Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999
387.1 LEI t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rusli Andi Atjo
Jakarta: Cikoro Trirasuandar, 2009
306.598 RUS o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Litamahuputty, Betty
Utrecht: Lot, 2012
499.226 BET t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rusli Andi Atjo
Jakarta: Cikoro Triasuandar, 2008
959.8 RUS p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nova Rina Zulistiasari
Abstrak :
ABSTRAK
"Meterai sebagai tanda pengesahan naskah-naskah Kesultanan Ternate memiliki banyak keragaman baik dari segi bentuk (fisik) maupun inskripsi yang terkandung di dalamnya. Keragaman ini tidak terlepas dari adanya berbagai unsur yang mempengaruhi proses pembentukannya. Kesultanan Ternate merupakan suatu institusi pemerintahan yang sudah mendapatkan pengaruh kebudayaan Islam sejak abad keÂ?14 dan kemudian menjadi kerajaan bercorak Islam sejak akhir abad keÂ?15. Pengaruh peradaban Islam ini tercermin dari dipergunakannya bentuk dasar meterai berupa lingkaran dan segi delapan serta penggunaan bahan jelaga dan lak merah yang lazim digunakan pada kerajaan-kerajaan Islam Nusantara abad keÂ?15 sampai dengan awal abad keÂ?20. Pengaruh ini juga terdapat pads inskripsi beraksara Arab-Melayu (Jawi) dan penggunaan gelar raja dalam bahasa Arab. Pergeseran hubungan politik antara pihak Kesultanan Ternate dengan pemerintahan asing dari VOC ke Inggris dan kemudian beralih ke Hindia Belanda juga memberikan pengaruh pads jenis meterai. Awalnya hanya dikenal meterai pribadi atau individu milik Sultan Ternate, mulai masa peralihan kekuasaan asing abad keÂ?19 meterai tersebut sudah tidak diberlakukan lagi, digantikan dengan meterai kesultanan Ternate sebagai sebuah institusi. Pengaruh asing ini juga tampak pada bentuk fisik meterai, dengan tambahan penggunaan aksara Latin dan bahasa Belanda serta letak pembubuhan meterai pads naskah-naskah perjanjian. Bentuk diplomasi mengenai perjanjian persekutuan, persahabatan dan perdamaian telah dikenal dikalangan masyarakat Ternate jauh sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa. Bentuk diplomasi ""antar negara"", antara Ternate dengan wilayah lain ini disg::bu6 pela. Secara sah, bentuk perjanjian ini muncul pertama kali masa awal terbentuknya Kesultanan Ternate, yaitu dengan cara pengucapan sumpah. Pada saat kedatangan bangsa-bangsa asing ke wilayah Ternate, diperkenalkanlah sistem pengesahan perjanjian dalam bentuk tertulis yang dianggap asing. Nilai-nilai masyarakat Ternate ditentukan oleh tradisi dan kerangka referensi yang terbatas pada budaya mereka. Perjanjian yang pada awalnya hanya berbentuk lisan, kemudian bergeser menjadi secara tertulis dan dengan cara pembubuhan suatu tanda keabsahan diberlakukannya perjanjian tersebut. Meterai sebagai bentuk pengesahan dari perjanjian tertulis, berdasarkan literatur yang ada (Hanna 1996), setidaknya telah dikenal dan dipergunakan oleh pihak Kesultanan Ternate sejak masa pemerintahan Sultan Baabullah (1579). Masa selanjutnya, pembubuhan meterai dalam naskah-naskah Kesultanan Ternate ditentukan oleh isi naskah dan power relation antara pihak penguasa pribumi, dalam hal ini Kesultanan Ternate dengan pihak asing..."
2007
T39132
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arvan Gibran Abdullah
Abstrak :
ABSTRAK
Ternate dapat dikatakan tidak memiliki identitas arsitektur yang jelas. Oleh karena itu untuk mengidentifikasi identitas arsitektur di Ternate, saya mengkaji bentuk hunian-hunian yang ada di Ternate. Hunian yang merupakan cikal bakal dalam berarsitektur menjadi fokus penting untuk melacak identitas arsitektur di suatu daerah. Bentuk hunain ini merupakan pencerminan dari kebudayaan yang berkembang di Ternate. Seperti yang diketahui di Ternate sendiri sudah sejak lama didatangi oleh bangsa asing untuk mencari rempah-rempah. Tentulah bentuk arsitektur yang ada di Ternate ini dipengaruhi oleh kebudayaan asing yang dileburkan dengan kebudayaan Ternate sendiri. Hal ini akan menjadi bentuk identitas arsitektur yang unik di Ternate. Pengkajian ini saya lakukan dengan pendekatan secara tipologis. Saya mengklasifikasikan rumah-rumah ke dalam beberapa unsur-unsur pembentuk rumah untuk menemukan bentukan umum yang terdapat pada hunian di Tenate. Lalu saya kaitkan kembali dengan kebudayaan di Ternate untuk melihat perkembangan bentuk tersebut. Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan bentuk-bentuk rumah yang menjadi identitas arsitektur di Ternate.
ABSTRACT
Ternate, can be said, have no clear architectural identity. Therefore, to identify the identity of architecture in Ternate, I analyzed the houses form that exists in Ternate. Houses, which is the forerunner in the architecture becomes an important focus to trace the identity of architecture in an area. This form of houses is a reflection of culture that developed in Ternate. As it is known well, since a long time ago Ternate had been visited by foreigners to look for spices. Surely, the architectural form that exists in Ternate is influenced by foreign culture which merged with Ternate?s own culture. This would be a unique form of architectural identity in Ternate. I did this researh by typological approach. I classify the houses into several elements house forming to find common houses form in Ternate. Then I refer back to the culture of Ternate to see the development of the form. Thus, it can be drawn a conclusion about houses form that become the architectural identity in Ternate.
2016
S64067
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2018
091.598 TRA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rusli Andi Atjo
Jakarta: Cikoro Trirasuandar, 2009
959.8 RUS p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2018
091.598 TRA
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Muridan Satrio Widjojo
Depok: Komunitas Bambu, 2021
959.8 MUR r
Buku Teks Universitas Indonesia Library