Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hendra Kusumajaya
Abstrak :
Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 1995). Malaria termasuk 10 besar penyebab kematian di Indonesia. Hampir 35 % (diperkirakan 70 juta jiwa) penduduk tinggal di daerah malaria, umumnya di desa. Setiap tahun diperkirakan sekitar 3.5 juta penduduk terserang malaria. Sampai Saat ini penyakit malaria masih merupakan penyakit endemis di propinsi Sumatera Selatan. Kasus malaria dari tahun ketahun belum menunjukkan adanya penurunan. Kecamatau Toboali merupakan salah satu daerah endemis malaria di Kabupaten Bangka. Angka insiden malaria pertahun (Annual Malaria Incidens = AMI) 4 (empat) tahun terakhir cenderung naik turun. AMI pada tahun 1995 = 35.01 %°, tahun 1996 = 28.2 %°, tahun 1997 = 30.10 %,, dan tahun 1998 = 35.33 %. Jenis penelitian adalah observasional dengan disain kasus kontrol, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor perindukan nyamuk dan faktor lingkungan lainnya serta faktor perilaku terhadap kejadian malaria di Kecamatan Toboali tahun 2000. Sebagai kasus adalah penderita malaria klinis yang diperiksa sediaan darahnya ternyata positif. Sedangkan kontrol adalah penderita lainnya yang diperiksa sediaan darahnya ternyata negatif. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 200 responden (perbandingan 1:1). Variabel yang diteliti adalah tempat perindukan nyamuk, perubahan lingkungan, pemasangan kelambu, pemakaian obat anti nyamuk, penggunaan kawar kasa, penggunaan repellant, pemeliharaan ternak besar dan pekerjaan. Hasil penelitian memunjukkan bahwa tempat perindukan nyamuk, perubahan lingkungan, pemasangan kelambu, pemakaian obat anti nyamuk dan pemasangan kawat kasa berpengaruh terhadap kejadian malaria. Ada pengaruh tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malaria dimana responden yang disekitar tempat bermukimnya ( 2 KM) ada tempat perindukan beresiko terkena malaria 4.16 kali (OR 4.16 95% CI 1.9206 - 9.02l4). Ada pengaruh perubahan lingkungan terhadap kejadian malaria dimana responden yang disekitar tempat bermukimnya (2 KM) ada perubahan lingkungan beresiko 2.06 kali (OR 2.06 95% CI 1.1794 - 3.6179). Ada pengaruh kebiasaan rnemakai kelambu terhadap kejadian malaria dimana responden yang tidak biasa tidur malam memakai kelambu beresiko 5.62 kali (OR 5.62 95% CI 2.8731 - 11.0078) Ada pengaruh kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk terhadap kejadian malaria dimana responden yang tidak menggunakan obat nyamuk beresiko 2.80 lcali (OR 2.80 95% CI 1.5337 - 5.1121). Ada pengaruh pemasangan kawat kasa terhadap kejadian malaria dimana responden yang tidak memasang kawat kasa beresiko 3.05 kali (OR 3.05 95% CI 1.2808 - 7.279l). Analisis statistik dampak potensial digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh (kontribusi) masing-masing variabel dalam kaitannya dengan menurunkan kejadian malaria apabila dilakukan intervensi. Dengan mengetahui kontribusi masing- masing falctor maka dapat clitentukan skala prioritas dalam upaya pemberantasan malaria. Dari perhitungan dampak potensial maka faktor yang paling berpengaruh berdasarkan kontribusinya secara berurutan arialah pemakaian kelambu (82.2%). Pemakaian kawat kasa (64%), tempat perindukan nyamuk (59,2%), perubahan lingkungan (51%) dan obat anti nyamuk (1 5.2%). Dari hasil penelitian ini disarankan 1) Bagi Puskesmas agar mengadakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit malaria secara intensif kepada masyarakat seperti pentingnya pemakaian kelambu dan pencegahan individu lainnya. 2) Bagi dinas kesehatan dan pengelola program agar clapat melaksanakan pemberantasan malaria berdasarkan skala prioritas seperti hasil analisa dampak potensial. 3). Bagi pemerintah daerah agar berperan serta dalam melaksanakan pemberantasan penyakit malaria secara terpadu (lintas sektoral) dengan mengupayakan manajemen lingkungan dan perilaku secara menyeluh (komprehensif).
According to household health survey (SKRT, 1995). Malaria belongs to 10 largest causes of death in Indonesia. Nearly 35% (around of 70 million deaths) of the population within malaria areas, in general in villages. Each year around 3.5 million population are attached by malaria. Till this moment the malaria still constitutes endemic sickness in the province of South Sumatra. It is malaria cases from year to year does still not shown any decline. The District Toboali constitutes one malaria endemic area in the Regency Bangka. Malaria incident per year (Annual Malaria lncidens = AMI) during the last four year tens to increase decline. AMI in year 1995 = 35.010/oo, year 1996 = 28.20/oo, in year 1997 = 30.100/oo and in year 1998 = 35.330/oo. The type of research is observational with case control design, with the purpose to know the breeding factor of the mosquito and the other environmental factors and the behavior factors towards the incidents of malaria at the district Toboali in year 2000. As case are clinical malaria suferes, with who have been examine for their blood-slide and seems to be positive. While control are other suferes to has been examine on the blood-slide and turn out to be negative. The number of cases and control to a number of 200 respondent (comparison 1 : 1). The variable researched is the breeding place, environmental changes, the use of bed-net, the use of anti-mosquito medicine, the use of gauze, the use of repellant having influence to the incidence of malaria. There is an influence of breeding place on the incidence of malaria being the surrounding respondent at its breeding place (=|= 2 Km) there is a risky breeding place subject to malaria 4.16 times (OR 4.16 95% Cl 1.9206-9.02l4). There is an influence of environmental case on the incidence of malaria where respondent around is breeding place (zi: 2 Km), there is environmental case 2.06 times (OR 2.06 95% CI 1.794-3.6179). There is an influence of the habit of using bed-net having a risk or 5.62 times (OR 5.62 95% Cl 2.8731-l1.008'?). There is an influence of the habit of using anti-mosquito article towards the incidence of malaria where respondent do not use an anti-mosquito articles at a risk of 2.80 times (OR 2.80 95% Cl 1.5337-5.ll2l). There is an influence of the use of gauze where respondent to be not used gauze having a risk of 3.05 times (OR 3.05 95% CI 1.2808-'7.279l). Statistical analysis of potensial impact is used to know how large the contribution of each variable in its relation to reducing the malaria incidence whenever intervention is perform. By knowing the contribution of each factor priority scale can be determined in the effort to prevent malaria. From the calculation of potential impact the most influential factors on the basis of its contribution in series in the use of bed-net (82.2%), the use of gauze (64%), breeding place of mosquito (59.2%), environmental changes (51%) and anti-mosquito articles (15.2%). From this research is recommended 1) For Puskesmas in order to perform help information service about malaria in an intensive manner to the public like the importance of the use of bed-net and the other individual preventing. 2) For the health service and program development in order that they will perform malaria prevention on priority skill like the research potential impact analysis. 3) For the regional govemment in order that it will participate in the perfomiance of malaria prevention in a coordinated manner (intersectoral) by attempting environmental management and comprehensive behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi, Niken Wastu
Abstrak :
Malaria merupakan suatu penyakit yang penyebarannya sangat luas di negara yang beriklim tropis maupun sub tropis. Kabupaten Pesawaran salah satu kabupaten dengan tingkat endemisitas yang tinggi di Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura merupakan wilayah dengan endemisitas tertinggi yaitu AMI 88,7 %, API 22,9% dan SPR : 27,2 %.Tujuan penelitian mengetahui hubungan keberadaan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria di Puskesmas Hanura. Desain penelitian kasus kontrol, data primer. Jumlah sampel 396. Hasil menunjukkan variabel tempat perindukan nyamuk berhubungan bermakna dengan kejadian malaria. ( OR = 5,58 ; CI : 3,625 - 8,599). Rumah penduduk dengan tempat perindukan nyamuk berisiko 5,58 kali dibanding tidak ada tempat perindukan nyamuk.
Malaria is a disease that is very widely spread in most parts of the world, both the tropical and sub-tropics. Pesawaran District is one of the districts with high endemis in the province of Lampung. Hanura Health Center is on the highest endemy region of AMI 88,7 %, API 22,9% dan SPR (Slide Positive Rate): 27,2 %. This study aims to determine the relationship of mosquito breeding place presence with malaria finding at Hanura health center This research design is case control study, using primary data. The overall samples are 396. The results showed that the mosquito breeding places variables significantly associated with malaria incidence. ( OR = 5,58 ; CI: 3,625 - 8,599). People houses with mosquito breeding places at risk of 5,58 times compared with no mosquito breeding places.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21805
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aji Perdana
Abstrak :
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh suatu parasit yang hidup di dalam darah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masih merupakan masalah di Indonesia karena hingga tahun 2015 jumlah keseluruhan kasus malaria sebesar 217.025 kasus. Pada tahun 2015 Provinsi Lampung memiliki jumlah kasus paling banyak setelah Papua, NTT, Papua Barat, Maluku Sumatera Utara dengan jumlah kasus positif 3.991 kasus dimana Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten endemis malaria. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan perilaku dan tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malaria setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian case-control dengan jumlah sampel 180 responden, dengan kasus 60 dan kontrol 120 berusia ≥ 15 tahun, menggunakan data insiden. Data dianalisis dengan uji chi-square, stratifikasi, dan regresi logistik. Setelah dikontrol variabel confounding didapatkan variabel pemasangan kawat kasa berhubungan dengan kejadian malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Sedangkan variabel keluar malam, obat nyamuk, penggunaan kelambu, tempat perindukan nyamuk dan jarak tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadian malaria. Umur merupakan efek modifikasi terhadap hubungan antara penggunaan kelambu dan kejadian malaria. Masyarakat hendaknya melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi rumah dan menutup setiap lubang pada dinding rumah yang berpotensi nyamuk bisa masuk serta menggunakan kelambu pada saat tidur malam.
Malaria is an infectious disease caused by a parasite that lives in the blood through the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria is still a problem in Indonesia since 2015 the total number of 217.025 of malaria cases. In 2015, Lampung province has the most number of cases after Papua, East Nusa Tenggara, West Papua, Maluku, North Sumatera amount of positive 3,991 cases in which the District Pesawaran a malaria endemic districts. The main purpose of this study was to determine the relationship of behavior and breeding places on the incidence of malaria after controlling for potential confounders. This study is a case-control study with a sample size of 180 respondents, with 60 cases and 120 controls aged ≥ 15 years, using incident data. Data were analyzed by chi-square test, stratification and logistic regression. After adjusting confounding variables installation of wire netting significant relationship with the incidence of malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Out of the house at night, insect repellent, use of mosquito nets, mosquito breeding places and distances breeding places are not relationship with the incidence of malaria. Age is a modification effect on the relationship between the use of mosquito nets and malaria. The people should take steps to prevent the installation of wire netting perform at every home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night. The people should take steps to prevent malaria by doing the installation of wire netting at each home ventilation and close any holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting when sleeping at night.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Minerva Theodora P.
Abstrak :
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Bengkulu Utara merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Bengkulu. Puskesmas Lais merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 37,8‰. Tujuan penelitian menganalisa pengaruh keberadaan tempat perindukan nyamuk sebagai faktor risiko kejadian malaria di Puskesmas Lais. Desain penelitian kasus kontrol dengan data primer, jumlah sampel 184, dilakukan uji chi-square dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik ganda. Data tentang tempat perindukan nyamuk dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah keberadaan tempat perindukan nyamuk (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), penggunaan kelambu (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) dan penggunaan anti nyamuk (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keberadaan tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria. Adanya tempat perindukan nyamuk di sekitar pemukiman penduduk memberikan risiko sebesar 3,484 kali terjadinya malaria dibandingkan tanpa tempat perindukan nyamuk setelah dikontrol oleh penggunaan kelambu dan anti nyamuk.
Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. North Bengkulu District is one high malaria endemic district in Bengkulu Province. Lais Health Centre is a high malaria endemic area which its API 37,8‰. This study aims to analyze the influence of the presence of mosquito breeding places related to malaria risk in Lais Health Centre. The design study is case control study, using primary data, the overall samples are 184, chisquare test was done continued with logistic regresion test. Data of mosquito breeding places were collected through interview and observation using questionaires. The results showed that there were three variables significantly associated with malaria incidence; the mosquito breeding place (OR=3,484; 95%CI: 1,880-6,458), using bednets (OR=4,514: 95%CI: 2,426-8,398) and using mosquito destroyer (OR=2,224; 95%CI: 1,230-4,020). Concluded that significantly assosiated between mosquito breeding places with malaria risk, the occurance of malaria of people living with mosquito breeding place have 3,484 times at risk to malaria compares to people living without mosquito breeding place after being contolled by using bednets and mosquito destroyer.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library