Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Kusumawijaya
Abstrak :
Teori adalah kekuatan. Ia merupakan sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh seseorang untuk membuktikan keeksislensiannya, kepeduliannya sebagai salah satu komponen di dalam lingkungan kehidupannya. Dengan menggunakan kekuatannya, teori dapat merubah segala sesuatu: gerakan, kebudayaan, peradaban manusia dan lingkungan di sekitamya. Dengan menggunakan kekuatannya pula, ia dapat menimbulkan perdebatan dan perlentangan dl antara dua pihak yang berbeda pandangan. Konfllk-konflik yang terjadi di antara teori-teori disebabkan oleh perbedaan argumen-argumen, masing-masing pihak yang saling mempertahankan pendapat-pendapatnya. Fenomena saling menggugat, menentang, memperdebatkan di antara ahli, teori kritis maupun pendukung teori-teori itu sendiri sudah banyak terjadi di segala disiplin ilmu pengetahuan. Arsitektur yang termasuk salah satu di antaranya tidak hanya berupa sebuah disiplin ilmu yang cenderung berpraktik ke arah teknis, namun ia juga bempa ilmu pengetahuan yang membutuhkan pernyataan-pernyataan, teori-teori bahkan manifesto-manifesto yang membantu dalam hal perancangan objek-objek yang dihasilkan baik itu bangunan maupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya termasuk manusla ltu sendiri. Konflik di antara leon kritis arsitektur pun sering kali muncul dalam bentuk wacana-wacana yang kemudian berpengaruh dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat secara global pada umumnya dan juga berpengaruh pada gaya dan bentuk perancangan bangunan arsitektural khususnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Science communication in its early years start from science positivism. Science communication paradigm is also start from a positive empiric methodoly matters. Shannon-Weaver mechanistic approach states that communication is mechanic pieces human do which transmitter and receiver machines.
384 WACA 5:21 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ivan Putra Mahardika
Abstrak :
Perwujudan tata kelola global tidak selalu berupa institusi supranasional, melainkan dapat berupa transmisi gagasan global di tataran domestik. Gagasan tersebut seringkali dianggap banal tanpa mempertanyakan kepentingan di baliknya. Skripsi ini berusaha menelusuri gagasan public private partnership yang marak dipromosikan sebagai skema pendanaan infrastruktur di Indonesia, terutama periode 2005-2015. Fenomena ini diteliti menggunakan perspektif kritis neogramscian dalam memahami tata kelola global di tingkat domestik dengan fokus aktor utama World Bank. Skripsi ini menemukan bahwa terdapat hegemoni kebijakan neoliberalisme Post-Washington Consensus World Bank dalam manajemen sektor public goods di Indonesia. ......The concept of global governance is not exclusively embodied as supranational institution global ideas might be transferred to domestic level instead. Yet, it has been neglected and taken for granted despite underlying interest. This thesis scrutinize the infamous public private partnership as Indonesia infrastructure financing scheme in particular period 2005-2015. Applying neogramscian critical perspective of global governance, this thesis aims to apprehend global governance within domestic institutions in particular World Bank as the main actor. This thesis suggest that there is a hegemon of World Banks Post Washington Consensus neoliberalism prescribed policy in Indonesias public goods management sector.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizar Ramadhan Sabana
Abstrak :
Sekuritisasi migran/migrasi merupakan hal yang problematis. Tulisan ini akan mengkaji berbagai gugatan akademisi kritis terhadap dinamika tersebut. Tulisan ini akan mengelompokkan literatur berdasarkan tipologi Huysmans dan Squire. Mereka melihat untuk mengkaji sekuritisasi migran/migrasi secara kritis hal yang harus dipersoalkan adalah wacana, praktik, dan studi. Namun, tulisan ini hanya akan menelaah literatur yang mempersoalkan wacana dan praktik sekuritisasi migran/migrasi. Pembahasan mengenai studi akan menjadi analisis. TKA ini mengidentifikasi bila perspektif postmodern dan poststrukturalis mendominasi literatur. Selain itu, TKA ini juga melihat perspektif negara penerima yang mayoritas merupakan negara Barat mendominasi. Dengan demikian, muncul kecurigaan bahwa sekuritisasi migran/migrasi hanyalah masalah negara-negara Barat saja. ......Securitization of migrants/migration is a problematic issue. This paper seeks to discuss various assessments from critical studies scholars towards securitization of migrant/migrations. This paper organizes these literatures based on a typology by Huysmans and Squire. According to their typology, discourse, practice, and knowledge must be examined to assess securitization of migrant/migration are. However, this paper would only scrutinize discourse and practice. Assessment on knowledge will be discussed in the analysis. This paper found that postmodern and poststructuralism paradigms dominate critical studies about securitization of migrant/migration. Furthermore, it is also interesting to note that host countries perspective dominates the literature. This raises a suspicion if securitization of migrant/migration is merely a problem of Western countries.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Akhyar Yusuf
Abstrak :
Cultural studies is a study of culture, the paradigm of which is quite different from that of the conventional (i.e. modern) studies. If we accept this view, it means that the whole problem of cultural reality, epistemology, and methodology cannot be used to understand and investigate cultural studies and multiculturalism. The infeasibility of using conventional study of culture to apprehend cultural studies and multiculturalism is related with the principle of incommensurability between those two fields, so there are different worldviews and rules (language games) between the two. This difference is vividly showed in character and model of study that conceives culture as homogeneity, single identity, patterned values, fragmented. Cultural studies and multiculturalism conceive culture as plurality, complexity, constructed identity, dynamics, diversity, interaction, and something porous. In light of this worldview, cultural studies, multiculturalism, and globalism, according to my analysis, must be understood and studied from postmodern perspective or paradigm.
Depok: Faculty of Humanities University of Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Di tengah zaman modern yang ditandai oleh kemanjuan pesat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahuan cenderung dipisahkan dari permasalahan etis-praksis manusia. Para pemikir filsafat, yang berpuncak pada positivisme, mengklaim pengetahuan yang murni sebagai pengetahuan yang bebas nilai (bebas kepentingan). Jurgen Habermas, lewat Teori Kritis (kritik pengetahuan dan kritik ideologi bereaksi terhadap paham bebas kepentingan ilmu pengetahuan ini. Menurutnya pandangan positiv ini justru menghasilkan positivasi pikiran manusia yang berimplikasikan pada praksis hidup manusia, seperti dominasi teknolgi, alienasi, manipulasi, dan ketidakadilan sosial. Karena itu Habernas, lewat Teori Kritis, dengan gigih mencari hal sebaliknya yakni pertautan antara teori pengetahuan dengan praksis dan kepentingan hidup manusia.
Pematang Siantar: Sekolah Tinggi Filsafat & Teologi St. Yohanes, {s.a}
210 RMIM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library