Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatiha Kamilah
Abstrak :
Inflamasi akut yang tidak terkontrol serta keberadaan patogen yang presisten dapat menyebabkan terjadinya inflamasi kronis. Pengembangan bahan alam untuk pengobatan inflamasi kronis kolon (kolitis) menjadi penting karena efek samping yang rendah. Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol kulit buah delima (Punica granatum) yang dimuat dalam nanopartikel kitosan untuk menganalisis sel Th1, Th2 dan Treg yang berperan penting pada kejadian kolitis. Desain penelitian ini merupakan studi eksperimental in vivo menggunakan hewan coba mencit jantan galur Balb/c sebanyak 24 ekor terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok normal (KN), Kelompok DSS (DSS), Kelompok asam elagat (ASE), P1 (nanopartikel kulit buah delima 240 mg/kg/hari), P2 (nanopartikel kulit buah delima 480 mg/kg/hari) dan P3 (ekstrak kulit delima 480 mg/kg/hari). Seluruh mencit di dekapitasi pada minggu ke delapan dan sel-sel limfosit yang berasal dari Limpa diisolasi dan dilakukan analisis menggunakan flow cytometry. Hasil analisis menunjukkan, semua kelompok perlakuan dosis tidak mampu menurunkan jumlah sel Th1. Disisi lain nanopartikel kulit buah delima dengan dosis 480 mg/kgBB mampu meningkatkan jumlah sel Th1, Th2 dan sel Treg secara bermakna pada mencit Balb/c model inflamasi kolon. Penggunaan nanopartikel kitosan kulit buah delima dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang menyebabkan keseimbangan antara Th1, Th2 dan Treg yang penting dalam mengontrol inflamasi. ......Acute inflammation that is not restrained due to persistent pathogens so that the inflammatory response occurs excessively can lead to chronic inflammation. Analysis of Th1, Th2, and Treg cells are important because of their involvement in inflammatory bowel conditions. This study used the ethanol extract of pomegranate peel (Punica granatum) coated in chitosan nanoparticles. The research design used an in vivo experimental study using 24 Balb/c strain male mice divided into six groups. Normal group (KN), DSS group (DSS), ellagic acid group (ASE), P1 (240 mg/kg/day pomegranate peel nanoparticles), P2 (480 mg/kg/day pomegranate peel nanoparticles), and P3 (480 pomegranate peel extract) mg/kg/day). Mice's spleen was isolated, and flow cytometry analysis was carried out. The analysis showed that all dose treatment groups could not reduce the number of Th1 cells. On the other hand, pomegranate peel nanoparticles at a dose of 480 mg/kgBW significantly increased the number of Th1, Th2, and Treg cells in the Balb/c mice model of colon inflammation. Using pomegranate peel chitosan nanoparticles can work as an immunomodulator that causes a balance between Th1, Th2, and Treg, which is important in controlling inflammation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Utama
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang. Rinitis Alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi. Tungau debu rumah TDR merupakan aeroalergen tersering yang mensensitisasi reaksi alergi. Pada tahun 1988 reseptor vitamin D VDR , berhasil di klon. Reseptor vitamin D berlokasi di beberapa jaringan dan sel tubuh manusia, termasuk di peripheral blood mononuclear cells PBMCs dan limfosit T yang telah teraktivasi. Riset yang lebih jauh memperlihatkan bahwa vitamin D mempunyai beberapa efek dari pengaturan sitokin terhadap beberapa sel yang berbeda dari sistem imun. Vitamin D dapat menekan respon Th1 dan Th2. Sel Th1 dan Th2 menghambat perkembangan satu sama lain.Tujuan. Melihat pengaruh pemberian Vitamin D terhadap kadar IL-10, IFN-? dan histamin pada kultur PBMC pasien rinitis alergiMetode. Sampel merupakan darah segar whole blood penderita rinitis alergi yang telah dilekukan prick test, serta diiisolasi dengan metode Ficoll. Bahan biologis tersimpan yang berupa supernatan kultur. Kultur sel limfosit sebelum perlakuan, diberi pendedahan tanpa atau dengan 1,25 OH 2D3 100 nM, waktu inkubasi 7 hari, dengan penambahan PHA dan alergen tungau pada hari ke-4. Kultur sel-sel PBMC dari pasien RA setelah perlakuan, dilakukan harvest pada hari ke-7, kemudian supernatanannya dialikuot untuk diukur kadar sitokin IFN-? dan IL-10, dan diuji secara statistik untuk melihat pola dari tiap parameter.Hasil: Pemberian alergen tungau tanpa vitamin D menyebabkan meningkatnya kadar histamin serta menurunkan kadar IL-10 dan IFN-?. Pemberian vitamin D pada kultur sel PBMC yang telah diberi alergen tungau menyebabkan peningkatan kadar IL-10 dan penurunan kadar IFN-? dan histamin.Simpulan: Menurunnya kadar histamin dan IFN-? terhadap stimulasi alergen tungau pasien rinitis alergi yang diberi vitamin D cenderung berhubungan dengan meningkatnya kiadar IL-10.
ABSTRACT
Background. Allergic rhinitis is an inflammatory disease caused by an allergic reaction in atopic patients. House dust mites TDR are the most common aeroalergens that sensitize allergic reactions. In 1988 vitamin D receptor VDR , successfully in clones. Vitamin D receptors are located in several tissues and human body cells, including peripheral blood mononuclear cells PBMCs and activated T lymphocytes. Further research has shown that vitamin D has some effects of cytokine regulation on several cells different from the immune system. Vitamin D can suppress Th1 and Th2 responses. Th1 and Th2 cells inhibit the development of each other. Aim.To identify the Effect of Vitamin D On IL 10 IFN and histamine levels on PBMC Cultur of Allergic Rhinitis PatientsMethod. The sample is fresh blood whole blood of allergic rhinitis patients who have been prick tested, and isolated by Ficoll method. Pre treated lymphocyte culture, treated with or without 1,25 OH 2D3 100 nM, and incubated for 7 days, with addition of PHA and allergen mites on day 4. Cultures of PBMC cells from RA patients after treatment were harvested on day 7, then the supernatant was dialyzed for measured levels of IFN and IL 10 cytokines using elisa kits and tested statistically to see patterns of each parameter.Result. Giving allergen mites without vitamin D causes increased levels of histamine and lowers levels of IL 10 and IFN . Provision of vitamin D in PBMC cell culture that has been given allergen mites causes increased levels of IL 10 and decreased levels of IFN and histamine.Conclusion. Reduced levels of histamine and IFN against allergen mite stimulation of allergic rhinitis patients given vitamin D tend to be associated with increased IL 10 levels.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library