Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Puji Permatasari
"ABSTRAK
Dalam menjalankan jabatannya, seorang PPAT dapat dilakukan tuntutan pidana. Namun tidak semua PPAT yang tersangkut dalam suatu perkara pidana benar melakukan tindak pidana yang disangkakan tersebut. Pada penulisan ini, penulis memfokuskan pada pemasalahan yang terjadi pada seorang PPAT di Jayapura, yaitu terkait dengan pelaksanaan jabatan oleh PPAT di Jayapura dan juga terkait dengan tuntutan dugaan melakukan tindak pidana penggelapan sertipikat. Penelitian dilakukan dengan penelitian kepustakaan yang bersifat hukum normatif, yaitu dengan cara meneliti bahan pustaka. Dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan jabatan PPAT terdapat beberapa yang tidak dilakukan oleh PPAT, dan terhadap dugaan melakukan tindak pidana penggelapan sertipikat tidak terpenuhi unsur-unsur dari Pasal 372 KUHP.

ABSTRACT
In running position, a PPAT can be done to criminal prosecution. But not all PPAT implicated in a criminal case really committed the crime alleged is. At this writing, the author focuses on pemasalahan happens to a PPAT in Jayapura, which is associated with the implementation of the post by PPAT in Jayapura and also related to the alleged charges of committing criminal offenses of embezzlement certificate. The study was conducted by the research literature that is both normative law, namely by working out library materials. It can be concluded that in the implementation of the post PPAT there are some that are not made by PPAT, and on suspicion of committing the crime of embezzlement certificates are not met the elements of Article 372 of the Criminal Code.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Permata Sari
"ABSTRAK
Dalam kaitan dengan jabatan notaris yang berwenang membuat akta otentik, seorang notaris harus menghindari terjadinya penyalahgunaan jabatannya. Namun tidak jarang terjadi bahwa terdapat oknum notaris yang terjebak dalam tindak pidana. Dalam hal ini khususnya tindak pidana penggelapan uang milik kliennya yang dapat merugikan kliennya tersebut. Maka dengan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan dalam thesis ini yaitu mengenai bagaimanakah tindak pidana penggelapan uang milik klien yang dilakukan oleh notaris apabila dikaitkan dengan sumpah jabatan notaris berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor 632/Pid.B/2013/PN Mlg? bagaimanakah tanggung jawab notaris dan akibat hukum atas penggelapan uang milik klien yang dilakukannya tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian yuridis normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal doctrinal research yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis didalam buku, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan. Penelitian ini didasarkan pada data sekunder dengan tipologi penelitian yaitu deskriptif analitis dan alat pengumpulan datanya yaitu studi dokumen yang kemudan data tersebut dianalisa dengan metode analisis data kualitatif. Tindak pidana penggelapan yang dilakukan oleh seorang pejabat notaris merupakan tindakan yang sangat melanggar sumpah jabatan notaris. Dalam sumpah jabatannya, notaris telah bersumpah akan menjalankan secara amanah, jujur, saksama, mandiri, dan tidak berpihak. Hal tersebut dapat merusak nama baiknya sebagai lembaga yang dipercaya oleh masyarakat, dan untuk membuat efek jera atas perbuatannya yang menyimpang tersebut, notaris harus bertanggung jawab akan sanksi yang seharusnya diberikan kepadanya tersebut berupa sanksi pidana, sanksi perdata, dan sanksi administratif. Dan dalam kasus tersebut seharusnya dihukum lebih adil sesuai dengan perbuatannya karena perbuatan yang dilakukannya termasuk tindak pidana penggelapan dengan pemberatan.

ABSTRACT
In regard to the notary office authorized to make an authentic deed, a notary must avoid the abuse of his position. But not infrequently happens that there are unscrupulous notaries who are stuck in a criminal act. In this case, particularly the crime of embezzlement of money belonging to her client that could harm her client. So with that background, the authors formulate the problem in this thesis is about how the crime of embezzlement of clients which is done by a notary when linked with the oath of office notary by Malang District Court 39 s Decision No. 632 Pid.B 2013 PN Mlg how is the responsibility of the notary and the legal consequences of embezzlement of money belonging to a client that does it. The method used in this thesis is normative. Normative juridical research method is also called the doctrinal research doctrinal research is a study to analyze the good law is written in the book, as well as law decided by the judge through the court process. The study was based on secondary data typology is descriptive analytical research and data collection tool that studies document that kemudan such data analyzed by qualitative data analysis methods. The criminal acts of embezzlement committed by an official notary an action that is in violation of the oath of office notary. In the oath of office, the notary has vowed to run as a trustworthy, honest, thorough, independent, and impartial. It may damage his reputation as an institution that is trusted by the community, and to create a deterrent effect on the deviant actions, the notary must be responsible for the sanctions that should be given to him in the form of criminal sanctions, civil penalties and administrative sanctions. And in such cases to be judged more fairly according to his actions because of what he did, including the crime of embezzlement by weighting."
2016
T47110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Ayu Utami
"Tesis ini membahas mengenai kedudukan Notaris sebagai turut serta dalam tindak pidana jabatannya berkaitan dengan akta yang dibuatnya dengan mengacu pada Putusan Pengadilan Nomor 43/Pid.B/2015/PN.Jkt.Sel yang menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yaitu turut serta secara bersama-sama melakukan tindak pidana penggelapan sesuai ketentuan pidana Pasal 372 Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana, yang salah satu terdakwa adalah Notaris. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui unsur-unsur kesengajaan, kesalahan, serta yang menjadi alasan pembenar dan pemaaf dalam turut serta tindak pidana. Mengetahui pula apakah putusan tersebut sudah sesuai hukum dan mencerminkan keadilan agar terciptanya perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi pengemban profesi Notaris. Jenis penelitian hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yang bersifat deskriptif analitis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kedudukan Notaris dalam tindak pidana penggelapan berkaitan dengan akta yang dibuatnya adalah turut serta secara bersama-sama dalam tindak pidana penggelapan, melihat pada segi dasarnya dimana dalam hal ini, yang dipermasalahkan adalah Notaris nya selaku subjek hukum dalam melaksanakan jabatannya. Serta atas putusan pengadilan Nomor 43/Pid.B/2015/PN.Jkt.Sel tersebut, oleh karena terdakwa selaku Notaris yang menjalankan jabatannya, memiliki prosedural yang telah diatur sedemikian rupa dalam UUJN khususnya Pasal 66 UUJN mengenai pemanggilan dan pengambilan dokumen dan/atau protokol Notaris yang terdapat dalam penyimpanan Notaris.

This thesis discuss about the position of Notary as participating in a criminal offense of relating to his deed with reference to the Court's Decision No.43/Pid.B/ 2015/PN.Jkt.Sel declare the defendant guilty of committing a crime as a participating collective equally committed to the crime of embezzlement in accordance with the Article 372 of criminal Juncto Article 55 paragraph (1) 1st Criminal Code, which one of the defendant is a Notary. The purpose of this study is to determine the element of intents, faults, as well as the justification and forgive the participates in criminal acts. Also knowing that decision has been accordant of legal regulation and reflect the right justice for the protection of law and legal certainty for carrier profession of Notary. Type of legal research wich is using normative juridical approach, the analytical is descriptive.
Results of the study are the position of Notary in the crime of embezzlement related to the deed he made was to participate jointly in the crime of embezzlement, seen in terms of basically where in this case, at issue is his Notary as the subject of law in carrying out his post. As well as the court's decision No. 43/Pid.B/2015/PN.Jkt.Sel., because the defendant as a Notary Public who runs the office, having a procedural been arranged in UUJN particular Article 66 UUJN on calling and retrieval of documents and / or Notary protocols contained within the storage Notary."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virla Nabilah Putri
"Tesis ini membahas mengenai penggelapan yang dilakukan oleh notaris berdasarkan kasus di dalam Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 210/Pid.B/2022/PN Sby, dimana notaris melakukan penggelapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) milik klien untuk mendapatkan keuntungan. Perbuatan notaris tersebut melanggar hukum pidana. Perbuatan notaris tersebut bertentangan dengan Peraturan Jabatan notaris dan Kode Etik Notaris yang menyebutkan bahwa seorang notaris harus memiliki integritas tinggi, jujur, amanah, tidak berpihak, tidak dapat memiliki kepentingan terhadap akta yang dibuatnya. Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut yaitu mengenai penyalahgunaan jabatan yang dilakukan oleh notaris dalam tindak pidana penggelapan dan tanggung jawab hukum penyalahgunaan jabatan yang dilakukan oleh notaris dalam tindak pidana penggelapan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian doktrinal. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Analisis data dengan pendekatan kualitatif. Penggelapan yang dilakukan oleh notaris melanggar hukum pidana dan juga melanggar ketentuan di dalam Peraturan Jabatan notaris dan Kode Etik Notaris, sehingga notaris bertanggung jawab atas perbuatannya baik secara administrasi, perdata dan secara pidana. Agar tidak menyalahgunakan jabatannya diperlukan pembinaan preventif dari Majelis Pengawas Daerah, sanksi tegas dari Majelis Pengawas Notaris bagi notaris yang melakukan tindak pidana dan tentunya integritas tinggi yang harus selalu dimiliki oleh notaris.

This thesis discusses about embezzlement that was done by a Notary based on case in Jakarta Surabaya District Court Decision No. 210/Pid.B/2022/PN Sby. The case is about a Notary who has embezzled his client’s BPHTB to gain profit. His action has violated criminal law. Furthermore, his action conflicted with the requirement of a Notary according to Position of Notary Regulation and Code of Ethics of Notary that state a Notary must possess high integrity, honesty, trustworthy, independent and may not have interests to deeds that made by him. In regard to that case, therefore I am interested to research about the abuse of position by Notary in the criminal act of embezzlement and the liability of law from that action. This research is normative research and has characteristic as descriptive analytic. The type of data which is used is secondary data, consists of primary, secondary, and tertiary legal materials. Data analysis is done with qualitative approach. This thesis concludes that embezzlement by a Notary is infringement to criminal law and violate the Notary Position and Code of Ethics of Notary, therefore he must liable for his actions according to administration law, civil law, and criminal law. In order to prevent a Notary to do such matter, some actions are required such as preventive coaching from Regional Supervisory Board, strict penalty from Notary Supervisory Board to the Notary who does an offense, and obviously the capability of a Notary to preserve a high integrity."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Lusiana Wijaya
"Tesis ini diangkat dan mengambil studi kasus Putusan Pengadilan Negeri Purwakarta No. 29/Pid.B/2020/PN.Pwk dan terfokus pada perbuatan Notaris yang melaksanakan permintaan klien yang bukan merupakan bagian dari tugas dan kewenangannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang, yang akibat kesalahan Notaris dalam proses pelaksanaan permintaan kliennya tersebut menimbulkan terpenuhinya unsur pelanggaran/tindak pidana oleh Notaris. Pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini adalah mengenai perlakuan Notaris berkaitan dengan penguasaan barang milik kliennya berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN), bentuk halangan keperdataan atas barang yang timbul dari perbuatan yang dilakukan oleh Notaris sehingga lahirnya penggelapan, serta tanggung jawab dan akibat hukum Notaris yang melakukan tindak pidana penggelapan. Untuk menjawab masalah tersebut digunakan metode penelitian yuridis normatif, serta tipologi penelitiannya adalah deskriptif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil analisa adalah bahwa perlakuan Notaris berkaitan dengan penguasaan barang milik kliennya tidak diatur secara eksplisit sebagai bagian kewenangan Notaris yang diatur dalam ketentuan UUJN. Perbuatan penggelapan barang milik kliennya yang dilakukan Notaris dalam melaksanakan jabatannya berarti telah menghalangi hak keperdataan kliennya, sehingga Notaris harus mempertanggungjawabkan perbuatannya baik secara pidana dengan penjara karena telah melanggar Pasal 374 KUHP mengenai tindak pidana penggelapan, secara perdata yaitu dengan membayar ganti kerugian kepada kliennya karena telah melakukan perbuatan melawan hukum yang diatur pada Pasal 1365 KUHPerdata dan secara administratif yaitu sanksi pemberhentian dengan tidak hormat karena telah melanggar Sumpah Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.

This thesis is appointed and takes a case study of the Purwakarta District Court Decision No. 29/Pid.B/2020/PN.Pwk and focused on the actions of a Notary who carries out client requests that are not part of his duties and authorities as stipulated in law, which as a result of the Notary's guilt in the process of implementing his client's request has resulted in the fulfillment of the element of violation/a criminal act by a Notary. The main problem in this thesis is how the authority of the Notary regarding the control of the property of his client based on the provisions of Law No. 30 of 2014 on the Position of Notary (UUJN), what are the forms of civil obstruction of the goods that arise in the legal relationship between the Notary and his client so that embezzlement is born, as well as the responsibility and legal consequences of the Notary who commits the crime of embezzlement. The research method used in this thesis is a normative juridical research, and the research typology is descriptive. The data analysis method used in this research is qualitative. The result of the analysis is that the Notary's treatment relating to the control of his client's property is not explicitly regulated as the Notary's authority as regulated in the provisions of UUJN. The act of embezzlement of his client's property by a notary in carrying out his position means that it has obstructed the civil rights of his client, so that the notary must be accountable for his actions properly with imprisonment for violating Article 374 of the Criminal Code regarding criminal acts of embezzlement, in a civil manner, namely by compensating his client for having committing an unlawful act that respects Article 1365 of the Civil Code and administratively, namely the sanction of dismissal by having violated the Notary's Oath of Office and the Notary's Code of Ethics."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Seyla Missy Togito
"Skripsi ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis yang diatur dalam Pasal 63 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) masih belum diterapkan secara baik dan efektif dalam praktiknya, terutama dalam Tindak Pidana Penggelapan di bidang Asuransi. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kasus penggelapan premi asuransi di Indonesia yang hanya menerapkan ketentuan hukum pidana yang umum diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), dan belum menerapkan ketentuan hukum pidana yang khusus diatur di lingkup bidang usaha perasuransian. Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana pengaturan tindak pidana penggelapan di bidang Asuransi, baik secara umum maupun khusus dan bagaimana penerapan asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis dalam tindak pidana penggelapan di bidang asuransi dalam praktiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis dalam Tindak Pidana Penggelapan di Bidang Asuransi. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan para penegak hukum di Indonesia. Istilah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Lex Specialis Derogat Legi Generalis yaitu aturan khusus menyampingkan aturan umum. Metode Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan penelitian deskriptif dan eksplanatoris menggunakan data primer dan data sekunder, serta dengan analisis secara kualitatif. Simpulan dari Penelitian ini adalah tindak pidana penggelapan premi asuransi masuk dalam ketentuan hukum pidana yang umum dan khusus dan asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis belum diterapkan dengan baik dan efektif dalam praktiknya, terutama dalam beberapa kasus penggelapan premi asuransi di Indonesia. Saran ditujukan bagi penegak hukum, pemerintah, masyarakat, dan perusahaan asuransi.

This Thesis was made by the fact that the principle of Lex Specialis Derogat Legi Generalis, which is regulated in Article 63 paragraph 2 of the Criminal Code, has not been implemented properly and effectively in the criminal law, especially on the criminal offense of embezzlement in the insurance sector. This is related to the several cases of embezzlement of insurance premiums in Indonesia, which only applied the criminal law from the general Criminal Code (KUHP), and hasnt applied the provisions of criminal law that specifically regulated in the insurance sector. The main problems are about how the criminal offense of the insurance premiums embezzlement regulated, both in the general criminal code (KUHP) and in the provisions of criminal law that specifically regulated in the insurance regulations, also about how the application of the Lex Specialis Derogat Legi Generalis principle on the criminal offense of embezzlement in the Insurance sector. The purposes of this thesis is to analyze the implementation of Lex Specialis Derogat Legi Generalis principle on the criminal offense of embezzlement in the Insurance sector. Hopefully this thesis will be useful for knowledge development, and also can be a reference for the government and criminal law enforcement in Indonesia. The term related to this thesis is Lex Specialis Derogat Legi Generalis, which is the special rules will exclude the general rule. The research method is jurisdical normative with descriptive and explanatory research by using primary and secondary data, also qualitative analysis. The conclusion of this thesis are the criminal offense of the insurance premiums embezzlement regulated both in the general criminal code and in the spesific regulation related to the insurance sector, and the principle of Lex Specialis Derogat Legi Generalis has not been implemented properly and effectively in the criminal law, especially on the criminal offense of embezzlement in the insurance sector. Suggestion are intended to the government, law enforcers, jurist, society, and insurance companies.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library