, p <0.000), R2 = 0.254. Interestingly, the partial regression analysis shows that only parents' religious tolerance and intellectual humility can significantly predict the sample's religious tolerance. This implies that parents' attitudes matter more than school contributions. However, the fact that intellectual humility contributes significantly can be seen as the opportunity for schools to implement the virtue into their systems. This study provides some implications for schools or educational institutions about virtue and positive attitude encouragement, especially regarding intellectual humility and religious tolerance. A few limitations found in this study is including the refusal that occurs related to the measurement of religious tolerance caused by the cultural characteristics of the participants.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>