Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evah Luviah
Abstrak :
ABSTRAK
Sel punca asal jaringan lemak manusia SPAJLM dianggap menjanjikan untuk pengobatan regeneratif dan rekayasa jaringan. Sel punca asal jaringan lemak manusia dapat dikultur pada medium mengandung lysate konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan kultur yang xenofree. Pemrosesan konsentrat trombosit kadaluwarsa untuk mendapatkan lysate dapat dilakukan dengan cara simpan-beku berulang -20oC , namun cara ini belum standar. Banyaknya ulangan simpan beku dapat mempengaruhi karakteristik SPAJLM. Studi ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh banyaknya ulangan simpan beku -20oC yang ke-1, 2, 3, 5 dan 10 kali terhadap karakteristik SPAJLM. Jumlah trombosit sebelum dan sesudah perlakuan dihitung. Jumlah sel hidup diukur pada hari ke-2 sampai hari ke-13 dengan MTS assay proliferation, dikonfirmasi dengan pengukuran population doubling time PDT . Diferensiasi kondrosit, adiposit, dan osteosit pada SPAJLM dilakukan secara induksi maupun spontan. Ekspresi marka permukaan positif CD90, CD73, CD105 dan negatif CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA-DR diukur. Diketahui trombosit pecah secara bertahap pada tiap ulangan simpan beku. Hasil penelitian menunjukkan SPAJLM memiliki pola grafik proliferasi, PDT, potensi diferensiasi, dan ekspresi marka permukaan yang sama pada semua perlakuan simpan beku marka permukaan positif >80 , marka negatif 0.05 . Kesimpulannya, SPAJLM yang dikultur pada konsentrat trombosit kadaluarsa simpan-beku berulang sesuai dengan kriteria sel punca mesenkimal menurut International Society for Cell Therapy ISCT .
ABSTRACT
Human adipose derived stem cell hADSCs are promising for regenerative medicine and tissue engineering. Human adipose derived stem cells can be cultured on medium containing lysate of outdated thrombocyte concentrates to get xenofree propagation. Outdated thrombocyte concentrates TC can be done by various freeze thaw 20oC cycles but this method was unstandardized. Number of repeated freeze thaw 1, 2, 3, 5, and 10 cycles could have impact on hADSCs characteristics. The aim of this study was to conduct characteristic of hADSCs when expanded in variously processed TC. MTS proliferation assay was measured on day 2 until day 13 confirmed by population doubling time PDT measurement. Cells were differentiated into chondrocyte, adipocyte, and osteocyte either induced or spontaneous. Surface marker expression were analyzed where CD90, CD73, CD105 as positive markers, CD34, CD45, CD11b, CD19, HLA DR as negative markers. The result showed various freezed thawed TC gave same graphs rsquo proliferation pattern, PDT, differentiation potential and surface marker expression positive surface marker 80 , negative surface marker 0.05 . It concluded that hADSCs cultured in various freezed thawed cycles outdated TC correspond with mesenchymal stem cells according to the requirement of International Society for Cell Therapy ISCT .
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Syifa Nabila Budi
Abstrak :
Latar Belakang: Reaksi transfusi adalah reaksi yang disebabkan oleh banyak hal. Reaksi yang paling sering ditemukan adalah reaksi yang berbentuk alergi pada pasien karena ada perbedaan jenis antigen dan antibodi yang ditransfusikan kepada pasien tersebut. Hal ini dapat terjadi karena alasan seperti: kontaminasi virus, bakteri dan juga kesalahan dalam menjaga produk sampai ke tangan pasien. Selain itu faktor yang dapat membuat hal ini terjadi dapat ditemukan dari perbedaan produk pemakaian dan juga kondisi pasien yang sudah ada sebelum pasien di transfusi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah perbedaan jenis dan juga penggunaan produk platelet dapat menimbulkan reaksi transfusi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik. Hal ini dilakukan dengan pemberian questionnaire kepada 82 pasien di ruang transfusi dan ruang perinatologi RSCM . Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk melihat apa yang menimbulkan reaksi transfusi pada pasien jika ada. Hasil: Reaksi akut adalah reaksi yang paling sering terjadi pada pasien di dalam ruang transfusi dan ruang perinatologi RSCM, dengan gejala yang paling sering terjadi adalah reaksi alergi. Insiden terbanyak adalah terkait dari pemakaian produk TC Kesimpulan: Reaksi transfusi adalah sebuah reaksi yang mungkin terjadi pada setiap episode transfusi. Reaksi dapat terjadi karena adanya reaksi antara antigen dan antibodi pasien yang mungkin saja tidak sesuai dengan produk itu sendiri. Hal seperti kontaminasi dan kelalaian saat memberikan produk juga adalah salah satu faktor resiko adanya kejadian reaksi transfusi ini. Pada 82 pasien yang menggunakan produk platelet ditemukan reaksi akut yang terjadi kepada 59,8% dari keseluruhan pasien transfusi. Pemakaian yang paling sering menimbulkan reaksi adalah produk TC dari seluruh derivatives platelet. ......Background: Transfusion reaction is one of the problems that are most commonly found in hospital setting after the process of transfusion. The occurrences are still present after several preventive measures, transfusion reaction is usually elicited because the product is contaminated by virus, bacteria and also the mismanagement of the product. Other factors that could elicit such reaction varies from the kind of blood product that the patient acquired, how many times the patient have undergone the procedure and also their own diagnosis. Method: Use of questionnaires that are given to 82 pediatric patients in the transfusion ward and perinatologi ward. This is an analytical research that dwells into finding out the causes and also the risk factor of transfusion reaction. Result: Acute reaction is the most common type of reaction happening after the use of platelet product, with the symptoms similar to those of allergic reaction (urticaria, pruritus and rashes). The most common type of product used in RSCM is Thrombocyte Concentrate. Conclusion: Transfusion reaction is a reaction that may occur in every transfusion episode. The reaction could occur due to a reaction between the patient's antigen and antibodies which may not be compatible with the product. Matters such as contamination and negligence when providing products are also one of the risk factors for the occurrence of this transfusion reaction. In 82 patients using platelet products, it is found that acute reaction was the most common reaction in patients from the RSCM transfusion ward with a prevalence of 59.8% of all transfusion patients. The most common product that caused reaction was TC with prevalence causing transfusion reaction as much as 64.2% of all TC product usage. In RSCM, platelet and plasma products used are at TC = 64.6%, Pooled TC = 26.8% and Apheresis Platelet along with other products at 8.5%. In short using platelet product can be deemed as safe since the risk outweighs its benefit.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library