Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Gimawati Muljono
Abstrak :
ABSTRAK
Gangguan sendi temporo-mandibula merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang akhir-akhir ini menarik banyak perhatian, namun masih belum banyak yang benar-benar memahaminya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa oklusi sangat berperan dalam proses terjadinya masalah tersebut, walaupun belum dapat dikatakan secara pasti bahwa maloklusi merupakan penyebab utamanya.
Kesulitan yang sering dihadapi dalam menanggulangi gangguan sendi temporo-mandibula adalah banyaknya gejala yang mirip dengan penyakit lain, sehingga pemeriksaan klinis saja belum cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pemeriksaan radiografik dapat merupakan sarana bantu untuk mencari informasi mengenai perubahan struktural pada komponen sendi temporo-mandibula. Di Indonesia masalah gangguan sendi temporo-mandibula masih belum banyak diungkapkan, khususnya bagaimana kaitannya dengan oklusi. Berdasarkan alasan tersebut di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan posisi kondilus antara oklusi, gigi yang secara klinis tampak normal dan yang habitual dilihat secara radiografis. Dari penelitian ini diharapkan dapat terungkap kemungkinan pemanfaatan pemeriksaan radiografis sebagai sarana bantu dalam menegakkan diagnosis gangguan sendi temporo-mandibula.
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 46 orang mahasiswa yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pemetaan foto rontgen sendi temporomandibula yang dibuat dengan proyeksi transkranio lateral oblik superior dianalisis dengan metode pengukuran kuantitatif linier menurut Pullinger. Hasil pengukuran pada pemetaan foto menunjukkan bahwa mahasiswa yang oklusinya secara klinis normal, posisi kondilusnya tidak selalu normal. Demikian Pula hasil pengukuran pemetaan foto pada mahasiswa yang oklusinya secara klinis habitual. Secara statistik tidak terlihat adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa oklusi yang secara klinis normal, belum menjamin posisi kondilusnya normal. Karena itu pemeriksaan klinis perlu ditunjang oleh pemeriksaan radiografis terutama bila telah ada keluhan atau gejala yang mengarah kepada gangguan sendi temporo-mandibula.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rianti Surjanto
Abstrak :
Keletuk sendi merupakan gejala klinis yang banyak dijumpai pada penderita disfungsi sendi temporo-mandibula. Radiografi merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi letak kondilus sendi temporo-mandibula. Pada penelitian ini, digunakan proyeksi transkranial miring lateral superior dengan menggunakan condy-ray. Foto rontgen yang didapat diperbesar 4x, kemudian dibuat tracing. Pada hasil tracing dilakukan pengukuran. Dari penelitian pada 30 pasien dengan gejala keletuk sendi terlihat posisi kondilus kanan atau kiri adalah non konsentris dan kemungkinan pergeseran posisi kondilus kanan atau kiri kea rah anterior atau posterior adalah sama (Chi kuadrat p kurang dari 0,05). Hasil yang didapat dari penelitian ini, menunjukkan adanya perbedaan letak kondilus pada kasus disfungsi dengan dan tanpa gejala keletuk sendi (uji fisher p kurang dari 0,05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library