Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aksamil Khair
Abstrak :
Produk alas kaki merupakan salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia. Industri alas kaki terbukti memasukan devisa yang cukup besar kepada negara, di samping itu industri alas kaki juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar (tahun 1998 lebih dari 380 ribu). Dalam beberapa tahun terakhir nilai ekspor alas kaki Indonesia mengalami penurunan, penurunan tersebut semakin tajam pada saat Indonesia dilanda krisis. Salah satu penyebab merosotnya nilai ekspor produk alas kaki disebabkan karena semakin ketatnya persaingan di sektor ini, serta tingginya tingkat ketergantungan terhadap bahan baku dan bahan pendukung impor (70%). Daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar AS semakin menurun, akan tetapi pada saat yang bersamaan daya saing produk yang berasal dari negara pesaing semakin menguat, ini ditandai dengan nilai ekspor Indonesia menurun sedangkan nilai ekspor negara pesaing justru sebaliknya. Agar kondisi ini (semakin melemahnya daya saing) tidak terns berlanjut, maka diperlukan suatu strategi dalam rangka meningkatkan keunggulan daya saing produk alas kaki tersebut khususnya untuk pasar AS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi kekuatan daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar AS dan mencari solusi alternatif strategi yang akan diterapkan dalam upaya peningkatan daya saing. Keterkaitan antara kebijakan pemerintah, pelaku industri, organisasi non pemerintah, asosiasi dan sektor swasta lainnya adalah hal yang juga menjadi perhatian. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA), ternyata bahwa kekutan daya saing produk alas kaki Indonesia semakin melemah, ini ditandai dengan nilai RCA yang semakin menurun. Untuk menentukan alternatif strategi, digunakan teknik proses hirarki analitik yaitu permodelan dengan menggunakan skala prioritas. Dengan mengunakan metode ini diperoleh bahwa Faktor-faktor yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing produk alas kaki Indonesia adalah : Kondisi Faktor; Kondisi Permintaan; Industri terkait dan Pendukung; Strategi, Struktur dan Persaingan; Kebijakan Pemerintah; Kesempatan/Peluang. Pelaku yang berpengaruh dalam upaya peningkatan daya saing adalah pemerintah, industri, industri pemasok, asosiasi, lembaga keuangan (perbankan), lembaga standar Amerika Serikat dan negara pesaing. Terdapat tiga alternatif strategi dalam upaya peningkatan daya saing, prioritas pertama adalah penguasaan teknologi, alternatif ini dua kali lebih penting dari pada alternatif yang lain, yaitu penciptaan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan pemakaian bahan baku dalam negeri. Dewasa ini penguasaan teknologi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan karena produk yang dihasilkan dengan teknologi akan lebih mampu bersaing. Semua ini sangat bergantung pada komitmen dari semua pihak baik pemerintah, dunia industri dan pihak terkait lainnya untuk menyadari sepenuhnya, bahwa agar daya saing produk alas kaki tidak terus melemah, harus dicarikan alternatif strategi untuk dapat mengatasinya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Beneath the present 'globalization of inequality' lies the current repitition on a planetary scale of the emancipation of business interests from all extant socio-cultural institutions of ethically inspired supervision and control and, consequently, the immunization of profit. The state is today less and less able, and willing to promise its subjects existential security. On the fears that saturate the present-day society, politicians as much as the consumer markets are eager to capitalize. The disastrous side-effects and 'collateral damages' of global laissez faire, cannot be effectively dealt with separately from the rest of the planet in one corner of the globe. 'Social state' is no longer viable, only a 'social planet' may take over the functions that the social states tried, with varying success, to perform. There are valid reasons to suppose that on a globalized planet on which the plight of everyone everywhere determines the plight of all the others while being determined by them, one can no longer assure and effectively protect democracy 'separately' - in isolation, in one country, or in a few selected countries only. The fare of freedom and democracy in each land is decided and settled on the global stage; and only onn that stage it can be defended with a realistic chance of a lasting success.
Volgogard, Russia: 'Uchitel' Publishing House, 2011
050 JGS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Kartika Ayu
Abstrak :
ABSTRAK
Kajian ini menganalisis alasan PT. Salim Ivomas Pratama keluar dari keanggotaan roundtable on sustainable palm oil (RSPO). Dengan menggunakan teori Transnational Private Governance yang diamati dengan menggunakan sistem non-state market driven (NSMD), kajian ini menunjukan bahwa sistem NSMD memiliki dua logika yakni logika keberterimaan dan logika konsekuensi dalam mendapatkan legitimasi TPG ke aktor non-negara. Sistem NSMD menjelaskan bahwa perusahaan akan memutuskan untuk bergabung pada TPG jika kedua logika tersebut dapat dipenuhi oleh TPG. Analisis kajian ini menunjukkan kurang optimalnya logika konsekuensi yang berhubungan dengan perhitungan strategis dan logika keberterimaan berhubungan dengan norma yang diterima oleh PT. SIMP pada keanggotaan RSPO sebagai TPG. Dengan demikian, alasan keluarnya PT. SIMP merupakan sebuah ketidakefektifan dari TPG sebagai sistem yang mengatur hubungan antar aktor non-negara.
ABSTRACT
This study analyzes the reason PT. Salim Ivomas Pratama left the roundtable on sustainable palm oil (RSPO) membership. Using the theory of Transnational Private Governance observed through the NSMD non-state market driven system (NSMD), this study shows that the NSMD system has two logics: the logic of acceptance and the logic of consequences in obtaining TPG legitimacy to non-state actors. The NSMD system explains that the company will decide to join the TPG if both logic can be fulfilled by the TPG. Analysis of this study shows how the suboptimal logic of consequences related to strategic calculations and the logic of acceptability relate to norms accepted by PT SIMP on RSPO membership as a TPG. Thus, the reason for PT. SIMP withdrawal is an ineffectiveness of the TPG as a system that regulates relations between non-state actors.
2020
T55410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Thresna Biyanti
Abstrak :
Penelitian ini mengangkat masalah aplikasi dari strategi short-run momentum (momentum) dan long-run reversal (Contrarian). Uji test yang dilakukan merupakan pengembangan dari model behavioral dari Daniel, Hirshleifer, dan Subrahmanyam (1998, DHS) dan Hong dan Stein (1999, HS). Dimana kedua penelitian tersebut masing-masing mengetengahkan penjelasan potensial mengenai kedua strategi perdagangan di atas terhadap stock return. Kedua model dari DHS dan HS menganalisis kemungkinan profit yang dihasilkan dari strategi lagged return berkaitan dengan kondisi pasar yang sedang berjalan (the state of the market). Pada penelitian keduanya diatas ditemukan bahwa momentum profit secara ekslusif mengikuti kondisi market gain dan contrarian profit lebih kuat mengikuti kondisi market losses. Penelitian yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta dengan periode waktu Januari 1998 hingga Desember 2001 membawa basil yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Dengan membuat simulasi portfolio berdasarkan strategi lagged return, dengan membedakan periode K (6, 12, dan 24) bulan, penulis mendefinisikan portfolio loser dan winner untuk masing-masing periode. Matra didapatkan untuk strategi portfolio 6 bulan terdapat 27 portfolio; masing-masing 9 portfolio loser, 9 portfolio winner, dan 9 portfolio winner-loser. Untuk Strategi portfolio 12 bulan terdapat 12 portfolio; 4 portfolio winner, 4 portfolio loser dan 4 portfolio winner-loser. 1Jntuk strategi portfolio 24 bulan terdapat 3 portfolio; 1 portfolio loser, 1 winner, dan 1 portfolio winner-loser. Pengukuran kinerja dari ketiga jenis portfolio tersebut dilakukan dengan menggunakan tiga model, yaitu ; CCRs (Continous Cumulative Return of Stocks), CAP Alpha dan lama-trench Alpha. Hasil akhir menunjukkan bahwa strategi momentum dengan representasi portfolio 6 bulan dan 12 bulan dalam full sample period secara ekslusif mengikuti market gain (UP market), begitu juga dengan strategi contrarian yang diwakili oleh portfolio 24 bulan. Akan tetapi pada kondisi market loss (DOWN market) strategi momentum tidak terlihat signifikan mengikuti kondisi tersebut. Penemuan ini mengemukakan bahwa teori behavioral yang ada tidak dapat menjelaskan secara penuh mengenai kompleksitas fenomena strategi momentum dan contrarian.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library