Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seira Latanssa
Abstrak :
Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh ancaman pada status kelompok terhadap tingkah laku menolong defensif bantuan kepada outgroup yang dianggap mengancam status identitas ingroup Penelitian ini didasarkan pada Teori Identitas Sosial dari Tajfel dan Turner Lebih lanjut penelitian ini juga ingin melihat sifat bantuan seperti apakah yang lebih banyak diberikan dependen atau otonom Dalam penelitian ini pengaruh ancaman pada status kelompok divariasikan dalam dua kondisi terancam versus tidak terancam Sebanyak 72 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil analisis chi square 2 diketahui bahwa ancaman pada status kelompok memiliki pengaruh yang kuat secara signifikan terhadap tingkah laku menolong defensif Lalu berdasarkan tabel crosstabulation frekuensi dari sifat bantuan yang diberikan pun berbeda secara signifikan dimana bantuan yang bersifat otonom lebih banyak diberikan.
This study aimed to prove the effect of status threat to defensive helping extending help to outgroup whose threaten ingroup`s status identity This study was based on Social Identity Theory that introduced by Tajfel and Turner Furthermore this study also wanted to examine the nature of help that was given dependency or autonomy oriented help In this study status threat was varied into two condition threat versus unthreat 72 college students from Faculty of Psychology University of Indonesia participate in this study Chi square 2 analyses found significant effect of status threat to defensive helping Then based on crosstabulation table the nature of help was also significantly different and more autonomy oriented help than dependency oriented help.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Listiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Saul Bellow (1915- ) memang seorang novelis Amerika yang sangat terkenal. Dia pernah memenangkan Hadiah nobel atas karyanya Humbolt Gift pada tahun 1975, dan juga memenangkan _The National Book Award' tiga kali, serta 'The Prix International de Litterature_ dan beberapa hadiah lainnya.

Novel-novel Bellow mencerminkan perhatian penga_rangnya pada kehidupan manusia sebagai seorang indi_vidu yang dengan segala kekurangannya berusaha ber_adaptasi dengan kehidupan yang dikatakan 'beradab'. Keseriusan Bellow menyoroti kehidupan pribadi tokoh-_tokoh utamanya, terutama keadaan jiwa dan perilaku mereka mengakibatkan tampilnya tokoh-tokoh yang se_akan-akan nyata ada.

Semua tokoh utama novel-novel Saul Bellow merasa diri mereka tidak berpotensi dalam kehidupan sosial_nya. Sebagian dari mereka khawatir akan keadaan ini dan sebagian lain tidak memperdulikan hal itu.

Ciri-ciri yang menonjol dari tokoh-tokoh utama dalam novel-novel Saul Bellow adalah kebutuhannya untuk dicintai, baik oleh saudaranya, orangtuanya, atau oleh wanita yang dia cintai. Tetapi tragisnya orang-orang yang diharapkan mencintainya, justru tidak mempedulikan dia. Misalnya hubungan Herzog (tokoh utama Herzog,) dengan bekas istrinya Madeleine, hubungan Wilhelm (tokoh utama Seize the Day) dengan ayahnya, Augie (tokoh utama The Adventures of Augie March) dengan saudaranya, Simon, dan Charlie (tokoh utama Humbolt's Gift) dengan saudaranya, Julius.

Beberapa dari tokoh-tokoh utama dalam novel-novel Saul Bellow masih bersifat kekanak-kanakan atau tidak dewasa. Ketidakdewasaan ini mengakibatkan mereka berkonflik dengan .diri mereka sendiri, dan akhirnya dengan orang lain di sekitarnya. Mereka tidak bisa memahami siapa diri mereka sebenarnya, dan bagaimana lingkungannya. Hal ini menempatkan mereka pada posisi yang sulit. Mereka ingin sekali diakui sebagai se_buah pribadi dalam lingkungannya, tetapi karena dari diri mereka sendiri belum didapatkan identitas yang pasti, lingkungan pun sulit untuk menerima mereka sebagai pribadi-pribadi yang unik dan selaras dengan lingkungannya. Pribadi-pribadi yang unik dan selaras dengan lingkungannya adalah pribadi-pribadi yang berbeda dari orang lain dan yang dapat menempat_kan diri mereka pada posisi yang tepat dalam ling_kungan mereka. Karena merasa diri mereka tidak men_dapatkan tempat dalam masyarakatnya, timbullah rasa teralienasi. Sesungguhnya apa yang dialami tokoh-_tokoh tersebut sehingga mereka tidak mendapatkan tempat dalam masyarakatnya dan merasa teralienasi adalah karena mereka tidak sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungannya, seperti yang dialami tokoh_-tokoh utama dalam Dangling Man, Seize the Dav, dan Henderson the Rain Kind. lnilah kesalahan yang mereka perbuat dan mereka anggap ini sebagai masa lalu. Tokoh-tokoh yang teralienasi ini berusaha untuk membayar kesalahan-kesalahan mereka dengan cara me_mandang masa lalu mereka sebagai suatu beban. Ini dikatakan John Jacob Clayton dalam bukunya Bellow: In Defense of Man :

This act of seeming alienation, is in fact performed for the community. As in so much of Bellow's fiction -- Dangling Man, Seize the Day, Henderson the_Rain King -- there is an alienated hero struggling to redeem his own life -- and, by extension, the common life -- by ridding himself of a past seen in the Metaphor of a burden.

Akhirnya tokoh-tokoh tersebut, jika mereka tidak berhasil mendapatkan identitas mereka, memandang masyarakat jahat terhadap mereka. Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Seperti apa yang dikatakan Keith Michael Opdahl bahwa tokoh utama Saul Bellow adalah seorang hero Amerika yang berusaha mendapatkan kedewasaannya. Dia terombang-ambing antara kebutuhan_nya untuk dicintai dan keterlepasannya dari dunia yang tidak mencintainya, tidak seperti yang diharap_kannya. Dia tidak dewasa dan dia adalah korban dari dirinya sendiri:

Bellow's protagonist is an American hero groping toward manhood. Vacillating between a need to be loved and withdrawal from a world which doesn't love him as he wishes, he is immature and a victim of himself.

Tokoh-tokoh dalam novel-novel Saul Bellow tidak hanya terputus hubungannya dengan masyarakat (dunia) tetapi juga dengan teman-teman dan istri-istri mereka, seperti pendapat John Jacob Clayton : Bellow's characters are lonely, despairing, cut off not only from society but from. friends and wives.

Walaupun demikian, tokoh-tokoh utama Saul Bellow mempunyai kecenderungan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Mereka berusaha untuk mendapatkan identitas yang pasti tentang diri mereka. Seperti pendapat Carl Gustav Jung bahwa dalam diri manusia ada satu tendens yang paling dasar yaitu kecenderung_an batin untuk mewujudkan diri, untuk menjadi diri sendiri.
1990
S14149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Saepul Ahyar
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini membahas gerakan sosial masyarakat Padarincang, Serang, Banten yang menentang dikeluarkannya Ijin pembangunan dan eksplorasi sumber air kepada PT. Tirta Investama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji latar belakang, faktor penyebab, dinamika dan proses gerakan sosial tersebut serta menganalisis dinamika dan karakter gerakan sosial tersebut. Landasan teoritik studi ini adalah Teori Mobilisasi Sumberdaya/Resaurces Mobilization Theory (RMT) yang dipadukan dengan Teori Orientasi Identitas/The Identity Oriented Theory (IOT). Pendekatan RMT lebih menekankan pada tindakan rasional yang memandang masing-masing aktor dalam tindakan kolektif mempunyai kepentingan. Sementara pendekatan teori Identitas lebih menekankan kepada identitas, solidaritas dan komitmen bersama. Hasil penelitian menunjukan faktor penyebab munculnya gerakan sosial di Padarincang dikarenakan dua alasan berbeda. Pertama, alasan yang bersifat material dan ideologis, seperti kelompok yang menghitung untung rugi secara ekonomi. Kedua, alasan yang bersifat gagasan/ide kemanusiaan, seperti alasan pelestarian lingkungan hidup dan keadilan dalam pembangunan. Dengan demikian, karakteristik gerakan sosial tidak dapat dikategorikan gerakan sosial baru secara utuh, tetapi juga karakteristik gerakan sosial lama masih tetap nampak. Karakter gerakan lama terutama lebih didominasi oleh kalangan masyarakat petani, kyai dan santri pondok pesantren. Sementara karakter gerakan sosial baru nampak pada aktivis gerakan, baik aktivis lokal ataupun dari kalangan NGO yang terlibat dalam gerakan sosial ini. Dari sisi proses dan dinamika gerakan, mengikuti RMT terlihat bahwa faktor determinan gerakan sosial di Padarincang adalah adanya organisasi (GRAPPAD dan AMPL), kepemimpinan, mobilisasi sumberdaya, jaringan dan partisipasi yang luas serta mampu menggunakan peluang politik yang ada. Analisis ini diperkuat dengan adanya kesamaan identitas kelompok, dalam hal ini ikatan keagamaan dan kekeluargaan yang kental yang membangunkan komitmen dan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat. Secara teoritik, penelitian gerakan sosial di Padarincang tidak dapat dijelaskan dengan satu teori RMT saja. Perpaduan antara RMT dan IOT dapat menjelaskan secara lebih baik gerakan sosial tersebut. Dengan demikian terdapat sejumlah konsep yang baik, tetapi tidak mampu menjelaskan realitas secara konprehenship dan memerlukan teori lain untuk menjelaskannya.
ABSTRACT
This study discusses social movements in rural people of Padarincang, Serang, Banten, which oppose the issuance of the construction and the exploration permit of water resources to PT. Tirta Investama. This study aims to assess the background, causes, dynamics and processes of their resistance. This study based on Resource Mobilization Theory (RMT) combined with The Identity Oriented Theory (IOT). RMT approach is more emphasis on rational action that sees each actor has an interest in collective action. The other theory, Identity theory, stresses to identity, solidarity and commitment of the group. The results of study showed that there are two factors causing the rise of social movements in Padarincang. First, the reason for that movement is material and ideological, as a group economically calculate profit and loss. The second reason is they consider the idea / ideas of humanity, such as environmental conservation reasons and fairness in development. Thus, the characteristics of a social movement can’t be categorized as new social movements as a whole, but also the characteristics of the old social movements are still visible. Old social movement character is dominated by, especially the farming community, religious scholars and boarding school students (santri). On the other side, the character of this new social movements seem in activists, both local and NGO activists that involved in this social movement. In terms of the process and the dynamics of movement, based on RMT is seen that the determinant factor in Padarincang social movement is in the organization (GRAPPAD and AMPL), leadership, resource mobilization, networking and wide participation and be able to use the existing political opportunities. This analysis is reinforced by the similarity of group identity, in this case religious and kinship ties viscous built commitment and high social solidarity among the rural people. Theoretically, the study of social movements in Padarincang can not be explained by the theory of RMT only. The mix theory between RMT and IOT can be better explain the social movements. Although there a number of good concept, but it can not be able to explain the case completly and need another theory to explain it.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library