Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu aplikasi yang cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mengkonversi karbon pada senyawa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Disamping diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi issu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (greenhouse effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau Iarutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangat rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO2 menjadi metanol.

Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposisi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCk yang dilanjutkan dengan kalsinasi pada berbagai temperatur. Modifikasi katalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau silika, menggunakan metode sol-gel dan dip-coating. Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 clan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakan serbuk TiO2 Degussa P25. CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, AAS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika, dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania. karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sistem cair-padat rnaupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol, dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan 1 M KHCO3 paling optimal diamati te1jadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, rnempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kine1:janya menjadi Iebih baik.

Katalis tembaga/Ti02 dcngan loading tertcntu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO2, baik pada sislem cair-padat maupun gas-padat. Hasil inYestigasi menunj ukkan bahwa Cu11O adalah spcsi do pan yang paling signi fikan dalan1 1neningkatkan kine1ja TiO2 pada reduksi CO2 menjadi metanol. loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO2 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencan1puran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l % berat untuk dopan CuO.

Peningkatan efisiensi reduksi CO2 1nenjadi metanol yang signifikan oleh dopan ten1baga (terutan1a dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai inti aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper~ dopan tembaga secara efektif dapat n1enghambat laju rekombinasi pasangan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan 1nekanisme melalui pen1bentukan intermediate forn1at dan metoksida.

Uji kinetika yang dilakukan pada rentang te1nperatur 43 -l 00 °C menunjukkan bahwa dopan CuO dapat n1eningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramti (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3% CuO/TiO2 adalah sebesar + 12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H20 dengan katalis 3%CuO/TiO2.
Universitas Indonesia Fakultas Teknik , 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyono
Abstrak :
Vanadial Titania banyak dipakai sebagai katalis oksidasi selektif hidrokarbon dan reduksi NOx. Sifat yang dikehendaki dalam penggunaan itu adalah luas permukaan yang besar dan berfasa anatase. Pembuatan katalis dengan metode sol-gel memiliki keunggulan berupa homogenitas yang tinggi dan aerogel memiliki luas permukaan yang besar. Dalam penelitian ini dipelajari peluang pembuatan oksida campuran Vanadia/Titania melalui metode sol-gel dan kemudian menemukan prosedur yang tepat dalam pembuatan oksida campuran tersebut menjadi aerogel dengan fasa anatase. Pada tahap preparasi, dibuat gel alkoksida campuran dengan kandungan Vanadia 4 % dan 10 % berat. Ekstraksi C02 superkritis dilakukan untuk penghilangan pelarut dari gel sehingga diperoleh padatan porous yang disebut aerogel. Untuk mendapatkan fasa anatase, aerogel dihaluskan sampai berukuran 100 mesh dan diberi perlakuan panas, meliputi : pemvakumkan pada 383 K dan dilanjutkan pada 573 K masing-masing selama 3 jam, serta kalsinasi dengan aliran oksigen dalam tanur selama 2 jam pada 773 K. Pengukuran luas permukaan dengan BET Autosorb dilakukan pada sampel hasil ekstraksi dan hasil setiap perlakuan panas untuk memantau perubahan luas permukaan sampel akibat perlakuan panas. Pengujian dengan Analisis Panas Diferensial (DTA) dilakukan pada sampel awal hasil ekstraksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sampel akibat perubahan temperatur, terutama untuk mengetahui temperatur kristalisasinya. Analisis Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan terhadap sampel hasil kalsinasi pada 773 K untuk mengetahui fasa sampel. Dengan komposisi yang tepat gel oksida VanadialTitania berhasil dibuat. Kualitas gel dipengaruhi oleh kadar Vanadia. Pada proses ekstraksi gel, arah aliran CO2 berpengaruh pada aerogel yang dihasilkan terutama pada kadar aerogel yang tinggi (10 % berat Vanadia/Titania). Aliran naik (upward flow) menghasilkan luas permukaan 2 kali lebih besar dibanding aliran turun (downward flow). Peningkatan kandungan Vanadia akan meningkatkan temperatur kristalisasi dan menurunkan luas permukaan padatan yang dihasilkan. Hasil analisa XRD menunjukkan semua sampel yang dikalsinasi pada 773 K memiliki fasa anatase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Komposit yang terdiri darititania nanotube (TiNT), carbon nanotubes (CNT) dan magnetit (Fe3O4) telah disintesis dengan menggunakan metode heteroaglomerasi dan digunakan untuk mendegradasi polutan organik pada POMSE.Beberapa katalis dikarakterisasi dengan menggunakan potensial zeta, XRD, TEM, BET dan FTIR. Berdasarkan hasil uji degradasi polutan organik (diwakili dengan parameter COD) pengkompositan CNT terhadap TiNT mampu menaikkan persentase penurunan COD2 kali lipat dibandingkan TiNT. Pengkompositan katalis titania dengan Fe3O4 mampu mempercepat waktu pemisahan katalis dari limbah 12 kali lebih cepat dibandingkan dengan katalis TiO2; 24 kali lebih cepat dibandingkan dengan komposit katalis TiNT/CNT; dan 72 kali lebih cepat dibandingkan dengan katalis TiNT, dalam upaya recovery katalis tanpa mengurangi aktivitas kinerja komposit. Kondisi operasi optimum degradasi limbah yang didapatkan adalah dengan loading katalis dalam limbah sebesar1,5 g/L dan laju alir udara sebesar 10 cc/min. Dalam rentang waktu 2 jam iluminasi, COD pada POMSE dapat diturunkan hingga 31,36% oleh katalis TiO2 P25; 5,31% oleh katalis TiNT; 10,92% oleh komposit TiNT/CNT dan 11,21% oleh komposit TiNT/CNT/Fe3O4. Selain itu kandungan fenol dalam POMSE mampu diturunkan hingga 96%.
ABSTRACT
A composite consist of titania nanotubes (TiNT), carbon nanotubes (CNT) and magnetite (Fe3O4) have been synthesized by using heteroaglomerasi and is used to degrade organic pollutants in POMSE. Several catalysts were characterized using zeta potential, XRD, TEM, BET and FTIR. Based on the test results of the degradation of organic pollutants (represented by the parameter COD) composite TiNT/CNT against TiNT able to raise the percentage reduction in COD 2 times higher compared TiNT. Composite TiNT/CNT catalyst with Fe3O4 capable of accelerating the separation time of waste 12 times faster than the TiO2 catalyst; 24 times faster than the catalyst composite TiNT/CNT; and 72 times faster than the TiNT, in the catalyst recovery effort without reducing the performance of the composite activity. The optimum operating conditions the degradation of waste recovered is the catalyst loading in the effluent of 1,5 g/L and the air flow rate of 10 cc/min. Within the span of two hours of illumination, COD on POMSE can be reduced up to 31,36% by P25 TiO2 catalyst; 5,31% by TiNT catalyst; 10,92% by the composite TiNT/CNT composite and 11,21% by TiNT/CNT/Fe3O4. In additions the content of phenols in POMSE able to be lowered to 96%.
2016
T46757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desiva Enggrit Kusumo
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis nanopartikel titania melalui teknik core-shell dalam media pelarut organik. Struktur core-shell terbentuk dari hasil nukleasi-agregasi dari titania amorf dan amonium klorida akibat dari interaksi titanium klorida dan aseton yang beramonia. Baik ekstraksi pelarut maupun kalsinasi dapat menghilangkan bagian core ammonium klorida dari sistem core-shell sehingga menjadi nanopartikel kristalin berpori. Analisis termal dengan menggunakan TGA-DTA dari rute sintesis dapat mengindikasikan proses transformasi TiCl4 atau TTIP menjadi titania yang amorf dan kemudian menjadi nano kristalin, yang terjadi pada suhu 5000C. Semakin besar penggunaan rasio mol TiCl4 menyebabkan kecenderungan ukuran kristal yang semakin besar. Hasil optimasi diperoleh dari titania dengan prekursor TiCl4 yang memiliki rasio mol TiCl4:NH3 1:400. Keberadaan titania berstruktur mesoporous dikonfirmasi oleh data BET dengan diameter pori 7,199 nm, kurva adsorpsi-desorpsi gas nitrogen yang memiliki loop histerisis dan intensitas yang kuat pada pola XRD bertheta rendah pada 0,5-10, sedangkan titania berstruktur hollowsphere belum dapat dibuktikan oleh data hasil karakterisasi. ......Titania nanoparticles were synthesized via core-shell technique in aqueous system. Core-shell structure is formed from nucleation-aggregation of amorfous titania and ammonium chloride due to interaction of solute and solvent. Both of solvent extraction and calcinations can release ammonium chloride core from core-shell structure, give porous nanoparticle. Thermal Gravimetry Analysis and Differential Thermal Analysis explained route of synthesis, which indicate transformation process TiCl4 or TTIP to amorfous titania and then to be nano crystal at 5000C. Increase mole ratio of TiCl4 cause increase crystallite size. Optimum result can be obtained from TiCl4 precursor at 1:400 mole ratio. Occurrence of mesoporous titania can be indicated from BET data which average pore radius of 7.199 nm, loop histerisis of adsorpsi-desorpsi curve and high intensity of low angle XRD pattern at 0.5-1 degree. Meanwhile, hollowsphere titania has not been confirmed yet.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29614
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu aplikasi yung cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mcngkonversi karbon padu senynwa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Selain diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi isu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yung signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (green house effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau larutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangal rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO3 menjadi metanol.

Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposlsi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCl2, yang dilanjutkan dengan kalsinasi pana berbagai temperatur. Modifikasi kalalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau sillika, menggunakan metodesol-gel dan dip-coating. Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 dan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakun serbuk TiO2 Degussa P25, CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, ASS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika. dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.

Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania, karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sislem cair-padat maupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relaif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan l M KHCO3 paling optimal diamati terjadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, mempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kinerjanya menjadi lébih baik.

Katalis tembaga TiO3 dcngan loading tertentu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO3, balk pada sistem cair-padat maupun gas-padat.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa Cu"O adalah spesi dopan yang paling signifikan dalam meningkatkan kinerjia TiO3 pada reduksi CO2 menjadi metanol. Loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO3 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencampuran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l% berat untuk dopan CuO.

Peningkatan efisiensi reduksi CO2 menjadi metanol yang signifikan oleh dopan tembaga (terutama dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai intl aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper, dopan tembaga secara efeklif dapat menghambat laju rekombinasi pasan gan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan mekamisme melalui pembentukam intermediate format dan metoksida.

Uji kinetika yang dilakukan pada rentang temperatur 43 - 100 derajat C menunjukkam bahwa dopan CuO dapat meningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katlalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramati (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3%CuO/TiO2 adalah sebesar +12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H2O dengan katalis 3%CuO/TiO2
2004
D1237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
Abstrak :
The photocatalytic degradation of methylcyclohexane (MCH) in two phases (aqueous and vapor) was examined using modified titania that was immobilized on pumice and performed in the system of a specific condition. The photodegradation system that used a particular configuration reactor and modified catalyst could facilitate the two-phase photodegradation of MCH simultaneously. The photocatalyst was prepared by the mechanical mixing of urea and TiO2 P25 with mass ratios of 1:3 and 2:3, respectively and then calcined at 350 and 450oC. This modified photocatalyst was then immobilized on pumice and finally used for the photodegradation of MCH. The Infrared spectra studies revealed that modified titania with urea successfully incorporated a non-metal dopant within the TiO2 lattice. The catalyst that spread evenly across the surface of the pumice can be seen from Scanning Electron Microscope (SEM) characterization. The loading of 7.5% mass photocatalyst that immobilized on pumice degraded MCH in two-phases simultaneously during a 120 minute period and can be considered the optimum condition.
2017
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
Abstrak :
The photocatalytic degradation of methylcyclohexane (MCH) in two phases (aqueous and vapor) was examined using modified titania that was immobilized on pumice and performed in the system of a specific condition. The photodegradation system that used a particular configuration reactor and modified catalyst could facilitate the two-phase photodegradation of MCH simultaneously. The photocatalyst was prepared by the mechanical mixing of urea and TiO2 P25 with mass ratios of 1:3 and 2:3, respectively and then calcined at 350 and 450oC. This modified photocatalyst was then immobilized on pumice and finally used for the photodegradation of MCH. The Infrared spectra studies revealed that modified titania with urea successfully incorporated a non-metal dopant within the TiO2 lattice. The catalyst that spread evenly across the surface of the pumice can be seen from Scanning Electron Microscope (SEM) characterization. The loading of 7.5% mass photocatalyst that immobilized on pumice degraded MCH in two-phases simultaneously during a 120 minute period and can be considered the optimum condition.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oktrianto
Abstrak :
[ABSTRAK
Kombinasi proses fotodegradasi dan biodegradasi untuk eliminasi metilsikloheksana telah diinvestigasi. Komposit batu apung dengan katalis dasar titania serta komposit batu apung dengan biofilm Acinetobacter baumanii digunakan untuk mengeliminasi metilsikloheksana dalam fotobioreaktor. Katalis titania yang didopan C dan N dengan prekursor urea (C-N-TiO2) dikarakterisasi dengan SEM/EDX, FTIR, Raman Spectroskopi, dan UV-Vis DRS sebelum diimobilisasi ke batu apung dengan metode dip coating. Sedangkan karakterisasi untuk batu apung-biofilm Acinetobacter baumanii dilakukan dengan SEM, TPC, Pewarnaan gram, dan FTIR. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa batu apung dengan katalis dasar titania serta komposit batu apung dengan biofilm Acinetobacter baumanii telah berhasil disintesis. Metilsikloheksana yang digunakan adalah senyawa sintetis dengan konsentrasi awal 60 μmol/L (±1500 ppm). Proses foto-bio-degradasi dalam reaktor terintegrasi menunjukkan hasil uji degradasi metilsikloheksana yang lebih baik bila dibandingkan dengan fotodegradasi saja atau biodegradasi saja, yang mampu mendegradasi sebesar 72,7% selama 210 menit dengan loading 7,5% katalis C-N-TiO2 ke batu apung.
ABSTRACT
The combination of photodegradation and biodegradation processes for elimination methylcyclohexane have been investigated. Composite pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms from Acinetobacter baumanii was used to eliminate methylcyclohexane in photobioreactor. Titania catalyst doped with C and N using urea precursor (C-N-TiO2) is characterized by SEM/EDX, FTIR, Raman Spectroscopy, and UV-Vis DRS before immobilized to pumice with dip coating method. While the characterization of pumice-biofilm from Acinetobacter baumanii performed with SEM, TPC, Gram Staining, and FTIR. The results showed that the pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms have been successfully synthesized. We used methylcyclohexane synthetic compounds with the initial concentration of 60 μmol/L (± 1500 ppm). Photo-bio-degradation results of methylcyclohexane in integrated reactor are better when compared with any photodegradation or biodegradation alone, which is able to degrade at 72,7% during 210 minutes with a loading of 7,5% C-N-TiO2 catalyst to pumice.;The combination of photodegradation and biodegradation processes for elimination methylcyclohexane have been investigated. Composite pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms from Acinetobacter baumanii was used to eliminate methylcyclohexane in photobioreactor. Titania catalyst doped with C and N using urea precursor (C-N-TiO2) is characterized by SEM/EDX, FTIR, Raman Spectroscopy, and UV-Vis DRS before immobilized to pumice with dip coating method. While the characterization of pumice-biofilm from Acinetobacter baumanii performed with SEM, TPC, Gram Staining, and FTIR. The results showed that the pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms have been successfully synthesized. We used methylcyclohexane synthetic compounds with the initial concentration of 60 μmol/L (± 1500 ppm). Photo-bio-degradation results of methylcyclohexane in integrated reactor are better when compared with any photodegradation or biodegradation alone, which is able to degrade at 72,7% during 210 minutes with a loading of 7,5% C-N-TiO2 catalyst to pumice., The combination of photodegradation and biodegradation processes for elimination methylcyclohexane have been investigated. Composite pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms from Acinetobacter baumanii was used to eliminate methylcyclohexane in photobioreactor. Titania catalyst doped with C and N using urea precursor (C-N-TiO2) is characterized by SEM/EDX, FTIR, Raman Spectroscopy, and UV-Vis DRS before immobilized to pumice with dip coating method. While the characterization of pumice-biofilm from Acinetobacter baumanii performed with SEM, TPC, Gram Staining, and FTIR. The results showed that the pumice with titania catalysts and composite pumice with biofilms have been successfully synthesized. We used methylcyclohexane synthetic compounds with the initial concentration of 60 μmol/L (± 1500 ppm). Photo-bio-degradation results of methylcyclohexane in integrated reactor are better when compared with any photodegradation or biodegradation alone, which is able to degrade at 72,7% during 210 minutes with a loading of 7,5% C-N-TiO2 catalyst to pumice.]
2015
T43233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Bagus Permana
Abstrak :
Penggabungan teknologi fotokatalisis dan surfaktan yang menggunakan titania dan coconut oil-based primary alkyl sulphate (cocoPAS) untuk mengangkat dan mendegradasi kotoran berupa methylene blue dari pakaian serta menghasilkan limbah dengan konsentrasi cocoPAS yang minimal telah diamati. Penelitian berupa pemvariasian perbandingan konsentrasi cocoPAS dan titania dan juga variasi pH dengan menggunakan jeruk nipis. Kinerja deterjen 0,1%cocoPAS-0,1%titania pada pH 3,6 (penambahan 2,5% jeruk nipis) adalah yang paling efektif, yaitu dapat mengangkat methylene blue dari pakaian 84,31 ppm dari 85,16 ppm atau degradasi methylen blue 99% (1,03 kali lebih baik daripada pH 6,4) dan konsentrasi cocoPAS yang tersisa 2,43 ppm dari 90,88 ppm atau degradasi cocoPAS 97,30% (1,05 kali lebih baik daripada pH 6,4) di bawah sinar UV selama 30 menit. ...... Combination of photocatalytic technology and surfactant that used titania and coconut oil-based primary alkyl sulphate (cocoPAS) to remove and degradate methylene blue as dirt and resulting clean waste with minimal concentration of cocoPAS had been investigate. Research method vary cocoPAS and titania concentration and vary pH by vary concentration of lime. Performance of 0,1%cocoPAS-0,1%titania detergent in pH 3,6 (2,5% lime addition) is the most optimum that can remove 84,31 ppm methylene blue from clothes from 85,16 ppm at first or can degredate 99% metylene blue (1,03 times better than in pH 6,4) and concentraton of cocoPAS is remained 2,43 ppm from 90,88 ppm or can degredate 97,30% cocoPAS (1,05 times better than in pH 6,4) under 30 minutes illumination of UV light.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Petrick
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah yang sering terjadi pada kulit manusia adalah eritema dan kulit terbakar akibat paparan sinar UV dari matahari. TiO2 (Titania) adalah bahan aktif dalam tabir surya yang sering digunakan karena kemampuannya untuk menyerap sinar UV dalam berbagai panjang gelombang. Namun, titania berpotensi untuk melepaskan ROS (Reactive oxygen species) yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Studi terbaru menyiratkan bahwa kitosan mampu mengurangi aktivitas radikal OH dengan mengikat diri pada H2O2 sebagai salah satu kemungkinan rekombinasi dalam aktivitas fotokatalitik TiO2 Selain kemampuannya untuk meredakan iritasi, kitosan juga mampu mensterilkan bakteri karena sifat polycationic. Dalam penelitian ini, titania dan kitosan nano-komposit disintesis dalam 100ml asam asetat 2% dengan menggunakan Metode Impregnasi Basah dengan 0%, 1%, 3%, 5%, 10% kitosan: variasi berat titania. Hasil FTIR menunjukkan bahwa TiO2 muncul di gugus amino di kitosan. UV-Vis DRS menunjukkan bahwa kitosan juga meningkatkan respons cahaya di area yang terlihat, sehingga nanokomposit akan lebih aktif jika terpapar sinar matahari. Setelah karakterisasi, nano-komposit dinilai dengan tiga jenis tes, yaitu uji Aktivitas ROS untuk menunjukkan loading kitosan 10% memberikan penanggulangan ROS terbaik dengan degradasi sebesar 77% metilen biru, uji photoprotector menunjukkan sampel kitosan 3% memiliki nilai SPF terbesar yaitu 21,77 dan uji TPC menunjukkan kitosan dengan loading 3% dapat mendisinfeksi bakteri sampai 99,7%.
ABSTRACT
Problems that often occur on human skin are erythema and skin burning due to exposure of UV light from sun. TiO2(Titania) is an active ingredient in sunscreen that is often used because of its ability to absorb UV rays in wide range wavelength. However, titania has the potential to release ROS (Reactive oxygen species) which can cause irritation to skin. Recent study implies that Chitosan is able to reduce the activity of ·OH radicals by binding itself to H2O2 as one of the possible recombination in TiO2 photocatalytic activity to produce Glucosamine and Chito-oligosaccharides, before releasing ROS. Hence by reducing the photocatalytic activity of TiO2, released ROS can be controlled, which can be safer for skin. Besides its ability to ease irritation, chitosan is also able to disinfect bacteria because of its polycationic nature. In this study, titania and chitosan nano-composites were synthesized in 100ml 2% acetic acid by using Wet Impregnation Method with 0%, 1%, 3%, 5%, 10% chitosan titania weight variation. The composites were characterized with Fourier Transformed Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), and UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy (DRS). FTIR results showed that TiO2 exibits in amino clubs in chitosan. DRS results showed that chitosan also enhance the light response in visible area, so the nanocomposite will be more active if exposure in sunrays. After the characterization, the nano-composite were assessed with three types of test, namely ROS Activity test to determine ROS binding effectivity, photoprotector test to determine Sun protection factor (SPF) value, and TPC test in Anti-bacterial purpose.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>