Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanes Sakti Setyawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA653
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rendi Wardhana
"Salah satu segi kehandalan yang diperlukan di dalam system terdistribusi adalah replikasi berkas. Sebuah berkas yang direplikasi berarti memiliki beberapa replika berkas yang terletak di lokasi yang berbeda. Sifat yang harus dipelihara oleh replikasi adalah tetap dipandangnya replica-replika berkas oleh pemakai sebagai sebuah berkas tunggal (replication transparency). Tujuan replikasi berkas pada sistem terdistribusi adalah untuk meningkatkan unjuk kerja dan ketersediaan( availability) sistem. Unjuk kerja sistem terdistribusi ditingkatkan melalui pembagian beban (load sharing) dimana beban pelayanan berkas didistribusikan pada beberapa lokasi. Hal tersebut dimungkinkan karena lokasi-lokasi tersebut menyimpan replika berkas yang sama. Derajat ketersediaan sistem lebih tinggi dibandingkan dengan system tanpa replikasi. Jika salah satu atau beberapa subsistem terdistribusi dimana berkas tersebut berada mengalami kegagalan, sistem tetap tenedia dengan, syarat paling sedikit terdapat satu replika berkas yang tak mengalami kegagalan."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avisiena Mumtaza
"

Di Indonesia, penetrasi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) khususnya PLTS atap sedang marak, hal ini dapat dilihat dari jumlah instalasi PLTS atap yang naik sebesar 700% dari tahun 2018 sampai ke akhir tahun 2020. Peningkatan PLTS atap pada sistem distribusi tegangan menengah ini dapat menyebabkan permasalahan jika pemasangannya jika tidak perhatikan. Permasalahan tersebut adalah permasalahan kestabilan sistem tenaga listrik akibat sifat intermittent dari PLTS atap tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan Battery Energy Storage System (BESS) sebagai ancillary services. Dengan menggunakan BESS pemasangan PLTS atap bisa semakin ditingkatkan lagi selama kapasitas BESS tersebut masih memadai. Namun, Kapasitas BESS tersebut tidak mungkin dinaikan begitu saja, karena semakin besar kapasitas BESS maka akan semakin besar juga harga investasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penetrasi PLTS atap dengan cara menentukan kapasitas dan pengaturan droop pada BESS sebagai ancillary services yang terpasang secara terdistribusi. Kasus pada penelitian ini ditentukan berdasarkan tingkat penetrasi PLTS atap, dimana untuk setiap kasus akan diterapkan BESS ke sistem secara terdistribusi dan pada setiap kasus akan terdapat variasi droop yang berbeda. Penentuan kapasitas BESS optimal dilakukan dengan menggunakan metode iterasi yang akan dilakukan pada perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory dan MATLAB. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemasangan BESS ini akan membantu kestabilan sistem distribusi tegangan menengah dan penetrasi PLTS atap pada sistem distribusi tegangan menengah dapat ditingkatkan sampai dengan 80% dari total bebannya. Namun, hal tersebut hanya bisa dilakukan jika parameter Rate of Change of Frequency (RoCoF) diabaikan. Jika RoCoF tidak diabaikan maka penetrasi PLTS atap pada sistem distribusi tegangan menengah hanya dapat ditingkatkan hingga 20% dari total beban sistem.


In Indonesia, renewable energy generation, especially solar panel rooftop, is on the rise. This can be seen from the number of rooftop solar panel installations which have increased by 700% from 2018 to the end of 2020. The increased rooftop solar panel usage in medium voltage distribution systems can caused problems if it’s too much. One of these problem is the stability problem caused by the intermittent nature of rooftop solar panels. One way to overcome this problem is to use Battery Energy Storage System (BESS) as ancillary service. With BESS rooftop solar panel installation in medium voltage distribution system can be increased as long as BESS or its capacity can handle it. However, it is impossible to increase the capacity of BESS just like that, because the greater the capacity of BESS, the greater the investment price. The aim of this study is to increase the penetration of rooftop solar power panels by determining the capacity and droop settings of BESS as ancillary services that are installed in a distributed manner. Determination of the optimal BESS capacity is carried out using the iteration method which will be carried out on the DIgSILENT PowerFactory and Matlab software. The results of this study indicate that the installation of BESS will help stabilize the medium voltage distribution system with high rooftop solar panel penetration and the penetration of rooftop PLTS in medium voltage distribution systems can be increased up to 80% of the total load. However, this can only be done if the Rate of Change of Frequency (RoCoF) is ignored. But if we consider the RoCoF parameter, then the penetration of rooftop solar panels in medium voltage distribution system can only be increased up to 20% of the total system load.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Krisnando Bagaskara
"Live blog merupakan suatu media dari situs berita yang menyajikan update-update tentang suatu topik yang sedang terjadi. Update-update tersebut disampaikan secara rutin setiap hari. Suatu artikel live blog bisa berhalaman-halaman. Metode live blog summarization sudah pernah dilakukan, dan menghasilkan summary yang layak. Namun, metode tersebut belum layak dijadikan aplikasi berskala besar. Ini dikarenakan metode tersebut dirancang untuk sistem tersentralisasi, sehingga tidak ada distribusi terhadap data-data tersebut. Ini berpengaruh pada performa sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konsep summarization platform yang terdistribusi bernama ReBlogSum, mulai dari merancang arsitektur terdistribusi, sampai tes dan simulasi pada arsitektur tersebut dibandingkan dengan arsitektur tersentralisasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai ReBlogSum dan sistem terdistribusi pada proses live blog summarization.

Live blog is a kind of media from a news site which serves updates about an ongoing topic. Those updates are delivered routinely every day. A live blog article can have many pages. The live blog summarization method has been provided, an produced a decent summary. However, the method is not feasible to be made a large-scale application. It is because the method was designed to run on centralized system. Therefore, it lacks the distribution towards the data. It affects the system performance. This research aims to develop the novel distributed summarization platform called ReBlogSum, beginning from designing the distributed architecture, until the testing and simulation to the system compared to the centralized system. This research is expected to give the insight about ReBlogSum and distributed system onto the live blog summarization process."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rotua, Agnes
"Kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan ketersediaan sumber daya pembangkit listrik yang menipis menjadi tantangan untuk melakukan pengembangan terhadap pembangkitan listrik. Kebutuhan energi listrik yang sejalan dengan permintaan energi tersebut juga tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia, terlebih daerah 3T yang memiliki tantangan tersendri untuk penyediaan listrik. Salah satunya adalah sebagian besar pembangkit masih menggunakan energi fosil dan berlokasi di daerah yang jauh dari daerah terpencil tersebut. Oleh karena itu, pembangkit listrik terdistribusi (Distributed Generation) pada sistem distribusi yang dekat dengan konsumer menggunakan energi baru terbarukan sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pembangkit listrik terdistribusi ini khususnya berbasis fotovoltaik (PV-DG) akan memanfaatkan energi baru terbarukan tanpa emisi, yaitu energi surya yang merupakan sumber potensi lokal yang menjanjikan untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Lokasi dari penempatan PV-DG yang tepat pada sistem distribusi dapat memperbaiki profil tegangan dan meminimalkan rugi daya lebih efisien. Dengan itu penelitian ini akan menguji lokasi yang optimal untuk penempatan dari PV-DG dengan metode sensitivitas tegangan. Hasil penelitian menuunjukan bahwa bus dengan nilai sensitivitas tegangan tertinggi dapat mengurangi nilai rugi daya lebih besar dan menikkan tegangan lebih tinggi. Sehingga bus dengan nilai sensitias lebih tinggi adalah bus yang paling optimal untuk menjadi lokasi penempatan PV-DG. Kapasitas optimal untuk diaplikasikan pada bus 13 sebahai lokasi paling optimal adalah 400kW dengan menghasilkan nilai total rugi daya yang minimal.

The need for electrical energy that continues to increase and the availability of power generation resources is decreasing, which is a challenge for developing electricity generation. The need for electrical energy which is in line with the demand for energy is also spread evenly in all regions in Indonesia, especially in remote areas which have their own challenges for electricity supply. One of them is that most of the power plants still use fossil energy and are located in areas far from these remote areas. Therefore, distributed power generation (Distributed Generation) in a distribution system that is close to consumers using new and renewable energy is needed in this case. This distributed power plant, especially photovoltaic (PV-DG) based, will utilize new, renewable energy without emissions, namely solar energy which is a promising source of local potential for tropical climates such as Indonesia. The location of the proper placement of the PV-DG in the distribution system can improve the voltage profile and minimize power losses more efficiently. With this, this study will test the optimal location for the placement of the PV-DG with the voltage sensitivity method. The results of the study show that the bus with the highest voltage sensitivity value can reduce the value of the power loss is greater and increase the voltage higher. So that the bus with a higher sensitivity value is the most optimal bus to be the location for the placement of PVDG. The optimal capacity to be applied to bus 13 as the most optimal location is 400kW with a minimum total power loss value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri Abdullah
"Komputasi terdistribusi dirancang untuk meningkatkan performa ataupun troughput sebuah proses. Lahirnya teknologi internet menjadikan tongak baru dalam paradigma komputasi tersebar. Ketika jaringan komputer yang dipakai sebagai alat komunikasi adalah internet, isu yang muncul menjadi lebih rumit. Internet adalah teknologi terdistribusi, dimana tidak ada administrator tunggal yang menguasainya. Pada jaringan Internet terdapat sumber daya yang besar dan sering berada pada kondisi idle. Penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari tahu cara kerja komputasi grid yang dirancang untuk bekerja pada jaringan Internet. Komunikasi antar proses pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak MPI, sementara untuk pembagian beban menggunakan Grid Engine. Globus Toolkit digunakan sebagai gerbang akses kedalam sebuah unit komputasi yang dimiliki organisasi dari jaringan Internet. Penelitian difokuskan kepada alokasi sumber daya pada komputasi grid. Pada akhir penelitian didapatkan sebuah layanan komputasi grid berbasiskan Globus Toolkit 4 dengan penjadwal lokal Grid Engine. Integrasi kendali paralel menggunakan perangkat lunak MPICH."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindra Sahara
"ABSTRAK
Pesatnya perkembangan dunia informasi yang pesat saat ini tidak terlepas dari peranan jaringan komputer. Semakin kompleks jaringan komputer menandai tingginya kebutuhan berkomunikasi sehingga dilakukanlah sistem terdistribusi untuk mengurangi kerumitan masalah tersebut. Sistem instrumentasi terdistribusi terdapat sensor, hardware, TCP/IP protokol konverter, TCP/IP jaringan Ethernet,
Database Server, Web/ApplicationServer dan PC Client. Sebagai bagian dari penelitian yang diusulkan, Tiny InterNet Interface (TINI, TBM390:Dallas Semiconductor) telah digunakan sebagai TCP / IP stack, dan java bahasa pemrograman sebagai alat perangkat lunak. Sebuah fitur yang didukung oleh Java, yang terutama relevan dengan sistem terdistribusi adalah applet nya. Applet adalah kelas java yang dapat didownload dari server web dan dapat dijalankan dalam konteks aplikasi seperti web browser atau applet viewer. Untuk melakukan
sistem terditribusi monitoring temperatur, TINI diinstal sebagai TCP/IP stack dan dirancang untuk dapat berkomunikasi dengan OneWireDevice (OWD) melalui sebuah jaringan. Di sini kita akan membahas aspek perangkat keras dan perangkat lunak TINI dengan OWD untuk sistem ini.

ABSTRACT
The rapid development of rapid world of information today is inseparable from the role of computer networks. The more complex marks the high demand for computer networks so that was performed in a distributed system to reduce the complexity of the problem. Sensors are distributed instrumentation systems, hardware, TCP / IP protocol converters, TCP / IP Ethernet network, Database Server, Web / ApplicationServer and PC Client. As part of the proposed research, Tiny Internet Interface (Tini, TBM390: Dallas Semiconductor)
has been used as a TCP / IP stack, and the Java programming language as a tool of software. A feature supported by Java, which is particularly relevant to distributed systems is its applets. Applet is a java class that can be downloaded from the web server and can be run in the context of applications such as web browser or applet viewer it. To perform temperature monitoring system terditribusi, Tini installed as TCP / IP stack and is designed to be able to communicate with OneWireDevice (OWD) through a network. Here we will discuss aspects of the device and software Eras Tini by OWD for this system."
Universitas Indonesia, 2011
S1457
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
W. Jatmiko
"Pada penelitian ini dilakukan suatu eksperimen pembentukan formasi pola dengan menggunakan Robot LEGO Mindstorms NXT. Pembentukan pola ini dilakukan secara bertahap dimulai dari pembentukan formasi pola yang lebih sederhana menuju kepada formasi pola yang lebih kompleks. Dalam penelitian ini, diterapkan konsep pembedaan peranan dalam pembentukan formasi pola poligon. Konsep pembedaan peranan ini diterapkan dengan menggunakan persamaan periodik. Selain itu, persamaan pembedaan peranan dibuat dengan fitur terbebas dari kondisi awal dari nilai variabel pembeda. Pembentukan formasi pola pada penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu tahap penerapan persamaan, tahap penerapan robot simulasi, dan tahap penerapan perangkat robot. Pembentukan formasi pola yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga macam, yaitu pembentukan formasi pola segitiga, pembentukan formasi pola segiempat / jajaran genjang, dan pembentukan formasi pola segilima."
[Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia], 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Acil Mulyana
"ABSTRAK
Java Remote Method Invocation (RMI) adalah salah satu cara alternatif untuk membangun aplikasi terdistribusi. Java RMI memungkinkan programmer untuk membuat aplikasi terdistribusi dimana dari dari remote Java objects dapat diminta (invoked) dari Java Virtual Machine (JVM) yang berada pada host yang berbeda dalam suatu jaringan.
Dalam tesis ini penulis mendemonstrasikan Java RMI digunakan untuk mengimplementasi algoritma integrasi Monte Carlo terdistribusi yang berjalan pada internet (menggunakan protocol TCPIIP).
Hasil eksperimen menunjukkan akselerasi waktu eksekusi yang cukup signifikan untuk masing masing 2,3,4,5,6 prosesor.

ABSTRACT
Java Remote Method Invocation (RMI) is an altervative approach for developing distributed applications. Java RMI enables sofware developers to write distributed applications in which the methods of remote object can be invoked from other Java Virtual Machines, which could possibly be running on different hosts.
In this thesis the author demonstrate how Java RMI could be used to implement a distributed Monte Carlo integration algorithm which runs on the internet (using TCP/IP).
The experiment result show significant speed up of execution time for 2,3,4,5,6 processors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kefas Jeremiah Wiryadi
"Penelitian ini membahas permasalahan formasi sistem multi-agent menggunakan pengendali prediktif terdistribusi. Model yang digunakan adalah nonholonomic mobile robot. Setiap agen dapat memecahkan sendiri permasalahan optimasi dan mengimplementasikannya setiap cuplikan waktu. Ada dua permasalahan formasi yang dibahas, yaitu formation tracking control dan formation stabilization. Pada permasalahan formation tracking control, setiap agen harus mengikuti referensi trajektori yang telah dibuat dan mempertahankan jarak dengan agen tetangganya. Sedangkan pada permasalahn formation stabilization, setiap agen, dari posisi yang acak, membentuk suatu formasi yang telah ditentukan di posisi yang telah ditentukan juga. Hasil simulasi ditampilkan untuk menggambarkan efektivitas dari pengendali prediktif terdistribusi yang telah didesain. Diperoleh hasil dengan waktu konvergensi yang sangat cepat dibanding jika dengan pengendali lain.

This study is concerned with the problem of formation using distributed model predictive control. The model that is used is nonholonomic mobile robot. All the agents are permitted to solve optimization problem by itself and implement them at each time step. There are two formation problem that will be discussed, i.e. formation tracking control problem and formation stabilization problem. On the formation tracking control problem, each agent is required to follow a reference trajectory that has been generated and maintain distance between agents. On the formation stabilization problem, each agent, with random initial condition, is required to form a formation at a specific position that has been determined. A numerical simulation is given to illustrate the effectivenes of the distributed model predictive control. The convergence rate of the result is much faster compared to other control law."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>