Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bennett, Cherie
New York, N.Y. : Berkley Pub, 1991.
813.54 BEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Intan Sawani Roesman
Abstrak :
Kehamilan remaja merupakan salah satu masalah dalam Obstetri dan Ginekologi, di negara maju sekalipun dan terutama di negara berkembang. Kehamilan remaja membawa morbiditas dan mortalitas, tidak hanya maternal namun juga neonatal. Beragam faktor risiko ikut menentukan morbiditas dan mortalitas kehamilan remaja. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan consecutive sampling dimana data penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh selama periode waktu Juni hingga November 2012. ......Teenage pregnancy is one of the problems in Obstetric and Gynecology, even in this modern era of Obstetric, mainly in developed country such as Indonesia. Teenage pregnancy can come out with morbidity and mortality, not merely for the mothers but also for the neonates. Several factors may contribute to the morbidity and mortality of teenage pregnancy. This study was using cross sectional design with consecutive sampling data. The data obtained in dr. Zainoel Abidin Public Hospital, Banda Aceh in period of June until November 2012.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Devy Aryanti
Abstrak :
Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang dikarakteristikkan dengan keterlambatan perkembangan yang dapat mempengaruhi kemandirian anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada anak dengan sindrom Down usia sekolah dan remaja dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif non-eksperimen. Responden penelitian berjumlah 43 orang tua/ pengasuh anak dengan sindrom Down di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas anak berada dalam kategori mandiri sebagian: 31 anak (72,1%); selebihnya mandiri total: 7 anak (16,3%) dan ketergantungan total: 5 anak (11,6%). Untuk itu, diperlukan pendidikan kesehatan dan dukungan emosional bagi keluarga, untuk mencapai kemandirian yang optimal pada anak dengan sindrom Down.
Down syndrome is a genetic disorder which characterized by lack of developmental that may affect the child's independence. This study aims to determine the level of independence of child with Down syndrome in school age and adolescents. This study used descriptive quantitative non-experimental approach with 43 parents or caregivers of child with Down syndrome in Depok. The result showed that the majority of respondents belongs to modified independence: 31 children (72,1%), while respondents who belongs to total independence: 7 children (16,3%) and total dependence: 5 children (16,3%). For the reason, health education and emotional support for families is needed to achieve optimum independence in children with Down syndrome.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kidd, Sue Monk
Tinder Press, 2015
813.54 KID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stassen, Jean-Philippe
Abstrak :

ABSTRACT
Deogratias is just a boy. Benina is just a girl. Teenagers like teenagers everywhere. Only he is a Hutu, and she is a Tutsi - so say their ID cards. We are in Rwanda in the days leading to a swift and gruesome genocide; the world will watch and do nothing. In less than a hundred days, eight hundred thousand human beings will be hacked to death. Moment by moment, piece by piece, J.P. Stassen skillfully builds a masterpiece, an unforgettable tale that probes man's inhumanity to man. His eloquence, his storytelling power, and his sheer poetry elevate this harrowing story to the rank of a testimonial to one of the darkest chapters in recent human history. With great skill and understanding, Stassen's Deogratias takes us back and forth in time, showing only before and after the killings - and inexorably revealing the grip of madness and horror on one young boy and his country. Difficult, beautiful, honest, and heartbreaking, this is a masterwork by a major artist of our time." - inside front cover.
New York: First Second, 2006
843.92 STA d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Shobirin
Abstrak :
Remaja yang berkualitas merupakan aset yang cukup penting bagi eksistensi suatu bangsa. Untuk mewujudkan remaja yang berkualitas tersebut salah satu upaya penting yang harus dilakukan adalah melalui sektor pendidikan. Namun demikian ditengah situasi perekonomian Indonesia yang sedang dilanda krisis ini, tidak semua remaja dapat mengenyam atau melanjutkan pendidikan, atau sering disebut dengan putus sekolah. Pemerintah telah mengupayakan dan mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Salah satu upaya yang sedang dan terus dilakukan adalah dengan memberikan keterampilan aplikatif kepada remaja putus sekolah agar mereka dapat memiliki keterampilan dan berfungsi sosial melalui PSBR Bambu Apus selaku Unit Pelaksana Teknis Departemen Sosial RI. Kegiatan yang dilakukan mencakup dua besaran, yaitu bimbingan keterampilan kerja dan bimbingan sosial termasuk bimbingan mental keagamaan. Namun demikian penelitian ini lebih difokuskan pada pembahasan tentang pelaksanaan program bimbingan keterampilan kerja. Kerangka pemikiran yang diulas dalam tesis ini adalah racikan dari konsep-konsep tentang remaja dari putus sekolah. Selanjutnya dikupas pula panti sosial sebagai organisasi pelayanan dan bimbingan keterampilan kerja sebagai salah satu programnya. Sebagai organisasi pelayanan yang mclaksanakan program kegiatan. Keberadaan, PSBR Bambu Apus tidak bisa dilepaskan dari permasalahan dan kendala dalam menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu pada bagian akhir Kerangka Pemikiran selanjutnya diuraikan tentang evaluasi program. Penelitian evaluatif ini menggunakan alur input, proses dan outcome yang selanjutnya diterjemahkan sebagai langkah kegiatan yang ada di PSBR Bambu Apus. Untuk melihat keberhasilan program pada alur outcome digunakan kriteria keberhasilan sebagaimana dikemukakan oleh Suchman yang terdiri dari effort performance, adequacy of performance, efficiency, dan process. Namun demikian pada alur input meskipun klien belum mendapatkan pelatihan, penelitian ini juga membahas lima kriteria keberhasilan tersebut meskipun hanya bahasan effort yang merupakan kriteria keberhasilan paling sederhana. Dengan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif, informan penelitian ini adalah para pejabat struktural. pekerja sosial dan instruktur sebagai pelaksana utama dan pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan. Sedangkan pada alur outcome selain kepada mereka, informan utama adalah lima orang mantan yang telah selesai mendapatkan pembinaan di Panti dan masing-masing mewakili lima jurusan keterampilan yang ada. Hasil penelitian pada alur input menunjukkan bahwa aspek raw material seperti ruang, alat-alat dan bahan pelatihan keterampilan serta pola dan pola sistem pengajaran sesuai dengan kriteria ideal yang ditetapkan sebagai suatu standar maksimal sebuah program pelatihan.Sedangkan yang tidak sesuai adalah tenaga instruktur, kriteria calon klien, kurikulum dan buku panduan, alat peraga serta target pelatihan. Sementara untuk menilai alur outcome langkah yang dilakukan adalah dengan membedah apa yang menjadi tujuan pelatihan itu sendiri. Pada aspek pertama yaitu jumlah lulusan, terjadi pengurangan klien yang selesai atau lulus dari Panti. Demikian juga pada aspek kcdua tentang tingkat pemahaman klien terhadap materi menujukkan. meskipun tidak seluruh materi dapat dimengerti namun sebagian besar klien mengaku dapat memahaminya. Pada aspek ketiga yang membahas pekerjaan, ada klien yang bekerja sesuai dengan pelatihan yang pernah diikuti dan ada juga yang tidak. Namun demikian bagi klien yang belum mendapatkan bekerja menganggap bahwa bukan berarti pelatihan yang diikutinya tersebut menjadi sia-sia. Mereka tetap memperoleh pengaruh lain. berupa manfaat seperti lebih percaya diri, disiplin, dapat menyesuaikan diri, dan memiliki motivasi yang tinggi dalam memandang kehidupannya dan terus berupaya memperoleh pekerjaan. Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi, keberadaan instruktur disatu sisi mcrupakan faktor pendukung, namun mereka juga sekaligus menjadi faktor penghambat karena tidak memiliki kemampuan profesional dan pengalaman mengikuti diklat (training) yang berkaitan dengan bidang tugas mcngajarnya. Faktor pendukung lainnya adalah sarana prasarana yang memadai dan tersedianya anggaran rutin/tetap dari pemerintah. Sedangkan faktor penghambat adalah selain karakteristik klien yang memiliki tingkat pendidikan beragam, juga keberadaan alat keterampilan yang tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Selain itu adalah pengadaan bahan pelatihan yang sering terlambat atau tidak selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh instruktur. Penelitian ini memberikan beberapa saran yang perlu dilakukan oleh pelaksana di PSBR Bambu Apus. Saran berkaitan dengan temuan faktor penghambat yang diuraikan sebelumnya, yaitu perlu memberi kesempatan kepada instruktur untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan penambahan penghasilan. Selanjutnya perlu disusun sebuah kurikulum yang baku, dan menciptakan transparansi anggaran dalam kaitan dengan penyediaan alat dan bahan pelatihan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Sili Sabon
Abstrak :
Remaja adalah bunga bangsa. Mereka adalah aset yang sangat berharga bagi bangsa pada masa yang akan datang. Dan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 201.241.999 orang (SP tahun 2000), sebanyak 40.407.618 orang (20,1%) adalah penduduk remaja umur 15-24 tahun. Isu terkait penyakit HIV/AIDS yang beredar saat ini adalah bahwa jumlah penderita HIV/AIDS khususnya di Indonesia terbanyak berada pada kelompok umur 15-29 tahun. Untuk itu, perlu ada upaya untuk mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS ini. Hal ini perlu dilakukan demi kebaikan bangsa Indonesia sendiri, karena: (i) remaja merupakan penerus bangsa, dan (ii) sebagai anggota PBB, Indonesia harus melaksanakan program yang dicanangkan PBB terkait pencegahan HIVIAIDS yang ditetapkan dalam ICPD di Kairo tahun 1994 dan dipertegas dalam MDG, dalam sidang PBB di New York 8 September 2000. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder hasil SKRRI 200212003. Variabel terikat penelitian ini adalah Perilaku berisiko HIV/AIDS, sedangkan variabel bebasnya dibagi 2 yaitu (i) internal (umur, jenis kelamin, pendidikan, pemahaman tentang HIV/AIDS, dan aktivitas sehari-hari), dan (ii) eksternal (peran orangtua dan sekolah sebagai sumber informasi HIV/AIDS atau kesehatan reproduksi (kesrepro), perar, lingkungan jauh (media, petugas kesehatan, dan NGO) sebagai sumber informasi HIV/AIDS, kepemilikan teman sebaya berperilaku berisiko HIV/AIDS dan tempat tinggal. Metode analisis yang digunakan: (i) deskriptif yaitu disajikan perbedaan proporsi antara kelompok remaja yang berperilaku berisiko HIV/AIDS terhadap kelompok yang tidak berperilaku berisiko HIV/AIDS menurut masing-masing faktor internal dan eksternal, dan (ii) inferensial menggunakan model regresi logistik biner untuk mempelajari perbandingan perilaku berisiko HIV/AIDS herdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis deskriptif yang menarik adalah 93% remaja ternyata tidak paham HIV/AIDS. Selain itu ditemukan terkait variabel internal: (i) Semakin bertambah umur remaja semakin berperilaku berisiko HIV/AIDS, (ii) Perilaku remaja laki-laki lebih berisiko HIV/AIDS daripada remaja perempuan, (iii) Semakin tinggi pendidikan semakin tinggi perilaku berisiko HIV/AIDS, ini diduga disebabakan karena semakin tinggi pendidikan semakin dewasa seseorang sehingga semakin tinggi dorongan untuk melakukan hubungan seksual, (iv) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang memahami HIV/AIDS lebih tinggi daripada roinaja yang tidak memahami HIV/AIDS, ini diduga karena remaja telah melakukan perbuatanltindakan yang berisiko HIV/AIDS setelah itu bare remaja mencari informasi lebih jauh tentang HIV/AIDS, dan (v) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang memiliki aktivitas rutin sehari-hari lebih rendah daripada remaja yang menganggur atau tidak sekolah. Kemudian terkait variabel eksternal ditemukan: (i) perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang mendapat informasi tentang HIV/AIDS dari orangtuanya lebih rendah daripada remaja yang tidak mendapat informasi HIV/AIDS dari orangtuanya, (ii) perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang mendapat informasi tentang HIV/AIDS Ban sekolahnya lebih tinggi daripada remaja yang tidak mendapat informasi HIV/AIDS dari sekolahnya, hal ini diduga disebabkan karena materi kesehatan reproduksi belum masuk dalam kurikulum, (iii) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang mendapat informasi tentang HIV/AIDS dari salah satu sumber informasi HIV/AIDS lingkungan jauh (media massa, petugas kesehatan dan NGD) lebih tinggi daripada remaja yang tidak mendapat informasi HIV/AIDS dari ketiga sumber informasi lingkungan jauh, ini diduga disebabkan karena remaja telah melakukan perbuatan atau tindakan yang berisiko HIV/AIDS, setelah itu Baru dia mencari informasi lebih jauh tentang HIV/AIDS, (iv) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang tidak memiliki teman sebaya berperilaku berisiko HIV/AIDS lebih rendah daripada remaja yang memiliki teman sebaya berperilaku berisiko HIV/AIDS, hal ini diduga disebabkan karena banyak remaja yang berani menolak tekanan kelompok sebaya karena tekanan berdampak negatif, dan (v) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja perkotaan lebih berisiko daripada remaja perdesaan. Hasil analisis inferensial variabel internal: (i) Semakin bertambah umur semakin remaja berperilaku berisiko HIV/AIDS, (ii) remaja laki-laki lebih berisiko HIV/AIDS daripada remaja perempuan, (iii) pengaruh pendidikan tidak signifikan, dan ditengarai disebabkan karena kesehatan reproduksi belum dimasukkan dalam kurikulum, (iv) Pemahaman HIV/AIDS tidak signifikan. diduga karena mereka yang paham HIV/AIDS telah melakukan tindakan/perbuatan berisiko HIV/AIDS sebelum dia mencari tahu lebih jauh tentang HIV/AIDS, dan (v) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang memiliki aktivitas sehari-hari lebih rendah daripada remaja yang tidak memiliki aktivitas sehari-hari. Kemudian terkait variabel eksternal ditemukan: (i) pengaruh variabel orangtua sebagai sumber informasi HIV/AIDS tidak signifikan, ini diduga karena banyak orangtua yang masih belum berani menceritakan secara gamblang tentang kesehatan reproduksi kepada anaknya, (ii) pengaruh variabel sekolah sebagai sumber informasi HIV/AIDS tidak signifikan, ini diduga karena kesehatan reproduksi belum dimasukkan dalam kurikulum; (iii) Perilaku remaja yang mendapat informasi HIV/AIDS dari salah satu sumber informasi lingkungan jauh lebih rendah daripada remaja yang tidak mendapat informasi HIVIAIDS dari ketiga sumber lingkungan jauh, hal ini ditengarai disebabkan karena remaja telah melakukan tindakan atau perbuatan yang berisiko HIV/AIDS terlebih dahulu, setelah itu barn dia mencali informasi lebih jauh tentang HIV/AIDS, (iv) Pengaruh teman sebaya sangat kuat karena perilaku berisiko HIV/AIDS remaja yang memiliki teman sebaya berperilaku berisiko HIV/AIDS lebih tinggi daripada remaja yang tidak memiliki teman sebaya berperilaku berisiko HIV/AIDS, dan (v) Perilaku berisiko HIV/AIDS remaja perkotaan lebih tinggi daripada remaja pedesaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sulistyorini Amidjono
Abstrak :
Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa ? masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Proses pencarian inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh para kapitalisme dengan menjerumuskan remaja kedalam hal negatif. Salah satu hal negatif yang menjadi permasalahan remaja di hampir semua negara di dunia adalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Generasi masa depan yang lebih dikenal dengan istilah remaja, dipundak merekalah diletakkan kata kunci baik dan buruk serta hancur dan tidaknya peradaban masa depan masyarakat, umat dan bangsa. Banyak faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja, namun sampai mengapa remaja kita menyalahgunakan narkoba. Pokok permasalahan dalam tesis ini adalah faktor-faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja, sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat mewujudkan ASEAN bebas narkoba tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan disain studi kasus, dimana peneliti mengadakan penelaahan dokumen dan wawancara mendalam terhadap informan (remaja penyalahguna, orangtua, tokoh masyarakat dan relawan YPI) untuk mengetahui alasan-alasan remaja menyalahgunakan narkoba. Penelitian mengambil lokasi di Kelurahan Kampung Bali, Jakarta Pusat pada bulan Oktober dan Nopember 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor individu, faktor lingkungan, faktor ketersediaan narkoba dan faktor pengetahuan tentang narkoba merupakan penyebab dari remaja menggunakan narkoba. Dan faktor dominan yang menyebabkan remaja menyalahgunakan narkoba adalah lingkungan masyarakat. Saran yang diajukan adalah: (i) tingkat keyakinan keagamaan para remaja harus ditingkatkan, (ii) pengetahuan masyarakat tentang narkoba harus ditingkatkan, (iii) orangtua harus menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga dan (iv) para orangtua harus selalu memperhatikan dan menanyakan tentang kegiatan dan teman sebaya anak remajanya.
Adolescence is a process of transition. This process most often followed by unstabilize emotion or even psychological. This is the proces of a teenage seeking their true identity. In this seeking proses usually used by the capitalizsm to put them into a distraction. Spreading and drugs abuse of a teenage is the most difficult problem in almost all over the world. And we know that teenagers are the key of good or bad, being destroy or not is our next generation going to be. There are so many factors of drugs abuse and the issue in this thesis are the factors of drugs abuse to a teenage/Adolescence. The aim of the research is to indentife and to analyze the factors that caused drugs abuse, so we could revealed switable method that could solve the problem and then we can fulfill ASEAN free of drugs 2015. The research use kualitatif method by study case, which that means the researchers do some document research and an exclusive interview (drugs user, parents, community figures, and volenteer of YPI) to find out the reason of the teenage abusing drugs. The research talen at Kelurahan Kampung Bali, Jakarta on October and November 2008. The result of the research shows that factors of individual, neighbourhood, availability of drugs, and a knowledge of drugs are the caused of drugs abuse to adolescence. The most dominant factor is a neighbourhood or we called as society. The suggests are: (i) the beliefs to God should be improve, (ii) societiy?s knowledge should be improve, (iii) we need/ have to create a harmony relation in a family, and (iv) the parents should be more aware to what their teenage.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25490
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Novi Suryani
Abstrak :
Komplikasi selama kehamilan dan persalinan adalah penyebab kedua kematian untuk remaja perempuan usia 15-19 tahun secara global. Di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, terjadi peningkatan kehamilan usia remaja dalam tiga tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan usia remaja dan faktor-faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara tahun 2017. Dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 menggunakan design potong lintang. Populasi adalah seluruh remaja perempuan usia 15-19 tahun yang sudah menikah dari bulan Juni 2016-Mei 2017, jumlah sampel 96 orang yang diambil secara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan pedoman kuesioner, analisis bivariat dengan uji Kai kuadrat. Hasil penelitian diperoleh 77,1 responden hamil di usia remaja. Faktor predisposisi yang berhubungan signifikan adalah penghasilan keluarga nilai p=0,022 ; pengetahuan tentang kehamilan usia remaja nilai p = 0,036 ; sikap terhadap KB nilai p=0,044. Faktor penguat yang berhubungan signifikan adalah dukungan keluarga nilai p=0,047 ; peran tenaga kesehatan nilai p=0,040. Faktor pemungkin yang berhubungan signifikan adalah riwayat perilaku seksual nilai p=0,033 ; riwayat penggunaan KB nilai p=0,019. Saran untuk Puskesmas Kecamatan Jatinegara untuk meningkatkan sosialisasi Program Generasi Berencana, pembentukan Poktan Bina Keluarga remaja dan peningkatan kinerja Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. ...... Complications during pregnancy and childbirth are the second leading cause of death for girls aged 15 19 yeras globally. At Jatinegara Public Health Center, there was an increase in teenage pregnancy in the last three years. This study aims to determine the proportion of teenage pregnancy and factors related to teenage pregnancy in area of Jatinegara Public Health Center, 2017. Implemented in May June 2017 using croos sectional design. The population is all teenage girls aged 15 19 who are married from june 2016 to May 2017, the sample number of 96 people taken by simple random sampling. Data were collected through structuted interview with questionnare, bivariate analysis with Kai square test. The result obtained 77,1 teenage pregnancy. Related predisposing factors were family income p value 0.022 knowledge of teenage pregnancy p value 0.036 attitude towards family planning p value 0.044. Related reinforcing factors were family support p value 0.047 the role of health personnel p value 0.040. Related enabling factors were history of sexual behavior p value 0.033 history of contraceptive use p value 0.019. Suggestion for Jatinegara public health center to improve the socialization of the planned generation program, the establishment of teenage family development and enhancement of the youth service care program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline Hartanto
Abstrak :
Indonesian Journal of Dentistry; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 416-420 This care report was a treatment of anterior open bite with multiloop edgewise archwire (MEAW). The patient was a class II skeletal pattern nineteen year old girl. The possible etiology of this case was sucking habit and skeletal dysplsia. In 14 months the ideal class I molar and canine relationship was archieved.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>