Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdoel Raoef Soehoed
Jakarta: Djambatan, 2005
711 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Rudy Parluhutan
Abstrak :
Dari berbagai laporan tentang perkembangan Jakarta, diketahui bahwa perkembangan fisik Kota Jakarta berlangsung sengat cepat selama periode 1965-1985. perkembangan ini sangat mempengaruhi dinamika perkembangan Jakarta, termasuk pola tata air sebagai aspek penting dalam kehidupan. Adapun manfaat dari penelitian itu adalah untuk mendapatkan gambaran tentang menurunnya kualitas lingkungan hidup DAS yang mengalir melalui kota Jakarta. Kemudian mengetahui reorientasi kebijakan tata ruang melalui pengintegrasian konsep Pengelolaan Daerah Aliran Sungai berbasis masyarakat. Juga sebagai masukan bagi pihak pemda DKI dalam rangka pembangunan kawasan baru dan peremajaan kawasan lama.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
D740
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsudin
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S34664
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wijantoko
Abstrak :

ABSTRAK
Negara Indonesia pada awalnya merupakan sebuah negara agraris, di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari hasil pertanian Perkembangan industri, pertumbuhan penduduk, dan faktor lainnya yang teijadi selama ini menuntut pembahan sebagian dari daerah pertanian untuk dijadikan daerah industri, daerah hunian, dan fungsi lainnya yang mengakibatkan berubahnya tataguna Iahan sebelumnya.

Perubahan tataguna lahan ini juga teijadi pada daerah sistem irigasi Empang Cisadana Perubahan ini tentu berdampak pada tata air yang ada di daerah sistem irigasi ini sehingga perlu adanya pengaturan kembali dalam penggunaan air yang tersedia Optimasi pemanfaatan air ini dilakukan agar tidak terjadi pemborosan air yang drsurnber pada saluran induk bendung Empang-Cisadane. Dalam perencanaan optimasi ini, data yang dipakai adalah sebagai berikut 1 1. Peta wilayah ingasi Empang 2. Data debit Sungai Cisadane dan Saluran induk Empang 3. Data iklim 4. Data pemakaian air untuk perikanan dan industri 5. Data hujan Stasiun Empang 6. Data pengopersian Pintu-pintu air pada saat ini

Dalam perhitungan optimasi ini pendekatan yang dipakai adalah dengan cara menginventarisasikan luas daerah irigasi bendung Empang-Cisadane yang ada pada saat ini. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan pengoperasian pintu yang telah dipakai selama ini. Dan dengan kondisi diatas bisa dilakukan perencanaan optimasi pintu-pintu air untuk penggunaan pada masa yang akan datang.
1997
S34652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
Abstrak :
Pengamatan hidrologi di kawasan hutan kota kampus Ul Depok telah dilakukan selama bulan September 2000 sampai Februari 2001, dalam upaya untuk mengidentifikasi pengaruh tutupan lahan terhadap pembentukan aliran air. Untuk keperluan itu telah dibangun tujuh stasiun pengamatan yang dikarakteristikkan dengan tutupan lahan yang berbeda. Hasil analisis data menunjukkan, bahwa tutupan vegetasi bawah berupa rumput dan semak pads penggunaan lahan hutan kota di kampus UI memainkan peranan yang penting sebagai faktor pengontrol pembentukan aliran permukaan dan bawah tanah, terutama signifikan selama kejadian-kejadian hujan konvektif. Proporsi air hujan lolos pada lokasi-lokasi tersebut, yang menghasilkan aliran permukaan dan bawah tanah, bervariasi antara 5,3-7,2%. Sementara pada lokasi pengamatan tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah dihasilkan angka proporsi aliran sebesar 12,5-18,9%. Tingginya proporsi aliran permukaan pada lokasi bervegetasi bawah selama bulan Desember-Februari diduga akibat meningkatnya kejenuhan dan muka air tanah, yang selanjutnya menghasilkan aliran permukaan yang meluas (widespread saturation overland flow). Secara keseluruhan, antara air hujan lolos dengan volume aliran permukaan, menunjukkan korelasi positif yang linear. Namun pada lokasi tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah diperlihatkan korelasi yang kuat (koef. Determinasi >80%). Pengaruh faktor kelembaban tanah terhadap tingginya aliran permukaan yang terjadi terlihat secara nyata pada lokasi dengan vegetasi bawah dan lokasi tanah pertanian kering dan ini terutama signifikan pada kejadian-kejadian dengan air hujan lolos >40 mm.
During September 2000 - February 2001 hydrological measurement of urban forest in Campus area of the Indonesia University, Depok were carried out to identify the effect of land cover on the runoff generation processes. Seven-observation station which are characterized by differenced land cover were build to measure overland and sub surface flow. The result of data analysis showed that the grass and litter cover in urban forest floor played an important role as a control factor of overland flow and through flow production, especially significant during the convective rains. During this events, the proportion of through fall on this area which produced overland flow, varied between 5,3-7,2%, while on the area without the grass and litter cover, its about 12,5-18,9%. During the rain season (December-February) the overland flow was very high. This is probably closely related to the absence of the widespread saturation overland flow. The effect of antecedent precipitation index on the overland and through flow production was identified on the location with grass cover and cultivated area and particularly significant on the events with through fall >40 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Herlina
Abstrak :
Perkembangan Kota Jakarta yang sangat pesat menyebabkan berkurangnya lahan untuk perumahan. Sebagai akibat dari arus urbanisasi, penduduk Jakarta mencari tempat tinggal baru yang dekat dengan Jakarta. Salah satu tujuan adalah Depok, yang terletak di sebelah selatan Kota Jakarta. Pertumbuhan penduduk dan pemukiman baru di Kota Depok menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi. Hal ini diakibatkan perkembangan pemukiman-pemukiman baru terkonsentrasi di daerah pinggiran sungai. Salah satu alasan pengembang memilih lokasi di daerah pinggiran sungai adalah karena harga tanahnya lebih murah, sebab daerah di pinggiran sungai sebagian besar berupa rawa-rawa. Evaluasi tata air yang dilakukan tcrhadap sungai-sungai yang ada di dalam DAS Ciliwung, yaitu sungai Cijantung dan Sugutamu dimaksudkan untuk mengenali karakteristik sungai-sungai yang ditinjau dan kedudukannya di dalam wilayah administratif Depok, sehingga dari hasil tersebut bisa diketahui karakteristik banjirnya dihubungkan dengan karakteristik sungai seperti pola aliran, keadaan DAS dan topografi. Pengaruh perubahan lahan juga ikut mendorong naiknya angka koefisien pengaliran pada tiap sub DAS, akibatnya debit banjir yang dibebankan ke sungai menjadi lebih besar. Hal ini menjadi pemicu terjadinya genangan banjir di beberapa pemukiman. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya genangan adalah menurunnya kapasitas sungai dalam menampung debit banjir yang melalui sungai tcrsebut. Tinjauan terhadap menurunnya kapasitas bisa diperoleh sebagai akibat dari perencanaan yang kurang tepat, perawatan di alur sungainya kurang dan faktor lain yang ditimbulkan oleh perkembangan pemukiman baru. Analisis yang dilakukan merupakan pcninjauan terhadap sungai itu sendiri sebagai saluran utama yang dihubungkan dengan karakteristik sungainya dan pengolahan hasil pengamatan di lokasi-lokasi yang tergenang untuk memperoleh identifikasi yang jelas mengenai penyebab timbulnya genangan banjir, sehingga bisa dicari alternatif yang paling sesuai untuk pemecahan masalah genangan banjir tersebut. ......The very fast development of Jakarta caused the decrease of land for housing. As a result of urban movement, citizen of Jakarta look for a new place to stay that is not too far from Jakarta. Depok is one of the place to be, which located in the south of Jakarta. Population and residentials in Depok caused land use shift. This situation influenced by the increase of new houses that concentrated by the river. One of the reason why many houses were located the river is the lands arc cheaper than other areas, because it used to be swamps. Evaluation of water system is done to the rivers in Ciliwung's catchment area, which are Cijantung and Sugutamu. It is meant to recognize the river's characteristic and its position in Depok. So that from the result the flood's characteristic can be known related with its influence to the river's characteristic which are flow pattern, catchment area situation and the tofography. The land use shift has increased the value of flow coefficient in all sub catchment area, which caused the increase of flood flow rate in the river. This situation caused flood in some housing area. The other factor that caused the flood is the decrease of river's capacity to pond the flood flow rate that through the river. This situation is the influence of the incompatible design, bad maintenance and other external factors. The analysis about this condition are placing the river itself as a main drain related to the river's characteristic and processing the result of survey that had been done in the location that indicated had flood to find out the real problem that cause flood, so the solution match with the appropriate alternatives.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniasih
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin berkurangnya lahan pemukiman di Jakarta menyebabkan Depok menjadi salah satu altematif pilihan sebagai daerah tempat tinggal. Namun kebijakan-kebijakan masa lalu mengenai pembangunan perumahan dan juga bangunan-bangunan komersial di wilayah Depok tidak mengikuti rencana peruntukan yang ada, sehingga terjadilah pergeseran fungsi lahan.

Meningkatnya persentase lahan yang tertutup oleh bangunan dan jalan-jalan menyebabkan berkurangnya daya absorbsi daerah tangkapan terhadap air hujan yang jatuh sehingga meningkatkan volume limpasan yang masuk ke dalam badan sungai. Sedangkan kapasitas alur yang ada sudah tidak mencukupi untuk dilalui oleh debit aliran yang meningkat tersebut, akibatnya yang terjadi adalah peningkatan terhadap elevasi muka air di atas elevasi rata-rata hingga melimpas dan menjadi genangan banjir yang sangat mengganggu aktivitas serta kenyamanan masyarakat yang mengalaminya.

Banjir yang terjadi di beberapa daerah konsentrasi banjir yang tersebar di wilayah di Depok saat ini, khususnya pada daerah pengaliran Cijantung dan Sugutamu, selama ini ditangani secara swadaya oleh masyarakat setempat tanpa adanya koordinasi dengan wilayah di hulu maupun di hilirnya, sehingga pada saat hujan lebat, banjir masih kerap terjadi.

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang umumnya diterapkan untuk pengendalian aliran banjir baik sebelum memasuki alur (on site} maupun sesudah memasuki alur (off site), kemudian dilakukan perancangan serta penelusuran terhadap dampak yang akan ditimbulkan, sehingga dapat dipilih altematif yang paling sesuai untuk masing-masing daerah pengaliran tersebut dan diperkuat dengan analisa biaya yang harus dikeluarkan.

Pada akhirnya penggunaan sumur resapan dapat disosialisasikan kepada masyarakat sebagai alternatif untuk mengendalikan limpasan sebelum memasuki alur. Sedangkan untuk pengendalian aliran di dalam alur, alternatif waduk yang masih mempertahankan efek genangan di dalam daerah pengaliran dapat dijadikan alternatif yang paling sesuai untuk diterapkan di Depok, karena tidak mempercepat ataupun menambah debit puncak banjir di hilir yaitu Ciliwung.
2000
S34926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismoyo Ekaputra
Abstrak :
ABSTRAK
Sistem pengendalian banjir Provinsi DKI Jakarta memiliki dua buah prinsip kerja, salah satunya air akan dialirkan secara gravitasi menuju polder di daerah utara Jakarta. Salah satu sistem polder pengendalian banjir di Jakarta adalah sistem tata air Polder Pluit dengan daerah layanan seluas 2400 Ha. Pada saat ini desain pola operasi Polder Pluit telah berbeda dengan desain NEDECO untuk menyesuaikan kondisi yang ada. Tidak berfungsinya bangunan siphon membuat Pemerintah Provinsi Pemprov DKI Jakarta mengganti inlet Waduk Pluit menjadi saluran terbuka. Perubahan ini membuat komponen sistem saluran drainase dan Waduk Pluit menjadi satu kesatuan yang menyebabkan kinerja pompa semakin berat karena perlu mengosongkan keduanya. Sehingga penulis pada penelitian ini melakukan simulasi yang dibantu dengan software HEC-RAS untuk melihat dampak perbuhan tersebut pada kinerja sistem tata air Polder Pluit. Skenario pertama adalah kondisi eksisting tanpa adanya bangunan air. Skenario kedua inlet merupakan bendung selebar 50 m jenis ogee. Skenario ketiga inlet merupakan bangunan siphon berdasarkan desain NEDECO. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan hanya skenario satu dan ketiga yang dapat mengakomodir debit banjir, dan bila dilihat dari kinerja pompa skenario ketiga mengalami penghematan 52,25 jam dibanding pompa pertama. Pada kesimpulannya perlu dibangun kembali siphon agar sistem tata air berjalan efektif.
ABSTRACT
Flood prevention system in DKI Jakarta has two work principles. The first one is water will be streamed by gravity to polders that located in North Jakarta. One of the polder system in Jakarta is Pluit Polder, that has 2.400 Ha for its service area. Now, operation pattern design of Pluit Polder is different with NEDECO rsquo s design. Siphon that unfunctionnally well makes DKI Jakarta rsquo s governance change inlet to an opened channel. This change cause drainage system and Waduk Pluit become one component. This condition makes pump have to emptying waduk and drainage. So, writer in this study will make some simulations which helped by HEC RAS software to analyze a whole Pluit Polder system performance in 3 type inlet. The first scenario is the existing condition. The scond scenario is 50 m width dam with ogee spillway. The third scenario is siphon based on NEDECO rsquo s first design. The result is, only the first and third scenario model can accomodate the existing flood discharge prevention, and based on pump operation performance the third scenario model is more effective because this operation is more thrifty 52,25 hours than the first senario. For the result writer suggest to build siphon to improve efficiency system.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library