Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rutma Pujiwat
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.
ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Giovanni Raditya Gita
Abstrak :
Pasar dan permintaan alat berat China mengalami peningkatan yang cukup besar di Amerika Utara, yang didukung dengan harga produk yang kompetitif dan kualitas produk yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk memilih lokasi fasilitas manufaktur yang ideal dari 10 kota di AS dengan permintaan alat berat tertinggi untuk mengembangkan fasilitas manufaktur yang strategis, efektif, dan lebih kompetitif. Studi kasus diterapkan pada perusahaan multinasional China yang telah memiliki lokasi manufaktur di salah satu negara bagian Midwestern di Amerika Serikat. Perusahaan mendatangkan pasokan material dan suku cadang unit pre-assembly dari Amerika Selatan, selain dari China, yang saat ini dianggap masih cukup jauh. Perusahaan juga telah menetapkan strategi lokalisasi untuk menargetkan pasar baru di beberapa negara bagian dengan permintaan tertinggi dengan biaya rendah, sehingga pengiriman dan penempatan lokasi harus dipertimbangkan. Analytic Hierarchy Process (AHP) dilakukan untuk mendapatkan bobot kriteria penilaian lokasi terbaik. Technique Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) digunakan untuk mendapatkan skor akhir penilaian setiap alternatif lokasi. Penelitian memperoleh enam kriteria dan 29 subkriteria untuk memilih satu keadaan yang sesuai. Metode Zero-One Goal Programming (ZOGP) digunakan untuk menyusun skenario dan model matematis berdasarkan limitasi seperti bobot prioritas TOPSIS, biaya lahan, biaya tenaga kerja, biaya operasional. Alternatif terpilih merupakan kota yang dianggap terbaik sebagai lokasi fasilitas manufaktur. ......The Chinese heavy equipment market and demand are experiencing a considerable increase in North America. It is supported by competitive product prices and better product quality. This paper aims to provide the best results in selecting the ideal location from among the other 50 states in the USA to develop a strategic, effective, and more competitive manufacturing facility. The case study is applied to a multinational Chinese company that already has a manufacturing site in one of the Midwestern states in the USA. The company also brings in material supplies and pre-assembly unit parts from South America, apart from China. Materials shipping from South America to the existing location are still quite far. The company has also set out localization strategies to target new markets in several states with the highest demand at a low cost, so shipping and location placement must be considered. Analytic Hierarchy Process (AHP) is carried out to obtain the best location assessment criteria weights. Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) is used to get the final score assessing each alternative location. Research obtains six criteria and 29 sub-criteria for selecting one appropriate state. The study obtained six criteria and 29 sub-criteria to select an appropriate condition. The Zero-One Goal Programming (ZOGP) method is used to develop scenarios and mathematical models based on limitations such as TOPSIS priority weights, land costs, labor costs, and operational costs. The chosen alternative is the city considered the best location for manufacturing facilities.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amartza Satya Raafipasya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menilai pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan pada perusahan pengemasan di Indonesia, dengan tujuan untuk merancang strategi yang dapat dipakai dalam pengembangan pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan. Penilaian pemasok didasarkan pada dimensi kemampuan dan dimensi kesediaan dalam Supplier Potential Matrix (SPM) untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam mengembangkan pemasok. Pengembangan pemasok berdasarkan aspek berwawasan lingkungan dibutuhkan oleh perusahaan pengemasan dalam menjawab permintaan konsumen yang menginginkan produk kemasan menggunakan material ramah lingkungan dan dipasok oleh pemasok yang terstandarisasi lingkungan. Metode yang digunakan adalah Analytical Hierarchy Process AHP untuk memperoleh bobot atas kriteria dalam melakukan penilaian pemasok dan Technique for Order of Preference Similarity to Ideal Solution TOPSIS untuk memperoleh nilai akhir dalam penilaian setiap pemasok. Hasil dari penelitian ini adalah menyediakan strategi pengembangan bagi 37 pemasok perusahaan pengemasan yang dikelompokkan ke dalam empat kuadran yang berbeda. Hasil dari pengelompokkan pemasok adalah didapatkan satu pemasok pada kuadran 1, dua pemasok pada kuadran 2, lima pemasok pada kuadran 3 dan dua puluh sembilan pemasok pada kuadran 4. ......This research was conducted to assess the suppliers of packaging company in Indonesia, for the purpose of developing a proper strategy designed specifically to further advance its suppliers in becoming green. The assessment of suppliers value is based on the capability and willingness dimension using Supplier Potential Matrix SPM. The development strategy for green suppliers is established in respond to the high demand of consumers desiring green packaged products with materials supplied by environmentally standardized suppliers. The result of weighting criteria in assessing suppliers is reached through Analytical Hierarchy Process AHP and the Technique for Order of Preference Similarity to Ideal Solution TOPSI is used to obtain the final value in the assessment of each supplier. The result of this research is providing a set of development strategies for 37 suppliers of packaging company based on four quadrants distributed to one supplier in quadrant 1, two suppliers in quadrant 2, five suppliers in quadrant 3 and twenty nine suppliers in quadrant 4.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayandra Putra Andrianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja yang sistematis dan objektif untuk memilih subkontraktor untuk Proyek Akasia Bagus dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Teknik untuk Urutan Preferensi dengan Kemiripan dengan Solusi Ideal (TOPSIS). Studi ini mengevaluasi subkontraktor berdasarkan berbagai kriteria, termasuk biaya, lokasi, waktu pengiriman, dan kinerja historis. Metode AHP digunakan untuk menentukan pentingnya setiap kriteria relatif melalui perbandingan berpasangan, memastikan keselarasan dengan prioritas pengambil keputusan. Metode TOPSIS kemudian diterapkan untuk memeringkat subkontraktor berdasarkan kriteria berbobot yang diperoleh dari AHP, dengan menggunakan matriks keputusan yang dinormalisasi dan menghitung jarak dari solusi ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. PPI (A3) adalah subkontraktor peringkat tertinggi, diikuti oleh PT. Zeeco (A1), PT. Gasco (A4), dan PT. Cimmarron (A2). Temuan ini menyediakan kerangka kerja yang kuat dan andal untuk pemilihan subkontraktor, memastikan bahwa keputusan didasarkan pada data yang komprehensif dan akurat. Studi ini diakhiri dengan rekomendasi untuk meningkatkan proses pemilihan subkontraktor, dengan menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang objektif, keselarasan strategis, dan peningkatan berkelanjutan. Industri Minyak dan Gas, Analytical Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution, Pemilihan Vendor, Pemeringkatan Vendor ......This research aims to develop a systematic and objective framework for selecting subcontractors for the Akasia Bagus Project using the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods. The study evaluates subcontractors based on multiple criteria, including cost, location, delivery time, and historical performance. The AHP method was employed to determine the relative importance of each criterion through pairwise comparisons, ensuring alignment with decision-makers' priorities. The TOPSIS method was then applied to rank the subcontractors based on the weighted criteria derived from AHP, using normalized decision matrices and calculating distances from ideal solutions. The results indicated that PT. PPI (A3) was the top-ranked subcontractor, followed by PT. Zeeco (A1), PT. Gasco (A4), and PT. Cimmarron (A2). The findings provide a robust and reliable framework for subcontractor selection, ensuring that decisions are based on comprehensive and accurate data. The study concludes with recommendations for improving subcontractor selection processes, emphasizing the importance of objective decision-making, strategic alignment, and continuous improvement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Nabilla
Abstrak :
Seiring dengan berkembangnya industri ritel yang semakin kompetitif, penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat terus meningkatkan daya saingnya. Vendor, yang berperan sebagai hulu dalam sebuah rantai pasok perusahaan, memegang peran yang sangat penting mengingat performa vendor nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kelancaran rantai pasok dan operasional perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk dapat memilih vendor yang tepat berdasarkan performa atau tingkat kinerja yang paling baik. Pemilihan vendor yang tepat dapat dibantu pula dengan adanya standar evaluasi kinerja vendor yang tepat. Pada penelitian ini, dibuat sebuah tools evaluasi kinerja vendor dalam bentuk spreadsheet yang terdiri dari kriteria dan subkriteria, bobot kriteria dan subkriteria, serta parameter dan metode scoring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytic Network Process (ANP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan 5 kriteria dan 16 subkriteria yang diperlukan dalam evaluasi kinerja vendor, dengan urutan bobot terbesar adalah performa (40%), kemudian kualitas (31%), pelayanan (14%), pengiriman (11%), dan hubungan (3%). Tools ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam menyeleksi vendor. ...... Retail industry is highly competitive these days, it is important for a retail company to constantly enhance its competitiveness in order to survive. Vendor, functioning as the upstream of a company?s supply chain, hold a very important role and responsibility, considering that vendor?s performance will directly affect the company?s supply chain and operations. Therefore, it is crucial for a company to choose the right vendor based on their high level of performance. Choosing the right vendor can be assisted with structuring right standards for vendor performance evaluation. This research aims to make an effective tool for vendor performance evaluation in a spreadsheet form which consist of several criteria and subcriteria, criteria and subcriteria's weight, as well as scoring parameter and method. Methods used in this research are Analytic Network Process (ANP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). The output of this research shows that there are 5 criteria and 16 subcriteria needed to evaluate vendor's performance, with the highest value of weight is performance (40%), follows quality (31%), service (14%), delivery (11%), and relationship (3%). This tool is expected to become a reference for the company in selecting the right vendors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pratama Ibdani Agritian
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang pemilihan pemasok yang dilakukan di sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di industri pupuk. Penelitian dilakukan pada satu jenis pupuk yakni pupuk NPK yang memiliki 3 bahan baku utama yakni, KCL, Clay, dan DAP. Ketiga bahan baku utama ini didapatkan perusahaan melalui pihak ketiga atau pemasok. Pemilihan pemasok dilakukan melalui evaluasi kriteria dan pemeringkatan pemasok menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluasi kriteria dilakukan dengan penilaian para ahli pada divisi yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku pupuk NPK di perusahaan tersebut. Hasil pengolahan data AHP menghasilkan 4 kriteria utama pemilihan pemasok yakni biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas dengan total 10 subkriteria. Hasil pemeringkatan pemasok menghasilkan peringkat kinerja pemasok masing-masing bahan baku utama yakni Pemasok bahan baku KCL dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Khong Han PTE LTD, Pemasok bahan baku Clay dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Inti Barokah Utama, Pemasok bahan baku DAP dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. Dengan hasil penelitian tersebut diharapkan perusahaan dapat memaksimalkan pemilihan pemasok yang tepat agar kelancaran proses produksi dapat terlaksana dengan baik. ......This study discusses the selection of suppliers conducted in a state owned company engaged in the fertilizer industry. The research was conducted on one type of fertilizer namely NPK fertilizer which has 3 main raw materials namely, KCL, Clay, and DAP. These three main raw materials are obtained through third party companies or suppliers. Supplier selection is done through evaluation criteria and supplier rating using Analytical Hierarchy Process AHP method and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluation of criteria is done by expert assessment on the division relating to the procurement of raw material of NPK fertilizer in the company. The result of AHP data processing yield 4 main criteria of supplier selection ie cost, quality, delivery, and flexibility with total 10 subcriteria. The results of supplier ratings resulted in the rank of supplier performance of each of the main raw materials ie KCL Raw Material Supplier with the highest performance rating is PT Khong Han PTE LTD, Clay raw material supplier with the highest performance rating is PT Inti Barokah Utama, DAP raw material supplier with performance rating highest is PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. With the results of the study is expected to maximize the company 39 s selection of the right supplier to smooth the production process can be done well.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Rahmawati
Abstrak :
Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya atau produk guna mengurangi limbah yang dihasilkan. Di Indonesia sendiri, konsep ekonomi sirkular mulai mendapatkan perhatian yang signifikan dan pemerintah mulai membuat beberapa inisiatif dan regulasi yang mendukung penerapannya. Selain itu, beberapa perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) juga sudah menerapkan ekonomi sirkular pada operasi bisnis dan rantai pasokan perusahaan. Hal tersebut dipicu oleh keadaan saat ini dimana perusahaan FMCG masih menjadi kontributor sampah plastik tertinggi karena hampir semua produknya dikemas menggunakan kemasan dengan material plastik. Namun, karena konsepnya yang masih tergolong baru, belum ada standar acuan dalam penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja ekonomi sirkular pada tiga perusahaan FMCG dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode AHP digunakan untuk menghitung bobot indikator penilaian yang digunakan. Hasil perhitungan AHP menunjukkan bahwa indikator jumlah sampah kemasan post-consumption didaur ulang memiliki bobot yang paling tinggi. Lalu, penilaian kinerja dilakukan dengan metode TOPSIS dan hasilnya adalah perusahaan dengan kinerja terbaik yaitu PT Y. ......Circular economy is an economic system approach that optimizes the use of resources or products to reduce the waste generated. In Indonesia, the concept of circular economy began to get significant attention as the government began to make several initiatives and regulations that support its implementation. Some Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) companies have also implemented the circular economy concept in their business operations and supply chains. FMCG companies are still the highest contributor to plastic waste because almost all of their products are packaged using packaging with plastic material. However, because this concept is still relatively new, there is no reference standard in implementing circular economy in Indonesia. Therefore, this study was conducted to measure the performance of the circular economy in three FMCG companies using the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods. The AHP method is used to calculate the weight of the assessment indicators. The results of the AHP calculation show that the indicator of the amount of post-consumption packaging waste recycled has the highest weight. Then, performance appraisal is carried out using the TOPSIS. The calculation shows that the company with the best performance is PT Y.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Rizky Adrian
Abstrak :
Penelitian ini mencoba menganalisis nilai bobot kriteria dan subkriteria yang digunakan dalam suatu proses pemilihan vendor Fuel Management System pada sebuah perusahaan tambang dan juga melakukan analisis pemeringkatan vendor yang dipilih. Penelitian ini dilakukan sekaitan dengan pemberian bobot awal yang tidak terlalu berdasarkan perhitungan matematis dan metode yang digunakan belum terlalu jelas, sehingga bobot yang diperoleh belum sepenuhnya menggambarkan penilaian yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk memberikan bobot baru pada setiap kriteria dan subkriteria serta metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) untuk pemeringkatan vendor. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bobot global untuk seluruh kriteria dan subkriteria dan menunjukkan kriteria atau subkriteria mana yang memiliki nilai tertinggi dan menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam pemilihan vendor serta perhitungan pemeringkatan vendor dengan nilai berbeda. Walau hasil vendor terpilih tetap sama, namun dengan adanya metode dan landasan matematis yang lebih jelas digunakan dapat menjadi acuan pemberian bobot baru untuk proses pemilihan vendor selanjutnya. ......This study tries to analyze the valuation of criteria and subcriteria that are used in a vendor selection process for Fuel Management System by a mining company and also analyze the ranking for chosen vendors. This study is carried out in relation to the initial criteria and subcriteria weights that are not really based on a mathematical calculations and the method used isn’t really clear, thus the weights acquired don’t really show the true valuations. This study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) method for calculating the new weights for each criteria and subcriteria and Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) for vendors ranking. The results show that there are differences in global weights for every critera and subcriteria and also show which criteria and subcriteria that has the highest value and thus being the most valued in vendor selection and a new value in vendors ranking. Although the chosen vendor is the same with the initial one, the use of new methods dan a more clear mathematical calculations can be a new benchmark in weights valuation for future vendor selection processes.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithra Rafdi Hafiz Arrasyad
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai indikator untuk pemilihan perusahan shipping line. Evaluasi ini diperlukan karena semenjak pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020, kegiatan ekspor impor mengalami penurunan volume sebesar 420 juta ton, dan banyak perusahaan pengiriman yang harus berjuang dengan penutupan dan kemacetan pelabuhan, kekurangan tenaga kerja, kesulitan dengan pemanfaatan kapasitas, serta kurangnya kontainer pengiriman baru. Yang menyebabkan kenaikan biaya pengiriman barang. Beberapa perusahaan shipping line juga sudah melakukan berbagai strategi untuk beradaptasi dengan pandemi COVID-19, seperti membuka sistem pemesanan dan pelacakan secara online, dan membuka depot yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk mencari indikator-indikator yang mempengaruhi sebuah bisnis atau perusahaan dalam memilih shipping line sebagai partner mereka dalam mengirim barang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AHP, dimana sebuah kuesioner dilakukan kepada beberapa ahli untuk menilai faktor-faktor yang sudah ditentukan. TOPSIS juga digunakan dalam penelitian ini sebagai contoh penggunaan model AHP yang telah dibuat. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Waktu Pengiriman, Ukuran Kapal, dan Keandalan merupakan tiga faktor terpenting dalam pemilihan shipping line. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan shipping line sesuai dengan hasil penelitian ini adalah memodifikasi urutan kunjungan pelabuhan, melakukan taktik cut and run, dan melakukan investasi untuk kapal yang lebih besar. ...... This study discusses the indicators for the selection of shipping line companies. This evaluation is necessary because since the COVID-19 pandemic that hit in 2020, export-import activities have decreased in volume by 420 million tons, and many shipping companies have had to struggle with port closures and congestion, labor shortages, difficulties with capacity utilization, and lack of capacity. new shipping container. Which causes an increase in shipping rate. Several shipping line companies have also implemented various strategies to adapt to the COVID-19 pandemic, such as opening an online ordering and tracking system, and opening new depots. This study aims to find indicators that influence a business or company in choosing a shipping line as their partner in sending goods. The method used in this research is AHP, where a questionnaire is conducted to several experts to assess the factors that have been determined. TOPSIS is also used in this study as an example of using the AHP model that has been created. The results obtained from this study are Delivery Time, Vessel Size, and Reliability are the three most important factors in choosing a shipping line. The strategies that can be carried out by shipping line companies according to the results of this study are modifying the order of port visits, employ cut and run tactics, and investing for an increase in vessel size.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Muhammad Akbar
Abstrak :
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang dapat menstrukturisasi permasalahan yang bersifat multikriteria dan mengevaluasi beberapa alternatif untuk dipilih melalui pembentukan hierarki dan penilaian perbandingan berpasangan. Akan tetapi, kelemahan metode AHP dalam memperhitungkan faktor ketidaktepatan dari penilaian yang diberikan menyebabkan metode AHP perlu dilengkapi dengan pendekatan fuzzy atau dikenal dengan Fuzzy AHP. Metode Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan metode pemeringkat dan pemilihan alternatif berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria beserta bobot kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi pemasok dan menentukan pemasok yang terbaik bagi perusahaan inflight catering services di Indonesia. Metode Fuzzy AHP digunakan dalam pembobotan kriteria dan subkriteria evaluasi sedangkan metode TOPSIS digunakan dalam pembuatan peringkat alternatif pemasok. Terdapat tiga barang yang menjadi fokus penelitian yaitu Aluminium Mealdish, Paper Cup, dan Headrest Cover Turquoise. Berdasarkan hasil perhitungan Fuzzy AHP, kriteria harga merupakan kriteria dengan bobot terbesar yaitu 0,348, dilanjutkan dengan kriteria kualitas (0,260), pelayanan (0,209), relationship (0,116), dan manajemen perusahaan pemasok (0,067). Berdasarkan hasil perhitungan TOPSIS, untuk barang Aluminium Mealdish, pemasok AM2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,729 dilanjutkan dengan AM3 (0,425) dan AM1 (0,337). Untuk barang Paper Cup, pemasok PC1 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,880 dilanjutkan dengan PC2 (0,374) dan PC3 (0,219). Untuk barang Headrest Cover Turquoise, pemasok HC2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,703 dilanjutkan dengan HC3 (0,613) dan HC1 (0,120). ...... The Analytical Hierarchy Process (AHP) method is a method that can structure multi-criteria problems and evaluate several alternatives to choose from through the formation of a hierarchy and pairwise comparison assessment. However, the weakness of the AHP method in calculating the impreciseness factor of the given assessment causes the AHP method to be equipped with a fuzzy approach or known as Fuzzy AHP. The Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method is a ranking method and alternative selection based on the closest distance to a positive ideal solution and the farthest distance from a negative ideal solution. This study aims to obtain the criteria and the weight of the criteria used to evaluate suppliers and determine the best suppliers for in-flight catering services company in Indonesia. The Fuzzy AHP method is used in weighting the evaluation criteria and sub-criteria, while the TOPSIS method is used in ranking alternative suppliers. There are three items that are the focus of research, namely Aluminium Mealdish, Paper Cup, and Headrest Cover Turquoise. Based on the results of Fuzzy AHP calculations, the price criterion is the criterion with the largest weight, namely 0.348, followed by the quality criteria (0.260), service (0.209), relationship (0.116), and supplier company management (0.067). Based on the results of TOPSIS calculations, for Aluminium Mealdish, the supplier of AM2 is ranked first with a CCi value of 0.729 followed by AM3 (0.425) and AM1 (0.337). For Paper Cup, supplier PC1 ranks first with a CCi value of 0.880 followed by PC2 (0.374) and PC3 (0.219). For Headrest Cover Turquoise, the supplier of HC2 was ranked first with a CCi value of 0.703 followed by HC3 (0.613) and HC1 (0.120).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>