Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarto
"ABSTRAK
Kondlsl lingklungan pemukiman jika tidak dnkelola dengan baik akan berdampak buruk terhadap derajat kesehatan masyaxakat, Salah satu jenis penyakit yang erat kaitanya dengan kondlsi lingkungan adalan infeksi cacingan. Penyakit cacingan yang proses penularanya melalui perantara tanah masih mempakan masalah kesehatan masyarakat khususnya pada anak-anal: ban-L di daerah pedesaan maupun pcrkotaan. Anak sebagal calon generasi penerus bangsa merupakan aset yang perlu mendapatkan perhatian, karcna mereka akan menentukan nasib suatu bangsa/negara. Dilain pihak_ anak dengan segala keterbatasanya masih rentan terhadap suatu penyakit yang dapat menggangu pcrtumbuhan dan perlcembanganya.
Penyakit infcksi casing dalam tubuh manusia dapat menghisap darah dan unsur gizi yang diperlukan tubuh. Sehingga dapat memuunkan daya tahan tubuh dan produktivitas. Walaupun tidak berakibat fatal nam\m penyakit ini berdarnpak cukup Iuas pada anak-anak seperu; Anemia, malnuuisi, gangguan tungsl kognitip dan menurunkan prcstasi bciajar Sena produktifitas.
Penelltian mi bertujuan untuk mengetahui hublmgan antara kontammasx telur cacing di lingkungan pemukiman dengan kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun di Kecamatan Baros Kabupatcn Serang, selain itu diteliti juga taktor nslko lamnya yang dapat rnempengaxuhi tcxjadinya infeksi cacing pada anak seperti sanitasi lingkungan yang terdiri dan jamban keiuarga, sarana air bcrsih, SEAL, pembuangan sampah dan jenis Iantai rumah. Faktor lainya dari kardkteristik keluarga yaitu pcrilaku sehat anak, tingkat pengetahuan 1bu dan anak, kondisi ekonomi kcluarga dan jenis kelamin anak.
Penelitian ini merupakan studi epidemiologi kesehatan lingkungan yang bersifat ODSCFVQSI dengan menggunalcan desam crossectional (potong lintang). Sampcl azialah anak usia 5-12 tahun yang ada di Kecamatzm Baros Kabupaten Serang, dengan jumlah sampel masing-masmg untuk anak 125 dan sampel linglnmgan (lanan) sebanyak 125. Pengumpulan data dilakukan dcngan pemcriksaan sampel tanah dan tinja anak serta dengan wawancara. Untuk uji hipotesis menggunakan chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi kasus infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun dl kecamatan Baros Rabupatcn Serang sebcsar 40,8%. 1-lasil anaiisis menunjukan adanya hubungan yang bermakna antam tanah tcrkontarninasi telur cacing, Jamban Keluarga., sarana an bersih, sarana pembuangan an' limbah, tempat pembuangan sampah, jcnis Iautai, tingkat pengtahuan anak dan perilaku sehat anak dengan kejadian mieksi cacmgan pacia anak usla 5-12 tahun dengan tangkat kemaknaan P < U,U5. Hasnl analisis multivaxiat dengan negresi logistik ganda diperoleh model bahwa kejadian infeksi cacingan pada anak usia 5-12 tahun terbuktj bcrhubungan cral dengan kondisi jamban kcluarga, tanah yang terkontaminasi telur cacing, faktor perilaku anak, tingkat pengetahuan anak, tcmpat pcmbuangan sampah dan _|en1s lantal rumah.
Adanya pengamh variabel jamban terhadap tanah yang tcrccmar telur cacing dan pengetahuan anak serta taktor perllaku, menunjukan bahwa tezjadinya pencemaran tanah oleh telur cacing karena faktor kebemdaan jamban yang masih rninirn dan tidak saniter, dengan tingkat pengelahuan anak yang rendah sehingga penlakunya turut mendukung terjadinya kontaminasi telur cacing di tanah dengan cara defekasi/buang kotoranya tidak cn jamban, maka tanah terkontaminasi oleh telur cacing yang ada dalam unja sclungga menimbulkan kejadian infcksi cacingan.
1-1 ini terbutku dengan kondisi jamban yang tidal( samter bensxko 13,2 kah xmtuk tezjadinya infeksi cacingan, perilaku yang buruk berisiko 9,8 kali untuk anak mcndcrita cacmgan, tanah yang terkontaminasi telur cacing berisiko 9,9 kali, tingkat pengetahuan anak rendah berisiko 7,5 kali, tempat pembuangan sampah berisiko 6,5 kali untuk Ieqadinya inicksl cacingan dan _|en1s lantai rumah yang tidak saniter bensnko 5,9 Kali untuk terjadinya infeksi cacing.
Peneliti menyaranlcan adanya upaya-upaya yang lebih kongkmt untuk mencegah dan menycbamya kasus infeksi caoingan melalui pcnyediaan sarana sanitasi Iingkungan yang baik khususnya. dalarn penyediaan jamban Kcluarga atau MCR, dengan mehbatkan semua unsnr yang terkait untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat. Sena dilakukan penyuluhan kepada anak-anak dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehainn, sehingga mereka dapal rnenjaga dan meningkatkzm kondisi demjat kesehatanya dengan cara hidup di lmgkungan perumahan yang sehat dan menerapkan perilalcu hidup bcrsih dan sehat. Disamping itu harus dilakukan perneriksaan kebexsihan pribadi anak baik di sekolah maupun dirumah secara rutin oleh guru dan orang tua anak.

ABSTRACT
Settlement environment condition if not managed carefully will giving had impact toward public health level, one of diseases that related closely with environment condition is worrny infection. Wormy disease infecting nom soil was still become public health problems especially in children whether villages or urban. Children as next generation of the nation are assets that need a focus, because they will define destiny of a nation. On the other hand children with all of their limitation is still susceptible toward a disease that disturbing development and growth. Wormy infection disease in human body can absorb blood and nutrition substances that needed by body, thus decreasing body endurance and productivity. Although not fatal but this disease impact is quite wide on children such as anemia, malnutrition, cognitive iimction disturbance and decreasing studying performance and productivity.
This research purpose is to identify relation of worm egg in settlement environment with worrny infection cases on children years of 5 - 12 old ages at Baros Sub-district Serang Regency, besides also researched other risk factors that affecting womry infection on children as environment sanitation that consist of family toilet, sanitation, hygiene water, SPAL, trash can and house tile. Other factors from family characteristic are children healthy behavior, mother and her children education level, family economy condition and children gender.
This research is epidemiology study of environment health that has the character of observation with cross sectional design. Samples are children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency, with total samples each for children 125 and environment samples (soil) 125. Data gathering performed by soil samples and children feces also interview. For hypothesis test is using chi-square.
This research shows that prevalence of wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old at Baros Sub-district Serang Regency is 40.8%. Analysis result shows significant relation between soil contaminated with worm egg, family toilet, tile style, children knowledge level and -children healthy behavior with wormy infection cases on children ages 5 - 12 years old with P value < 0.05. Multivariate analysis result with double logistic regression obtained model that wormy infection cases on children ages of 5 - 12 years old proved closely related with family toilet condition, contaminated soil with worm egg, children behavioral factor, children knowledge level, trash can and house tile style.
Toilet variable effect toward contaminated soil with worm egg and children knowledge as well as behavioral factors, shows that contaminated soil caused by minimal toilet and unsanitary, and low children knowledge level. So that their behavior supporting contamination of worm egg in soil by defaces not in toilet, then soil contaminated with worm egg that available in feces and causing wormy infection. In proved with toilet condition that unsanitary has risk 13.2 times of worrny infection, bad behavior has risk 9.8 times of children infected wormy, contaminated soil with worm egg risk 9.9 times, children low knowledge level risk 7.5 times, trash can risk 6.5 times of wonny disease and house tile style that unsan'ry risk 5.9 times of wormy infection.
Researcher suggested performing more solid efforts to prevent and spreading of wormy infection cases through supplying good environment sanitation medium especially in supplying family toilet or MCK, by entangling all related element to create healthy environment condition. Moreover, perfonned counseling toward children and public to increase health degree condition by living in healthy settlement and implementing hygienic and healthy behavior. Besides, performed children individual checkup, whether in schools or houses routinely, with teachers and parents.
"
2007
T34522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikha Eliana Wati
" ABSTRAK
Flotasi merupakan metode pemeriksaan feses untuk mendiagnosis infeksi cacing usus. Larutan yang dipakai dalam metode flotasi bervariasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel feses yang ada di Laboratorium Parasitologi FKUI. Sampel diperiksa dengan metode flotasi larutan gula jenuh dan NaCl jenuh dengan tujuan membandingkan efektivitas kedua larutan. Uji Wilcoxon mendapatkan adanya perbedaan bermakna antara gula jenuh dan NaCl jenuh dalam mendeteksi telur Ascaris lumbricoides p = 0,002 dan Trichuris trichiura p = 0,002 . Rerata telur yang ditemukan gula jenuh untuk A. lumbricoides ialah 3.346,9/gram dan untuk T. trichiura ialah 149,2/gram. Jika dibandingkan dengan rerata telur yang ditemukan NaCl jenuh ialah 1.385,2/gram untuk A. lumbricoides dan 35,2/gram untuk T. trichiura maka gula jenuh lebih baik dalam mendeteksi telur cacing usus. Hal ini disebabkan berat jenis larutan gula jenuh yang dapat menjangkau kisaran berat jenis telur untuk telur dapat mengapung. Berbeda dengan gula jenuh, NaCl jenuh tidak dapat mengapungkan telur yang berat jenisnya melebihi berat jenis larutan. Oleh karena itu, gula jenuh dapat direkomendasikan untuk dijadikan larutan rutin menggantikan NaCl jenuh dalam pemeriksaan feses metode flotasi.

ABSTRACT
Flotation is a method in stool examination to diagnose infection of intestinal helminths. Solutions was used in flotation method vary. This study used cross sectional design with stool samples in Laboratory of Parasitology FKUI. Sampels are examined by flotation of saturated sugar and saturated NaCl with aim of this study was to compare effectiveness both solutions. Wilcoxon test showed significantly different between saturated sugar solution and saturated NaCl solution in detecting eggs of Ascaris lumbricoides p 0,002 and Trichuris trichiura p 0,002 . Mean of eggs that found by saturated sugar for A. lumbricoides was 3.346,9 gram and for T. trichiura was 149,2 gram. If these were compared with mean of eggs that found by saturated NaCl that was 1.385,2 gram for A. lumbricoides and 35,2 gram for T. trichiura, saturated sugar is better than saturated NaCl in detecting eggs of intestinal helminths. It was caused by saturated sugar rsquo s specific gravity can cover range of eggs rsquo specific gravity so eggs could float. Unlike saturated sugar, saturated NaCl could not float the eggs that have specific gravity more than solution rsquo s specific gravity. Therefore saturated sugar can be recommended to be used as a routine solution replaces saturated NaCl in stool examination flotation method."
2016
S70389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Muchamad Darmawan
"ABSTRAK
Pemeriksaan kuantitatif telur Soil Transmitted Helminths STH pada tinja dengan menggunakan metode Kato-katz dinilai kurang sensitif dalam mendeteksi kecacingan derajat ringan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil efektivitas metode Flotasi dalam pemeriksaan kuantitatif telur cacing pada tinja. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 32 sampel tinja yang ada di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Masing-masing sampel diperiksa dengan metode Kato-katz dan metode Flotasi menggunakan larutan gula jenuh. Jumlah telur dilaporkan dalam satuan telur per gram kemudian dianalisis menggunakan program SPSS 20.0 dengan uji wilcoxon. Rerata jumlah telur Ascaris lumbricoides yang ditemukan dengan metode Kato-katz sedikit lebih tinggi dibandingkan metode Flotasi 3486 EPG vs 3346 EPG dengan perbedaan tidak signifikan p=0,391 . Rerata jumlah telur Trichuris trichiura yang ditemukan pada metode Kato-katz juga sedikit lebih tinggi dibandingkan metode Flotasi 162 EPG vs 156 EPG dengan perbedaan tidak signifikan p=0,501 . Metode Flotasi lebih unggul dalam mendeteksi askariasis 19 vs 12 dan trikuriasis 12 vs 9 derajat ringan dibanding metode Kato-katz. Selain itu, metode Flotasi murah dan mudah dikerjakan. Dengan demikian, metode Flotasi dapat digunakan sebagai alternatif pemeriksaan kuantitatif telur STH pada tinja.

ABSTRACT
Quantitative examination of Soil Transmitted Helminths STH eggs in human stool using Kato Katz method has been considered less sensitive to detect low intensity of STH infection. The objective of this study was to find out the effectivity Flotation method for Quantitative Examination of STH eggs in human stool. The study used cross sectional design. Samples used were 32 human stool samples collected in Laboratorium of Parasitology FKUI. Each sample was examined by Kato Katz method and Flotation method using saturated sugar solution. Number of eggs were reported in Eggs per Gram then were analyzed using SPSS 20.0 with wilcoxon test. Mean of Ascaris lumbricoides eggs found by Kato Katz method was slightly higher than by Flotation method 3486 EPG vs 3346 EPG with insignificant difference p 0.391 . As well as mean of Trichuris trichiura eggs found by Kato Katz method was slightly higher than by Flotation method 162 EPG vs 156 EPG with insignificant difference p 0.501 . Flotation method was superior to Kato Katz method in detection of low intensity of ascariasis 19 vs 12 and trichuriasis 12 vs 9 . Besides, Flotation method is cheap and easy to be performed. Thus, Flotation method could be used as alternative quantitative examination of STH eggs in human stool."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library