Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kyky Christianty Putri
Abstrak :
Tugas akhir ini membahas tentang karakteristik Ritual Tatung sebagai Pengobatan di Singkawang. Singkawang merupakan salah satu kotamadya atau pemerintahan kota di Kalimantan Barat. Penduduk Kota Singkawang terdiri dari berbagai etnis suku bangsa seperti Tionghoa, Dayak, Melayu (Tidayu) dan lain-lain. Ketiga suku tersebut saling bersaudara, rukun dan tentram. Penduduk keturunan Tionghoa di Singkawang mempercayai Ritual Tatung dapat mengobati berbagai penyakit. Terdapat banyak hal menarik yang menjadi karakteristik Ritual Tatung sebagai alternatif pengobatan di Singkawang. Hal-hal seperti dewa-dewi, ritual, dan bahkan mitos-mitos yang terkait dengan Ritual Tatung menyebabkan Ritual Tatung memiliki karakteristiknya sendiri. Tugas akhir ini berusaha menjelaskan karakteristik dan unsur-unsur yang terdapat di dalam Ritual Tatung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dalam penelitian ini terdapat fungsi sosial-budaya Ritual Tatung pada masyarakat keturunan Tionghoa di Singkawang yang masih percaya dengan Shamanisme. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dewa atau dewi dalam Ritual Tatung. Ritual Tatung sebagai pengobatan memberikan dampak yang cukup besar pada masyarakat keturunan Tionghoa di Singkawang baik secara religi maupun sosial budaya. ......This final project discusses the characteristics of the Tatung Ritual as Medical Treatment in Singkawang. Singkawang is a municipality or city in West Kalimantan. The inhabitants of the Singkawang city consists of various ethnic groups such as Chinese, Dayak, Malay (Tidayu) and others. The three tribes are living in brotherhood, harmony and peace. People of Chinese descent in Singkawang believes that the Tatung Ritual can treat various diseases. There are many interesting things that characterizes the Tatung Ritual as an alternative treatment in Singkawang. Things like gods, rituals, and even myths that are related to the Tatung Ritual cause the Tatung Ritual to have its own characteristics. This final project tries to explain the characteristics and elements contained in the Tatung Ritual. The research method used is a qualitative method. In this study, there is a socio-cultural function of the Tatung Ritual of Chinese descent in Singkawang who still believes in Shamanism. The results of this study indicates that there is a relationship between gods or goddesses in the Tatung Ritual. The Tatung ritual as a treatment has a significant impact on the Chinese people in Singkawang both religiously and socio-culturally.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Chintya
Abstrak :
Pertunjukkan Pawai Tatung dalam perayaan Cap Go Meh berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya Kota Singkawang. Tradisi Tatung di Kalimantan Barat merupakan tradisi yang dibawa langsung oleh suku Hakka yang berasal dari Cina Selatan. Hal yang menarik dari Pawai Tatung di Kota Singkawang adalah tradisi ini merupakan perpaduan antara tiga budaya yakni budaya Dayak, Melayu serta Cina. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk implementasi akulturasi etnis Cina dengan kebudayaan lokal dalam Pawai Tatung di Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data primer berupa video dokumentasi penuh Perayaan Cap Go Meh Singkawang 2020 dari halaman Youtube “Pojok Inspirasi”. Hasil penelitian menemukan bahwa bentuk implementasi akulturasi dalam Pawai Tatung tidak hanya terletak dari keikutsertaan masyarakat dari masing-masing ketiga budaya tersebut serta kostum khas dari masing-masing budaya, melainkan keterlibatan dewa-dewi Cina dengan roh lokal setempat ( Datuk & Latuk ). Akulturasi yang terjadi dalam Pawai Tatung menunjukkan tumbuhnya kesetiaan orang Cina terhadap penunggu / roh nenek moyang setempat serta rasa persaudaraan yang terjalin diantara ketiga budaya ini dan berhasil berpengaruh terhadap eksistensi Pawai Tatung yang masih ada hingga saat ini di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. ...... The Tatung Parade in the Cap Go Meh celebration originally from Singkawang City, West Kalimantan. The Tatung tradition in West Kalimantan was brought by the Hakka people from South China. The interesting thing about the Tatung Parade in Singkawang City is that this tradition is a collaboration between three cultures ; The Dayak, Malay, and Chinese. The main problem in this research is how the implementation of the acculturation between the Dayak, Chinese and Malay in the Tatung Parade is. The research method is qualitative method. The primary source in this research is a full documentation video of the 2020 Cap Go Meh Singkawang Celebration from Youtube account "Pojok Inspirasi". The result of this research indicates that the form implementation of acculturation in the Tatung Parade did not only lie in the participation of the Dayak, Malay, and Chinese, but it is the involvement of Chinese gods / goddesses with local spirits (Datuk & Latuk). The acculturation that occurs in the Tatung Parade shows the loyalty of the Chinese to the local ancestors of West Kalimantan and the brotherhood between these three cultures. This acculturation has proven influent on the existence of Tatung Parade in Singkawang City until right now.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lio Kurniawan
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana Festival Cap Go Meh Singkawang dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama dan bagaimana peran aktor sosial budaya dalam mempertahankan Cap Go Meh sebagai strategi menjaga ketahanan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditentukan objek penelitian adalah Festival budaya Cap Go Meh sedangkan subjek dari penelitian adalah para tokoh tokoh yang berperan terhadap suksesnya festival Cap Go Meh dan bagaiamana peran masing masing menciptakan ketahanan sosial dan budaya seperti Walikota dan Anggota DPRD, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Ketua MABM, Ketua MABT, Ketua DAD, Ketua paguyuban Jawa, Panitia Cap Go Meh. Dalam penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Festival Cap Go Meh Singkawang adalah unik dikarenakan Festival Budaya Cap Goh Mes Singkawang Melibatkan seluruh Etnis yang ada di Kota Singkawang, Masyarakat etni tionghoa sangat mempertahankan budayanya, Festival Cap Go Meh Singkawang terbukti sebagai pariwisata unggulan karena banyak mendatangkan Wisatawan manca negara, Festival Cap Go Meh Singkawang menjadi faktor pendorong terciptanya ketahanan sosial budaya. ......The purpose of the research is want to know Cap Go Meh Festival in Singkawnag can survive in long time dan how the influence of socio cultural actors to do keep Cap Go Meh as a strategy mantain social resilience. To Achieve to goal than determined the object research is Capp Go Meh Festival and subject reasearch is there person have influnce to success Cap Go Meh Festival and how to there take role to create social reselience and culture like Walikota Singkawang, DPRD Singkawang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Ketua MABM, Ketua MABT, Ketua DAD, Ketua paguyuban Jawa, Panitia Cap Go Meh. The research to using methode kualitative dan date collection technigue with observation, interview, documentation. The research result that Cap Go Meh Festival involve all etnic in Singkawang City. Etnic Tiong Hoa very maintain the culture, Cap Go Meh Festival to proven can be leading tourism because can be to come foreign tourists Cap Go Meh Festival Singkawang can be driving factor become to create social reselience
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library