Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhayati Indah Ciptasari
Abstrak :
Paduan kuningan 60Cu-40Zn merupakan paduan kuningan yang paling baik untuk diaplikasikan pada hot forming. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan struktur mikro dari rad brass bahan baku produk valve dengan perbedaan kandungan aluminium selelah dilakukan perlakuan panas. Perlakuan panas yang dilakukan yaitu annealing pada temperatur (450, 500 dan 550°C) dengan waktu holding selama I jam. Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan dua metode pendinginan. Metode pertama dengan menggunakan pendinginan lambat di udara terbuka. Sedangkan metode yang ke dua dengan pendinginan cepat pendinginan air) dengan media air. Pengujian yang dilakukan meliputi uji metalografi dan kekerasan. Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi tanpa perlakuan, fraksi volume a benda uji Al rendah (64.8) lebih kecil daripada fraksi volume a benda uji rod Al tinggi (74.25). Fraksi volum alpha benda uji rod Al tinggi lebih besar daripada benda uji rod AI rendah. Sehingga hot formability benda uji rod Al rendah lebih baik daripada benda uji rod AI tinggi.Pada kondisi perlalman non quench, dengan meningkatnya temperatur annealing (450, 500 dan 550° C) pada benda uji rod Al rendah (0, 02%) maupun Al tinggi (0,2%) akan mengalami peningkaran fraksi volume an Sedangkan pada kondisi perlakuan quench, dengan meningkatnya temperatur annealing (450, 500 dan 55 0° C) pada benda uji rod Al rendah (0,02%) maupun Al tinggi (0,2%) akan mengalami penurunan fraksi volume a Pada pengujian kekerasan, dengan kondisi non quench, kenaikan temperatur annealing akan menurunkan nilai kekerasan pada benda uji AI rendah maupun benda uji Al tinggi. Pada benda uji Al terendah terjadi penurunan kekerasan dari 54 HRB (ranpa anil menjadi 42 HR5 (temperatur 550"). Sedangkan pada benda uji Al tinggi terjadi penurunan kekerasan dari 64 HR; (tanpa anil) menjadi 52 HR; (temperatur 550° C). Pada kondisi quench, temperatur annealing akan menurunkan nilai kekerasan pada benda uji A I rendah maupun benda uji Ai tinggi. Pada benda uji Al rendah terjadi penurunan kekerasan dari 54 HRH (tanpa anil menjadi 53 HR; temperatur 550°). Sedangkan pada benda uji Al tinggi terjadi penurunan kekerasan dan 64 HR; (tanpa anil, menjadi 58 HRB (temperatur 550°Q. Adanya peningkatan kadar Al dan Pb kemungkinan dapat menyebabkan retak setelah dilakukan forging.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winston Wiwa Soetijoso
Abstrak :
Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais elektronik yang menggunakan material organik untuk mengemisikan cahaya. OLED memiliki karakteristik unik seperti mengemisikan cahayanya sendiri dan memiliki struktur yang sederhana. Fabrikasi single-layer polymer-based OLED dengan metode laminasi di Laboratorium Nano Device Universitas Indonesia telah berhasil dilakukan dan terus dioptimalkan. Parameter seperti material anoda, material substrat, kecepatan dan durasi spincoating, hingga temperatur dan tekanan laminasi telah dioptimalkan. Namun demikian, masih banyak parameter yang perlu dioptimalkan untuk menghasilkan performa OLED terbaik. Temperatur annealing merupakan salah satu parameter yang belum pernah diteliti dan dioptimalkan. Temperatur annealing khususnya pada lapisan emisif PFO diduga memiliki pengaruh terhadap performa OLED. Kemudian, penambahan jumlah deposisi PFO dilakukan dan dianalisis dengan tujuan memperbaiki uniformity emisi OLED. Pada skripsi ini, dilakukan fabrikasi OLED dengan variasi temperatur annealing PFO yakni 30 ˚C, 50 ˚C, 70 ˚C, dan 90 ˚C dan OLED yang dideposisikan PFO sebanyak 3 kali. Hasil analisis menyimpulkan bahwa temperatur annealing PFO optimal adalah 30 ˚C. OLED yang difabrikasikan dengan temperatur annealing PFO 30 ˚C mencapai rata-rata arus tertinggi (2,16 mA), kurva I-V yang paling stabil, dan emisi cahaya yang paling uniform. Temperatur annealing PFO berbanding terbalik terhadap performa OLED. OLED yang difabrikasi dengan deposisi PFO sebanyak 3 kali menghasilkan performa yang rendah dengan kuva I-V yang tidak ideal, rata-rata arus rendah senilai 0,423 mA, dan tidak berhasil mengemisikan cahaya. ......Organic Light Emitting Diode (OLED) is an electronic device which emits light using organic material. OLED has unique characteristics such as emitting their own light and having simple structure. The fabrication of single-layer polymer-based OLED in Nano Device Laboratory in Universitas Indonesia has been successfully done and is constantly optimized. Anode material, substrate material, spincoating rotation speed and duration, to lamination temperature and pressure has been optimized. Still, a lot of parameters is yet to be optimized. Annealing temperature is one such parameter yet to be researched and optimized. Annealing temperature on emissive layer PFO is hypothesized to have played a role on OLED performance. In addition, multiple PFO deposition is done and analyzed to improve OLED emission uniformity. OLED samples with varying PFO annealing temperature of 30 ˚C, 50 ˚C, 70 ˚C, 90 ˚C and samples with 3 times PFO deposition has been fabricated. It is concluded that optimal PFO annealing temperature is 30 ˚C. OLED samples fabricated with PFO annealing temperature of 30 ˚C reach the highest average current output (2,16 mA), have stable I-V characteristics, and emit the most uniform light emission. PFO annealing temperature is inversely proportional to OLED performance. OLED fabricated with 3 times PFO deposition perform poorly with unideal I-V curve, low average current output (0,423 mA), and unsuccessful in emitting light.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library