Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rossi Prasetya Indarto
"Saat konsumen dihadapkan dengan banyaknya pilihan produk, bundling menjadi strategi yang populer dan dianggap mampu memberikan nilai lebih pada konsumen. Akan tetapi bagaimana konsumen menentukan bundling mana yang tepat untuk mereka? Terlebih apabila perusahaan menawarkan point of value yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain, bagaimana mereka membedakannya? Secara empiris, penulis mencoba mengkaji pertanyaan ini secara deskriptif pada konteks industri telekomunikasi, khususnya pada produk seluler yaitu produk basic service kartu telepon dengan smartphone. Penggalian terhadap atribut yang melandasi preferensi konsumen dilakukan dengan menggunakan mix method, yaitu gabungan antara metode eksploratori dan konklusif.
Temuan yang didapat kemudian mengungkap bahwa terdapat enam atribut yang dipahami konsumen sebagai alasan dalam memilih produk bundling. Selain itu, ternyata bundling mampu mendorong konsumen untuk ingin beralih operator. Namun, bundling yang ada saat ini masih cenderung kurang mampu mengakuisisi konsumen baru.

When customers faced with many options of product, bundles become popular strategy to add more value to customers. But when bundles offer many option to, how they will choose the right one? Moreover, how if one bundle seemingly no different to others? The author empirically examines these questions in the context of telecom industry. We used mix method to gain all attributes of customer preferences.
The findings reveal six attributes of customer preferences against product bundling. Moreover, bundling strategy has affecting the intension to switch of customer, although it has not been able to cover new customer as many as old customer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Juniarto S.
"Pada buJan Februari 2001, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang no 36 tahun 1999 yang merupakan deregulasi Pemerintah di bidang telekomunikasi. Dengan munculnya Undang-Undang tersebut, industri telekomunikasi di indonesia yang sejak krisis ekonomi tahun 1998 sempat mati suri menjadi makin semarak.
Hak monopoli/duopoli dalam bidang penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia yang selama ini hanya dimiliki oleb kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Indosat (sambungan Iangsung internasional) dan PT Telkom (sambungan telepon tetap - lokal) diakhiri. Investor-investor lokal asing dan lokal dapat melakukan investasi di bidang jasa telekomunikasi tanpa harus menyertakan kedua BUMN tersebut, seperti yang pernah diberlakukan selama ini. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tumbulnya perusahaan-perusahaan jasa telekomunikasi baru di Indonesia, terutama jasa telekomunikasi selular.
Jasa telekomunikasi selular GSM (Global System for Mobile Communication) yang saat ini pelanggannya terus tumbuh dengan pesat pun tak luput dari incaran para investor. Tidak kurang ada 10 perusahaan telekomunikasi selular baru yang berdiri dengan menggunakan teknologi GSM 1800. Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri dengan memiliki ijin operasional secara regional maupun nasional. PT Telkom dan PT Indosat pun tertarik untuk mengambil bagian dari jasa telekomunikasi selular ini dengan mendirikan anak perusahaan baru yaltu : PT Telkom Mobile dan PT Indosat Multi Media Mobile (IMMM).
Hal ini tentu saja akan membuat para operator lelepon selular GSM yang sudah lama beroperasi yaitu PT Satelindo, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo maupun operator selular AMPS (Advanced Mobile Phone System) harus merubah strateginya untuk menghadapi kompetitor-kompetitor baru di bisnis ini khususnya PT Satelindo yang menjadi pembahasan utama dalam tugas akhir ini.
PT Satelindo yang pada awalnya merupakan perusahaan operator telekomunikasi yang berstatuskan PMA (Penanaman Modal Asing), mempunyai peluang untuk mengembangkan strategi berdasarkan kompetensi Inti yang dimilikinya. Hal ini disebabkan PT Satelindo mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkuaLitas dengan penguasaaa alcan teknologi telekomunikasi yang paling Lengkap dibandingkan para pesaingnya yaitu dengan core business-nya pada jasa telekomunikasi selular, satelit dan sambungan langsung internasional (SLI 008).
Infrastraktur yang demikian lengkap yang dimiliki oleh PT Satelindo tersebut tidak dimiliki oleh para kompetitor-kompetitor lainnya. Hal demikian seharusnya dapat membuat PT Satelindo menjadi Perusahaan Telekomunikasi selular terbesar di Indonesia. Namun kenyataan yang ada di pasar tidaklah seperti itu. Saat ini PT Satelindo hanya menjadi perusahaan telekomunikasi selular nomor 2 di bawah PT Telkomsel dari segi banyaknya pelanggan maupun pendapatan per tahunnya. Belum lagi dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan telekomunikasi selular baru yang tentu saja tidak boleh diabaikan begitu saja.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Satelindo memerlukan beberapa pembenahan di dalam organisasnya seperti : perubahan struktur organisasi dan sistem mutriks ke regi omit, peru bahan strukiur tarif yang diperlakukan maupun penambahanpenatmbah an infrastrjktur baru yang diharapkan dapat menunjang perkembangan jurnlah pelanggan PT Sateiindo di masa yang akan datang dan yang tidak kalab pentingnya adaLah peningkatan kualita.s jaringan. Usaha-usaha yang dilakukan tidak hanya dengan melakukan pembenahan internal, belajar dan kesalahan strategi promosi yang dilakukan, pada saat ini PT Satelindo mulai menggiatkan kegiatan promosinya di media-media massa seperti koran, majalah, TV bahkan dengan membuat suarn program acara yang dikenat dengan nama SLI 008.
Aliansi strategis dengan pihak operator luar negeri pun dilakukan dengan maksud untuk memperluas wilayah roaming yang dapat dilakukan oleh pengguna telepon selular Satelindo dan yang terakhir (mulai tanggal 08 Mei 2001) adalah dengan melakukan dengan pihak operator GSM dalam negeri yaitu dengan PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dalam melakukan kerja sama pengiriman pesan (sms) antar operator, suatu fasilitas yang dahulunya hanya bisa dilakukan oleh para pelanggan yang mempunyai operator yang sama.
Diharapkan dengan cara-cara ini posisi PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi selular di tanah air akan semakin kuat dan dapat bertahan menghadapi para kompetitornya baik yang lama maupun yang akan beroperasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjajanti Puspojudo
"Perusahaan jasa khususnya di bidang telekomunikasi selular dituntut untuk terus berinovasi dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat. Hal ini dapat digambarkan melalui pencapaian target yang tinggi dan selalu mengutamakan pelayanan kepada pelanggannya. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebagai pemimpin pasar di bidang telekomunikasi selular di Indonesia menghadapi tantangan perubahan baik di bidang teknologi maupun tuntutan pelanggan. Tantangan tersebut menuntut perusahaan agar dapat menyediakan sumber daya manusia yang handal sehingga mampu bersaing dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar telekomunikasi selular. Sumber daya manusia yang handal adalah seseorang yang memiliki talenta. Ia mampu menciptakan sesuatu karena dia sebagai a rule breaker dan a rule maker, yaitu orang yang mempelopori perubahan dan juga sebagai a knowledge generator. Perusahaan perlu membangun sebuah cadangan (buffer) atau reservoir talenta SDM dalam jumlah memadai. Pendekatan psikologis diulas melalui pendekatan model perilaku individu MARS menurut McShane dan Von Glinow (2005) yaitu Motivation, Ability, Role Perceptions, Situational Factors. Keempat faktor tersebut secara langsung mempengaruhi perilaku karyawan dan kinerjanya. Bila salah satu faktor tersebut lemah maka kinerja karyawan akan menurun.
Berdasarkan analisis gap terhadap kondisi perusahaan saat ini (actual) dibandingkan dengan yang diharapkan (ideal) maka perusahaan perlu membangun model pengelolaan talenta SDM yang bertujuan untuk menyusun suatu pool karyawan yang berkemampuan sangat baik atau dikategorikan top talent (superkeeper) atau istimewa/"super". Menurut Berger (2004) model tersebut dinamakan talent reservoir® terdiri dari tiga komponen yaitu: mendisain dan membangun solusi talent reservoir®, membangun solusinya dalam paket software, mengimplementasikan proses talent reservoir® yang terintegrasi. Pengelolaan talenta SDM perusahaan dapat dikembangkan melalui 2 (dua) kelas yaitu kelas Manager - Leader bagi karyawan yang duduk di posisi struktural dan kelas Technical/Professional untuk karyawan yang berada di posisi non-struktural. Beberapa alternatif solusi pengelolaan talenta SDM dapat diterapkan antara lain melalui implementasi dua tahap yaitu tahap pembentukan dan tahap pemeliharaan, dilakukan audit operasional fungsi-fungsi SDM secara paralel, pengalokasian anggaran biaya, program retensi dan pengembangan sistem."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putut Tunggul Bawono
"Layanan dan fitur yang dimiliki WCDMA dapat membuka peluang bisnis baru bagi operator. Jasa layanan yang secara terus-menerus dikembangkan sesuai tuntutan kebutuhan pasar, akan memperkuat eksistensi dan keberlanjutan suatu perusahaan. Kebutuhan pasar akan komunikasi selular tidak hanya sebagai komunikasi suara dan data, tapi juga sebagai komunikasi multimedia dengan tingkat mobilitas yang tinggi, kecepatan transfer data yang tinggi dan bandwidth yang lebar. Tapi, rencana bisnis tersebut membutuhkan biaya investasi seperti biaya lisensi dan penyediaan perangkat jaringan WCDMA dirasa cukup mahal oleh operator di Indonesia, padahal perkembangan jumlah pelanggan WCDMA di dunia terus meningkat pesat.
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi layanan komunikasi selular generasi ketiga berbasis WCMDA diterapkan di Indonesia dan mengkaji strategi peningkatan layanannya. Aspek evaluasi layanan ditekankan pada aspek pemasaran, aspek teknologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan layanan komunikasi generasi ketiga berbasis WCDMA di Indonesia meningkat dengan relatif cepat dengan melihat waktu penggelarannya yang belum lama.
Penelitian dilakukan di Jakarta, dengan didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya dijadikan data pendukung evaluasi layanan khusus untuk layanan komunikasi selular Generasi Ketiga Berbasis WCDMA. Data dikumpulkan menggunakan metode survei dengan cara pengumpulan data di suatu operator telekomunikasi selular dan studi literatur, selanjutnya data akan dianalisis, yang kemudian menghasilkan kesimpulan dan saran.
Penulisan ini disusun berdasarkan tahapan sebagai berikut : (1) Pendahuluan, (2) Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA), (3) Evaluasi Penggunaan Layanan, (4) Analisis Dan Strategi Peningkatan Penggunaan Layanan, dan (5) Kesimpulan.

Services dan features that WCDMA has, can open a new business opportunity for telecommunication operators. Services which developed continously according to market needs, will strengthen the existence and company operations. Market needs in cellular communication not only as a voice dan data services, but also as a multimedia service with high mobility, high transfer rate, and wide bandwidth. But, that business plan need investment cost such as license cost and availability hardware WCDMA which quite expensive buy the operator in Indonesia, where as the amount of WCDMA subscribers in world increase.
The objective of this research is to evaluate the services of the 3rd generation cellular communication based on WCMDA use in Indonesia and elaborate the strategies needed to improve the usage of services. The aspect of services evaluation study is concentrated on marketing, technology, economy and social. The result of this research will show that the usage of services of 3rd generation celluar communication based on WCMDA in Indonesia has improved relatively significant although its new launch.
The research is conducted in Jakarta, supported by previous research. The result from previous research is the basis for developing the evaluation study of services especially for WCDMA based on 3rd generation cellular communication business. The data is gathered by using services usage data from cellular telecommunication operator and literature research. Then, the data will be applied to elaborate strategies needed to improve services usage, and eventually produce suggestions and conclusions.
The report is written according to the following phases : (1) Introduction, (2) Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA), (3) Services Usage Evaluation, (4) Analysis and Strategies For Services Usage Improvement, and (5) Conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library