Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrianti M
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi distribusi dosis pada teknik 3D-CRT dan IMRT dengan menggunakan dosimeter TLD rod dan film gafchromic EBT3 pada kasus payudara yang telah dibuat di TPS berdasarkan data klinis di Siloam Hospital TB Simatupang. Penelitian ini dilakukan menggunakan Linac Trilogy dengan TPS menggunakan modul Eclipse versi 11 yang memproduksi berkas foton dengan radiasi 6 dan 10 MV. Film EBT3 dengan ukuran 4 4 cm2 diiradiasi menggunakan energi 6 MV dalam variasi dosis 0 - 260 cGy. Penelitian ini menggunakan lapangan radiasi 10 10 cm2. Film dipindai menggunakan flatbed scanner Epson V700 dalam evaluasi pixel value. Perhitungan dan plot antara netOD dan dosis untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD rod dengan ukuran 3 mm diiradiasi dengan energi 6 MV dalam dosis 200 cGy. TLD dibaca menggunakan TLD reader Harshaw dalam bentuk muatan coulomb. Perhitungan dan plot antara muatan dan dosis akan mendapatkan faktor kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD dan film EBT3 ditempelkan pada 5 titik di masker yang digunakan pasien dimana titik 1 daerah trakea, titik 2 daerah aksila, titik 3 daerah mammaria interna, titik 4 daerah nipple, dan titik 5 mammae inferior. Hasil perbedaan dosis menunjukkan penggunaan film gafchromic EBT3 pada verifikasi dosis titik kasus kanker payudara lebih baik daripada TLD rod pada teknik 3D-CRT dan teknik IMRT. Perbedaan dosis antara TPS dan film EBT3 dalam rentang 0,66 sampai dengan 5,67 teknik 3D-CRT dan -0,67 sampai dengan -7,57 teknik IMRT . Perbedaan dosis antara TPS dan TLD rod dalam rentang -2,63 sampai dengan 29,14 teknik 3D-CRT dan -16,41 sampai dengan -46,84 teknik IMRT . Uji statistika menunjukkan korelasi kuat 1,00 tetapi tidak signifikan sig < 0,05 serta terdapat perbedaan dosis titik rata-rata yang signifikan antara film EBT3 dan TLD rod pada kelompok pasien sebelum dan setelah dilakukan operasi. Tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara kelompok sebelum dan setelah dilakukan operasi baik teknik 3D-CRT maupun IMRT dan tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara teknik 3D-CRT dan IMRT.
ABSTRACT
The aim of thisresearch is to verify dose distribution in 3D CRT and IMRT by using TLD rod dosimeter and Gafchromic EBT3 films on breast cases that have been made in TPS based on clinical data at Siloam Hospital TB Simatupang.This research was conducted using Linac Trilogy with TPS using Eclipse module version 11 which produces photon beam with radiation of 6 and 10 MV.EBT3 films of size 4 4 cm2 were irradiated using 6MV photon beams in dose variation of 0 260 cGy. Radiation field of size 10 10 cm2 was used in this research. The irradiated EBT3 film was scanned using Epson V700 flatbed scanner to evaluate the pixel value. The calculation and plot between netOD and dose was used to get the calibration curve which will be used to obtain dose measurement for patients. TLD rod of size 3 mm was irradiated using 6 MV in dose variation of 200 cGy. TLD was read by using HarshawTLD reader in coulomb. The calculation and plot between netOD and dose will generate calibration factor used to get dose measurement for patients. TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients where 1 point is the OAR trachea and 4 points is the PTV50. The results of dose difference at PTV50 with point orientation.TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients wherethe first point is in the OAR trachea , the second point is in the axilla, the third point is in the mammaria interna, the fourth point is in the nipple, and the fifth point is in the mammae inferior. The result of differences in dose shows the use of gafchromic EBT3 film in dose verification on breast cancer is better than TLD rod in 3D CRT technique and IMRT technique. The dose difference between TPS and EBT3 film ranged from 0.66 to 5.67 3D CRT technique and 0.67 to 7.57 IMRT technique . The dose difference between TPS and TLD rod is in the range 2.63 to 29.14 3D CRT technique and 16.41 up to 46.84 IMRT technique . The statistical test showed a strong correlation 1.00 but insignificant sig
2017
T47602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yulia Dimitri
Abstrak :
ABSTRAK
Kasus kanker nasofaring memiliki banyak organ at risk diantaranya adalah parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Teknik penyinaran yang dapat menekan dosis yang diterima organ at risk adalah volumetric modulation arc therapy VMAT . Dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi dosis organ at risk pada kasus kanker nasofaring KNF menggunakan planning VMAT dengan teknik single arc dan double arc berdasarkan data klinis. Verifikasi ini dilakukan dengan menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 yang diletakkan pada pasien sesuai dengan letak organ at risk yang akan dievaluasi. Terdapat 5 organ at risk yang dievaluasi pada kasus kanker nasofaring diantaranya parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Evaluasi yang dilakukan diantaranya perbandingan dosis antar teknik, deviasi pengukuran dosis menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 dengan TPS Treatment Planning System . Perbandingan pengukuran dosis rata-rata menggunakan film gafchromic, TLD rod dan TPS dapat dilihat bahwa nilai yang mendekati TPS adalah film gafchromic dengan nilai diferensiasi adalah 0,171 . Hasil pengukuran dosis menggunakan film gafchromic berdasarkan data CT rando dapat disimpulkan bahwa teknik VMAT double arc dengan kolimator dapat membuat organ at risk menjadi lebih aman karena dengan penggunaan kolimator dapat meminimalisasi kebocoran efek tongue and groove. Hasil statistik menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 didapat bahwa nilai uji korelasi antara 3 teknik double arc DA , double arc dengan kolimator DAC dan single arc SA menunjukkan korelasi kuat dan signifikan pada keseluruhan organ at risk kecuali parotis kiri pada teknik DA-DAC sedangkan pada teknik DAC-SA menunjukkan korelasi kuat dan tidak signifikan untuk keseluruhan organ at risk. Untuk uji hipotesa dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata distribusi dosis antara 3 teknik yang berbeda pada stadium 4 pada film gafchromic adalah signifikan.
ABSTRACT
The cases of nasopharyngeal cancer have many organs at risk including right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The irradiation technique that can suppress the dose received by the organ at risk is volumetric modulation arc therapy VMAT . This research aims to verify dose in the organs at risk in cases of nasopharyngeal cancer NPC using VMAT planning with single arc and double arc techniques based on clinical data. The verification is performed by using TLD rod and gafchromic EBT3 films placed on the patient according to the location of the organs at risk which will be evaluated. There are 5 organs at risk evaluated in the cases of nasopharyngeal cancer such as right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The evaluation includes the ratio of dose between techniques, deviation of dose measurement using TLD rod and gafchromic EBT3 films with TPS Treatment Planning System . The measurement ratio of mean dose using gafchromic film, TLD rod and TPS shows that the values close to TPS is gafchromic film detector which its differentiation value is 0.171 . The result of dose measurement using gafchromic film based on the data of CT rando can be concluded that double arc VMAT technique with collimator can reduce the dose in the organ at risk. The statistical result using SPSS 16.0 shows that the correlation test value between 3 techniques such as double arc DA , double arc with collimator DAC and single arc SA shows strong and significant correlation in the whole organ at rialexcept left parotid in the DA DAC technique while in the DAC SA technique shows strong and insignificant correlation in the whole organ at risk. For hypothesis test, it can be concluded that the difference in themean dose distribution between 3 different techniques at stage 4 in gafchromic film is significant.
2017
T47609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Ferdiansyah
Abstrak :
Pengukuran tanggapan film gafchromic EBT 2 dan TLD dengan variasi sudut datang berkas sinar gamma Cobalt-60 telah dilakukan pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm, 5cm, 7.5 cm, dan 10 cm dengan sudut gantry 0o, 10o, 20o, dan 30o. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, menggunakan pesawat teleterapi Cobalt-60. Teknik penyinaran dengan kondisi SSD 80 cm dan luas lapangan 10x10 cm2. Penelitian dengan variasi sudut gantry dari 0o sampai dengan 30o mengakibatkan dosis pada kedalaman tertentu mengalami penurunan, dimana pada kedalaman 1.5 cm, 2.5 cm,5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm mengalami penurunan dosis terhadap dosis yang diberikan masing-masing sebesar 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% pada tanggapan film gafchromic EBT 2, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% pada tanggapan TLD chip, dan 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% pada tanggapan TLD rod. Pada perlakuan klinis, nilai yang masih diterima sekitar 3%. Hasil pengukuran menunjukkan dosis kedalaman pada fantom cenderung menurun terhadap kenaikan sudut gantry. Di sisi lain, hasil profil berkas pada tanggapan film gafchromic EBT 2 berdasarkan panjang flattened region (FR) menunjukkan bahwa pada kedalaman 0 cm dan 1.5 cm masih diperbolehkan sampai sudut gantry 30o. Pada kedalaman 2.5 cm hanya diperbolehkan sampai sudut 20o. Sedangkan, pada kedalaman 5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm hanya diperbolehkan pada sudut 0o, karena jika dilakukan penyinaran pada sudut miring (atau lebih dari 0o) akan terjadi perubahan panjang flattened region lebih dari 2 mm.
Measurement of the response of film gafhcromic EBT 2 and TLD with variation incidence angle of Cobalt-60 gamma ray beam have been done in depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm with gantry angle 0o, 10o, 20o, and 30o. Experiments were done at Radiotherapy Instalation of Persahabatan Jakarta Hospital using Cobalt-60 unit. Irradiating technique with condition SSD 80 cm and wide of field radiation 10x10 cm2. Experiment with variation of gantry angle from 0o up to 30o resulting the dose in certain depth decrement, where in the depth 1.5 cm, 2.5 cm, 5 cm,7.5 cm, and 10 cm have the dose decreased of a given dose, respectively by 1.1%, 1.91%, 7.14%, 10.4%, dan 26.8% from the response of gafchromic EBT 2 film, 1.07%, 1.65%, 6.75%, 10.47%, dan 24.28% from the sesponse of TLD chip, and 0.08%, 1.30%, 6.07%, 9.20%, dan 24.47% from the response of TLD rod. In clnical, the value approved until3%. The result of measurement show that phantom depth dose have decreased against gantry angle increment. In the other hand, the beam profile result from the response of gafchromic EBT 2 film by long flattened region (FR) indicates that at a depth of 0 cm and 1.5 cm are still allowed to gantry angle 30o. At a depth of 2.5 cm is only allowed up to 20o angle. Meanwhile, at a depth of 5 cm, 7.5 cm, and 10 cm are permitted only on the angle 0o, because if the irradiation at an oblique angle (or more than 0o) will occur long flattened region changes more than 2 mm.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library