Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeni Saptia
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020
338.642 YEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Suci Azzahra
Abstrak :
Riset kuantitatif yang bersifat deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi intensi perilaku Generasi X dan Z di Indonesia untuk terus menggunakan layanan mobile banking (continuous use) melalui tinjauan pola penggunaan mobile banking saat ini di kalangan masyarakat Indonesia yang lahir pada tahun 1965-1980 sebagai Generasi X dan 1997-2005 sebagai Generasi Z melalui penyebaran kuesioner. Temuan penelitian ini dapat bermanfaat bagi bank dan institusi yang menyediakan layanan mobile banking untuk lebih memahami faktor-faktor di balik intensi perilaku pengguna dalam rentang usia tertentu (Generasi X dan Z); meliputi manfaat yang dirasakan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), norma subjektif (subjective norms), dan risiko COVID-19 (perceived COVID-19 risk). Data dikumpulkan dari 199 responden yang kemudian dianalisis menggunakan metode Partial Least Squares: Structural Equation Modeling (PLS-SEM) melalui software SmartPLS. Berdasarkan temuan dari riset ini, dapat disimpulkan bahwa seluruh faktor memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku untuk terus menggunakan mobile banking, di mana perbedaan yang signifikan antara hasil dari dua generasi hanya ditunjukkan oleh dampak positif subjective norms terhadap behavioral intentions dari Gen X yang tidak selaras dengan hasil dari Gen Z yang negatif. Pada hubungan subjective norms dan behavioral intentions secara keseluruhan pun tidak ditemukan efek mediasi perceived usefulness. Bank dan institusi yang menyediakan layanan mobile banking dapat memanfaatkan faktor-faktor yang terbukti berpengaruh positif terhadap intensi kedua generasi untuk terus menggunakan mobile banking. ......This quantitative descriptive study aims to analyze the factors that influence the behavioral intention of “Generation X and Z” of Indonesia in continuously using mobile banking services by reviewing current patterns of continuous mobile banking use among Indonesians born among 1965-1980 (Gen X) and 1997-2005 (Gen Z) through distribution of questionnaires. The findings of this research allow companies within the fintech industry providing mobile banking services to better understand the factors behind the users’ behavioral intention within a certain age range; these factors include perceived usefulness, perceived ease of use, subjective norms, and perceived risks of COVID-19. Data is collected from 199 respondents which is then analyzed using Partial Least Squares: Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method through SmartPLS tool. According to the findings of the research, it is concluded that all factors have a direct influence on behavioral intentions to continuously use mobile banking, yet the result differs only in the area in which subjective norms have a significant positive relationship on behavioral intentions as perceived by Gen X, while it does not appear so for Gen Z. Subjective norms also have no positive impact on the mediator perceived usefulness for both generation, thus, the mediation effect of perceived usefulness between subjective norms and behavioral intentions is not supported by data. Mobile banking providers may take advantages of these factors that are proven to have positive influence on both generations’ intentions to continuously use mobile banking, especially considering that most of the impacts of these factors (subjective norms excluded) are of a similar extent as perceived by both generations.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzikri Fakhrudin
Abstrak :
Bali Fintech Agenda adalah seperangkat 12 elemen kebijakan dari International Monetary Funds atau IMF dan Bank Dunia untuk membantu negara anggotanya memanfaatkan keuntungan dan peluang dari pesatnya perkembangan teknologi finansial atau tekfin. Indonesia di sini sangat berperan cukup aktif terhadap agenda ini di saat negaranya masih memiliki kendala dalam tekfin, masih tertinggal di dalam sistem dan memiliki rekam sejarah yang kurang baik dengan IMF. Dalam menganalisis fenomena ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deduksi atas teori tipe kepentingan nasional dalam kebijakan luar negeri oleh Donald Nuechterlein didukung dengan data dari studi pustaka dan beberapa sumber primer serta sekunder. Kebijakan luar negeri Indonesia terlihat sangat mendukung tata kelola tekfin global Bali Fintech Agenda dengan menjadi tuan rumah dan mendukung adanya tata kelola tekfin internasional sebelum dan bahkan sesudah agenda ini keluar. Penulis melihat peran aktif ini didasari bahwa Indonesia memiliki kepentingan ekonomi yaitu untuk mendorong pasar keuangan yang kompetitif, menjaga data konsumen, meningkatkan inklusi keuangan pada individu dan pelaku UMKM, membuka lapangan kerja baru bagi generasi milenial dan mendorong infrastruktur. Kepentingan tatanan dunia Indonesia untuk mengatasi ketimpangan tekfin dan menunjukkan peran bridge builder dengan kerja sama dalam sistem keuangan internasional. Kepentingan ideologi Indonesia adalah mendukung nilai light touch dan safe harbour serta agenda inklusi keuangan yang sebenarnya bagian dari ideologi neoliberalisme. Hanya kepentingan keamanan yang kurang terlihat dalam isu ini dan yang ada hanya ekspektasi. ......The Bali Fintech Agenda is a set of 12 policy element considerations from the International Monetary Funds or IMF and the World Bank to help member countries utilize the advantages and opportunities of the rapid development of financial technology or fintech. Indonesia here has played an active role in this agenda at a time when the country still has problems in fintech industries, not the advanced one in the system and has an unfavorable history with the IMF. In analyzing this phenomenon, the author will use qualitative research methods with a deductive approach to the theory of the type of national interest in foreign policy by Donald Nuechterlein supported by data from literature studies and several primary and secondary sources. Indonesia's foreign policy seems to strongly support global fintech governance of Bali Fintech Agenda by hosting and supporting international fintech governance before and even after this agenda comes out. The author sees this active role because Indonesia has an economic interest such as to encourage competitive financial markets, safeguard consumer data, increase financial inclusion for individuals and MSME, open new job opportunities for the millennial generation and improving infrastructure. mendorong infrastruktur. Indonesian world order interests are to overcome fintech inequality and to demonstrate the role bridge builder in existing international financial system. Indonesian ideological interests are to support the value of light touch and safe harbour as well as the financial inclusion agenda which all of it was part of neoliberalism. Only security interest is less visible in this issue with only one expectation that is visible.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library