Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marjanu Priambodo
"Tesis ini mendiskusikan sinergi six sigma, axiomatic design ( AD ), TRIZ, dan DOE untuk perbaikan desain sistem manufaktur. Six sigma-axiomatic design- TRIZ digunakan untuk mendesain sistem. DOE digunakan untuk optimasi parameter desain. AD digunakan untuk men dekomposisi masalah dan TRIZ untuk menemukan solusinya. TRIZ digunakan untuk membangkitkan solusi dan men decouple matrik desain dalam kerangka AD. Sinergi six sigma-AD-TRIZDOE digunakan untuk menyelesaikan studi kasus perbaikan tingkat keberhasilan proses ( TKP ) cam boring di lini cylinder head machining untuk sepeda motor 110 cc. Hasilnya TKP proses camboring meningkat dari 95,5 menjadi 97,5% dan TKP lini cylinder head machining meningkat dari 93,6% menjadi 95,8.

This paper discuss about sinergetic use of six sigma - axiomatic design ( AD ) - TRIZ - DOE for manufacturing system design improvement. Six sigma axiomatic design - TRIZ used in system design phase. DOE used in design parameter optimization phase. AD powerfull in problem decomposition and TRIZ for problem solution. TRIZ used for generate solution and decoupled design matrix in AD framework. Sinergetic use of six sigma - axiomatic design ( AD ) - TRIZ - DOE aplicated for case study increase of of camboring process productivity in cylinder head machining production line for 110 cc motor cycle. Final result camboring process productivity increase from 95,5% to 97,5% and productivity of cylinder head machining production line increase from 93,6 % to 95,8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31158
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukiptiyah
"Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten/Kota dituntut untuk dapat menyediakan pelayanan publik yang bermutu. Dengan demikian ketersediaan sumber keuangan yang memadai mutlak harus ada. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebagai salah satu sumber penerimaan keuangan daerah yang potensial, perlu dikelola dengan baik, agar tidak timbul praktek penghindaran pembayaran BPHTB yang dapat mengakibatkan hilangnya penerimaan keuangan pemerintah daerah dari pos bagi hasil pajak.
Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Bogor. Hipotesa (1) Lemahnya "Law Enforcement", kurangnya upaya penyidiKan dan lemahnya administrasi BPHTB menyebabkan praktek penghindaran pembayaran BPHTB dari yang seharusnya menjadi relatif besar, dan (2) Adanya praktek penghindaran pembayaran BPHTB menyebabkan berkurangnya pendapatan Pemerintah Kota Bogor secara signifikan. Sementara itu tujuan penelitian adalah : (i) mengetahui besar hilangnya pendapatan daerah dari pos penerimaan BPHTB akibut Adanya praktek manipulasi Nilai Perolehan Objek Pajak-Akta Jual Bali (NPOP-AJB) dan (ii) mendapatkan informasi tentang faktor utama yang menyebabkan penghindaran pembayaran BPHTB dan mencari solusinya.
Metode analisa yang digunakan adalah analisa deskriptiif-kuantitatif. Dimana untuk membuktikan hipotesis pertama, maka untuk: mendapatkan informasi faktor-faktor yang menjadi penyebab praktek penghindaran pembayaran BPHTB digali melalui survei/kuisioner terhadap warga/rumah tangga yang pada tahun 1999/2000 pernah melakukan transaksi jual bell tanah dan bangunan. Responden dikelompokkan berdasarkan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak-Pajak Bumi & Bangunan. Pengisian kuisioner dilakukan dengan cara mengirim formulir/isian kuisioner ke alamat responden melalui pos surat dan atau dengan cara mendatangi langsung responden. Sedangkan untuk mcmbuktikan hipotesis kedua, maka untuk mengetahui besarnya BPHTB yang hilang atau yang seharusnya diterima oleh Pemerintah Kota Bogor, adalah (i) menghitung potensi penerimaan BPHTB, (ii) realisasi penerimaan BPHTB menggunakan angka dari Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan (iii) potensi penerimaan BPHTB dikurangi realisasi penerimaan BPHTB merupakan besarnya kehilangan penerimaan keuangan dari pos penerimaan BPHTB akibat praktek manipulasi NPOP-AJB.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa praktek penghindaran BPHTB telah terjadi di Pemerintah Kota Bogor. Adanya praktek penghindaran BPHTB, Pemerintah Kota Bogor kehilangan penerimaan keuangan dari pos bagi hasil pajak sebesar Rp. 2.122.695.000,- atau sekitar 31,68% dari yang telah diterima sekarang.
Praktek panghindaran BPHTB ini terjadi karena : (i) Adanya perbedaan yang cukup besar antara NPOP harga pasar dengan NJOP-PBB, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata rasio antara NPOP harga pasar terhadap NJOP-PBB sebesar 2,36, (ii) Kecilnya probability (a) manipulasi NPOP-AJB dapat diketahui oleh pejabat Kantor Pelayanan Pajak dan Bangunan, yang dibuktikan bahwa 92% responden tidak takut melakukan manipulasi NPOP-AJB, dimana 24% responden beralasan karena lemahnya administrasi perpajakan, dan 28% beralasan kemungkinan untuk terlacak sangat kecil, sisanya 48% responden beralasan seandainya ketahuan sanksinya masih bisa dinego/damai, (iii) Kurangnya upaya penyidikan terhadap praktek penghindaran pajak dan lemahnya "Law Inforcement", dimana balum diterapkannya sanksi yang tegas bagi wajib pajak yang melakukan pelanggaran. (iv) Peraturan Pemerintah No. 4811994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan Pengalihan hak atas Tanah dan Bangunan, dan (v) Biaya administrasi pembuatan akta jual beli tanah/bangunan tarifnya didasarkan pada persentase NPOP.AJB.
BPHTB merupakan sumber penerimaan keuangan daerah yang potensial untuk tahun-tahun mendatang. Hasil survei menunjukkan bahwa nilai rata-rata rasio antara NPOP harga pasar (hasil survei) terhadap NPOP-AJB sebesar 1,86 dan rata-rata persentase NPOP dilaporkan hanya 59,45% artinya jika Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan mampu mengupayakan maka potensi/kapasitas BPHTB Pemerintah Kota Bogor adalah jauh lebih besar dari realisasi yang ada sekarang.
Sejauh ini efisiensi dan efektivitas pengelolaan BPHTB sudah sangat baik, yang ditunjukkan oleh tingkat efisiensi sebesar 0,16 dan tingkat efektivitas sebesar 167,50%. Sementara itu effortnya baru mencapai 75,94%, hal ini menunjukkan bahwa target yang ditetapkan jauh lebih kecil dari kapasitas pajak.
Langkah proaktif yang dapat dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan untuk mengantisipasi/memperkecil praktek penghindaran BPHTB adalah : (i) merevisi NJOP-PBB agar perbedaan NJOP-PBB dengan NPOP sesuai harga pasar tidak terlalu besar; (ii) merevisi besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOP-TKP) sampai batas terkecil yang masih diperbolehkan dalam Undang-undang dan (iii) Perlunya upaya penyidikan terhadap adanya isue praktek penghindaran pajak dengan lebih intensif."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T7459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feranindhya Agiananda
"Menikah dan memiliki keturunan merupakan sebuah fase penting dalam siklus kehidupan. Apabila kehamilan tak kunjung terjadi setelah dua belas bulan berhubungan teratur tanpa pengaman, maka disebut sebagai infertilitas. Fertilisasi in vitro (FIV) dilakukan saat metode lain telah mengalami kegagalan, namun tahapan yang dilalui memberikan stres bagi yang menjalaninya. Melihat kompleksitas permasalahan, perlu untuk dikembangkan model pendampingan, berupa Terapi Kognitif Perilaku (TKP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas TKP dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin.
Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu uji face validity dan studi eksperimental berupa uji klinis tersamar ganda. Penelitian dilakukan di Klinik Infertilitas Yasmin RSCM dan Klinik Dr Sander B Daya Medika. Waktu penelitian adalah bulan Mei 2016 – Maret 2023. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan penilaian selama prosedur FIV, meliputi kecemasan, depresi, serta kadar hormonal berupa kortisol, norepinefrin, triiodotironin bebas (fT3), estradiol, dan progesteron. Interaksi antara kelompok intervensi dan waktu pengukuran terhadap variabel dianalisis dengan menggunakan mixed-model repeated measure ANOVA dan analisis post-hoc menggunakan uji t tidak berpasangan pada setiap pengukuran.
Analisis akhir melibatkan 75 subjek, terdiri dari 38 subjek kelompok kontrol dan 37 subjek kelompok TKP. Distorsi kognitif yang paling sering dialami subjek penelitian adalah fortune telling (34,2%), personalization (22,8%), dan should statement (14,3%). Terdapat penurunan skor kecemasan di sesi 8 TKP (p < 0,001) dan penurunan skor depresi di sesi 6 dan 8 TKP (p = 0,027 dan p = 0,007). Penurunan skor kecemasan sejalan dengan penurunan kadar norepinefrin (p = 0,002), sementara penurunan skor depresi bersesuaian dengan penurunan kadar kortisol (p < 0,001) dan perbaikan kadar estradiol (p = 0,024). Kadar fT3 dan progesteron tidak mengalami perbaikan hingga akhir sesi TKP. Mixed-model repeated measure ANOVA menguatkan hasil dengan adanya tren penurunan kecemasan, depresi, norepinefrin, dan kortisol pada kelompok TKP, dengan ukuran efek kecil hingga sedang.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa TKP terbukti efektif dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin pada perempuan yang mengikuti FIV. Penting untuk dilakukan advokasi hasil penelitian kepada rumah sakit dengan layanan FIV dan mengintegrasikan panduan TKP pada FIV ke dalam prosedur standar dan panduan pelayanan klinis rumah sakit. Penting untuk melakukan penelitian lanjutan pada populasi dengan karakteristik lebih beragam dan mengembangkan bentuk pendampingan bagi pasangan agar dapat memberikan dukungan yang adekuat dan mengoptimalkan luaran FIV.

Marriage and parenthood are significant life stages. When a couple has regular, unprotected intercourse for 12 months without pregnancy, they are considered infertile. In vitro fertilization (IVF) is pursued when other methods fail, though it can cause significant stress for women. This study aims to assess the effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy (CBT) in improving psycho-neuro-endocrine factors in women undergoing IVF.
The research comprises two phases: the assessment of face validity and an experimental study designed as a double-blind clinical trial, conducted at the Yasmin Infertility Clinic RSCM and Dr. Sander B Daya Medika Clinic. The research spanned from May 2016 – March 2023. Data were collected through questionnaires and evaluations during the IVF process, focusing on anxiety, depression, and hormonal levels, including cortisol, norepinephrine, free triiodothyronine (fT3), estradiol, and progesterone. The interaction between the intervention group and the timing of measurements for each variable was analyzed using a mixed-model repeated measures ANOVA and post hoc analysis with an unpaired t-test at each measurement interval.
The final analysis comprised 75 participants, 38 assigned to the control and 37 to the cognitive behavioral therapy (CBT) group. The predominant cognitive distortions identified included fortune telling (34.2%), personalization (22.8%), and should statements (14.3%). Notably, there was a significant reduction in anxiety scores observed during session 8 of CBT (p < 0.001), alongside a marked decrease in depression scores during sessions 6 and 8 (p = 0.027 and p = 0.007, respectively). The decline in anxiety scores was significantly correlated with a reduction in norepinephrine levels (p = 0.002), while the decrease in depression scores was linked to a significant drop in cortisol levels (p < 0.001) and an enhancement in estradiol levels (p = 0.024). However, no improvements were noted in the levels of fT3 and progesterone. The mixed-model repeated measures ANOVA corroborated these findings, indicating a significant trend in the reduction of anxiety, depression, norepinephrine, and cortisol within the CBT group, with effect sizes ranging from small to medium.
It can be inferred that CBT is effective in enhancing psycho-neuro-endocrine factors among women undergoing IVF. Consequently, it is crucial to promote these research outcomes within IVF service hospitals and incorporate CBT protocols into standard practices and clinical guidelines. Additional research should be pursued involving more diverse populations and the formulation of support models for couples, aimed at delivering adequate assistance to women undergoing IVF and optimizing the outcomes of the procedure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feranindhya Agiananda
"Menikah dan memiliki keturunan merupakan sebuah fase penting dalam siklus kehidupan. Apabila kehamilan tak kunjung terjadi setelah dua belas bulan berhubungan teratur tanpa pengaman, maka disebut sebagai infertilitas. Fertilisasi in vitro (FIV) dilakukan saat metode lain telah mengalami kegagalan, namun tahapan yang dilalui memberikan stres bagi yang menjalaninya. Melihat kompleksitas permasalahan, perlu untuk dikembangkan model pendampingan, berupa Terapi Kognitif Perilaku (TKP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas TKP dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin.
Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu uji face validity dan studi eksperimental berupa uji klinis tersamar ganda. Penelitian dilakukan di Klinik Infertilitas Yasmin RSCM dan Klinik Dr Sander B Daya Medika. Waktu penelitian adalah bulan Mei 2016 – Maret 2023. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan penilaian selama prosedur FIV, meliputi kecemasan, depresi, serta kadar hormonal berupa kortisol, norepinefrin, triiodotironin bebas (fT3), estradiol, dan progesteron. Interaksi antara kelompok intervensi dan waktu pengukuran terhadap variabel dianalisis dengan menggunakan mixed-model repeated measure ANOVA dan analisis post-hoc menggunakan uji t tidak berpasangan pada setiap pengukuran.
Analisis akhir melibatkan 75 subjek, terdiri dari 38 subjek kelompok kontrol dan 37 subjek kelompok TKP. Distorsi kognitif yang paling sering dialami subjek penelitian adalah fortune telling (34,2%), personalization (22,8%), dan should statement (14,3%). Terdapat penurunan skor kecemasan di sesi 8 TKP (p < 0,001) dan penurunan skor depresi di sesi 6 dan 8 TKP (p = 0,027 dan p = 0,007). Penurunan skor kecemasan sejalan dengan penurunan kadar norepinefrin (p = 0,002), sementara penurunan skor depresi bersesuaian dengan penurunan kadar kortisol (p < 0,001) dan perbaikan kadar estradiol (p = 0,024). Kadar fT3 dan progesteron tidak mengalami perbaikan hingga akhir sesi TKP. Mixed-model repeated measure ANOVA menguatkan hasil dengan adanya tren penurunan kecemasan, depresi, norepinefrin, dan kortisol pada kelompok TKP, dengan ukuran efek kecil hingga sedang.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa TKP terbukti efektif dalam memperbaiki faktor psiko-neuro-endokrin pada perempuan yang mengikuti FIV. Penting untuk dilakukan advokasi hasil penelitian kepada rumah sakit dengan layanan FIV dan mengintegrasikan panduan TKP pada FIV ke dalam prosedur standar dan panduan pelayanan klinis rumah sakit. Penting untuk melakukan penelitian lanjutan pada populasi dengan karakteristik lebih beragam dan mengembangkan bentuk pendampingan bagi pasangan agar dapat memberikan dukungan yang adekuat dan mengoptimalkan luaran FIV.

Marriage and parenthood are significant life stages. When a couple has regular, unprotected intercourse for 12 months without pregnancy, they are considered infertile. In vitro fertilization (IVF) is pursued when other methods fail, though it can cause significant stress for women. This study aims to assess the effectiveness of Cognitive Behavioral Therapy (CBT) in improving psycho-neuro-endocrine factors in women undergoing IVF.
The research comprises two phases: the assessment of face validity and an experimental study designed as a double-blind clinical trial, conducted at the Yasmin Infertility Clinic RSCM and Dr. Sander B Daya Medika Clinic. The research spanned from May 2016 – March 2023. Data were collected through questionnaires and evaluations during the IVF process, focusing on anxiety, depression, and hormonal levels, including cortisol, norepinephrine, free triiodothyronine (fT3), estradiol, and progesterone. The interaction between the intervention group and the timing of measurements for each variable was analyzed using a mixed-model repeated measures ANOVA and post hoc analysis with an unpaired t-test at each measurement interval.
The final analysis comprised 75 participants, 38 assigned to the control and 37 to the cognitive behavioral therapy (CBT) group. The predominant cognitive distortions identified included fortune telling (34.2%), personalization (22.8%), and should statements (14.3%). Notably, there was a significant reduction in anxiety scores observed during session 8 of CBT (p < 0.001), alongside a marked decrease in depression scores during sessions 6 and 8 (p = 0.027 and p = 0.007, respectively). The decline in anxiety scores was significantly correlated with a reduction in norepinephrine levels (p = 0.002), while the decrease in depression scores was linked to a significant drop in cortisol levels (p < 0.001) and an enhancement in estradiol levels (p = 0.024). However, no improvements were noted in the levels of fT3 and progesterone. The mixed-model repeated measures ANOVA corroborated these findings, indicating a significant trend in the reduction of anxiety, depression, norepinephrine, and cortisol within the CBT group, with effect sizes ranging from small to medium.
It can be inferred that CBT is effective in enhancing psycho-neuro-endocrine factors among women undergoing IVF. Consequently, it is crucial to promote these research outcomes within IVF service hospitals and incorporate CBT protocols into standard practices and clinical guidelines. Additional research should be pursued involving more diverse populations and the formulation of support models for couples, aimed at delivering adequate assistance to women undergoing IVF and optimizing the outcomes of the procedure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library