Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) , 1998
600 TEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Shintya Dewi P. Nindi
Abstrak :
Prinsip tepat administrasi obat dilakukan untuk menghindari kesalahan medikasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan belum seluruhnya menerapkan prinsip tersebut saat praktik di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan penerapan keamanan medikasi pada mahasiswa profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Tahun 2012-2013. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan teknik sampel accidental sampling pada 111 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen modifikasi pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan SPO memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan keamanan medikasi (p=0,023; 95%CI=1,211-5,700). Sedangkan tingkat pengetahuan (p=0,578; 95%CI=0,627-2,835), ketersediaan fasilitas (p=0,303; 95%CI=0,745-3,580), dan supervisi (p=0,705; 95%CI=0,587-2,640) tidak berhubungan dengan penerapan keamanan medikasi. Penerapan keamanan medikasi perlu mendapat perhatian dari institusi pendidikan, institusi pelayanan kesehatan, dan mahasiswa keperawatan untuk mencegah terjadinya kesalahan medikasi. ...... Principles of rights drug administration must be attention to avoid medication errors. Several studies have shown that nursing students have not fully implemented the principle of current practice in the hospital. This study aim to identify the determinants implementation of medication safety by clinical students in the Faculty of Nursing University of Indonesia 2012-2013. The design of this research was a descriptive correlative with cross-sectional sample using accidental sampling technique on 111 respondents. Researcher used a modification of the previous research instrument for collecting data. The results of this research showed that the availability of SPO had a significant association with the implementation of medication safety (p=0,023; 95%CI=1,211-5,700). While the level of knowledge (p=0,578; 95%CI=0,627-2,835), availability of facilities (p=0,303; 95%CI=0,745-3,580), and supervision (p=0,705; 95%CI=0,587-2,640) were not associated with the implementation of medication safety. Implementation of medication safety requires attention from educational institutions, health care institutions, and nursing students to prevent medication errors.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Durham: Duke Press Policy Studies, 1984
338.91 APP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ranaweera, A. Mahinda
Semarang: IKIP Semarang Press , 1994
372.917 2 RAN n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Makasar: DPP Pergizi angan Indonesia, 2002
641.1 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ciptadi Aribowo
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai strategi penataan kelembagaan di Kementerian ESDM. Dalam menghadapi perubahan lingkungan, suatu organisasi perlu dilakukan penataan. Penataan kelembagaan yang fundamental dan substantif sangat penting untuk dilakukan karena penataan kelembagaan pada hakikatnya merupakan suatu langkah strategis dan sistematis yang dilakukan oleh suatu organisasi agar organisasi lebih profesional dan proporsional. Kementerian ESDM merupakan instansi pemerintah yang telah melakukan penataan organisasi. Jumlah organisasi Kementerian ESDM mengalami penambahan secara signifikan. Belum disusunnya peta proses bisnis membuat kelembagaan Kementerian ESDM yang telah disusun menjadi kurang efektif dan efisien. Hal tersebut ditandai dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas dan fungsi antar unit organisasi di lingkungan Kementerian ESDM. Berdasarkan permasalahan tersebut dalam penataan kelembagaan perlu strategi agar organisasi berjalan secara efektif dan efisien sehingga tercipta organisasi yang tepat ukuran (right sizing) sesuai dengan beban kerja dan kebutuhan organisasi.
This thesis discusses the strategies of institutional restructuring in the Ministry of Energy. In the face of environmental change, an organization needs to do the arrangement. Fundamental institutional arrangements and substantive is very important because the institutional arrangement essentially a strategic step and systematically carried out by an organization so that the organization more professional and proportionate. The Ministry of Energy and Mineral Resources is the government agency that has conducted organizational management. MEMR number of organizations experienced significantly increase. Has not been drawn up maps business processes to make institutional MEMR has been prepared to be less effective and efficient. It is characterized by an overlap in the tasks and functions between organizational units within the Ministry of Energy. Based on these problems in the reform of institutions need a strategy for the organization works effectively and efficiently so as to create the right organizational size (right sizing) according to the workload and the organization's needs.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zunaedi
Abstrak :
ABSTRAK
PT Cipta Piranti Teknik merupakan perusahaan yang memproduksi komponen kendaraan bermotor. Salah satu produk yang dihasilkannya adalah Wiring Hamess. Wiring Harness merupakan jaringan kabel yang berfungsi menghubungkan komponen-komponen elektris yang terdapat dalam kendaraan bermotor.

Karena seringnya target produksi tidak tercapai pada lintas produksi kijang, maka lintas ini dinilai kurang efsien. Dengan menggunakan teknik bobot posisi dan pemilihan waktu siklus yang tepat diharapkan menghasilkan efisiensi yang lebih maksimal.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa efisiensi lintas produksi kijang dapat dinaikkan Iagi dengan cara pemilihan waktu siklus yang tepat. Selain itu dapat diketahui jumlah waktu lembur dalam setahunnya guna memenuhi target yang ingin dicapai.
1996
S36545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakky Ramadhan
Abstrak :
Kebijakan lalu lintas diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kebijakan ini bertujuan agar salah satunya menciptakan lalu lintas yang tertib. Namun berbagai masalah lalu lintas masih terjadi di Indonesia, termasuk di DKI Jakarta. INRIX Institute menyatakan bahwa pada tahun 2017 DKI merupakan kota dengan masa kerja terpanjang di Indonesia dan kedua di Asia. Sebanyak 90% masalah lalu lintas disebabkan oleh faktor manusia yang tidak teratur. Oleh karena itu, penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas kebijakan dalam menciptakan ketertiban lalu lintas kendaraan pribadi di DKI Jakarta. Pengguna kendaraan pribadi dipilih karena jumlah kendaraan pribadi masih mendominasi di DKI Jakarta dengan persentase mencapai 93,5% dari total kendaraan di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam untuk data primer dan studi literatur untuk data sekunder. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori efektivitas kebijakan menurut Riant Nugroho, dimana dalam teori ini memiliki lima dimensi yaitu kebijakan yang tepat, implementasi yang tepat, sasaran yang tepat, lingkungan yang tepat, dan proses yang tepat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya ada dua dimensi yang terpenuhi dalam kebijakan lalu lintas, sehingga kebijakan ini dikatakan tidak efektif. ...... Traffic policy is regulated in Law Number 22 of 2009 concerning Road Traffic and Transportation. This policy aims to create orderly traffic. However, various traffic problems still occur in Indonesia, including in DKI Jakarta. INRIX Institute stated that in 2017 DKI was the city with the longest working period in Indonesia and the second in Asia. As many as 90% of traffic problems are caused by irregular human factors. Therefore, this study is used to determine the effectiveness of policies in creating orderly private vehicle traffic in DKI Jakarta. Private vehicle users are chosen because the number of private vehicles still dominates in DKI Jakarta with a percentage reaching 93.5% of the total vehicles in DKI Jakarta. This study used a post-positivist approach with in-depth interview data collection techniques for primary data and literature study for secondary data. The theory used in this research is the theory of policy effectiveness according to Riant Nugroho, where in this theory it has five dimensions, namely the right policy, the right implementation, the right target, the right environment, and the right process. The results of this study prove that there are only two dimensions met in traffic policy, so this policy is said to be ineffective.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Widiastuti
Abstrak :
Cakupan ANC lengkap (K6) di Indonesia masih rendah dikarenakan banyak faktor yang berkontribusi antara lain kehamilan tidak diinginkan. Di Indonesia, pada tahun 2017 angka KTD mencapai 15%, dimana 7% kehamilan tidak diinginkan dan 8% kehamilan tidak tepat waktu. Faktor yang berkaitan dengan kunjungan ANC lainnya adalah faktor individual dari ibu seperti usia, pendidikan, status pernikahan, status pekerjaan, paritas, dan partisipasi ibu dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan KTD dengan kunjungan ANC pada wanita usia subur di Indonesia. Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dilakukan dengan menganalisis data SDKI tahun 2017. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehamilan tidak diinginkan dengan kunjungan ANC setelah dikontrol oleh variabel status perkawinan (p value=0,0001). Ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sama sekali memiliki kemungkinan 1,53 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan sedangkan ibu dengan kehamilan yang tidak tepat waktu 1,67 kali lebih besar untuk melakukan kunjungan ANC tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang kehamilannya diinginkan setelah dipengaruhi oleh usia dan status pekerjaan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan pelayanan KB dan kunjungan ANC untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan serta meningkatkan kunjungan ANC lengkap. ......The Complete ANC Coverage (K6) in Indonesia is still low due to various contributing factors, including unintended pregnancy. In 2017, the rate of unintended pregnancies reached 15% in Indonesia, with 7% being unwanted pregnancies and 8% being mistimed pregnancies. Other factors related to ANC visits include individual factors of the mother, such as age, education, marital status, employment status, parity, and maternal participation in decision-making. This study aims to analyze the relationship between unintended pregnancy and ANC visits among reproductive-age women in Indonesia. A cross-sectional study design was used, analyzing data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The analysis involved chi-square tests and logistic regression. The study found a significant association between unintended pregnancy and ANC visits after controlling for marital status (p value=0,0001). Mothers who experienced completely unintended pregnancies were 1.53 times more likely to have incomplete ANC visits compared to mothers who had intended pregnancies, while mothers with mistimed pregnancies were 1.67 times more likely to have incomplete ANC visits compared to those with intended pregnancies, after being influenced by age and employment status. Therefore, there is a need for improved family planning services and ANC visits to prevent unintended pregnancies and enhance complete ANC coverage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Chandra Nugraheni
Abstrak :
Latar belakang: Pasien NMOSD cenderung menunjukkan progresifitas/perburukan defisit neurologis pada setiap relaps. Pemberian terapi rumatan pada NMOSD bisa mencegah relaps dan mempertahankan remisi. Hingga saat ini belum ada studi yang meneliti mengenai kepatuhan pengobatan pasien NMOSD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan pengobatan pasien NMOSD, mengetahui karakteristik serta faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pengobatan. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong-lintang dengan populasi seluruh pasien NMOSD yang berobat di RSCM sejak tahun 2019 hingga Mei 2023. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling. Kriteria inklusi yaitu pasien dengan diagnosis NMOSD sesuai kriteria diagnosis IPND tahun 2015, usia ≥ 18 tahun, konsumsi obat untuk NMOSD minimal selama 1 bulan. Kriteria eksklusi yaitu tidak bersedia ikut serta dalam penelitian. Kepatuhan berobat dinilai dengan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale 8 versi Bahasa Indonesia (MMAS-8), depresi dinilai dengan kuesioner Beck Depression Inventory versi Bahasa Indonesia (BDI-II), kognitif dinilai dengan kuesioner Montreal Cognitive Assesmenet versi Bahasa Indonesia (Moca-INA), dan persepsi terhadap penyakit dinilai dengan kuesioner Beck Depression Inventory versi Bahasa Indonesia (B-IPQ. Data karakteristik demografi, pengobatan, dan klinis didapatkan dari rekam medis/anamnesis.  Hasil: Subjek penelitian ini sebanyak 42 orang dengan rasio pria:wanita= 1: 13. Pasien yang terkategori patuh berobat sebesar 57,1%. Kepatuhan berobat berhubungan dengan status pernikahan (p=0,037), jenis obat saat ini (p=0,033), nilai EDSS (p=0,035), depresi (p=0,018), dan gangguan kognitif (p=0,029). Hasil analisis multivariat mendapatkan bahwa subjek yang tidak depresi 4,60 kali (IK 95% 1,03-20,4) lebih patuh dibandingkan depresi dan setiap kenaikan 1 poin EDSS (perburukan klinis) dapat 1,33 kali meningkatkan kepatuhan pengobatan (IK95% 1,02-1,76).  Simpulan: Pada penelitian ini, sebagian besar pasien NMOSD patuh pengobatan. Faktor independen yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pasien NMOSD di RSCM adalah depresi dan derajat disabilitas. ......Background: NMOSD patients tend to show progressive/worsening neurologic deficits in each relapse. Maintenance therapy for NMOSD can prevent relapse and maintain remission. Until now there have been no studies that examined the medication adherence of NMOSD patients. The aim of this study was to assess the level of medication adherence of NMOSD patients, to find out the characteristics and factors that influence treatment adherence. Methods: We conducted a cross sectional study on NMOSD patients who came to RSCM from 2019 to May 2023. Samples were taken by consecutive sampling. The inclusion criteria were patients with a diagnosis of NMOSD according to the 2015 IPND diagnosis criteria, age ≥ 18 years, consumption of drugs for NMOSD for at least 1 month. Exclusion criteria were not willing to participate in the study. Medication adherence was assessed by the Indonesian version of the Morisky Medication Adherence Scale 8 questionnaire (MMAS-8), depression was assessed by the Indonesian version of the Beck Depression Inventory questionnaire (BDI-II), cognitive was assessed by the Indonesian version of the Montreal Cognitive Assessment questionnaire (Moca-INA), and perceptions of illness were assessed by the questionnaire Beck Depression Inventory Indonesian version (B-IPQ). Data on demographic, treatment, and clinical characteristics were obtained from medical records/anamnesis. Results: There were 42 subjects in this study with a male:female ratio = 1: 13. Patients who were categorized as adherent to medication were 57.1%. Medication adherence was related to marital status (p=0.037), current type of medication (p=0.033), EDSS score (p=0.035), depression (p=0.018), and cognitive impairment (p=0.029). The results of multivariate analysis found that subjects who were not depressed were 4.60 times (95% CI 1.03-20.4) more adherent than depressed subjects and for every 1 point increase in EDSS (clinical worsening) could be 1.33 times increased medication adherence (95% CI). 1.02-1.76). Conclusion: In this study, the majority of NMOSD patients adhered to treatment. Independent factors that influence NMOSD patient medication adherence at RSCM are depression and the degree of disorder.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>