Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Elco Nora
"Secara global dikatakan bahwa insidens Inflammatory bowel disease (IBD) adalah 10 kasus per 100.000 penduduk. Fokus utama rencana Terapeutik IBD adalah upaya penghambatan kaskade proses inflamasi. Temu mangga (Curcuma mangga val) diketahui memiliki efek anti inflamasi. Dalam penelitian ini ingin diketahui efektivitas ekstrak Temu mangga (Curcuma mangga Val) dalam menurunkan kadar TNF-α dari serum mencit dan perbaikan gambaran histopatologi kolon model mencit Inflammatory bowel disease (IBD). Pengukuran TNF-α dengan metode Elisa dan gambaran histopatologi kolon dengan pewarnaan HE. Pada penelitian ini mencit diinduksi menggunakan DSS 2% yang dicampurkan dengan air minum dan diinduksi selama 9 hari dilanjutkan dengan pemberian ekstrak etanol Temu mangga selama 14 hari. Pada penelitian ini ada 6 kelompok hewan perlakuan yaitu K0 (baseline), DS,  PD, MD4, MD8, MD16. Perhitungan statistik menggunakan uji parametrik ANOVA untuk penurunan TNF-α, dan jumlah sel goblet. Skoring perubahan jaringan kolon (metode cooper). Hasil perhitungan menunjukkan penurunan kadar TNF-αterutama pada kelompok  MD16. Dimana penurunan TNF-α pada MD16 berbeda bermakna (p<0,05) dengan DS. Skor perubahan  jaringan kolon (metode cooper) MD16 memperlihatkan hasil berbeda bermakna (p<0,05) dengan DS. Efek Perlakuan dengan dosis Temu mangga 16 mg/20 gram mencit memberikan hasil yang lebih baik pada regenerasi sel dibanding dosis 8 mg/20 gram mencit dan 4 mg/20 gram mencit. Hal ini ditunjukkan dari gambaran Histopatologi kolon yang ditandai peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan jumlah lokasi radang .

Globally it is said that the incidence of Inflammatory bowel disease. (IBD) is 10 cases per 100,000 population. The main focus of the plan is an attempt IBD Therapeutic inhibition of the inflammatory cascade process. Temu mangga ( Curcuma mangga val) is known to have anti-inflammatory effects. In this study we want to know effectiveness Temu mangga extract (Curcuma mangga Val) in lowering levels of serum TNF-α mice and improvement of colonic histopathology picture mice model of Inflammatory bowel disease (IBD). Measurement of TNF-α with Elisa method and description of colonic histopathology with HE staining. In this study, mice were induced using DSS 2% that is mixed with water and induced for 9 days followed by ethanol extract of Temu mangga appointment for 14 days. In this study, there are six groups of animals ie K0 treatment (baseline), DS, PD, MD4, MD8, MD16. Statistical calculations using ANOVA parametric test for the decline in TNF-α, and the number of goblet cells. Scoring changes in colonic tissue (method cooper). The calculations show decreased levels of TNF-α, especially in group MD16. Where the reduction in TNF-α in MD16 significantly different (p<0,05) with DS. Score changes in colonic tissue (method cooper) MD16 showed significantly different results (p<0,05) with DS. The treatment effects at a dose of 16 mg Temu mangga/20 gram mice provide better results in the regeneration of the cells compared to the dose of 8 mg/20 gram mice and 4 mg/20 gram mice. It is shown on the picture Histopathology of colonic marked increase in the number of goblet cells and decrease the number of locations inflammation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muliyanti
"Bandotan (Ageratum conyzoides L.) dan temu mangga (Curcuma mangga Val.&Zijp.) masing-masing telah diteliti sebagai analgetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi yang efektif dari infus bandotan dan temu mangga sebagai analgetik. Penelitian ini menggunakan mencit jantan dan betina galur DDY dengan berat badan 20-30 gram sebanyak 48 ekor yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL); kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0.5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan aspirin, kelompok III diberikan bandotan dosis tunggal, kelompok IV diberikan temu mangga dosis tunggal, kelompok IV, V, VI, VII, dan VIII diberikan kombinasi bandotan dan temu mangga. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, tiga puluh menit kemudian diinduksi dengan asam asetat 0.2%, setelah lima menit diamati dan dihitung jumlah geliat dengan interval lima menit selama empat puluh menit.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi yang efektif sebagai analgetik pada mencit jantan ditunjukkan bandotan 780 mg/20 g bb dan temu mangga 150 mg/20 g bb sedangkan pada mencit betina ditunjukkan bandotan 1560 mg/20 g bb dan temu mangga 150 mg/20 g bb. Kekuatan efek analgetik kombinasi kedua tanaman ini lebih rendah dibandingkan dengan aspirin, ditinjau dari persentase efektivitas analgetik.

Many studies has been done about analgesic effect of goatweed (Ageratum conyzoides L.) and temu mangga (Curcuma mangga Val.&Zijp.). The aim of this study was to investigate the effective combination of goatweed and temu mangga as analgesic in mice. Forty eight male and female DDY mice 20-30 g used in the study were divided into 8 groups using Complete Randomized Design (CRD) method; group I as negative control administered 0.5% CMC, group II as positif control administered aspirin, group III administered goutweed single dose, group IV administered temu mangga single dose, group IV, V, VI, VII, and VIII administered combination of goatweed and temu mangga. Thirty minutes before intraperitonial injection of acetic acid 0.6%, drugs were orally administered to mice. The number of writhings exhibited by each animal was counted for 40 minutes with interval 5 minute beginning 5 minute after acetic acid induction.
The result shows that the effective combination as analgesic showed goatweed 780 mg/20 g bb and temu mangga 150 mg/20 g bb in male mice also goatweed 1560 mg/20 g bb and temu mangga 150 mg/20 g bb in female mice. Analgesic effect of goatweed and temu mangga combination is lower than aspirin, this is showed on analgesic effectiveness percentage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33185
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ajeng Permata Dewi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar ALP serum darah tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague-Dawley sebanyak 30 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4. Tikus KK1 merupakan kelompok kontrol yang diinduksi akuades sedangkan kelompok KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4 merupakan kelompok yang diinduksi CCl4 dosis 1 ml/kg BB. Kemudian, kelompok KP1, KP2, KP3 dan KP4 diberikan ekstrak etanol rimpang temu mangga dosis 10 mg/kg BB, 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar ALP serum pada kelompok tikus KP1, KP2, KP3 dan KP4 secara berturut-turut sebesar 37,60%, 39,18%, 35,7% dan 33,75% jika dibandingkan dengan kadar ALP serum tikus yang diinduksi CCl4 (KK2). Dosis 20 mg/kg BB merupakan dosis yang paling optimal karena berdasarkan hasil uji LSD kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan dengan KK1 atau dengan kata lain kadar ALP kelompok tersebut sudah mencapai kadar normal.

The research aimed to find out that ethanol extract of mango ginger rhizome could affect the decrease of rat serum alkaline phosphatase (ALP) level that was induced by carbon tetrachloride (CCl4). Tested animals were 30 individuals of male Sprague-Dawley rats that were divided into six groups, namely KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4. KK1 was a control group that was induced by aquades while KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 were groups that were induced by CCl4 dose of 1 ml/kg BW. Then, KP1, KP2, KP3 and KP4 were given the ethanol extract of mango ginger rhizome dose of 10 mg/kg BW, 20 mg/kg BW, 40 mg/kg BW and 80 mg/kg BW orally and administrated for 4 times with an interval of 12 hours. Based on the result, the decrease of rat serum Alkaline Phosphatase (ALP) level in KP1, KP2, KP3 and KP4 amounted to 37,48%, 39,17%, 36,79% and 36,09% compared to serum ALP level that was induced by CCl4 (KK2). Dose of 20 mg/kg BW is the most optimal dose since based on LSD test, this group has no difference with KK1 or in other words, ALP level of this group has reached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Kumala Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.) terhadap penurunan kadar SGPT dan SGOT darah tikus jantan (Rattus norvegicus L.) Galur Sprague-Dawley yang diinduksi CCl4. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok normal (KK1), kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dengan dosis 1 ml/kg BB (KK2) dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol rimpang temu mangga dengan 4 dosis yaitu 10, 20, 40, dan 80 mg/kg BB (KP1, KP2, KP3, dan KP4). Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 1 ml/kg BB, kemudian pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga dilakukan sebanyak empat kali dengan kurun waktu 48 jam. Berdasarkan hasil uji LSD (P<0,05) pada pengambilan darah yang terakhir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara KK1 dengan KP2 dan KP1 dengan KP2, selain itu adanya perbedaan antar KK1 dengan KK2, KP1, KP3 dan KP4. Persentase penurunan rerata kadar SGPT dan SGOT dibandingkan dengan KK2 yaitu pada KP1 sebesar 51,20% dan 44,67%; pada KP2 sebesar 51,70% dan 44,95%; pada KP3 mengalami penurunan sebesar 50,17% dan 44,09%; dan pada KP4 mengalami penurunan sebesar 48,44% dan 43,40%. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dosis 20 mg/kg BB tikus dapat menurunkan rerata kadar SGPT (66,62 U/l) dan SGOT (162,44 U/l) yang paling optimum hingga mendekati dosis pada kontrol normal.

The present study was conducted to assess the effects of ethanol extract rhizome mango ginger (Curcuma mangga Val.) in reducing levels of SGPT and SGOT of CCl4-induced in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Thirty male rats were devided into six groups, consisting of normal control group (KK1), treatment control group (KK2) CCl4- induced, and treatment group in different doses, 10; 20; 40 dan 80 mg/kg bw (KP1, KP2, KP3 and KP4) respectively. Ethanol extract of rhizome mango ginger was given orally and administrated for four times in 48 hours. The results of LSD test (P <0.05) in the last blood sampling indicates that there is no difference between KK1 with KP2 and KP1 with KP2, but difference between KK1 with KK2, KP1, KP3 and KP4. Percentage reduction in mean levels of SGPT and SGOT compared with KK2 is in KP1 by 51.20% and 44.67%; on KP2 51.70% and 44.95%; the KP3 50.17% and 44.09%; and the KP4 48.44% and 43.40%. The results demonstrated that dose of 20 mg/kg bw can decrease the rate of SGPT (66,62 U/l) and SGOT (162,44 U/l) near to normal level in normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library