Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merry Lusi N.B.
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanganan yang baik. Daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus Arvensis Linn. telah dikenal sebagai obat herbal antihipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat antihipertensi dari ekstrak campuran daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus arvensis Linn.
Pada penelitian ini digunakan lima kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi hipertensi dengan menggunakan larutan NaCl 2% sebagai air minum selama 3 minggu.
Besar dosis yang digunakan untuk uji dosis I: ekstrak seledri 0,011 g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,057 g/200g bb; uji dosis II: ekstrak seledri 0,023g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,114 g/200g bb; dan uji dosis III: ekstrak seledri 0,034g/200g bb + ekstrak tempuyung 0,171 g/200g bb. Pengukuran tekanan darah dengan cara langsung pada minggu keempat setelah pemberian ekstrak uji menggunakan manometer air raksa.
Data dianalisa secara statistik menggunakan analisa homogenitas varians menurut Levene dan Kruskal-Walis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak campuran daun Apium graviolens Linn. dan daun Sonchus arvensis Linn dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.

Hypertension is a global health problem which needs a good treatment. Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn. have been known as antihypertension herbal drugs. The aim of this research is to know antihypertensive effect of Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn mixed extract.
In this research, five groups of white male rats Sprague-Dawley strain were used, each groups contains 5 rats. The rats in the test groups and the hypertensive control induced to be hypertensive by giving 2% Sodium chloride solution as its drinking water for 3 weeks.
Dose were used in this research at group I: Apium graviolens Linn. 0,011 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,057 g/200g body weights; group II: Apium graviolens Linn. 0,023 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,114 g/200g body weights; and group III: Apium graviolens Linn. 0,034 g/200b body weights and Sonchus arvensis Linn. 0,171 g/200g body weights. The measurement of blood pressure was done directly by using Hydragyrum Manometer on fourth weeks after the test extract were given.
Data was analyzed statistically using analysis of variance by Levene and Kruskal-Walis methods. The result indicated that mixed extract of Apium graviolens Linn and Sonchus arvensis Linn decreased the mean arterial blood pressure of hypertensive white male rats.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmahwati
"yok kardiogenik yang terjadi pada seseorang dapat disebabkan oleh penurunan kinerja miokard yang parah dan mengakibatkan penurunan curah jantung hingga hipoperfusi organ akhir. Pemberian resusitasi cairan pada manajemen awal syok kardiogenik menjadi tantangan klinis karena seringkali sulit dinilai dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Sehingga, salah satu cara untuk mengetahui efektivitas resusitasi cairan dengan syok kardiogenik adalah dengan pemantauan hemodinamik pasien menggunakan tekanan arteri rata-rata/mean arterial pressure (MAP). Metode dalam karya ilmiah ini dengan case study pada praktik klinik keperawatan kegawatdaruratan di RSUI. Pasien kelolaan adalah Tn. A berusia 74 tahun dengan diagnosis syok kombinasi kardiogenik dan intervensi utama yaitu pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) untuk mengukur efektivitas resusitasi cairan. Hasil implementasi pemantauan MAP menunjukkan MAP dapat menjadi pengukuran efektivitas resusitasi cairan pada status sirkulasi pasien dengan syok kardiogenik. Perawat dapat menggunakan pemantauan status sirkulasi menggunakan tekanan darah arteri rata-rata (MAP) sebagai salah satu pengukuran efektivitas resusitasi cairan.

Cardiogenic shock that occurs in a person can be caused by a severe decrease in myocardial performance and result in a decrease in cardiac output to end organ hypoperfusion. Providing fluid resuscitation in the initial management of cardiogenic shock is a clinical challenge because it is often difficult to assess and can vary over time. Thus, one way to determine the effectiveness of fluid resuscitation in cardiogenic shock is to monitor the patient's hemodynamics using the mean arterial pressure (MAP). The method in this scientific work is a case study in clinical of emergency nursing at RSUI. The patient being managed is Mr. A is 74 years old with a diagnosis of combined cardiogenic shock and the main intervention is monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) to measure the effectiveness of fluid resuscitation. The results of implementing MAP monitoring show that MAP can be a measure of the effectiveness of fluid resuscitation on the circulation status of patients with cardiogenic shock. Nurses can use monitoring of circulation status using mean arterial blood pressure (MAP) as one measure of the effectiveness of fluid resuscitation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library