Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghifari Athallah Ramadhan
Abstrak :
Studi ilmu hubungan internasional sangat berkutat kepada unsur-unsur abstrak seperti isu perekonomian, isu transnasional, dan juga studi mengenai perang ketika terdapat unsur lain yaitu unsur fisik. Di antara ketiga konsentrasi yang diajarkan di departemen ilmu hubungan internasional Universitas Indonesia Pengkajian Strategis, Ekonomi Politik Internasional, dan Masyarakat Transnasional , hanya pengkajian strategis yang memberikan konsiderasi kepada unsur fisik dalam studi hubungan internasional. Apa yang penulis maksud dengan unsur fisik adalah unsur di mana ilmu hubungan internasional terjadi: di ruang, dan lebih spesifik, di teritori. Aktor utama dalam studi hubungan internasional, negara, mendiami suatu wilayah geografis yang disebut dengan teritori. Dikarenakan hal tersebut, teritori kemudian menjadi suatu hal yang bersifat tidak netral dan suatu teritori memiliki perbedaan dengan teritori lain berdasarkan kondisi dari negara yang mendiami teritori tersebut. Melalui Tugas Karya Akhir Ini, penulis ingin memetakan bagaimana kepustakaan yang dilakukan mengenai teritori dalam studi ilmu hubungan internasional. Tugas karya akhir ini menemukan lima sub tema besar konsep teritori yaitu awal mula teritori, awal mula geopolitik, kritik terhadap konsep geopolitik dan teritori, respon terhadap kritik konsep geopolitik dan teritori, serta kemugkinan politik alternatif. Temuan yang penulis lihat adalah repetisi dari konsep teritori dalam berbagai macam kajian dan juga bagaimana teritori akan tetap relevan hingga kedepannya. Konsep dari teritori juga sangat perlu untuk diperluas untuk melihat bagaimana negara dan warga negara akan bertindak sesuai dengan teritorinya yang dimiliki. Penulis melihat tiga ragam perluasan teritori yang mungkin terjadi yaitu 1 ruang siber, 2 ruang pemikiran, dan juga 3 ruang yang sebelumnya tidak dikuasai oleh entitas politik manapun. Sebagai penutup, penulis menyarankan agar studi mengenai teritori diperluas karena di era kontemporer teritori tidak hanya dikuasai oleh negara, namun juga oleh aktor non-negara. Selain itu, studi non-Barat mengenai konsep teritori perlu juga diperdalam. Dengan begitu, dapat terlihat bagaimana sifat dari studi mengenai konsep teritori. Berdasarkan Tugas Karya Akhir ini, dapat terlihat bagaimana konsep teritori dalam ilmu hubungan internasional dan dapat dikaji lebih lanjut dari sudut pandang empiris dan juga akademis mengenai konsep yang jarang dibahas dalam studi hubungan internasional ini.
The study of international relations is too focused on abstract level such as international economy, transnational studies, and security studies, while there is another level that is physical level. Within the three academic sub majors that is offered within international relations University of Indonesia Security Studies, International Political Economic, Transnational Studies , only security studies gives consideration regarding the physical level in international relations. What I mean by physical level is the level where international relations takes place: space, and specifically, territory. The major actor of international relations, states, also mentioned as countries are located in specific territorial boundaries, which differs from state to state. These differences means that territory is not something neutral and is subjected to the condition of the respective states. With this literature review, I hope to map the various literature regarding territory based on respective sub themes. The sub themes that are mapped in this literature review is the beginning of territory, the beginning of geopolitics, critics on the concept of territory and geopolitics, respons to the critics on the concept of territory and geopolitics, and the possibility of alternative political unit. This literature review then concludes that the concept of territory should be broadened. This is needed because in contemporary era, non-state actor could also occupy territory. The broadening of concept encompasses three ways 1 cyber space, 2 mind space, and 3 space that is previously not controlled by any political entities. Lastly, the study of territory from non-western view should also be studied more. By mapping the respective sub themes, I hope the various sub themes could show the main themes and issues in the concept of territory. Lastly, I hope to show the current discussion of territory in international relations study, and what could be discussed more in this rarely talked concept in international relations.
Depok: Univesitas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Adiswari
Abstrak :
Skripsi ini mempelajari kompleksitas teritori dalam live/work, yang dapat terbentuk sebagai bagian-bagian kecil yang terpisah dan tersebar namun saling berhubungan satu sama lain. Skripsi ini juga menyelidiki bentuk dan mekanisme boundaries dalam mengatur hubungan antar-teritori dalam live/work. Skripsi ini menggunakan studi kasus pada tiga unit live/work dengan kebutuhan yang berbeda-beda untuk memahami lebih dalam tentang pengaturan teritori dan penerapan boundaries terkait yang relevan untuk live/work tersebut. Studi kasus menunjukkan bahwa teritori live/work dapat mengalami tiga macam pengaturan: pemisahan, pertemuan, maupun penumpukan. Pemisahan teritori dapat terjadi karena alasan keamanan, kebutuhan besaran ruang, maupun kebutuhan sumber daya yang aksesnya terbatas. Pertemuan teritori dapat terjadi karena kebutuhan untuk mendekatkan dua kegiatan yang berbeda atau karena keberadaan sumber daya penunjang kegiatan yang terletak di dekat teritori kegiatan lain. Penumpukan teritori dapat terjadi karena kebutuhan ruang atau objek yang sama, maupun karena keberadaan sumber daya penunjang kegiatan yang terletak di dalam teritori kegiatan lain. Pengaturan antar teritori pada live/work tersebut dapat memanfaatkan penggunaan boundaries fisik dan non-fisik untuk mengatur dan menjaga kebutuhan setiap teritori dan hubungan antar teritori. Berbagai hubungan antar teritori ini menegaskan adanya kompleksitas teritori yang kerap tidak dapat dilihat secara utuh, terutama dalam konteks live/work. ......This thesis aims to study the complexity of territories in live/work units, which are generated from smaller separate fragments that are dispersed yet interconnected. This thesis also investigates conditions of boundaries that organise the interaction between such complex territories in live/work units. This thesis utilises three different case studies of live/work units to explore more about such relationships and its corresponding boundaries. Based on the case studies, territorial organisation between commercial and residential activities appear in the form of separation, adjacency, and stacking. Separation of territories evolves to fulfil the need for safety, requirement for certain room dimensions, or requirement for limited resources. Adjacencies between territories can be driven by the need to put different activities close together or the need for limited resources which are only located near the territory of other activities. Territories can be stacked together due to the use of the same spaces and objects, or the need for limited resources which are only located near the territory of the other activities. Such organisations may employ the use of physical and non-physical boundaries to manage relationships between different territories in a live/work unit. These inter-territorial relations unfold the commonly overlooked complexity of territories, specifically in live/work units.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Amri
Abstrak :
ABSTRAK
Tingginya heterogenitas penduduk perkotaan membuat tidak semua golongan masyarakat terwadahi, sehingga muncul fenomena kelompok subkultur. Fokus penelitian ini adalah kelompok subkultur dalam bentuk geng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik identitas geng, karakteristik teritori geng, dan hubungan keduanya. Untuk mengetahui fenomena keruangan geng di Kecamatan Johar Baru, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan komparatif . Variabel yang digunakan adalah karakteristik anggota geng, tujuan geng, aktifitas geng, sifat teritori, penandaan tempat, dan lokasi yang ditempati. Hasil penelitian menunjukan bahwa geng yang bersifat ekonomis dan mayoritas status kependudukan anggotanya merupakan pendatang, memiliki karakteristik wilayah teritori yang menempati lokasi sumber ekonomi terdekat, bersifat tertutup, dan melindunginya. Geng yang memiliki tujuan yang bersifat non-ekonomi dan mayoritas status kependudukan anggotanya merupakan warga asli, memiliki karakteristik wilayah teritori yang tidak menempati lokasi sumber ekonomi, bersifat terbuka dan mengutamakan pada kegiatan kumpul anggota meskipun dekat dengan sumber ekonomi
ABSTRACT
The high heterogeneity of urban population makes not all of the community groups are accommodated, so it appears the phenomena of subculture groups. This study focused on the Gangs as the subculture groups. The purpose of this study was to determine the characteristics of gang identity, characteristics of gang territory and relations between them. To determine spatial phenomena of the gangs in Kecamatan Johar Baru, this study used qualitative descriptive and comparative method. The variables used are the characteristics of gang members, the purpose of gang, gang activity, the nature of the territory, place marks, and the occupied location. The result showed that the gangs that is economical and the majority of the residence status of its members are migrants, have characteristic of territory that occupies the location of the closest economic resources, is closed, and protect it. The gangs that have noneconomic goals and the majority of residence status of its members are native, have the characteristics of territory that does not occupy the location of economic resources, is open and prioritize the group gathering despite being close to the economic resources
2016
S65504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishaq Abdullah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai produksi teritorial yang dilihat sebagai produksi ruang publik. Taman ekspresi bogor sebagai studi kasus hanya dilihat sebagai ruang publik yang digunakan untuk melihat produksi teritorial yang terjadi di dalamnya. Metode pengambilan data menggunakan observasi langsung terhadap studi kasus tanpa menggunakan data primer desain dari arsitek secara langsung. Hal tersebut dikarenakan ruang-ruang publik pada kawasan sekitarnya belum selesai terbangun, sehingga fokus penulisan hanya kepada observasi teritori yang terbentuk pada ruang taman. Pada skripsi ini ruang lingkup penulisan hanya membahas produksi teritorial sebagai proses produksi ruang secara satu arah tanpa melihat sebaliknya mengena i apakah produksi ruang dapat dilihat sebagai sebuah produksi teritorial.Teori produksi teritorial Mattias Karrholm digunakan sebagai dasar teori yang digunakan untuk melakukan pendekatan teori terhadap teori produksi ruang Henri Lefebvre. Pendekatan teori dilakukan dengan melihat empat aspek cara produksi teritorial strategi, taktik, asosiasi, dan apropriasi sebagai aspek relasi dalam proses produksi ruang ruang representasi, praktik meruang, ruang representasional . Hasilnya produksi teritorial yang dilihat sebagai proses produksi ruang pada taman ekspresi tersebut memproduksi ruang baru yang dihasilkan oleh aktivitas-aktivitas yang menciptakan pemaknaan dan pemfungsian ruang yang berbeda dari ruang yang seharusnya.
ABSTRACT
This thesis discusses the territorial production which seen as the production of public space. Taman ekspresi Bogor as a case study is only seen as a public space in which to view the production of territorial which happens in it. The method to collecting data using direct observation to study the case without using primary data from architect design directly. That is because the public spaces in the surrounding area of unfinished, so the focus of writing only the observation of territories that formed the park space. In this thesis only discusses territorial production in one writing scope as the process of production of space in one direction without seeing the opposite about whether the production space can be seen as a territorial production.Mattias Karrholm territorial production theory used as the basis for the theory used to make a theoretical approach to the theory of production of space Henri Lefebvre. Theoretical approach done by looking at four aspects of territorial production method strategy, tactics, associations, and appropriation as aspects of the relations in the production process space space representation, spatial practices, representational space . The result is the production of territorial which seen as a process of production space on taman ekspresi produce new spaces that generated by activities that create new meaning and different functioning of space from the space as it should be.
2017
S67319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditama Rizky Noviandry
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai penjinakan hasrat yang terjadi di dalam ranah Instagram oleh pihak kapitalisme terhadap para pengguna Instagram. Penulis menggunakan pendekatan fenomenologis yang mana penulis melihat kebebasan yang terjadi di dalam menggunakan media sosial Instagram hanya sebuah kebebasan semu belaka. Para pengguna Instagram telah diarahkan dalam penyaluran hasratnya dalam menggunakan Instagram sehingga tidak adanya lagi kebebasan, karena dalam penyaluran hasratnya mereka sudah dikotak-kotakkan ke dalam kotak-kotak tertentu agar hasrat mereka dapat tersalurkan. ......This research is focused to explain about desire taming that occurs in Instagram by capitalism to the Instagram user. Writer used phenomenology approach to examine where the the writer sees that the freedom that happened when using Instagram as social media just a sheer freedom. The user of Instagram have been directed in channeling his desire in using the Instagram so there is no more freedom, because in channeling his desire, the user have been directed to some boxes so that their desire can be channeled.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
Abstrak :
Kawasan Pasar Tanah Abang merupakan kawasan yang lukratif. Tidak heran apabila di kawasan ini terjadi pengklaiman dan penguasaan ruang oleh berbagai kelompok dengan tujuan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik-praktik klaim ruang oleh kelompok-kelompok penguasa Kawasan Pasar Tanah Abang serta memetakan teritori yang terbentuk. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data didapatkan melalui studi literatur, observasi dan wawancara. Metode analisis yang diterapkan yaitu triangulasi sumber data. Analisis spasial dilakukan dengan menelaah mental maps ataupun sketsa lapang hasil observasi dan wawancara. Berdasarkan penelitian, ada dua bentuk praktik klaim ruang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok penguasa di Kawasan Pasar Tanah Abang. Pertama, yaitu klaim langsung dengan cara meletakkan objek, simbol, atau tanda pada ruang. Kedua, yaitu klaim melalui kerjasama dengan pemilik lahan. Batas ruang terwujud dalam bentuk objek-objek seperti bendera, spanduk, tiang, pagar dan tembok. Untuk kelompok formal seperti ormas, batas ini mudah diidentifikasi karena tercantum simbol kelompok yang jelas. Sementara untuk kelompok kecil informal, batas ruang lebih sulit diidentifikasi karena tidak memiliki simbol kelompok. Teritori kelompok ada yang terbentuk mengikuti jalan dan ada yang berbentuk area yang tidak dilewati jalan. Kelompok yang teritorinya mengikuti jalan biasanya saling berbatasan langsung satu sama lain, sementara kelompok yang teritorinya berbentuk area cenderung lebih terpisah dari kelompok-kelompok lain. Secara umum, tempat-tempat yang paling menjadi incaran kelompok penguasa adalah tempat yang dekat dengan pusat keramaian seperti gedung-gedung pasar dan stasiun. Hal ini sebab setiap kelompok memiliki motif ekonomi. Selain motif ekonomi, beberapa kelompok juga memiliki motif sosial dalam melakukan klaim ruang. Kelompok dengan motif sosial memiliki tempat kumpul resmi di teritorinya, yakni berupa pos atau kantor. ......Tanah Abang Market area is a lucrative area. Thus, it is plausible that there are groups, with certain goals, who would attempt to claim and control this area. This study aims to examine the practices of space claims by the ruling groups of the Tanah Abang Market Area and to map the territories that formed. This research was conducted with a qualitative approach. Data were collected through literature study, observation, and interviews. The analytical method applied was a triangulation of data sources. Spatial analysis was carried out by examining mental maps or field sketches from observations and interviews. Based on the research, there were two forms of space claims done by the ruling groups in this area. The first was direct claims by placing objects, symbols, or signs in space. The second was claims through mutual partnerships with the landowners. Space boundaries were manifested in the form of objects such as flags, banners, poles, fences, and walls. For formal groups such as mass organizations, these boundaries were easy to identify because the group's symbols were displayed. For informal small groups, their boundaries were more difficult to identify because they did not depict the group's identity. Some groups' territories run parallel to the main roads, while others formed as an area without any road passing through it. Groups whose territory runs parallel to the main roads were located directly adjacent to or near each other. Groups whose territory was in the form of areas tend to be more separate from other groups. In general, the places most targeted by them were those with close proximity to the crowds, such as the market buildings and the train station. This was because each group has economic motives. Apart from it, some groups also have social motives. Groups with social motives tend to have official meeting places in their territory, in the form of a guardhouse or office.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atitya Murti
Abstrak :
Skripsi ini membahas fenomena gerbang dalam gerbang pada perumahan dan sejauh mana gerbang tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan komunitas atau warga di dalam teritorinya. Timbulnya fenomena gerbang dalam gerbang merupakan sebuah dampak dari kecenderungan perilaku manusia untuk menandakan teritorinya dan dampak dari coping behavior (respon manusia terhadap permasalahan lingkungannya). Fenomena tersebut muncul dalam bentuk perumahan cluster di mana gerbang merupakan pembentuk privasi, keamanan dan identitas dari setiap cluster-nya. Gerbang merupakan obyek yang dibentuk karena adanya teritori, di mana kaitan antara gerbang dan teritorinya dibentuk oleh perilaku dari komunitasnya, begitu juga sebaliknya. Pembahasan pada skripsi ini bersifat deskriptif dalam menjelaskan fenomena gerbang dalam gerbang yang ada pada perumahan Raffles Hills dan bagaimana cara manusia menanggapi kehadiran gerbang maupun sebaliknya. ......The focus of this study is the phenomenon of gate within gate at housing and how far a gate can accommodate the requirement of it citizen or community inside the territory. The gate within gate phenomenon appears as the impact of behavior tendency of human to designate their territory and coping behavior (how human response the problems in their environment). This phenomenon emerge in the form of housing cluster, where gate formed privacy, identity and security from each cluster. Gate is an object which formed by territory, where the connection among gate and territory formed by the behavior of its community, and also the contrary of it. The study in this minithesis will be a descriptive explanation about gate within gate phenomenon and how human face the attendance of gate or the contrary of it.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51552
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Devina Zharfan
Abstrak :
ABSTRACT
Humans are social beings, meaning that they need to always interact with each other. Interactions can be done physically by involving direct contact of one person to another person. This also can be done indirectly as people communicate using intermediaries, which are increasingly found in line with the development of technologies. Interactions seem to be fading with the presence of communication technologies, resulting in the feeling that having a conversation with someone on the other side of the world feels like having a direct interaction. Although there are still lots of differences between these two, benefits of having direct interactions are plenty. People can directly show affections by hugging, for example. Direct interactions allow people to interact with another persons personal space. For thousands of years, people tried to create dwellings as places to settle and also to have their own privacy. While personal space is being claimed every time a person moves, dwellings are permanently located and claimed as possessions. It is a space that can be used for residents to live in separated from the public where they feel safe and secure. Besides building dwellings, people also mark the rest of their space to establish their territory. It is a boundary made to exclude the public from interfering. As time goes by, development has been seen in marking territory to claim certain space. Territorial markings are seen as a process of declaring and maintaining what people think of as being as theirs. However, territorial marks do not necessarily apply because people have different needs. Occasionally, territorial marks can also be eliminated if the needs of security and privacy are already fulfilled. For example, unlike typical residential communities, houses within gated communities are commonly found without territorial marks since the gated community already established privacy and security. However, there is still a chance of finding territorial marks within gated communities. This undergraduate thesis is aiming to study the presence of territorial markings inside the gated community. Related theories about territory, personal spaces, and also proxemics are being analyzed to understand human perception of spaces.
ABSTRAK
Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti bahwa mereka harus selalu berinteraksi satu sama lain. Interaksi dapat dilakukan secara fisik dengan melibatkan kontak langsung dari satu orang ke orang lain. Ini juga dapat dilakukan secara tidak langsung ketika orang berkomunikasi menggunakan perantara, yang semakin sering ditemukan sejalan dengan perkembangan teknologi. Interaksi tampak berkurang dengan hadirnya teknologi komunikasi, sehingga melakukan percakapan dengan seseorang di sisi lain dunia terasa seperti memiliki interaksi langsung. Meskipun masih ada banyak perbedaan di antara keduanya, manfaat melakukan interaksi langsung tergolong cukup banyak. Orang dapat langsung menunjukkan kasih sayang dengan berpelukan, misalnya. Interaksi langsung memungkinkan orang berinteraksi dengan ruang pribadi orang lain. Selama ribuan tahun, orang mencoba membangun tempat tinggal sebagai tempat untuk menetap dan juga memiliki privasi mereka sendiri. Jika ruang pribadi selalu diklaim setiap kali seseorang bergerak, tempat tinggalnya berlokasi secara permanen dan diklaim sebagai hak milik. Ini adalah ruang yang dapat digunakan penghuninya untuk hidup terpisah dari masyarakat di mana mereka merasa aman. Selain membangun tempat tinggal, orang-orang juga menandai sisa dari lahan mereka untuk membangun teritori. Ini adalah batas yang dibuat untuk menjauhkan intervensi publik. Seiring berjalannya waktu, perkembangan telah terlihat dalam penandaan teritori untuk mengklaim ruang tertentu. Penandaan teritori dilihat sebagai proses menyatakan dan mempertahankan apa yang orang anggap sebagai milik mereka. Namun, tanda teritori tidak selalu berlaku karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Kadang-kadang, tanda teritori juga dapat dihilangkan jika kebutuhan keamanan dan privasi sudah terpenuhi. Misalnya, tidak seperti komunitas tempat tinggal biasa, rumah-rumah di dalam gated community biasanya ditemukan tanpa tanda teritori karena gated community sudah menyediakan privasi dan keamanan. Namun, masih ada peluang untuk menemukan tanda-tanda teritori dalam gated community. Skripsi ini bertujuan untuk mempelajari keberadaan tanda-tanda teritori di dalam gated community. Teori terkait tentang wilayah, ruang pribadi, dan juga proksemik akan dipelajari untuk memahami persepsi manusia tentang ruang.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Padantya Ramadhani Devaputri
Abstrak :
Skripsi ini membahas pemaknaan masyarakat kota terhadap ruang kampung kota melalui penciptaan teritori dalam aktivitas sosial unit lokal. Penulisan menginvestigasi konstruksi sosial teritori yang terjadi pada lingkup sosial ekonomi dengan meninjau dari hubungan antara mediator teritorial yang terlibat serta aspek konstruksi teritori sosial didalamnya. Mekanisme dan hirarki masyarakat yang membentuk peristiwa sosial kampung kota teraplikasikan melalui satuan hubungan elemen penyusun dalam konteks yang mewadahinya. Pembahasan ini mengambil studi kasus aktivitas berjualan berskala kecil pada ruang jalan Cempaka Baru Timur dengan pengambilan data kualitatif dan meninjau teritorialitas secara makro terhadap ruang kot, dan terhadap lapak berjualan itu sendiri. Hasil pembahasan ini menyarankan bahwa ruang publik kampung rapat dirancang untuk kemungkinan fluiditas teritorialitas masyarakat kampung sebagai celah dari beragamnya pemaknaan ruang kota. Teritorialisasi juga perlu dilihat sebagai cara masyarakat kampung kota menghuni ruang kota dalam segala dinamikanya sebagai bukti kependudukan. ......This thesis discusses how Kampung urban society seeks meaning towards the urban village space through the creation of territories in local social units’ activities. The writing investigates the social-territory construction that occurs in the socio-economic sphere by reviewing the relationship between the territorial mediators involved and the aspects of the social territorial construction. Mechanisms and hierarchy of society that make up greater urban kampung social events are applied through a relational unit of elemental relations in the context that accommodates them. This discussion takes cases of activities exhibited in Jalan Cempaka Baru Timur by collecting qualitative data and reviewing the territoriality at a macro level towards the city space, and to the sales stall itself. The results of this discussion suggest that the Kampung public space is designed for the possibility of territorial fluidity of the village community as a gap from different meanings of urban space. Territorialization also needs to be seen as a way for urban village communities to inhabit urban space in all its dynamics as living-proofs of civilization.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Panca Zulrizkan
Abstrak :
Grafiti merupakan salah satu bentuk urban art. Namun grafiti yang dilakukan oleh murid-murid SMU dan SMK merupakan bentuk vandalisme. Biasanya, motivasi untuk melakukan grafiti dikarenakan penandaan suatu wilayah (teritori) dan bentuk aktualisasi diri. Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan menyajikan karakteristik grafiti dari tiap-tiap SMU di Kecamatan Kebayoran Baru dan lokasi utama grafiti. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan penyajian deskriptif. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa SMU yang tergolong unggulan memiliki jumlah grafiti hampir sama dengan SMU non unggulan. Kesimpulan lain yang didapatkan adalah bahwa grafiti tersebar merata di semua jenis penggunaan tanah dan kelas jalan. Tidak ada jenis penggunaan tanah maupun kelas jalan tertentu yang menjadi lokasi grafiti secara khusus. Luasan teritori grafiti tidak dipengaruhi oleh jenis penggunaan tanah maupun kelas jalan tempat sekolah tersebut berlokasi yang terdapat di Kecamatan Kebayoran Baru. ......Graffiti is one kind of urban art. However, high school students which did the graffiti are considered doing vandalism act. Usually, one of their motive is to mark their territor and evidence for self-actualization. In this case, this research tries to understand what graffity characteristic from each high school and graffiti main location. This research used qualitative methode those descriptive analysis. The result show that, the graffiti does by superior high school students are almost as same as inferior high school students. The other result show, the locations of graffiti has no specific type of land use and road classification. The wide range for the graffiti territory are not influenced either by type of located status high school at Kecamatan Kebayoran Baru.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34047
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>