Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erwin Adji Priatna
"Skripsi ini membahas mengenai peran penghuni atau pemilik home-based enterprise dalam memberikan evaluasi dan respon terhadap kondisi rumah sehingga menghasilkan pengaturan ruang domestik dan home-based enterprise. Kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur saya jadikan studi kasus karena selain kawasan ini merupakan tempat tinggal saya, saya melihat adanya ketertarikan pemilik rumah di tepi jalan ini untuk membuka tempat usahanya di rumah. Pelanggan menjadi salah satu faktor pembeda dari HBE di tepi jalan dibandingkan dengan di dalam pemukiman. Adanya kegiatan pelanggan membuat intervensi terhadap kebutuhan keamanan ruang domestik. Dalam pembahasan, saya mengelompokan HBE berdasarkan jenis komoditas dan kepemilikan. Saya memilih 3 kasus yang dapat mewakili pengelompokan tersebut dan memiliki karakteristik HBE yang unik. Saya mengamati dan menganalisis kondisi pengaturan ruang kegiat an yang terjadi pada saat ini untuk mengetahui strategi adaptasi apasaja yang dilakukan penghuni rumah. Setelah itu saya menganalisis alasan penghuni rumah melakukan strategi adaptasi tersebut. Hasil pembahasan ini selain menambah pengetahuan mengenai home-based enterprise, juga dapat memahami pentingnya HBE bagi pemilik sehingga pemilik mengatur ruangnya agar HBE tetap berjalan dan berdampingan dengan kegiatan domestik.

This thesis discusses the role of occupants or owners of home-based enterprise in providing evaluation and response to the condition of the house so as to produce domestic and home-based enterprise space arrangement. Halim Perdanakusuma area, East Jakarta as a case study because besides this area is where I live, I saw the interest of homeowners on this roadside to open their businesses at home. The customer is one of the distinguishing factors of roadside HBE compared to settlement. The existence of customer activities to intervene in the security needs of domestic space. In the discussion, I group HBE by commodity type and ownership. I chose 3 cases that can represent the grouping and have unique HBE characteristics. I observe and analyze the condition of the spatial arrangement that is happening at the moment to find out what adaptation strategies the occupants of the house are doing. After that, I analyzed the reasons why the residents did the adaptation strategy. The results of this discussion in addition to increasing knowledge about home-based enterprise, can also understand the importance of HBE for the owner so that the owner arranges his space so that HBE continues to run and side by side with domestic activities."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maufi Imaduddin Muhtadi
"Penelitian ini membahas tentang formulasi kebijakan kenaikan tarif retribusi
parkir di tepi jalan umum di Kota Madiun. Formulasi kebijakan tersebut terjadi
disebabkan oleh perkembangan ekonomi Kota Madiun dan dinamika yang terjadi
di masyarakat Kota Madiun. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data secara studi
kepustakaan (library research) dan wawancara tidak terstruktur dengan teknik
analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebijakan
kenaikan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum dilatarbelakangi oleh dorongan
untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatkan fasilitas dan
pelayanan parkir di tepi jalan umum kepada masyarakat, dan mengurangi
kepadatan lalu lintas Kota Madiun. Permasalahan yang timbul dari kebijakan
kenaikan tarif retribusi parkir di tepi jalan umum di Kota Madiun antara lain
adalah adanya protes dari masyarakat tentang kenaikan tarif dikarenakan sebagian
besar Juru Parkir tidak memberikan karcis resmi, masih terdapat lokasi parkir di
tepi jalan umum yang ilegal, dan kurangnya pelayanan serta sarana dan prasarana
parkir di tepi jalan umum yang diberikan oleh Pemerintah Kota Madiun

This study discusses the formulation of policy on the rate increase off-street
parking charges in Madiun City. That’s policy formulation occur caused by
development of the economic and a dinamycs that happen by people in Madiun
City. The approach used in this study is a qualitative approach to data collection
methods in the literature study and interviews are not structured in a qualitative
data analysis techniques. The results of this study stated that the policy rate
increase off-street parking charges motivated by the urge to raise revenue (PAD)
in Madiun City, to improve the facilities and off-street parking public service for
society, and to reduce the traffic line density in Madiun City. Problems arising
from the policy rate increace parking charge in Madiun include protests from the
public about the rate increase was due to a most of Parker not give the official
parking tiket, there are persistence of the illegal off-street parking zone, and a
lack of services and facilities provided by the Madiun City Government.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Shania Guntoro
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area hijau yang menjadi tempat berlindung lumut pada cuaca panas dan kering di wilayah urban. Spesies lumut yang mampu menoleransi kekeringan akan memiliki tutupan lumut yang besar dan melimpah pada suhu udara tinggi dan kelembapan udara rendah. Lumut epifit dapat menjadi bioindikator karena lumut sensitif terhadap perubahan lingkungan. Kelimpahan suatu spesies lumut epifit dapat menunjukkan lingkungan yang ekstrim di suatu area. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kelimpahan lumut epifit serta mengetahui hubungan faktor lingkungan dan inang pohon dengan kelimpahan lumut epifit di Hutan Kota Srengseng Sawah dan tepi Jalan Moch. Kahfi II. Penelitian dilakukan dengan mengoleksi sampel lumut epifit pada pohon inang yang dipilih secara random dengan ketentuan DBH batang pohon >20 cm. penelitian dilakukan pada 3 plot di dalam hutan kota dan 3 plot di tepi jalan luar hutan kota. Hasil analisis data rata-rata tutupan lumut epifit di dalam hutan lebih besar 43,32 ± 31,69% daripada di luar hutan 39,63 ± 29,44%, namun tidak beda signifikan (p = 0,566). Berdasarkan divisinya, rata-rata tutupan lumut sejati di dalam hutan sebesar 35,71 ± 27,81% dan lumut hati sebesar 47,96 ± 33,57%. Sedangkan di luar hutan, rata-rata tutupan lumut sejati sebesar 41,85 ± 29,11% dan lumut hati sebesar 26,56 ± 29,56%. Lumut melimpah pada pohon jati belanda, tipe kulit scaly-smooth, DBH batang pohon 37,9–58,7, rentang nilai pH 4,96–5,92, dan tutupan kanopi sebesar 33–56%. Rata-rata tutupan lumut tinggi pada ketinggian 0–100 dan arah utara di dalam hutan. Berdasarkan uji korelasi Spearman, hasil data kelimpahan lumut tidak berkorelasi antara parameter abiotik yaitu suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya dengan tutupan lumut di hutan kota dan tepi jalan. Hasil penelitian ini adalah persentase tutupan lumut dapat menjadi indikator parameter kelembapan udara di wilayah urban.

Green Open Space (GOS) became an area for epiphytic bryophyte to refuge from hot and dry weather in urban district. Bryophyte species that can tolerate desiccation will have large and abundant bryophyte cover at high air temperature and low humidity percentage. Epiphytic bryophyte known to be used as bioindicator because it’s sensitivity to environmental changes. The abundance of some epiphytic species may indicate that they are present in the harsh environment of the area. This study aimed to see the significant difference of epiphytic bryophyte abundance and also the relationship between the abundance of epiphytic bryophyte with environmental factors and tree hosts in Srengseng Sawah City Forest and Moch. Kahfi II Roadside. This research collected epiphytic bryophyte sampels on random host trees with DBH >20 cm. The research carried out in 3 plots inside and 3 plots outside of city forest. The abundance of epiphytic bryophyte cover and its relations with environmental parameters were analysed. Data results state that the mean cover of bryophyte in the forest is greater 43,32 ± 31,69% than outside the forest 39,63 ± 29,44%, but not significantly different (p = 0,566). Based on division, the average moss (Bryophyte) cover in the forest is 35,71 ± 27,81% and liverworts (Marchantiophyta) are 47,96 ± 33,57%. Meanwhile, the average moss cover outside forest 41,85 ± 29,11% and liverworts are 26,56 ± 29,56%. Moss is abundant on Guazuma ulmifolia trees, scaly-smooth bark type, tree DBH range 37,9–58,7, pH value range 4,96–5,92, and canopy cover of 33–56%. The average bryophyte cover is high at heights 0–100 and facing north in the forest. Based on the Spearman correlation test, data results of bryophyte abundance did not correlate between abiotic parameter, that is air temperature, humidity, and light intensity with bryophyte cover at city forest and roadside. This research conclude that percentage of bryophyte cover can be an indicator for air humidity in urban district."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library