Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arian Dewantara
"Isolasi cair pada suatu peralatan bertegangan tinggi digunakan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antar penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Kualitas isolasi cair dapat dilihat pada berbagai hal seperti tegangan tembus kapasitansi listrik, faktor daya, dan resistivitas. Minyak mineral sebagai material isolasi pada transformator bertegangan tinggi sudah memiliki spesifikasi yang mencukupi, seperti ketahanan dielektrik yang tinggi, kestabilan oksidasi yang baik, serta viskositas yang rendah. Spesifikasi seperti diatas merupakan syarat bagi suatu cairan sebagai bahan isolasi cair yang baik yang tidak hanya berfungsi sebagai isolasi tapi juga sebagai pendingin pada alat-alat tegangan tinggi. Akan tetapi, minyak mineral sebagai material isolasi merupakan material yang tidak dapat diperbarui sehingga pada masa yang akan datang bisa habis. Selain itu, minyak mineral sebagai material merupakan bahan yang tidak dapat terurai dengan mudah sehingga membutuhkan waktu lama untuk minyak mineral terurai dengan tanah, sehingga banyak dilakukan penelitian dengan minyak yang berasal dari tanaman sebagai pengganti minyak mineral. Tanaman jarak merupakan tanaman non-pangan yang dapat ditanam dan bertumbuh dengan cukup mudah dalam berbagai jenis tanah, baik di daerah subtropis maupun daerah tropis, sehingga tanaman jarak memiliki keunggulan dapat ditanam di tanah kosong sehingga tidak mengganggu tanaman lain. Terlebih lagi, tanaman jarak tidak membutuhkan banyak pupuk untuk bertumbuh. Pada penelitian sebelumnya telah diuji minyak jarak esterifikasi sebagai alternatif isolasi cair tegangan tinggi dimana spesifikasi minyak jarak esterifikasi sebagian besar telah memenuhi standar sebagai isolasi cair. Pada penelitian kali ini akan melanjutkan penelitian sebelumnya dengan memperbaiki atau mengubah beberapa spesifikasi atau untuk lebih tepatnya titik tuang dari minyak jarak yang belum memenuhi standar agar minyak jarak dapat menggantikan minyak mineral sebagai alternatif isolasi cair. Penambahan Etanol pada minyak jarak dapat menurunkan suhu titik tuang minyak jarak secara linear dimana setiap penambahan 2 Vol% Etanol dapat menurunkan suhu titik tuang minyak jarak sebesar 6

Liquid insulation on a high voltage device is used to separate two or more conductor of electric voltage, so that between the conductors does not occur an electric jump or spark. The quality of liquid insulation can be seen in various things such as withstand breakdown, electrical capacitance, power factor, and resistivity. Mineral oil as an insulating material in high voltage transformers already has sufficient specifications, such as high dielectric resistance, good oxidation stability, and low viscosity. Specifications as above are a requirement for a liquid as a good liquid insulation material that not only functions as insulation but also as a coolant in high voltage devices. However, mineral oil as an insulating material is a material that cannot be renewed so that in the future it can be used up. In addition, mineral oil as a material is a material that cannot be decomposed easily so it takes a long time for mineral oil to decompose with soil, so there is a lot of research done with oil derived from plants as a substitute for mineral oil. Jatropha plants are non-food plants that can be planted and grow easily enough in various types of soil, both in subtropical and tropical regions, so jatropha plants have the advantage of being able to be planted on bare land so as not to disturb other plants. What's more, jatropha plants don't need a lot of fertilizer to grow. In previous studies, esterification castor oil has been tested as an alternative to high voltage liquid insulation where most esterification castor oil specifications have met the standard as liquid insulation. This research will continue the previous research by improving or changing some specifications or to be more precise the pour point of castor oil which does not meet the standards so that castor oil can replace mineral oil as an alternative to liquid insulation. The addition of ethanol to castor oil can reduce the temperature of castor oil linearly where each addition of 2 Vol% Ethanol can reduce pour point temperature of castor oil by 6"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dziki ufidian alwi
"

Penggunaan Biodiesel kelapa sawit sebagai campuran bahan bakar minyak solar semakin meningkat seiring dengan penerapan peraturan pemerintah yang mewajibkan pencampuran biodiesel ke dalam minyak solar sebanyak 20% menjadi biosolar (B-20) pada tahun 2016 dan 30% (B-30) pada tahun 2020. Dilaporkan bahwa penggunaan B-20 menyebabkan penyumbatan pada saringan bahan bakar kendaraan. Penyumbatan disebabkan oleh adanya endapan yang terbentuk dari aglomerasi monogliserida terutama monopalmitin. Adanya endapan ini menurunkan sifat kemudahan alir (flow properties) B-20. Telah dilakukan penelitian untuk memperbaiki flow properties biodiesel dengan penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate (SMO). Penambahan SMO pada biodiesel menyebabkan turunnya nilai cold filter plugging point (CFPP) yang dapat menghambat aglomerasi monogliserida. Pada pengujian pengaruh monogliserida terhadap terbentuknya endapan, kadar monopalmitin pada biodiesel divariasikan sebesar 0,4%, 0,5% dan 0,8% massa. Sampel ini dikondisikan pada suhu rendah (160C) selama 24 jam, kemudian dibiarkan pada suhu kamar untuk selanjutnya disaring dan ditimbang endapannya. Semakin tinggi kandungan monogliserida dalam biodiesel, maka semakin banyak endapan yang terbentuk. Penelitian dengan SMO menggunakan biodiesel yang memiliki kandungan monogliserida yang berbeda-beda, yaitu sebesar 0,46% (B-100 A), 0,55% (B-100 B), dan 0,65% massa (B-100 C). Pada setiap biodiesel, penambahan SMO di variasikan 0,1%, 0,5%, dan 1% volume. Penyimpanan sampel biodiesel dikondisikan pada suhu rendah (160C) dan pada suhu ruang (± 270C). Pengaruh SMO terhadap suhu awal pembentukan kristal/wax pada biodiesel dianalisa dengan metode differential scanning calorimetry (DSC), sedangkan pengaruhnya terhadap flow properties dianalisis menggunakan 4 parameter yaitu : viskositas, densitas, titik kabut, dan cold filter plugging point (CFPP). Pengujian dilakukan setiap 1 minggu sekali untuk setiap sampel biodiesel. Penggunaan SMO 0,1% - 1% memperbaiki flow properties dengan menurunkan titik kabut sebesar ± 1,60C dan CFPP sebesar 20C, yang diakibatkan oleh penurunan suhu awal pembentukan kristal dari 10,470C menjadi 6,990C.


The use of palm oil biodiesel as a mixture of diesel oil fuel is increasing along with the application of government regulations that require mixing biodiesel into diesel oil as much as 20% to biodiesel (B-20) in 2016 and 30% (B-30) in 2020. It was reported that the use of the B-20 caused a blockage in the vehicle's fuel filter. Blockage is caused by the presence of deposits formed from agglomeration of monoglycerides, especially monopalmitin. The presence of these deposits decreases the flow properties of B-20. Research has been carried out to improve the flow properties of biodiesel by adding Sorbitan Monooleate (SMO) surfactant. The addition of SMO to biodiesel causes a decrease in the value of cold filter plugging point (CFPP) which can inhibit agglomeration of monoglycerides. In testing the effect of monoglycerides on the formation of deposits, the level of monopalmitin in biodiesel was varied by 0,4%, 0,5% and 0,8% by mass. This sample is conditioned at a low temperature (160C) for 24 hours, then left at room temperature to then filter and weigh the precipitate. The higher content of monoglycerides in biodiesel, the more deposits are formed. Research with SMO uses biodiesel which has different monoglyceride content, which is 0,46% (B-100 A), 0,55% (B-100 B), and 0,65% mass (B-100 C). In each biodiesel, the addition of SMO is varied by 0,1%, 0,5%, and 1% by volume. Storage of biodiesel samples is conditioned at low temperatures (160C) and at room temperature (± 270C). The effect of SMO on the initial temperature of crystal formation / wax on biodiesel was analyzed by the method of differential scanning calorimetry (DSC), while the effect on flow properties was analyzed using 4 parameters: viscosity, density, cloud point, and cold filter plugging point (CFPP). Tests are carried out every 1 week for each biodiesel sample. The use of SMO 0,1% - 1% improves flow properties by decreasing the cloud point by ± 1.60C and CFPP by 20C, which is caused by a decrease in the initial temperature of the crystal formation from 10,470C to 6,990C.

"
2019
T52106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Riduan
"ABSTRAK
Kebutuhan akan gemuk pelumas membuat permintaan gemuk pelumas semakin
tinggi. Bahan penting penyusun gemuk pelumas adalah pengental yang terbuat
dari asam lemak. Asam lemak yang banyak digunakan adalah asam 12-hidroksi
stearat (12-HSA) yang kebutuhannya saat ini masih diimpor. Asam 12-HSA dapat
disintesis dari asam risinoleat yang berasal dari minyak jarak. Dalam penelitian ini
minyak jarak akan dihidrogenasi untuk mendapatkan minyak jarak terhidrogenasi
yang merupakan bahan baku pembuatan 12-HSA. Hidrogenasi dilakukan dengan
katalis NiO/γ-Al2O3 sebanyak 0,1% pada tekanan 3 dan 4 bar selama 4 jam
dengan variasi temperatur 140-220 °C. Hasil dikarakterisasi dengan analisis titik
tuang dan bilangan iod. Hasilnya, bilangan iod terendah didapat pada tekanan 4
bar dan temperatur 220 °C, yaitu 53,6 g I2/100 g, dengan titik tuang tertinggi -4 °C
pada kondisi operasi yang sama"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library