Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Ira Widyasari
Abstrak :
Dania perdagangan ecemn/retailing Indonesia dihadapi oleh tantangan yang semakin besar yaitu; sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup rakyat Indonesia dan jugs sebagai salah satu penunjang sistem perekonomian Indonesia. Melihat tantangan ini, keberadaan dan perkembangan pusat perbelanjaan merupakan salah satu faktor penunjang untuk memajukan usaha perdagangan ecemn/ retailing Indonesia. Pusat perbelanjaan jelas mempunyai fungsi sebagai suatu lingkungan untuk berkomunikasi. Dan tampak bahwa pemikiran yang serius mengenai kwalitas telah menjadi trend/style yang bare pads perkembangan perencanaan pusat perbelanjaan di mesa mendatang. Dalam hal ini kreatifitas pengembang dan arsitek terus dipacu untuk menciptakan dan menawarkan ide-ide baru dalam jalur perkembangan pusat perbelanjaan yang semakin dituntut mempunyai multi fimgsi dewasa ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah An Nisa
Abstrak :
Shopping street merupakan jalan yang memiliki bangunan toko pada salah satu sisi atau kedua sisi jalan. Kehadiran shopping street membuat makna jalan tidak lagi hanya sebagai ruang sirkulasi, namun juga menjadi ruang aktivitas belanja dan bersosialisasi. Terdapat tiga cara berbelanja manusia, yaitu demand, semi demand dan impulse dengan pola konfigurasi bangunan linier dan non-linier. Pola linier dapat diterapkan pada tempat perbelanjaan dengan ketiga cara berbelanja manusia, namun pola non-linier hanya dapat diterapkan pada tempat belanja dengan cara berbelanja demand dan semi demand. Shopping street merupakan tempat perbelanjaan yang terbentuk karena adanya cara berbelanja impuls dan pola linier dengan bangunan toko yang terus menerus dan berjumlah cukup banyak. Selain terbentuk karena cara berbelanja manusia dan pola konfigurasi bangunan, shopping street juga terdiri dari beberapa unsur, yaitu jalan sebagai lajur kendaraan, deretan bangunan toko di sisi jalan, trotoar sebagai jalur sirkulasi, manusia, serta aktivitas berjalan dan berbelanja. Jalan pada kawasan shopping street harus memiliki penataan fisik yang baik sehingga dapat menunjang aktivitas belanja yang dapat meningkatkan kualitas kondisi lingkungan. ......Shopping street is a street that has store buildings on one side or both sides of the street. The presence of shopping street will make the meaning of a street not only just as a circulation space, but also as a space for shopping and social activities. Basically, There are three ways of shopping, namely demand, semi demand and impulse with linear and non linear building configuration. Linear pattern can be applied to shopping places with those three ways of shopping. On the other hand, non linear pattern can only be applied to the shopping places with demand and semi demand ways of shopping. Shopping street is a shopping place that is formed because of the impulse way of shopping and the linear pattern with the store buildings that are continuous and quite a lot. In addition to being formed due to the way of shopping and building configuration pattern, shopping street also consist from several elements, which is the street as vehicle lanes, row of store buildings along the side of the street, sidewalks as a circulation path, humans, as well as walking and shopping activities. Street in the shopping street area should have a good physical arrangement so that it can support shopping activities that can improve the quality of environmental conditions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulan Ayomi
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan, gaya hidup, tren, perilaku pembelanja memicu perkembangan properti. Salah satunya adalah properti ritel tempat belanja. Adanya perkembangan ini menciptakan tipologi atau format ritel yang berbeda. Penulis melihat terdapat fenomena perubahan tempat belanja yaitu dengan orientasi penyewa makanan dan minuman. Tempat belanja ini menjadikan penyewa makanan dan minuman (F&B) yang sebelumnya adalah fasilitas pendukung, menjadi fasilitas utama dalam tempat belanja. Perubahan ini tidak hanya terjadi pada tempat belanja yang baru dibangun, tetapi juga pada yang sudah ada sebelumnya. Dengan melihat atribut dari siklus properti yaitu faktor pasar dan strategi pengembang, maka akan dilihat keterkaitannya dengan okupansinya. Selain itu akan dibahas juga sisi arsitekturalnya. Hal ini terkait dengan upaya pengembang mengakomodasi penyewanya, terutama penyewa F&B. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus. Studi kasus terdiri dari beberapa jenis tempat belanja dalam skala lingkungan. Pengumpulan data berupa data primer yang didapat dari hasil wawancara dan observasi di lapangan; data sekunder yang didapat dari studi literatur berupa teori-teori, penelitian terdahulu, laporan, jurnal, sumber berita. Simpulan yang didapat yaitu tempat belanja saat ini berorientasi terhadap penyewa makanan dan minuman. Ini merupakan inovasi pengembang dengan menyesuaikan dan mewadahi kebutuhan pengunjung saat ini. Hal ini menguntungkan dari sisi properti dengan melihat jumlah okupansi yang ada dibandingkan okupansi ritel disekitarnya. Dari pembahasan empat studi kasus, menunjukan bahwa okupansi secara keseluruhan melebihi okupansi rata-rata di kota Jakarta. Pada dua studi kasus pertama, peran penyewa F&B disini mengurangi tingkat kekosongan ruang, menaikkan traffic pengunjung secara keseluruhan sehingga memberi pengaruh pada penyewa lainnya. Pada dua studi kasus terakhir, fungsi ritel memberi pemasukan yang lebih daripada bisnis komersil lainnya seperti perkantoran. Ini menjadi pertimbangan pengembang memutuskan jenis propertinya. Selanjutnya, dari sisi arsitektural pengembang mewadahi kebutuhan penyewa dengan adanya bukaan seperti penggunaan jendela, akses, dan area outdoor yang memperlihatkan suasana didalam bangunan. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan atmosfer serta menarik pengunjung untuk masuk. Dari utilitas, biaya utilitas penyewa F&B dinilai lebih mahal daripada bisnis komersil lainnya. Hal ini berpengaruh pada biaya service charge yang dikenakan kepada para penyewa F&B yang lebih mahal daripada penyewa non F&B. ABSTRAK
Needs, lifestyle, trends, shopper behavior trigger the development of property. One of it is a shopping retail properties. The existence of these developments created a typology or different retail formats. The author see a phenomenon that is change the shopping place with food and beverage tenants orientation. It makes food and beverage (F & B) tenants, which previously was supporting facilities, became a major facility in the shopping place. These changes not only occur in a newly built shopping place, but also on existing. By looking at the attributes of the property cycle factors and strategies of developers, it will be seen associated with occupancy. In addition, it will also discuss the architectural side. This is related to the efforts of developers accommodate the tenants, especially the F & B tenants. The method is descriptive qualitative approach with a case study strategy. The case study consists of several types of shopping places in the neighborhood scale. Primary data obtained from interviews and observations in the field; secondary data obtained from the study of literature such as theories, previous research, reports, journals, and news. The conclusions is current shopping place oriented towards food and beverage tenant. It is a innovation from developers to accommodate the needs of visitors. It gain profit from the side of the property by the amount of occupancy compared to the average retail occupancy. From the discussion of four case studies, showing that the overall occupancy exceeds the average occupancy nowadays. In the first two case studies, the role of the F & B tenants here reduces the vacant space, increase visitor traffic as a whole so as give effect to the other tenants. In the last two cases, the retail function gives more revenue than other commercial businesses. These become decision consideration developer what the type of property. Furthermore, in terms of architectural developers accommodate the needs of tenants with openings area such as windows, access, and an outdoor area that shows the atmosphere inside the building. This is an effort to create atmosphere and attract visitors to enter building. Last, utility costs F & B tenants considered more expensive than other commercial businesses. This affects the cost of service charge imposed on F & B tenants are more expensive than non-F & B tenants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faishal Rezza Rizaldy
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa fenomena munculnya tempat belanja sebagai respon atas keberadaan kompleks apartemen dalam suatu wilayah. Sebuah kompleks apartemen dapat menampung populasi dengan jumlah yang setara dengan penghuni permukiman tempat tinggal. Hal tersebut memicu kemunculan tempat belanja yang melihat adanya potensi dari penghuni apartemen untuk berbelanja. Di sisi lain, penghuni apartemen juga mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi seperti barang pokok dan peralatan untuk beraktifitas sehari-hari. Pengkajian fenomena ini dilakukan dengan komparasi dua sudut pandang, yaitu perencanaan kawasan tempat tinggal dalam kota dan prinsip yang diterapkan dalam membangun tempat belanja. Kedua hal tersebut mempunyai tujuan masing-masing yang dapat terintegrasi untuk menghasilkan efek yang lebih optimal. Pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman baru yang dapat menunjang tercapainya masing-masing tujuan tersebut dalam praktiknya pada perencanaan tapak.
ABSTRACT
This thesis aims to analyze the phenomenon of shopping place placement in response to the existence of apartment complexes in a region. An apartment complex can accommodate populations with an equivalent number of residents of residential areas. This triggered the emergence of shopping places that saw the potential of apartment residents to shop. On the other hand, apartment residents also have needs that must be met such as basic goods and equipment for daily activities. The study of this phenomenon is carried out by comparison of two perspectives, namely the planning principles of residential areas within the city and the principles applied in building a shopping place. Both of these things have their own objectives that can be integrated to produce more optimal effects. The discussion carried out in this thesis is intended to gain a new understanding that can support the achievement of each of these objectives in practice in site planning.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Hartanto
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa fenomena munculnya pusat berbelanja yang biasanya menjadi pusat keramaian, namun tidak jarang juga yang sepi akan pengunjung. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pola sirkulasi berbeda, dengan persyaratan ruang beserta keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Semua pengembang atau pemiliki pusat perbelanjaan menginginkan tempat belanjanya ramai akan pengunjung. Di sisi lain, calon konsumen juga memiliki kebutuhannya masing-masing yang membentuk cara berbelanja yang berbeda-beda. Pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara suatu pola sirkulasi dan konfigurasi toko pada pusat perbelanjaan.
ABSTRACT
This thesis aims to analyze the phenomenon of the emergence of a shopping center which is usually the center of the crowd, but it is not uncommon that it is also lonely with visitors. Shopping centers have several different circulation patterns, with space requirements along with their advantages and disadvantages. All developers or owners of shopping centers want their shopping places to be crowded with visitors. On the other hand, prospective customers also have their own needs that shape different ways of shopping. The discussion carried out in this thesis is intended to get the right relationship between a circulation pattern and shop configuration in a shopping center.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library