Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yansen
"Bruxism adalah serangkaian aktifitas kontraksi otot rahang saat tidur yang bersifat ritmik, singkat, dan kuat, terjadi pada posisi sentris maupun eksentris rahang. Bruxism merupakan salah satu etiologi gangguan sendi temporomandibula (STM), namun bagaimana mekanisme dan hubungannya dengan gejala gangguan STM masih menjadi kontroversi dan belum jelas. Tujuan dari penelitian cross sectional ini adalah untuk mencari hubungan antara bruxism dan nyeri atau kaku STM pada mahasiswa preklinik FKGUI tahun 2007. Penelitian dilakukan di FKGUI, dimulai dari akhir November sampai minggu pertama Desember 2007, melibatkan 128 subyek penelitian yang dipilih berdasarkan random sampling. Subyek diminta menjawab 3 kuesioner yang diadaptasi dari RDC (Research Diagnostic Index), Diagnostic Index dan Oral Parafunction dan data kemudian dianalisa enggunakan uji Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bruxism sebesar 15.6%, yang mengalami nyeri atau kaku STM 8.6%, yang sering mengalami kaku sesaat di sekitar STM pada pagi hari saat bangun tidur 3.1%, dan yang jarang 22.7%. Untuk bruxism dan gejala nyeri atau kaku STM, hasil analisis menunjukkan nilai p=0.376 (p>0.05) dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara bruxism dan nyeri STM. Hasil analisis hubungan antara bruxism dan kaku sesaat di sekitar STM pada pagi hari saat bangun tidur menunjukkan nilai p=0.498 (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara bruxism dan kaku sesaat di sekitar STM pada pagi hari saat bangun tidur. Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara bruxism dan nyeri atau kaku STM pada mahasiswa preklinik FKGUI tahun 2007.

Bruxism is a sleep-associated series of rhythmic, brief, strong contractions of the jaw muscles occurring in either centric or eccentric jaw position. Bruxism is one of the etiologies of temporomandibular disorder (TMD), but the mechanism and its relationship with TMD symptoms are still controversial and unclear. The purpose of this cross sectional observation is to describe the relationship between bruxism and pain stiffness of TMJ in preclinical dental students of University of Indonesia in 2007. The observation was done from the end of November until the first week of December 2007 at the Faculty of Dentistry, University of Indonesia. One hundred and twenty eight subjects were selected by simple random sampling method and answered three questionnaires adopted from the RDC (Research Diagnostic Criteria), Diagnostic Index and Oral Parafunction. The data was analyzed by Fisher`s test.
The results showed that bruxism prevalence was 15.6%, TMJ pain or stiffness was 8.6%, often experienced jaw stiffness when waking up in the morning was 3.1%, and 22.7% seldom experienced this symptom. Result for testing the relationship between bruxism and TMJ pain or stiffness was p=0.376 (p>0.05), hence we can conclude that there is no relationship between bruxism and TMJ pain or stiffness. Result for testing the relationship between bruxism and jaw stiffness when waking up in the morning was p=0.498 (p>0.05), which means that there is also no relationship between bruxism and jaw stiffness when waking up in the morning. In conclusion, there was no relationship between bruxism and pain or stiffness of TMJ on preclinical dental students of University of Indonesia in 2007."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S40691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchamad Pandji Rama Perwira
"Temporomandibular Joint (TMJ) sound is on of TMJ dysfunction symptom that often reported by patient. The most common causes are considered to be poor coordination in lateral pterygoid muscle function, displacement of articular disc and irregularities in articular surface (articular eminence and condyle). A rescent study has reported that unilateral chewing habit caused differential loading when mandibular was moved. This may lead disc discplacement or dislocation and joint sounds in closing and/or opening movement. the purpose of this study was to clarify the relationshiop between unilateral chewing habit with presence of TMJ sounds. The subjects were 114 female and 14 male who study in Faculty of Dentistry- University of Indonesia with age, varying from 18-22 years old. Result, 45 subject (35,2%) have clicking or popping sounds and 20 subject (15,6%) have crepitation sound. Pearson Chi-square test shown that P was 0.413 for clicking or popping sounds and 0.352 for crepitation sound, P>0.05. In conclusion, there is no significant relationship between unilateral chewing habit with presence of TMJ sounds.

Salah satu gejala gangguan sendi tempomandibula (STM) yang sering dirasakan oleh penderita adalah bunyi sendi. Penyebab bunyi tersebut diyakini akibat buruknya koordinasi otot pterigoideus lateralis, displacement diskus artikularis dan iregularitas permukaan artikulasi (eminensia artikularis dan kondilus). Berdasarkan penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa kebiasaan mengunyah unilateral dapat menyebabkan ketidak seimbangan distribusi beban kunyah saat mandibula digerakkan, yang mengakibatkan terjadinya displacement atau dislokasi pada diskus dan bunyi saat membuka dan atau menutup mulut. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah unilateral dengan terjadinya bunyi STM, yang dilakukan pada 128 subjek penelitian mahasiswa FKG UI umur 18-22 tahun yang terdiri dari 114 subjek perempuan dan 14 subjek laki-laki. Didapat hasil, sebanyak 45 orang (35,2%) memiliki bunyi click atau pop dan sebanyak 20 orang (15,6%) memiliki bunyi krepitasi (kresek-kresek). Pada analisa statistik menggunakan uji Pearson Chi-Square, menunjukkan nilai P adalah 0.413 untuk bunyi click atau pop dan 0.352 untuk bunyi krepitasi (kresek-kresek), P>0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebiasaan mengunyah unilateral dengan terjadinya bunyi STM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suryonegoro
"Indonesia Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 308-311
The temporomandibular join has a very important role in the stomatognathic system. It's main function is for the opening and closing movement, mastication, and speech. It is located anterior to the ear. The temporomandibular joint connects maxilla and mandible through the articular fossa, hence the slightest change that happens would cause serious matters such as pain, eating, speech disorder, difficulty in opening and closing movement, headache, and event trismus. In a child or an adolescent, the symptoms are often vague; everything is interpreted as "pain". This is probably why temporomandibular disorder are often undetect by dentists. Therefore, patience and accuracy is needed to determine the actual disorder through means of clinical and radiographic examination. The radiographic examination suitable for child is the transcranial projection. This projection is believed to be more accurate amongst other projections for child patients."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Rahdelita
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kebiasaan NSB dengan dimensi lengkung gigi dan gangguan TMJ pada anak usia 3-5 tahun. Responden NSB dikelompokan dalam 2 kelompok, yaitu anak dengan durasi NSB kelompok kurang dari 3 tahun, dan anak dengan durasi NSB kelompok lebih dari 3 tahun. Kuesioner kwalitatif disampaikan kepada ibunya sebagai penetapan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga perhitungan kwantitatif dilakukan dengan pengukuran model cetakan lengkung gigi dan pemeriksaan auskultasi TMJ. Hasil perhitungan uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara NSB dan dimensi lengkung gigi. Menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan dimensi lengkung gigi pada LLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi negatif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), pada PLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05) dan pada LLGP rahang bawah dengan kekuatan korelasi positif sangat kuat (0,8 < r < 1; p < 0,05). Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara NSB dan gangguan TMJ menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan buka mulut dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), dan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan bunyi sendi dengan kekuatan korelasi positif kuat (0,600 < r < 0,800; p < 0,05).

ABSTRACT
This research was conducted to acknowledge the NBS habits with dental arch dimension and TMJ disorders in children of 3-5 years. NSB respondents were grouped into 2 groups, which are children with NSB duration of less than 3 years, and children with the NSB duration of more than 3 years. The questionnaire was delivered to their mother as a qualitative determination of respondents who fit the criteria of inclusion. The quantitative measurement was done with dental arch model and TMJ auscultation. Statistical analyze was using Pearson correlation test to determine the relationship between NSB and the dimensions of the dental arch. The result showed there was a significant relation between NSB and the width posterior upper arch with moderate negative correlation strength (0.400 "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library