Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nunung Subiyanto
2003
T40021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 2000
R 543.086 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Devon: Pergamon Press, 2018
570 JTB
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
S. Abdulkareem
Abstrak :
This paper reports on the investigation of thermal properties of Kapok, Coconut fibre and Sugarcane bagasse composite materials using molasses as a binder. The composite materials were moulded into 12 cylindrical samples using Kapok, Bagasse, Coconut fibre, Kapok and Bagasse in the ratios of (70:30; 50:50 and 30:70), Kapok and Coconut fibre in the ratios of (70:30; 50:50 and 30:70), as well as a combination of Kapok, Bagasse and Coconut fibre in ratios of (50:10:40; 50:40:10 and 50:30:20). The sample size is a 60 mm diameter with 10?22 mm thickness compressed at a constant load of 180 N using a Budenberg compression machine. Thermal conductivity and diffusivity tests were carried out using thermocouples and the results were read out on a Digital Multimeter MY64 (Model: MBEB094816), while a Digital fluke K/J thermocouple meter PRD-011 (S/NO 6835050) was used to obtain the temperature measurement for diffusivity. It was observed that of all the twelve samples moulded, Bagasse, Kapok plus Bagasse (50:50), Kapok plus Coconut fibre (50:50) and Kapok plus Bagasse plus Coconut fibre (50:40:10) has the lowest thermal conductivity of 0.0074, 0.0106, 0.0132, and 0.0127 W/(m-K) respectively and the highest thermal resistivity. In this regard, Bagasse has the lowest thermal conductivity followed by Kapok plus Bagasse (50:50), Kapok plus Bagasse plus Coconut fibre (50:40:10) and Kapok plus Coconut fibre (50:50).
2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulkareem S
Abstrak :
This paper reports on the investigation of thermal properties of Kapok, Coconut fibre and Sugarcane bagasse composite materials using molasses as a binder. The composite materials were moulded into 12 cylindrical samples using Kapok, Bagasse, Coconut fibre, Kapok and Bagasse in the ratios of (70:30; 50:50 and 30:70), Kapok and Coconut fibre in the ratios of (70:30; 50:50 and 30:70), as well as a combination of Kapok, Bagasse and Coconut fibre in ratios of (50:10:40; 50:40:10 and 50:30:20). The sample size is a 60mm diameter with 10mm – 22mm thickness compressed at a constant load of 180N using a Budenberg compression machine. Thermal conductivity and diffusivity tests were carried out using thermocouples and the results were read out on a Digital Multimeter MY64 (Model: MBEB094816), while a Digital fluke K/J thermocouple meter PRD-011 (S/NO 6835050) was used to obtain the temperature measurement for diffusivity. It was observed that of all the twelve samples moulded, Bagasse, Kapok plus Bagasse (50:50), Kapok plus Coconut fibre (50:50) and Kapok plus Bagasse plus Coconut fibre (50:40:10) has the lowest thermal conductivity of 0.0074, 0.0106, 0.0132, and 0.0127 W/(m-K) respectively and the highest thermal resistivity. In this regard, Bagasse has the lowest thermal conductivity followed by Kapok plus Bagasse (50:50), Kapok plus Bagasse plus Coconut fibre (50:40:10) and Kapok plus Coconut fibre (50:50).
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:6 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafif Cahyadi Agung
Abstrak :
Selubung bangunan merupakan elemen penting pada sebuah bangunan. Tujuan dari selubung bangunan adalah memberikan kenyamanan termal untuk penghuninya. Untuk mencapai kenyamanan termal tersebut banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah kerapatan selubung bangunan supaya tidak terjadi aliran panas yang tidak diinginkan. Salah satu isu yang relevan terhadap ini adalah thermal bridge karena berkaitan dengan kebocoran panas yang terjadi pada selubung bangunan. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi thermal bridge pada fasad curtain wall bangunan tinggi dengan melakukan simulasi dan pengukuran lapangan. Output yang dihasilkan berupa visualisasi aliran panas dan nilai psi-value ( ). Hasil simulasi tersebut kemudian dibandingkan dengan standar nasional bangunan pada beberapa negara. Didapatkan bahwa dengan melihat visualisasi aliran panas, terlihat adanya thermal bridge. Psi-value ( ) yang didapatkan masih dibawah batas maksimum menurut standar negara Perancis, Denmark, dan Italia. Skripsi ini juga menunjukkan bahwa masih diperlukan studi lebih lanjut untuk seberapa besar dampak thermal bridge pada heat loss / heat gain selubung bangunan dan relevansinya untuk mempertimbangkan thermal bridge dalam standar bangunan di Indonesia. ......Building envelopes is an important element. By providing protection, the envelopes are built to achieve thermal comfort. There are many ways to achieve thermal comfort, one of them is to reduce the heat flow on the building envelopes. A phenomena that involves heat flow within a building envelope is thermal bridge. The aim of this thesis is to make an analysis of thermal bridge on curtain wall of a high-rise building in Indonesia. Methods that are used are computational simulation and observation. The outputs are visualization of the heat flow and psi-value ( ) within the building component. The results are then compared to building codes from some countries that has consider thermal bridge. It is found that by looking at the visualization, the thermal bridges does exist. Psi-value ( ) that are obtained from the simulation still under the maximum value of France, Denmark, and Italy’s building code. This thesis also shows that further studies are still needed to see how big is the impact of thermal bridges to heat loss / heat gain within the building envelope and its relevancy to consider thermal bridge to be put in Indonesian building codes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Kurnia Dewi
Abstrak :
Telah dilakukan investigasi baja JIS S45C hasil difusi paska pelapisan HVOF thermal spray coating. Studi mempelajari pengaruh pemanasan terhadap pada hasil pelapisan menggunakan teknik mikroskop optik, SEM, XRF dan XRD. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa paska pemanasan pada temperatur tinggi (1000-1200°C) dalam durasi waktu yang relatif lama (2-26 jam) terbentuk lapisan antarmuka (interface) antar permukaan base metal dan material pelapis melalui mekanisme difusi seiring peningkatan temperatur dan waktu, diamati peningkatan lebaran ketebalan lapisan serta perubahan kekerasan akibat pemanasan terutama pada daerah interface. ......Investigations have been conducted JIS S45C steel post the results of diffusion coatings HVOF thermal spray coating. Studies to study the effect of heating on the coating using the techniques of optical microscope, SEM, XRF and XRD. From the observation results indicate that post-heating at high temperature (1000-1200°C) in a relatively long duration (2-26 hours) are formed layer interface between the surface of the base metal and coating materials through the mechanism of the increasing diffusion temperature and time, observed increased width of layer thickness and changes in hardness due to heating, especially in interfaces areas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T29079
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Prawiraharjo
Abstrak :
Seiring dengan pertumbuhan dunia usaha, kebutuhan akan wang perkantoran dan segala aspek yang mendukungnya turut meningkat, diantaranya adalah pertumbuhan permintaan sistem pengaturan temperatur ruangan dan tenaga listrik untuk sistem tersebut Salah satu care untuk memenuhi pemlintaan tersebut dengan memaksimalkan kemampuan yang ada dan menekan biaya, adalah dengan memindahkan pemwintaan daya Iislrik untuk pendinginan ke periode off-peak dari periode on-peak, Untuk menyimpan qbeban pendinginan yang dihasilkan setama periode off-pek untuk digunakan selama periode on-peak ini digunakan thermal storage. Serangkaian uji ooba eksperimental, analitikal maupun dengan menggunakan software seperti CFD (Cornputationat Fluid Dynamics) tetah banyak dilakukan untuk mengetahui fenomena-fenomena yang menarik yang terjadi di dalamnya Serta usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja thermal storage itu sendiri. Simulasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran distribusi pola aliran, kecepatan, temperatur, dan massa jenis di dalam langki penyimpanan thermal storage. Untuk itu digunakan kecepatan masuk (di inlet) yang sama dengan kecepatan air keluar (di outlet), sebesar 0,01625 mls, dengan temperatur inlet 304,13 K, dan temperatur penyimpanan 291 K (perbedaan temperatur 13,3 K). Dengan bantuan software CFD, simulasi kondisi di dalam tangki penyimpanan selama proses berlangsung dapat dibuat dengan menggunakan komputer, sehingga dengan mudah dan jeias perubahan distribusi pola aliran, temperatur, kecepatan, dan massa jenis yang terjadi di dalam tangki penyimpanan tersebut, terutama di Iapisan batas antara air panas yang masuk metalut inlet dan air dingin yang disimpan. Selain itu didapat pula data bahwa di dalam tangki, air dengan temperatur 291 K hanya terdapat sampai pada detik ke 1340. Sementara dengan kapasitas tangki yang sama, tetapi tanpa penambahan air, tangki akan kosong pada setelah 196923 detik. Dan karena bila tem-peratur air yang keluar melalui outlet melebihi 291 K chiller Sudan harus dinyalakan untuk membantu proses pengaturan temperatur ruangan, maka etisiensi tangki penyimpanan adalah 68,047%.
1999
S36943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ashadiansyah
Abstrak :
Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai pernbuatan alat untuk menguji rangkaian solar thermal collector: Pembuatan alat ini akan menghasilkan alat yang dapat digunakan untuk menguji empat jenjs rangkaian variasi seri dan paralel dimana tiap rangkaian terdiri dari delapan kolektor tipe pelat datar. Empat rangkaian tersebut adalah Seri Semua, Seri-Seri di-Paralel, Paralel-Paralel di-Seri, dan Paralel-Paralel di-Paralel. Alat ini melakukan pengujian rangkaian secara bergantian menggunakan sistem buka/tutup katup-katup yang terpasang, sehlngga didapat sistem pengujian rangkaian kolektor yang eiisien terhadap waktu, tempat, dan biaya. Penulisan ini dibuat untuk mcrnudahkan proses penelitian perkiraan temperatur keluaran dari tiap susunan rangkaian yang difasilitasinya. Dengan debit maksimal sekitar 15,3 literlmenit, dan temperatur keluaran maksimal 47°C, alat ini menyimpulkan mngkaian Paralel-Paralel di-Paralel sebagai rangkaian optimal. Pemanfaatan penulisan ilmiah ini untuk penelitian rangkaian kolektor yang optimal serta sebagai referensi dalam perencanaan sistem pengujian rangkaian solar tbemral oollector yang lebih baik lagi. ......This sciencetific writing discussed about making a device for testing solar thermal collector series. Making this device will produce a device which can be used for testing four kind of varied sene and paralel while each serie consists of eight flat plate collectors. Those Four had of series are All Senes; Paralel Senes, Serial Paralels, and Paralel Paralels. This device testing the senes (one sene per test) using the open/close system to the valves attached with the result of solar collector sene test system which is efficient to the work-tune; work-place; and work-cost Huis naruhg was made to fasilitate the research of outlet temperature prediction from each senre. With maximum flow-rate approximately 15,3 litres.minutes and maximum outlet temperature 47c, this device conclude the Paralel Paralels as the optimal serie. The utilization of this scientific writing rs for optimal collector serie researclr and as a reference for a better design of solar tlrencoal collector sene test system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>