Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Rizka Ardhini
Abstrak :
Ruang terbuka hijau dengan sungai terdegradasi tidak dapat menerapkan fungsinya secara optimal. Tebet Eco Park (TEP) bagian Utara yang merupakan implementasi RTH memiliki saluran air yang menyerupai sungai dengan kondisi terdegradasi dan menimbulkan bau tidak sedap sehingga fungsinya sebagai RTH tidak terpenuhi secara maksimal. Berdasarkan persepsi pengunjung, bau cenderung lebih signifikan pada hari kerja di area terbuka taman. Bau pada TEP Utara tersebut cukup sering timbul dan belum ditindaklanjuti secara efektif oleh pihak pengelola taman. Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa kadar amonia, COD, total coliform, dan angka bau di saluran air TEP Utara cukup tinggi dengan nilai tertinggi sesuai urutan: 18,3 mg/L; 92 mg/L; 4.300.000 MPN/100 mL; dan 200. Terdapat korelasi signifikan negatif pada akhir pekan untuk COD terhadap angka bau. Tidak hanya itu, pada hari kerja juga diperoleh korelasi positif yang signifikan antara COD, total coliform, dan suhu terhadap angka bau sehingga bau dapat disebabkan oleh tingginya bahan organik dan proses dekomposisi di air. Dengan menyesuaikan terhadap kondisi eksisting saluran air TEP Utara, peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan serangkaian pengolahan oleh granular activated carbon (GAC), cascade aerator, horizontal subsurface flow constructed wetland (HSSFCW), dan ecoenzyme. ......Green open spaces with degraded rivers are incapable of delivering their role optimally. As an example of implementation of green open space, the Northern area of Tebet Eco Park (TEP) has a waterway resembling a river that has degraded and producing an unpleasant odor, thus failing to fulfill its role effectively. According to visitor’s perceptions, the odor tends to be more pungent on weekdays in the open areas of the park. Pungent odor at North TEP frequently occurs and has not been effectively addressed by the park management. The waterway in the park has a high level of ammonia, COD, total coliform, and odor threshold number, with the highest values for each parameter being: 18,3 mg/L; 92 mg/L; 4.300.000 MPN/100 mL; and 200 as TON. There is a significant negative correlation between COD and odor intensity on the weekend. Additionally, a significant positive correlation was found on weekday between COD, total coliform, and temperature to the odor intensity that indicates that the odor may be caused by high organic matter and decomposition processes. To improve the water quality in the North TEP waterway, a series of treatments using granular activated carbon (GAC), cascade aerator, horizontal subsurface flow constructed wetland (HSSFCW), and ecoenzyme can be implemented.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radietya Ilham Fabian
Abstrak :
Upaya mencapai keberlanjutan merupakan respons terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh urbanisasi, yang memerlukan penggabungan kepedulian ekologi ke dalam desain perkotaan. Pelestarian lingkungan muncul sebagai komponen penting dari pembangunan perkotaan berkelanjutan, dalam upaya mencapai keseimbangan urbanisasi dan konservasi lingkungan. Environmental Preservation Framework memberikan pendekatan terstruktur untuk menilai dan mengukur keberhasilan inisiatif tersebut, melalui variabel seperti penggunaan lahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, konservasi sumber daya, dampak pembangunan perkotaan, dan sumber energi ramah lingkungan. Tebet Eco Park yang baru direvitalisasi merupakan contoh penting perencanaan kota menuju keberlanjutan. Melalui studi literatur dan analisis data arsitektur, penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis implementasi Environmental Preservation Framework di Tebet Eco Park. Studi ini mengungkapkan bahwa dalam dimensi penggunaan lahan yang hijau dan berkelanjutan, konservasi sumber daya, dan dampak pembangunan perkotaan, terdapat langkah-langkah pelestarian lingkungan yang diterapkan dengan baik. Namun, terdapat kekurangan yang signifikan dalam dimensi sumber energi ramah lingkungan. ......The pursuit of sustainability is a response to the environmental issues faced by urbanization, which necessitates the incorporation of ecological concerns into urban design. Environmental preservation arises as an essential component of sustainable urban development, attempting to achieve a balance of urbanization and environmental conservation. The Environmental Preservation Framework provides a structured approach to assessing and measuring the success of such initiatives, through variables such as green and sustainable land use, resource conservation, the impact of urban development, and green energy sources. The newly revitalized Tebet Eco Park stands as a notable example of urban planning towards sustainability. Through literature study and analysis of architectural data, the study aims to identify and analyze the implementation of the environmental preservation framework in Tebet Eco Park. The study reveals that within the dimensions of green and sustainable land use, resource conservation, and urban development impact are well implemented environmental preservation measures. However, there is a notable deficiency in the dimension of green energy sources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Syarifa Putri
Abstrak :
Air sungai di wilayah DKI Jakarta memiliki kandungan pencemar organik dan anorganik yang tinggi. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan DLH DKI Jakarta pada tahun 2018- 2022, parameter pencemar utama yang mencemari sungai adalah fecal coliform, total coliform, klorin bebas, BOD, hidrogen sulfida, COD, dan amonia. Hidrogen sulfida dan amonia merupakan pencemar yang dapat menimbulkan bau di air sungai, sehingga dapat mengganggu kenyamanan di ruang terbuka. Melalui penelitian ini, persepsi pengunjung taman terhadap timbulan bau dan kualitas air di saluran air Tebet Eco Park dapat diketahui. Persepsi pengunjung didapatkan melalui kuesioner, pengujian timbulan bau di saluran air dilakukan dengan menggunakan SNI 06-6860-2002, dan pengujian pH, suhu, TDS, COD, amonia, total coliform dilakukan berdasarkan SNI Kualitas Air dan Air Limbah. Hasil kuesioner persepsi pengunjung menunjukkan bahwa 43% pengunjung tidak mencium bau, sedangkan 57% pengunjung yang lain mencium bau dalam intensitas yang berbeda. Dari hasil pengujian kualitas air menunjukkan bahwa parameter COD, amonia, dan total coliform tidak memenuhi standar baku mutu kelas 4 dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 dan standar WHO dengan masing- masing parameter memiliki konsentrasi tertinggi sebesar 98 mg/L, 13 mg/L, dan 9.200.000 MPN/100 mL. Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas air diberikan melalui perancangan sistem pengolahan air yang terdiri dari Bioretention Basin, Cascade Aerator, dan Constructed Wetland yang mampu menyisihkan konsentrasi COD, amonia, dan total coliform masing-masing sebesar 96,72%, 99,25%, dan 99,58%. ......The river water in Jakarta has high levels of organic and inorganic pollutants. Based on monitoring conducted by DLH DKI Jakarta from 2018-2022, the main pollutant contaminating the rivers are fecal coliform, total coliform, free chlorine, BOD, hydrogen sulfide, COD, and ammonia. Hydrogen sulfide and ammonia are pollutants that can cause odor in the river water and might affecting comfort in open spaces. Through this study, the perception of park visitors regarding odor and the water quality in the Tebet Eco Park waterways can be understood. Visitor perceptions were obtained through questionnaires, while odor tests in the waterways were conducted using SNI 06-6860-2002, and tests for pH, temperature, TDS, COD, ammonia, and total coliform were conducted based on SNI Water and Wastewater Quality Standards. The results of the visitor perception questionnaires showed that 43% of visitors did not detect any odor, while 57% of visitors detected odors of varying intensity. The results of the water quality tests showed that COD, ammonia, and total coliform did not meet the class 4 quality standards of Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 and WHO Standards, with the highest concentrations for each parameter being 98 mg/L, 13 mg/L, and 9.200.000 MPN/100 mL, respectively. Recommendations for improving water quality were provided through the design of a water treatment system consisting of a Bioretention Basin, Cascade Aerator, and Constructed Wetland, which are capable of reducing COD, ammonia, and total coliform concentrations by 96.72%, 99.25%, and 99.58%, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library