Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzan Djodji
Abstrak :
Bangunan Candra Naya merupakan bangunan Cina yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 11 Jakarta Barat. Bangunan ini didirikan pada abad ke-18 dan merupakan bagian dari warisan Khouw Tian Sek kepada anaknya bernama Khouw Tjeng Tjoan, seorang Tionghoa dengan pangkat kehormatan Luitenant-titulair de Chinezen, yang kemudian diwariskan kembali oleh anak Khouw Tjeng Tjoan bernama Khouw Kim An, seorang mayor Cina terakhir di Batavia. Sejarah bangunan yang dimiliki oleh tokoh penting bagi masyarakat Cina di Batavia ini menjadi faktor penggunaan teori Michel Foucault tentang kekuasaan (power) berdasarkan konsep panoptikon dalam arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi kuasa yang terwujud dari Bangunan Candra Naya melalui arti simbolis dari ragam hias, serta mengetahui cara bangunan Candra Naya sebagai wujud kuasa dalam relasi dengan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada metode penelitian arkeologi oleh Robert H Sharer dan Wendy Ashmore (2010) meliputi: formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan survei secara langsung pada bangunan Candra Naya. Hasil analisis menunjukan bahwa relasi dari bangunan Candra Naya dengan lingkungan sekitarnya merepresentasikan kekuasaan bangunan sebagai sarana pengawasan. Selain itu, ragam hias yang terdapat pada bangunan juga merepresentasikan kekuasaan berdasarkan arti simbolisnya. ......The Candra Naya Building is a Chinese building located on Jl. Gajah Mada No. 11 West Jakarta. This building was built in the 18th century as part of Khouw Tian Sek's inheritance to his son Khouw Tjeng Tjoan, a Chinese with the honorary rank of Luitenant-titutulair de Chinezen, which was then inherited again by Khouw Tjeng Tjoan's son named Khouw Kim An, the last Chinese major in Batavia. The history of the building owned by an important figure for the Chinese community in Batavia led to this research applying Michel Foucault's theory of power based on the panopticon concept in architecture. The purpose of this research is to find out the representation of power that can be seen from the Candra Naya Building through the symbolic meaning of the decoration, and to find out how the Candra Naya building is a form of power in relation to its surrounding environment. The method used in this study refers to archaeological research by Robert H Sharer and Wendy Ashmore (2010) including: implementation formulas, data collection, data processing, analysis, and interpretation. Data collection was carried out by means of literature studies and direct surveys at the Candra Naya building. The results of the analysis show that the relationship between the Candra Naya building and the surrounding environment represents the power of the building as a means of supervision. In addition, the decoration on the building also represents power based on its symbolic meaning.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Prinada
Abstrak :
Karya sastra ditulis berdasarkan imajinasi dan realitas kehidupan. Salah satu realitas tersebut adalah masalah kekuasaan. Cerita pendek berjudul “Penguburan Kembali Sitaresmi” karya Triyanto Triwikromo merupakan contoh karya sastra yang mengusung isu kekuasaan dengan latar tahun 1965. Penelitian ini bermaksud menunjukkan representasi kekuasaan yang tercermin dalam cerpen “Penguburan Kembali Sitaresmi” karya Triyanto Triwikromo yang dirumuskan ke dalam dua pertanyaan penelitian, yaitu (1) bagaimana representasi kekuasaan yang tercermin di dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”? dan (2) bagaimana dampak kekuasaan terhadap kehidupan masyarakat dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”? Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menunjukkan representasi kekuasaan dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat di dalam “Penguburan Kembali Sitaresmi”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, serta konsep representasi dan kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dibentuk oleh pengetahuan masyarakat—yang sudah digiring pikirannya untuk menyalahkan Sitaresmi sebagai anggota Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia). Pengetahuan tersebut dimanfaatkan oleh penguasa untuk menciptakan legitimasi atas kebenaran sebagai sesuatu yang absolut. Tokoh Aku dan Sitaresmi menjadi agen yang menentang kekuasaan tersebut. Dengan demikian, melalui cerpen ini terlihat bahwa kekuasaan memberi dampak terhadap masyarakat berupa (1) pembunuhan dan kekerasan, (2) munculnya kebenaran atau kekuasaan absolut, serta (3) terjadinya pembungkaman terhadap kenyataan sosial. ......Literary works are written based on imagination and the reality of life. One of these realities is the issue of power. The short story entitled “Penguburan Kembali Sitaresmi” by Triyanto Triwikromo is an example of literary work that carries the issue of power with a background in 1965. This study intends to show the representation of power as reflected in the short story “Penguburan Kembali Sitaresmi” by Triyanto Triwikromo which is formulated into two research questions, (1) how is the representation of power reflected in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”? and (2) what is the impact of power on people’s lives in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”? Therefore, the purpose of this study is to show the representation of power and its impact on people’s live in the “Penguburan Kembali Sitaresmi”. The research method used is descriptive qualitative using a sociological approach to literature, as well as the concept of representation and power. The result of the research show that power shaped by public knowledge—which has been led to blame Sitaresmi as a member of Gerwani (Indonesian Women’s Movement). This knowledge is used by the authorities to create legitimacy for the truth as something absolute. The characters “Aku” and “Sitaresmi” become agents who oppose this power. Thus, trough this short story, it can be seen that power has an impact on society in the form of (1) murder and violence, (2) the emergence of absolute truth or power, and (3) the silence of social reality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Frestiana
Abstrak :
Melalui SK Gubernur No. 36/2002, Pemerintah DKI Jakarta melakukan pemagaran terhadap Monumen Nasional, sebuah ruang publik yang salah satu fungsinya adalah sebagai ruang demokrasi. Skripsi ini akan mengungkap fenomena pemagaran Moumen Nasional sebagai sebuah representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi. Metode analisa yang digunakan dalam pembahasan pemagaran Monas ini, lebih melihat kepada hubungan antara representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi, serta pemaparan sejarah kuasa dan representasinya di Jakarta, untuk menunjukkan hadirnya kuasa dalam ruang publik sebagai ruang demokrasi dan mengetahui latar belakang pemagaran Monumen Nasional. Hipotesis dari skripsi ini adalah bahwa kuasa hadir dalam ruang demokrasi dengan berbagai bentuk. Pemagaran Monas merupakan salah satu bentuk representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi. ......Using SK Gubernur No.36/2002, the government of DKI Jakarta framing Monumen Nasional, a public space that have a function as a democratic space. This thesis will pronounce the phenomenon of framing Monumen Nasional as a representation of power in a public space , especially democratic space. The method of analysis which used in the discussion of framing Monumen NAsional is by seeing relation of representation of power in a public space, especially democratic space, also explained about the history of power and the representation of power in Jakarta, for showing the power in a public space as democratic space and know the reason of framing Monumen Nasional. The hippotesis of this thesis is framing Monas is a form of representation of power ini a public space, especially democratic space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51625
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library